Ns.Rudi Karmi,M.Kep KOMUNIKASI THERAPEUTIK • Adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien • Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang therapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain Tujuan komunikasi therapeutik • Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan • Mengurangi keraguan , membantu dalam hal mengambil mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya • Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri Fungsi komunikasi therapeutik • Untuk mendorong dan mengajarkan kerjasama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat- klien. • Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan. Prinsip komunikasi therapeutik 1. Klien harus fokus utama dalam interaksi 2. Tingkah laku profesional mengatur hubungan terapeutik 3. Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat mempunyai tujuan therapeutik 4. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari 5. Kerahasiaan klien harus dijaga 6. Kompetensi intelekual harus dikaji untuk menentukan pemahaman 7. Implementasi intervensi berdasarkan teori 8. Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian tentang tingkah laku klien dan jangan memberi nasehat
9. Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan pengalamannya secara rasional
10. Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien Komunikasi pada klien gangguan jiwa • Membutuhkan teknik khusus • Beberapa perbedaan berkomunikasi antara orang gangguan jiwa dengan orang yang sakit fisik, yaitu : 1. Klien gangguan jiwa cenderung mengalami gangguan konsep diri 2. Klien gangguan fisik masih mempunyai konsep diri yang wajar (kecuali mis:yang diamputasi, penyakit terminal) 3. Klien gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya sendiri, sedangkan klien dgn penyakit fisik membutuhkan support dari orang lain 4. Klien gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik 5. Klien gangguan fisik jiwanya pada umumnya sehat, namun bisa juga terganggu secara kejiwaan Berkomunikasi dengan klien gangguan jiwa
• Komunikasi dengan klien gangguan jiwa membutuhkan dasar
pengetahuan tentang ilmu komunikasi yang benar. • Ide2 klien gangguan jiwa kadang2 melompat • Fokus pada topik pembicaraan/komunikasi pada umumnya rendah • Kemungkinan kacau balau saat menyusun kata2 Cara/trik berkomunikasi dengan klien gangguan jiwa • Pada klien dgn halusinasi maka perbanyak aktifitas komunikasi baik antara klien dengan klien, maupun dengan perawat. Klien dgn halusinasi sering menikmati dunianya dan harus dialihkan kpd aktifitas fisik • Pada pasien dengan harga diri harus sering diberikan reinforcement • Pada klien dengan menarik diri sering libatkan dalam aktifitas atau kegiatan yang bersama-sama, beri penjelasan manfaat berhubungan dengan orang lain dan akibatnya jika dia tidak mau berhubungan dengan orang lain • Klien dengan perilaku kekerasan apabila masih agresif harus ditenangkan dengan obat-obat an , jika kondisi sudah tenang perawat bisa memberi support dengan komunikasi therapeutik, agar klien sadar dan tidak mengamuk lagi Komponen yang dibutuhkan pada saat komunikasi therapeutik pada gangguan jiwa 1. Support system : dukungan dari orang lain, keluarga guna membantu klien bertahan terhadap tekanan kehidupan, stresor yang menyerang klien akan melumpuhkan ketahanan psikologisnya. Adanya dukungan dari orang2 terdekat seseorang akan lebih kuat dalam menghadapi stressor. 2. Mekanisme koping : bagaimana cara seseorang berespon terhadap stressor menjadi satu ciri khas bagi setiap individu. Jika responnya adaptif maka hasilnya perilaku positif, namun jika responnya maladaptif hasilnya adalah perilaku negatif