Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASKEP LANSIA

BASO SUDARMONO
NIM: 202101034
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN MENTAL
Mental berasal dari kata latin yaitu mens, mentis
yang artinya: jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat
(Kartini Kartono, 1987:3).
Sedangkan dalam kamus psikologi Kartini Kartono,
(1987:278) mengemukakan: mental adalah yang
berkenaan dengan jiwa, batin ruhaniah.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERUBAHAN MENTAL

1. Perubahan fisik,
a. Sel
b. Kardiovaskuler
c. Persarafan
d. Pendengaran
e. Penglihatan
f. Belajar dan memori
g. Intelegensi
2. Kesehatan umum
Keadaan fisik lemah dan tidak berdaya sehingga harus
bergantung pada orang lain. Terjadi banyak
perubahan dalam penampilan lansia, seperti pada
bagian kepala dengan rambut yang menipis dan
berubah menjadi putih atau abu-abu, tubuh yang
membungkuk dan tampak mengecil, bagian
persendian dengan pangkal tangan menjadi kendur
dan terasa berat,sedangkan ujung tangan tampak
mengerut.
3. LINGKUNGAN
Berkaitan dengan lingkungan sekitar,
seperti keluarga dan teman. Lansia tidak
jarang merasa emptiness (kesendirian,
kehampaan) ketika keluarganya tidak ada
yang memperhatikannya. Selain itu, ketika
ada lansia lainnya meninggal, maka
muncul perasaan pada lansia kapan ia
akan meninggal.
C. Masalah Di Bidang Psikogeratri
 Kecemasan

Gangguan kecemasan pada lansia adalah


berupa gangguan panik, fobia, gangguan
obsesif kondlusif, gangguan kecemasan umum,
gangguan stress akut, gangguan stress pasca
traumatic
Gejala kecemasan

• Sulit tidur sepanjang malam


• Rasa tegang dan cepat marah
• Sering mengeluh akan gejala yang ringan
atau takut/khawatir terhadap penyakit yang
berat, misalnya kanker dan penyakit jantung
yang sebenarnya tidak dideritanya
• Sering membayangkan hal-hal yang
menakutkan
• Merasa panic terhadap masalah yang ringan
Tindakan untuk mengatasi kecemasan
• Cobalah untuk mendapatkan dukungan keluarga dengan rasa kasih
sayang
• Bicaralah tentang rasa khawatir lansia dan cobalah untuk
menentukan penyebab mendasar (dengan memandang lansia
secara holistic).
• Cobalah untuk mengalihkan penyebab dan berikan rasa aman
dengan penuh empati
• Bila penyebabnya tidak jelas dan mendasar, berikan alas an-alasan
yang dapat diterima olehnya
• Konsultasikan dengan dokter bila penyebabnya tidak dapat
ditentukan atau bila telah dicoba dengan berbagai cara tetapi gejala
menetap.
Depresi

Depresi adalah suatu jenis keadaan


perasaan atau emosi dengan komponen
psikologis seperti rasa sedih, susah,
merasa tidak berguna, gagal, putus asa
dan penyesalan atau berbentuk
penarikan diri, kegelisahan atau agitasi
(Afda Wahywlingsih dan Sukamto).
Penyebab depresi pada lansia:
• Penyakit fisik
• Penuaan
• Kurangnya perhatian dari pihak keluarga
• Gangguan pada otak (penyakit
cerebrovaskular)
•       Faktor psikologis, berupa penyimpangan
perilaku oleh karena cukup banyak lansia yang
mengalami peristiwa kehidupan yang tidak
menyenangkan atau cukup berat.
KELUHAN FISIK
• Distorsi dalam • Kejang usus atau kolik.
perilaku makan. • Muntah.
• Nyeri (nyeri otot dan • Diare.
nyeri kepala). • Berdebar-debar.
• Berat badan berubah • Gangguan dalam
drastic aktivitas normal
• Gangguan tidur. seseorang.
• Sulit berkonsentrasi. • Kurang energi.
• Keluarnya keringat
yang berlebihan.
• Sesak napas.
Secara psikologik gejalanya:
• Kehilangan harga diri/ martabat.
• Kehilangan secara fisik prang dan benda yang
disayangi.
• Perilaku merusak diri tidak langsung.
• Merasa putus asa dan tidak berarti.
• Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri
• Gejala social ditandai oleh kesulitan ekonomi
Insomnia

Kebiasaan atau pola tidur lansia dapat


berubah, yang terkadang dapat
mengganggu kenyamanan anggota keluarga
lain yang tinggal serumah. Perubahan pola
tidur dapat berubah tiak bisa tidur
sepanjang malam dan sering terbangun
pada malam hari, sehingga lansia
melakukan kegiatannya pada malam hari.
Penyebab insomnia pada lansia
• Kurangnya kegiatan fisik dan mental sepanjang hari
sehingga mereka masih semangat sepanjang malam.
• Tertidur sebentar-sebentar sepanjang hari
• Gangguan cemas dan depresi
• Tempat tidur dan suasana kamar kurang nyaman
• Sering berkemih pada waktu malam karena banyak
minum pada malam hari
• Infeksi saluran kemih
Paranoid

Lansia terkadang merasa bahwa ada


orang yang mengancam mereka,
membicarakan, serta berkomplot ingin
melukai atau mencuri barang miliknya.
Gejala Paranoid
• Perasaan curiga dan memusuhi anggota keluarga, teman-teman,
atau orang-orang di sekelilingnya
• Lupa akan barang-barang yang disimpannya kemudian menuduh
orang-orang di sekelilingnya mencuri atau menyembunyikan barang
miliknya
• Paranoid dapat merupakan manifestasi dari masalah lain, seperti
depresi dan rasa marah yang ditahan
• Tindakan yang dapat dilakukan pada lansia dengan paranoid adalah
memberikan rasa aman dan mengurangi rasa curiga dengan
memberikan alas an yang jelas dalam setiap kegiatan. Konsultasikan
dengan dokter bila gejala bertambah berat.
 Demensia

• Demensia ialah kemunduran fungi


mental umum, terutama
intelegensi, disebabkan oleh
kerusakan jaringan otak yang tidak
dapat kembali lagi (irreversible)
(Maramis, 1995).
D. Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
1. Pendekatan fisik
2. Pendekatan psikologis
3. Pendekatan spiritual
4. Pendekatan social
Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
• BAHASA
• DAYA INGAT
• PERHATIAN DAN PERHITUNGAN
• REGISTRASI
• ORIENTASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola tidur b.d ansietas
2. Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori,
degenerasi neuron irreversible.
3. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis daan
kognitif.
4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan
persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori ( defisit neurologist).
5. Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting
berhubungan dengan ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.
6. Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan
dengan pengaruh penyimpangan jangka panjang dari proses penyakit
INTERVENSI KEPERAWATAN

Gangguan pola tidur b.d ansietas.


A. Jangan menganjurkan klien untuk tidur siang apabila
berakibat efek negative terhadap tidur pada malam hari.
B. Evaluasi efek obat klien yang mengganggu tidur.
C. Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu tidur malam
dengan kebiasaan klien (member susu hangat).
D. Berikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan
tidur.
E. Buat jadwal intervensi untuk memungkinkan waktu tidur
lebih lama.
F. Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi, dan
massage punggung.
G. Putarkan music yang lembut atau “suara yang jernih”.
H. Berikan obat sesuai indikasi seperti amitriptilin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai