Pegadaian Syariah (Rahn)
Pegadaian Syariah (Rahn)
ANGGOTA KELOMPOK :
DARYANTO MUSTOFA AQIL (4219098)
RIKY IQBAL MAULANA (4219101)
DILLA ELVIANA (4219105)
RISKI AMELIA (4219109)
Pengertian Pegadaian
Dalam istilah bahasa Arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat juga
dinamai al-hasbu. Secara etimologi, arti rahn adalah tetap dan lama, sedangkan al-
hasbu berarti penahanan terhadap suatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan
sebagai pembayaran dari barang tersebut. Sedangkan menurut Sabiq, rahn adalah
menjadikan barang yang mempunyai nilai harta pandangan syara’ sebagai jaminan
hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa
mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu.
Lahirnya Pegadaian di Indonesia
Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapt dikatakan menjadi tonggak awal
kebangkitan Pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan misi
yang harus diemban oleh Pegadaian untuk mencegah paraktik riba, misi ini tidak
berubah hingga terbitnya PP103/2000 yang dijadikan sebagai landasan kegiatan
usaha Perum Pegadaian sampai sekarang. Banyak pihak berpendapat bajwa
operasionalisasi Pegadaian para Fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 tentang
Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah meskipun harus diakui belakangan
bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis anggapan itu. Berkat Rahmat Allah
Swt dan setelah melalui kajian panjang, akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian
unit Layanan Gadai Syariah sebagai langkah awal pembentukan divisi khusus yang
menangani kegiatan usaha syariah.
Dasar Hukum Pegadaian Syariah
Dasar hokum pegadaian syariah ada 3 di antaranya :
Nasabah menjaminkan barang kepada pegadaian syariah untuk mendapatkan pem
biayaan. Kemudian, pegadaian menaksir barang jaminan untuk dijadikandasar
dalam pemberian besaran pembiayaan yang dapat diberikan oleh pegadaian
syariah kepada nasabah.
Pegadaian syaraiah dan nasabah menyetujui akad gadai. Akad ini
mengenai berbagai hal, seperti kesepakatan biaya administrasi, tarif jasa simpan, p
elunasan, dan sebagainya.
Pegadaian syariah menerima biaya administrasi dibayar di awal, sedangkanuntuk
jasa simpan pada saat pelunasan utang.
Nasabah melunasi barang yang digadaikan menurut akad: pelunasan penuh,ulang
gadai, angsuran, atau tebus sebagian.
Perbedaan pegadian syariah dan konvensional
1 Biaya administrasi berdasarkan barang Biaya administrasi berupa persentase yang didasarkan pada golongan barang
2 1 hari dihitung 5 hari 1 hari dihitung 15 hari
3 Jasa simpanan berdasarkan simpanan Sewa modal berdasarkan uang pinjaman
4 Apabila pinjaman tidak dilunasi,, barang jaminan akan dijual kepada masyarakat. Apabila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan dilelang kepada masyarakat
5 Uang pinjaman akan dijual kepada masyarakat Uang pinjaman untuk golongan A 92%, sedangkan untuk golongan BCD 88%-86%
6 Penggolongan nasabah D-K-M-I-L Penggolongan nasabah P-N-I-D-L
7 Jasa simpanan dihitung dengan konstanta x taksiran Sewa modal dihitung dengan persentase x uang pinjaman
8 Maksimal jangka waktu 3 bulan Maksimal jangka waktu 4 bulan
Kelebihan uang hasil dari penjualan barang tidak diambil oleh nasabah, tetapi
9 diserahkan kepada lembaga ZIS. Kelebihan uang hasil lelang tidak diambil oleh nasabah, tetapi menjadi milik pegadaian.
Strategi pengembangan pegadaian syarriah
Secara umum strategi pengembangan usaha kedepan diarahkan pada tujuh bentuk
kegiatan pokok, antara lain :
Mengoptimalkan produk yang sudah ada dengan lebih profesional
Mempertahankan surplus pegadaian syariah, dan terus berupaya mengkatkannya
Memasarkan produk baru yang menguntungkan
Meningkatkan medernisasi dan penanganan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan
Membuat posisi keuangan yang Likuid dan Solvable
Meningkatkan komposisi barang gadai
Ekstensifikasi transaksi yang digunakan harus sesuai dengan penggunaan dana
Kesimpulan
Gadai adalah akad sebuah kepercayaan dengan cara menjadikan sesuatusebagai barang jaminan atas utang
yang harus dibayarnya. Dan apabila utang padawaktunya tidak terbayar, maka barang yang dijadikan jaminan
tersebut dapatdijual untuk membayar utangnya.Tonggak awal kebangkitan Pegadaian ditandai dengan
Terbitnya PP/10tanggal 1 April 1990. Sedangkan dasar hukum dari pegadian terdapat pada QuranSurat al-
Baqarah ayat 283, hadis Bukhari Muslim, hadis al-Nasai, hadis al-Bukhari, dan lain-lain serta terdapat dalam
ijma’ para ulama Rukun gadai terdiri dari : shighat, orang yang menggadaikan (rahin), orang yang menerima
gadai (murtahin), harta yang dijaminkan (marhun), hutang (marhun bih). Sedangkan syarat gadai terdiri dari :
rahindanmarhun (mempunyai kecakapan), marhun (dapat dijual apabila pada waktunya utang tidak terbayar
yang nilainya seimbang dengan utang), marhun bih (merupakan hak yangharus dikembalikan kepada rahin),
shighat (diungkapkan dengan kata-kata).
Tujuan pegadaian adalah sebagai pencegahan ijon, pegadaian gelap,
dan pinjaman tidak wajar lainnya. Manfaat dari pegadaian adalah bagi nasabah tersedianya dana dengan
prosedur yang relatif sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan pembiayaan atau
kredit perbankan. Sedangkan bagi perusahaan pegadaian adalah mendapatkan penghasilan yang bersumber dari
sewayang dibayarkan oleh peminjam dana. Resikonya adalah tak terbayarkan utang nasabah dan penurunan
nilai asset yang ditahan atau rusak.