Anda di halaman 1dari 19

PERTEMUAN 10

STUDI KOHORT
Harna, S.Gz, M.Si
STUDI KOHORT adalah Rancangan
studi yang mempelajari hubungan antara
paparan dan penyakit (outcome) dengan
cara membandingkan kelompok terpapar
(faktor penelitian) dan kelompok tak
terpapar berdasarkan status penyakit
(outcome)
STUDI KOHORT
1.Mempelajari eksposur faktor risiko ‘EKSPOSURE’
sekarang dan penyakit ‘DISEASE’ dimasa datang
2.Unit studi adalah individu
3.Sekumpulan orang sehat dengan faktor risiko ‘E’
dan dipelajari kejadian penyakit ‘D’ dimasa datang
4.Memberikan informasi besar risiko relatif faktor
risiko ‘E’ sebagai penyebab penyakit ‘D’
5.Analisis menggunakan RELATIVE RISK = RR =
Risiko Relatif
MASA LALU SEKARANG MASA DATANG

PILIH COHORT
Studi AMATI
KELOMPOKKAN
FREKUENSI
MENURUT Prospektif
OUTCOME
EKSPOSUR
MASA LALU SEKARANG MASA DATANG

MENGAMATI
EKSPOSUR PILIH
FAKTOR Studi KASUS DAN
RISIKO KONTROL
Retro
KELOMPOK
spektif
KASUS DAN
KONTROL

PILIH COHORT
Studi AMATI
KELOMPOKKAN
FREKUENSI
MENURUT Prospektif
OUTCOME
EKSPOSUR
W a k t u

Sakit

Terpapar
Sehat
P orang
sehat
Sakit
Tidak
terpapar
Sehat
LANGKAH STUDI KOHORT
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan
hipotesis
2. Menetapkan kohort
3. Memilih kelompok kontrol
4. Menentukan variabel penelitian
5. Mengamati terjadinya efek
6. Menganalisis hasil
Insidens rate pada kelompok terekpos/terpapar
RR = -----------------------------------------------------------
Insidens rate pada kelompok tak terekpos/terpapar

SAKIT (D)
YA (+) TIDAK (-)

Faktor YA (+) a b a+b


Risiko TIDAK (-) c d c+d
Total a+c b+d

Risiko Relatif = (a/a+b) / (c / c+d)


Nilai RR artinya: orang yang terekspos (terpapar) faktor risiko ‘E’ mempunyai
risiko relatif terkena penyakit ‘D’ sebanyak (nilai RR) kali dibanding yang
tidak terekspos (terpapar) faktor risiko ‘E’
Faktor Risiko
YA (+) TIDAK (-)

Sakit YA (+) a b a+b

(D) TIDAK (-) c d c+d

Total a+c b+d

RR = (a/a+c) / (b/b+d)
Interpretasi RR
• RR>1  Paparan merupakan faktor risiko
• RR<1  Paparan merupakan faktor protektif
• RR=1  Paparan bukan merupakan faktor
risiko
SAKIT (D)
YA (+) TIDAK (-)

Faktor YA (+) 40 80 120

Risiko TIDAK (-) 60 320 380

Total 100 400 500

RR = (40/(40+80)) / (60/(60+320) =2.11


Artinya: individu yang terekpos faktor risiko ‘E’ mempunyai
risiko relatif terkena penyakit ‘D’ sebanyak (2.11) kali
dibanding individu yang tidak terekpos faktor risiko ‘E’
Faktor Risiko
YA (+) TIDAK (-)

Sakit YA (+) 40 60 100

(D) TIDAK (-) 80 320 400

Total 120 380 500

RR = (a/a+c) / (b/b+d)
= (40/(40+80)) / (60/(60+320))
= 2.11
Uji statistik untuk menilai tingkat kemaknaan (signifikansi)
didasarkan pada “confidence limit” sebesar 95% dengan
rumus:
Eksponensial (ln RR) + 1,96 V (var ln RR)
Dimana var ln RR = V 1/a + 1/(a+c) + 1/c + 1/(b+d)

(ln 2.11) + 1.96 V (1/40 + 1/120 + 1/60 + 1/380)


Hasilnya: e

(ln 2.11) + 1.96 V (0.025+0.008+0.016+0.0026)


e

(ln 2.11) + 1.96 * 0.227


e

(0.747 + 0.445)
e
0.30 1.19
e - e  1.35 - 3.29
RR = 2.11 dan
95% confidence limit: 1.37 - 3.25
Artinya: individu yang terekpos (terpapar)
faktor risiko ‘E’ mempunyai risiko relatif
2.11 kali terkena penyakit ‘D’ diban-ding
individu yang tidak terekpos (terpapar)
faktor risiko ‘E’; namun hasilnya bermakna
secara statistik. Karena nilai RR tersebut
mempunyai nilai ‘lower limit’ >1.
Nilai 95% confidence limit: 1.37 - 3.25,
artinya bila dilaku-kan penelitian yang
sama ber-ulang2 sebanyak 100 kali maka
sebanyak 95 kali nilai RR yang diperoleh
berada diantara 1.37 hingga 3.25

3.25

RR 2.11

1.37
Contoh Studi Kohort
• Anemia pada ibu hamil  BBLR
• Kebiasaan merokok pada orang tua  ISPA
pada balita
• Kebiasaan menggunakan alas kaki 
kecacingan pada anak SD
• Cuci tangan dengan sabun  diare pada anak
Kelebihan Studi Kohort
• Tepat untuk mempelajari efek dari eksposure
atau paparan yang jarang
• Dapat mempelajari beberapa efek dari suatu
paparan
• Dapat menerangkan “temporal relationship”
antara paparan dan outcome (penyakit)
• Dapat menghitung laju insiden & perjalanan
penyakit
Keterbatasan Studi Kohort
• Pada kohort prospektif dapat sangat lama dan
mahal
• Pada kohort retrospective perlu sumber data
yang lengkap dan handal
• Tidak efisien untuk mempelajari penyakit yang
jarang
• Mempunyai risiko untuk “loss to follow up”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai