3-Orientasi Ke Depan
3-Orientasi Ke Depan
Rikza Abdullah
Berorientasi ke depan sambil evaluasi
ت لِغَ ٍد َو َّات ُقوا اللَّهَ ِإ َّن اللَّ َه م
ْ َ َّ
د ق
َ ا م
َّ س ف
ْ
ٌ ْ َ ن
َ رُظ نَْت
ل و ه
َ َّ
ل ال وا ق
ُ َّ
ات واُن آم ِ َّ
َ َ يَا َُّأي َها ال
ين ذ
َخبِ ٌير بِ َما َت ْع َملُو َن
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Hasyr
59:18)
Mencari kebaikan dunia-akhirat
يب ِ َّالد ْنيا نُؤتِِه ِم ْن َها وما لَهُ فِي اآْل ِخر ِة ِمن ن
ٍ ص ُّ ث ر ِ
َ ََ َ َ ْ َ َُو َمن َكا َن ي
ح د
ُ ي ر
Dan barang siapa yang menghendaki
keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya
sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada
baginya suatu bahagianpun di akhirat. (Al
Syura 42:20)
Orientasi ke depan perlu kecerdasan
Abdullah bin Umar bercerita bahwa ia, bersepuluh,
benkunjung kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa
sallam. Berdirilah seorang lelaki dari Anshar seraya
berkata: “Wahai Nabi Allah. Siapakah orang yang
paling cerdas dan paling bijaksana?” Rasulullah
sallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Orang yang
paling banyak mengingat akan kematian dan paling
bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan diri
sebelum datang kematiannya. Mereka itulah yang
paling cerdas – mereka hidup dengan kemuliaan di
dunia dan kemuliaan di akhirat.” (HR Ibnu Majah dan
Thabarani)
Pelajari pola-pola kejadian masa lalu
وب َي ْع ِقلُو َن بِ َها َْأو آ َذا ٌن يَ ْس َمعُو َن بِ َها فَِإ َّن َها
ٌ ل
ُ ق
ُ م
ُْه ل
َ ن
َ وكُ ت
َ ف
َ ِ
ض رْ َأْل ا يفِ وا ير
ُ
ِ
س ََأ َفلَ ْم ي
ُّ وب الَّتِي ِفي
الص ُدو ِر ُ ل
ُ ق
ُ ْ
ل ا ى م
َْعتَ ن ِ َاَل َتعمى اَأْلبصار ول
ك ََُْ َْ
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,
lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu
mereka dapat memahami atau mempunyai telinga
yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena
sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi
yang buta ialah hati yang di dalam dada. (Al Hajj
22:46)
Perilaku buruk berakibat buruk
َّه ْم
ن ي ِ
ز ج نَل و ة
ً ب ي
َِّط ة
ً اي ح َّه
ن يِيح ن ل
َ ف
َ ن ِ من ع ِمل صالِحاً ِّمن ذَ َك ٍر َأو ُأنثَى وهو مْؤ
م
ُ َ ْ َ َ َ ََ ُ َ ْ ُ ٌ ُ َ ُ َ ْ َ َ َ َْ
س ِن َما َكانُواْ َي ْع َملُو َن ِ
َ ْ َأج َر ُهم ب
َأح ْ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
akan Kami beri balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. (Al Nahl 16:97)
Kerahkan seluruh (100%) kapasitas
اه ُدوا بِ َْأم َوالِ ِه ْم َوَأن ُف ِس ِه ْم ج و وا ابت
َ ري مَل م
َّ ُث ِ
ه ِ
ول س ر و ِ
ه َّ
ل الِ
ب وا ن آم ين ِ
ذ َّ
ل ا ن
َ و ن ِ
م ْؤ ْم
ل ا امَّ
ن ِإ
َ َ َ ُ َْ ْ ُ ََ َُ َ ُ ُ َ
ِ الص
ادقُو َن َّ ك ُه ُم ِئل ُأو هِ َّ
ل ال ِ
يل ِ
ب س ِ
َ ْ َ َ ف ي
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
hanyalah orang-orang yang percaya (beriman)
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad)
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar. (Al Hujuurat
49:15)
Perbaiki hubungan antar manusia
ين لِلّ ِه ُش َه َداء بِال ِْق ْس ِط َوالَ يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآ ُن َق ْوٍم َعلَى َأالَّ َت ْع ِدلُواْ ا ْع ِدلُو ْا
َ
ِ ُكونُواْ َق َّو
ام
ب لِ َّلت ْق َوىُ ُه َو َأ ْق َر
Hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (Al
Maidah 5:8)
Hindari perbuatan buruk
ِ الصالِح
ات وا لمِ ات ّأن نَّ ْجعلَ ُهم َكالَّ ِذين آمنُوا و َع ِ السيَِّئ وا ح رت اج ين ِ
ذ َّ
ل ا ب ِ
َ َّ ُ َ َ َ ْ َ َّ ُ ََْ َ َ ًْأم َح
س
اهم َو َم َما ُت ُه ْم َساء َما يَ ْح ُك ُمو َن
ُ ََس َواء َّم ْحي
Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu
menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka
seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan
kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka
sangka itu. (Al Jatsiyah 45:21)
Kesimpulan
Allah menganjurkan kita agar berorientasi ke masa
depan.
Target yang ingin dicapai adalah kebaikan di dunia
dan di akhirat.
Perlu mengasah kecerdasan agar bisa bervisi jauh
ke depan.
Perlu mempelajari sejarah masa lalu untuk
menangkap pola sebab-akibat dalam kehidupan.
Kita susun program kegiaan yang baik saja. Hindari
yang buruk.
Kerahkan semua kapasitas untuk mencapai target
kebahagiaan.
Semoga Allah
membimbing kita dalam
mencari kebahagiaan
dunia-akhirat. Amin.