Anda di halaman 1dari 26

BELA NEGARA

(HISTORIS, YURIDIS, POLITIS, SOSIOLOGIS DAN IMPLEMENTATIF)

1. ANA USWATUN KHASANAH (A2G021004)


2. ENDANG PUTRIANI (A2G021015)
3. IMAM TAUFIQ (A2G021025)
4. JUSNI MEGAWATI (A2G021029)
5. KASRAH BIHASTI (A2G021030)
6. LAILA RAHMAITUN HUSNA (A2G021031)
7. LIA MAYA SARI (A2G021034)
8. LILIEN APRIANTI (A2G021035)
9. NURAINI FATHONAH PUTRI (A2G021048)
Pengertian Bela Negara

Bela negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang
dilakukan secara teratur, menyeluruh, dan terpadu serta dijiwai oleh
kecintaan kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Bela Negara Menurut Undang-Undang

• Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945


• Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara
• Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945
• Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara
• Perundang-undangan No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat
1
• Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara
• Penjelasan UU No. 3 Tahun 2002
• upaya bela negara adalah sikap dam perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara
Bela Negara Menurut Ahli
Menurut Chaidir Basrie

• Periode 1945-1949
Pada periode tersebut bela negara dipersepsikan bahwa seorang warga negara dinyatakan telah
menunaikan hak dan kewajibannya dalam bela negara jika ia ikut serta dalam perang
kemerdekaan, baik bersenjata maupun tidak bersenjata.
• Periode 1950-1966
Warga negara Indonesia yang telah ikut serta dalam menghadapi berbagai ancaman dan
gangguan keamanan dalam negeri berupa pemberontakan-pemberontakan, baik langsung
maupun tidak langsung dalam salah satu komponen kekuatan Hankam dinyatakan telah
menunaikan hak dan kewajiban dalam bela negara.
• Periode Era Orde Baru
setiap warga negara turut serta menentukan kebijaksanaan penyelenggaraan pertahanan
keamanan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan yakni MPR/ DPR yang ditentukan
oleh UUD 1945
Bela Negara Menurut Ahli
Lanjutan…

• Darji Darmodiharjo
dilaksanakan doktrim keamanan yang nasional guna berusaha menciptakan
sistem pertahanan keamanan nasional yang mampu mengamankan dan
menyukseskan perjuangan nasional yang pada umumnya.
• Sunarso
mengandung empat esensial yang harus kita bela, yaitu yang kesatu,
kemerdekaan dan kedaulatan negara, yang kedua, kesatuan dan persatuan
bangsa, yang ketiga, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional, dan yang
keempat, nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Bela Negara Menurut Ahli
Lanjutan…

• Purnomo Yusgiantoro
sikap perilaku masyarakat yang dijiwai dengan kecintaan kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
• Sutarman
dibagi menjadi dua bagian, yaitu secara fisik dan non-fisik
Fisik : bagi warga negara yang langsung maju dan perang dan memanggul
senjatanya
Non Fisik : bela begara yang dilakukan oleh warga negara yang tidak langsung maju
perang dan angkat senjata, tetapi melaksanakannya dengan melalui pendidikan
kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesinya masing-masing.
Konsep Bela Negara

• Secara fisik yaitu dengan cara mengangkat senjata mengahdapi


serangan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik dilakukan untuk
menghadapi ancaman dari luar.
• bela negara secara nonfisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya
untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan
cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan negara.
Konsep Bela Negara

• Wujud dari usaha bela negara secara nonfisik


1. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara
2. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan
berkarya nyata
3. Kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia
4. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat
Landasan
Yuridis
Landasan-landasan
Pendidikan Bela
Negara Landasan Landasan
Politis Filosofis

Landasan

Landasan Landasan
Sosiologis Historis
Landasan Yuridis

Hak dan Kewajiban Bela Negara Pendidikan Bela Negara

• Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 Setiap warga negara berhak dan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.
• Pasal 30 ayat (1) dan (2) UUD 1945. Tiap-tiap warga negara
22 2002 tentang Pertahanan Negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan negara Keikutsertaan warga negara dalam upaya
dan usaha pertahanan dan keamanan negara. belanegara sebagaimana yang dimaksud
• Pasal 68 Undang-Undang R.I. No. 39 Tahun 1999. Setiap ayat (1), diselenggarakan melalui:
warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
Negara. 1. Pendidikan Kewarganegaraan
• Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang R.I. No.3 Tahun 2002. Setiap 2. Pelatihan dasar kemiliteran secaar wajib
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela 3. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
Negara.
secara sukarela atau secara wajib.
• Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 4. Pengabdian sesuai dengan profesi.
2002. warga negara juga dapat diwajibkan/secara sukarela
menjadi anggota komponen cadangan dan anggota
komponen pendukung, sebagai salah satu wujud bela negara.
Landasan Filosofis

Upaya membangun kesadaran bela negara


• Upaya mendasar & penerapan efektif untuk menyadarkan warga negara dengan
Pendidikan Kesadaran Bela Negara
• Pemberian motivasi  Proses motivasi berhasil bila warga negara mengenali
dan memahami keunggulan dan kelemahan negara dan bangsa.
Materi untuk memotivasi dengan memberikan pemahaman tentang :
1. Pengalaman sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
2. Posisi geografis Nusantara yang strategis.
3. Keadaan penduduk (demografis).
4. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
5. Keanekaragaman budaya bangsa.
6. Perkembangan dan kemajuan Iptek
7. Kemungkinan timbulnya perang.
Landasan Historis

• Kemerdekaan Indonesia bukan hadiah, tapi hasil perjuangan (Alinea 2


Pembukaan UUD’45)
• Tahap perjuangan kemerdekaan berawal pergerakan kedaerahan
Boedi Oetomo-1908, SI-1911, Muhammadiah-1912, Indische Party -1912, Jong
Java-1915, N.U-1926, dlsb s/d Sumpah Pemuda-1928, menjadi pergerakan
nasionalisme.
• Sumpah Pemuda awal kesadaran berbangsa (nasionalisme) sebagai
penggerak utk membentuk satu negara berdaulat. Terwujud dlm
Proklamasi NKRI (17 Agst 1945)
Landasan Historis
• BELA NEGARA SEJAK PROKLAMASI S/D REFORMASI
 1945 – 1949 : Merebut & pertahankan Kemerdekaan  Belneg pada keikutsertaan dlm perang
kemerdekaan (bersenjata / tidak)
 Bahwa Negara Indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara saja, maka perlu sekali mengadakan
kerjasama yg se-erat-2nya dgn golongan serta badan-2 diluar tentara” – (Jendral Sudirman 12 Nop 1945)

 1950 – 1965 : Berbagai peristiwa : Hadapi ganguan keamanan – KAA 1955 – Pemilu Konstituante/DPR
– GNB – Keluar dari PBB – Nasakom – Dominasi PKI – Trikora (rebut Irian Barat) – Dwikora (vs
Malaysia) – G.30.S/PKI  Belneg mengarah perwujudan ke-Indonesiaan yg dicita-citakan.

 1965 – 1998 : Periode Orde baru  Periode pembangunan dgn tantangan yg kompleks & penuh
tantangan  Belneg terpadu dlm Hankam ( fokus Stabilitas Nasional)

 998 : Globalisasi, tuntut keterbukaan & demokratis  Belneg mengarah pada peningkatan Ketahanan
Nasional dgn titik berat demokratisasi & HAM
Landasan Sosiologis

MANUSIA MAHLUK SOSIAL NEGARA


 Membentuk Negara Ikatan Sosial terbesar
 Tergerak utk hidup bersama Miliki kekuasaan tinggi

 Manusia individu berinteraksi dgn sesama * Dibentuk atas


dlm lingkungannya. konsensus ber-
 Dlm era modern berinteraksi dgn lingkungan sama
lebih luas (saling pengaruhi) * Sediakan Fasi -
 Dipengaruhi nilai-norma-paham (baik/buruk) tas
 Ada proses personisasi (penyempurnaan * Sejahterakan
diri pribadi) rakyat

* Punya hak & kewajiban


terhadap negara
 Bela Negara
Landasan Politis

1. Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2015-2019


 Pembangunan karakter bangsa sebagai bagian dari revolusi mental
diselenggarakan melalui pembinaan kesadaran dan kemampuan bela negara
bagi setiap warga negara Indonesia
 Pemberdayaan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah melalui
peningkatan kesadaran bela negara di lingkungan Kementerian/ Lembaga
dan Pemerintah Daerah
2. Rencana Strategis Kementerian Pertahanan Tahun 2015-2019
Landasan Politis
Rencana Strategis Kementerian Pertahanan Tahun 2015-2019

Tujuan Sasaran Strategi


Terbentuknya kader bela negara yang tangguh Penataan regulasi tentang bela negara bagi Penyusunan kebutuhan peraturan
dalam mendukung pertahanan negara. warga negara dalam mendukung pertahanan perundangan terkait bela negara dalam
negara. mendukung pertahanan negara.
Memperkuat pembinaan karakter bangsa dan Peningkatan kesadaran bela negara yang
pemahaman wawasan kebangsaan dalam bela diselenggarakan di lingkungan pendidikan,
negara melalui bimbingan teknis dan pekerjaan dan pemukiman masyarakat.
pelatihan yang diselenggarakan secara
terpadu dan mendukung kemanunggalan TNI
dan Rakyat

Terwujudnya sistim pembinaan kesadaran bela Meningkatkan sinergitas antar Peningkatan kerjasama dan kemitraan antar
negara dengan melibatkan Kementerian/ Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah
Lembaga, Pemerintah Daerah dan Komponen dan Komponen Bangsa Lainnya dalam maupun komponen bangsa lainnya dalam
Bangsa Lainnya. pembinaan kesadaran bela negara. penyelenggaraan pembinaan kesadaran bela
negara.

Peningkatan koordinasi antar


Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah
maupun komponen bangsa lainnya dalam
pembinaan kesadaran bela negara.
Dasar Hukum Bela Negara

• Undang – Undang Dasar 1945


• Undang-undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia
• Undang-undang No 39 tahun 1999 tentang HAM
• TAP MPR No IV/MPR/1999 tentang Garis Besar Haluan Negara
Dasar Hukum Bela Negara
Undang – Undang Dasar 1945
Pasal 27 ayat 3 Menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
Pasal 30 ayat 1 Menyatakan tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
Pasal 30 ayat 2 Menyatakan usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian RI sebagai kekuatan utama dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung.
Pasal 30 ayat 3 Menyatakan TNI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai
alat negara. Bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Pasal 30 ayat 4 Menyatakan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat. Bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.
Pasal 30 ayat 5 Susunan dan kedudukan TNI, Kepolisian RI, hubungan kewenangan TNI dan Kepolisian RI di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
Dasar Hukum Bela Negara
Undang-undang No 2 Tahun 2002
Pasal 2
Fungsi Kepolisian RI adalah salah satu fungsi pemerintah negara di
bidang pemeliharaan kemanan dan ketertiban masyarakat, penegak
hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyrakat.
Dasar Hukum Bela Negara
Undang-undang No 39 tahun 1999
Pasal 68
Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dasar Hukum Bela Negara
TAP MPR No IV/MPR/1999
Ketetapan arah kebijaksanaan pertahanan dan keamanan, antara lain
disebutkan pengembangan kemampuan sistem pertahanan keamanan
rakyat semesta yang bertumpu pada kekuatan rakyat, TNI, dan Polri.
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran bela negara bisa
dilakukan wajib latih dan membangun kondisi juang, serta mewujudkan
kebersamaan TNI, Polri, dan rakyat.
Perundang-undangan Bela Negara

Produk turunan dalam Perundang-undangan yang merupakan tata


laksana dari Pasal 30 UUD 1945 yang telah disusun adalah;
1) Undang-Undang No.2 Tahun 2001 tentang Kepolisisan Negara
Republik Indonesia
2) Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
3) Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia
UU No.3 Tahun 2002

Pengaturan peran warga negara dalam bela negara sebagai berikut :


1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Kewarganegaraan;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. Sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara
wajib;
d. Pengabdian sesuai dengan profesi
Ketentuan mengenai pendidikan
kewarganegaraan
Perbandingan pelaksanaan keikutsertaan warga negara dalam upaya bela
negara menurut Undang-Undang No.20 Tahun 1982, dinyatakan pada Pasal
18 sebagai berikut. Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan
dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak terpisah dalam
sistem pendidikan nasional;
b. Keanggotaan Rakyat Terlatih secara wajib;
c. Keanggotaan Angkatan Bersenjata secara sukarela atau secara wajib;
d. Keanggotaan Cadangan Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara
wajib
e. Keanggotaan Perlindungan masyarakat secara sukarela.
Implementasi Bela Negara dalam
Kehidupan Sehari-hari
Bela Negara Di Lingkungan Masyarakat :
1. Meningkatkan dan menerapkan sikap tenggang rasa dan rasa saling
tolong-menolong dengan masyarakat lainnya.
2. Bekerja berdasarkan prinsip gotong royong menjaga kebersihan
lingkungan.
3. Melaksanakan ronda malam dan siskamling
4. Menciptakan suasana tentram dan damai serta rukun di lingkungan
masayarakat
5. Menghargai adanya perbedaan antar sesama anggota masyarakat antar
RAS, Suku,agama,dan juga kelompok-kelompok.
Terima

Anda mungkin juga menyukai