Anda di halaman 1dari 2

Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung Ketua Umum Forum Komunikasi Putra Putri
Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPI) Pontjo Sutowo melanjutkan
kepemimpinannya dalam lima tahun ke depan. Hal itu diungkapkannya dalam Rapat Pleno
FKPPI secara virtual hari ini.

Menurut Bamsoet, sosok Pontjo masih sangat dibutuhkan dalam meneruskan berbagai
perjuangan dan pengabdian FKPPI. Terlebih saat ini Indonesia masih berjuang keluar dari
pandemi COVID-19, yang tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan melainkan juga krisis
sosial, ekonomi, dan juga bahkan krisis ideologi.

"Musyawarah Nasional (Munas) FKPPI akan diselenggarakan pada 20-22 Desember 2021 di
Hotel Sultan, Jakarta. Rencananya dibuka secara virtual oleh Presiden Joko Widodo dan
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Rabu
(15/12/2021).

"Melihat suasana kebatinan di keluarga besar FKPPI, Munas dipastikan akan berjalan aman,
lancar, tertib dan penuh khidmat. Mengedepankan musyawarah untuk mufakat, sesuai jati diri
bangsa Indonesia," imbuhnya.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III Bidang Hukum & Keamanan DPR RI ini
menjelaskan sebagai pengawal ideologi Pancasila, FKPPI senantiasa menjadi garda terdepan
bangsa dalam mengajak berbagai elemen masyarakat turut terlibat dalam bela negara, yang
tidak hanya dimaknai sebagai perjuangan fisik.

Bela negara mempunyai spektrum yang luas, serta meliputi banyak aspek dan dimensi.
Mengingat konsepsi ketahanan nasional juga dibentuk oleh berbagai aspek, antara lain
ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial-budaya, dan ketahanan pangan.

"Pada hakikatnya, bela negara adalah implementasi dari tekad, sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara. Dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, bela negara dapat dimanifestasikan dalam sikap dan perilaku yang
lebih membumi," ujarnya.

"Seperti mencintai produk dalam negeri, memajukan kebudayaan nasional, melindungi nilai-
nilai kearifan lokal seperti musyawarah dan gotong royong, merawat kelestarian lingkungan,
hingga mengharumkan nama bangsa di kompetisi internasional," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan berbaurnya ancaman militer dan non-
militer, juga menyebabkan pergeseran paradigma dalam konsepsi mengenai keamanan
nasional, di mana ancaman terhadap keamanan nasional tidak lagi bersifat kasat mata dan
konvensional, melainkan bersifat kompleks, multidimensional, serta berdimensi ideologis.

"Di sinilah pentingnya membangun benteng ideologis sebagai salah satu pilar utama bela
negara. Karenanya FKPPI harus tetap meneruskan program rutin menyelenggarakan
pendidikan karakter bangsa dan pembangunan wawasan kebangsaan. Karena melakukan bela
negara bagi setiap anak bangsa, bukan semata-mata kewajiban. Tetapi hak dan sekaligus
kehormatan," pungkas Bamsoet.
Turut hadir antara lain Ketua Umum Pontjo Sutowo, Wakil Ketua Umum Indra Bambang
Utoyo, Sekjen Anna Legawati serta pengurus FKPPI lainnya.

Anda mungkin juga menyukai