Disusun oleh : Muhammad Yusuf Budi Prakoso (225040200111233)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2024 RESUME VIDEO SIDANG BPUPKI
Melalui dokumentasi video sidang BPUPKI, saya dapat memperoleh pemahaman
mendalam mengenai dinamika yang terjadi dalam sidang tersebut. Sejak masa pendidikan dasar hingga saat ini, eksplorasi saya terhadap peristiwa tersebut terbatas pada tulisan-tulisan dalam buku. Saya mengapresiasi upaya kreatif dalam pembuatan video, yang tidak hanya berhasil membangkitkan semangat nasionalisme tetapi juga disajikan dengan pendekatan visual yang menarik. Pengaturan setting tempat yang menggambarkan suasana masa lalu, serta penampilan pakaian para pemeran yang autentik sesuai dengan era tersebut, turut menambah daya tarik visual. Pemeran dalam video terlihat sepenuhnya menghayati peran mereka, menciptakan suasana yang memikat bagi penonton. Fokus video ini adalah pada sidang BPUPKI dan dinamika perdebatan yang terjadi di antara para anggota BPUPKI. Perdebatan ini bersifat substantif, terutama terkait pembahasan mengenai bentuk dasar negara dan sistem pemerintahan. Video ini menggambarkan pidato-pidato yang disampaikan oleh beberapa tokoh bangsa Indonesia mengenai konsep dasar Negara. Salah satu pidato yang disorot dalam video adalah pidato singkat Moh. Yamin, yang menekankan bahwa rakyat Indonesia perlu memiliki dasar negara yang bersumber dari peradaban kebangsaan, dengan pemahaman bahwa orang timur harus kembali kepada kebudayaan timur. Pidato ini diikuti dengan pengemukan lima asa yang meliputi peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Selanjutnya, video menyajikan perdebatan intens di antara anggota BPUPKI yang mencoba mencapai kesepakatan mengenai bentuk dasar negara dan sistem pemerintahan yang diinginkan. Tokoh yang berbicara kedua dalam urutan pidato adalah Ki Bagus Hadikusumo. Dalam pidatonya, Ki Bagus Hadikusumo mengekspresikan aspirasinya untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara, dengan keyakinan bahwa kelompok Islam merupakan yang paling banyak berkorban dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Dalam visualisasi melalui video, Ki Bagus Hadikusumo tergambar dengan jelas, seringkali berteriak dengan intensitas tinggi, dengan pesan utama yang menginginkan Indonesia menjadi Negara Islam. Akibatnya, pidatonya memicu reaksi tegas dari kelompok nasionalis. Setelah Ki Bagus Hadikusumo mengakhiri pidatonya yang berfokus pada hasrat untuk mewujudkan Indonesia sebagai Negara Islam, giliran Soepomo untuk menyampaikan pandangannya. Dalam pidatonya, Soepomo nampaknya tidak sependapat dengan wacana Ki Bagus Hadikusumo yang menginginkan Indonesia bertransformasi menjadi Negara Islam. Menurut Soepomo, pembentukan negara Islam di Indonesia akan membawa dampak masalah terhadap minoritas, termasuk isu-isu yang melibatkan kelompok agama kecil dan aspek lainnya. Meskipun Islam dijamin memberikan perlindungan seoptimal mungkin kepada kelompok agama lain, kelompok kecil ini mungkin tidak merasakan keterlibatannya dalam negara, karena aspirasi negara Islam tidak selaras dengan cita-cita negara kesatuan yang diharapkan bersama. Selain itu, Soepomo juga menyajikan usulan mengenai dasar Negara yang melibatkan konsep berikut ini: a. Persatuan b. Kekeluargaan c. Keseimbangan lahir bathin d. Musyawarah e. Keadilan sosial Setelah Soepomo menyelesaikan pidatonya, giliran seorang individu berlatar belakang Tionghoa untuk memberikan pidatonya di hadapan sidang. Pemeran ini melibatkan penampilan yang sangat memuaskan, dengan penggunaan logat yang menarik dan mengundang tawa para anggota sidang BPUPKI dalam video. Kesempatan ini membuat suasana menjadi ceria, di mana para anggota sidang terhibur mendengarkan pidato yang disampaikan. Setelah pidato dari perwakilan Tionghoa tersebut, kini tibalah giliran Ir. Soekarno untuk menyampaikan pandangannya. Dalam pidatonya, Ir. Soekarno mengajukan lima dasar negara yang akan membentuk landasan bagi Indonesia merdeka, yaitu: a. Kebangsaan Indonesia b. Internasionalisme dan peri kemanusiaan c. Mufakat atau demokrasi d. Kesejahteraan sosial e. Ketuhanan yang Berkebudayaan. Ir. Soekarno juga mencetuskan bahwa kelima rumusan dasar negara tersebut dinamakan sebagai rumusan Panca Dharma. Mengikuti saran seorang ahli bahasa, Ir. Soekarno kemudian mengubahnya menjadi Pancasila. Ir. Soekarno memaparkan gagasannya tentang Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945. Berdasarkan peristiwa penyampaian dasar negara oleh Ir. Soekarno ini, tanggal 1 Juni akhirnya diakui sebagai "Hari Lahirnya Pancasila".