Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“BAGAIMANA PENERAPAN KINERJA PRESIDEN JOKO WIDODO DALAM 2 PERIODE BAIK


BIDANG EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, POLITIK, PERTAHANAN DAN KEAMANAN”

Disusun Oleh :
Anugerah Samara
420220107005

Fakultas Logistik Militer


Universitas Pertahanan Republik Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyusun tugas Pendidikan
Kewarganegaraan ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Bapak Syaeful Anwar, S.Kel., M.Si. selaku Dosen Prodi
Budidaya Ikan, Fakultas Logistik Militer, Universitas Pertahanan Republik Indonesia.
Seperti yang kita tahu bahwa Presiden ketujuh Negara Republik Indonesia,
Bpk. Ir. H. Joko Widodo telah menjabat selama dua periode. Oleh karena itu, kita
akan membahas bagaimana penerapan Presiden Joko Widodo dalam masa
pemerintahan 2 periode ini, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, agama,
politik, pertahanan dan keamanan.
Mudah-mudahan makalah yang dibuat ini bisa menambah pengetahuan kita
jadi lebih luas lagi, karena pembuatan makalah ini dibuat berdasarkan fakta dan
data yang telah terjadi dilapangan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki ribuan pulau dan diikuti
dengan banyaknya suku, ras, dan agama. Disamping itu, di umur Indonesia yang
pada tanggal 17 agustus 2023 nanti telah menginjak 78 tahun, Indonesia memiliki
banyak permasalahan yang perlu diperhatikan. Seperti politik dalam dan luar negeri,
juga faktor ekonomi serta pertahanan dan keamanan negara yang tentunya harus
menjadi perhatian khusus oleh pemerintah.
Oleh karena itu, Presiden selaku Pemerintahan tertinggi di negara ini
memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat. Dimana, didalam masa
jabatan yang diberikannya selama lima tahun itu, presiden yang terpilih harus betul
betul memperhatikan dan menyelesaikan masalah masalah yang terjadi di negeri ini.
Sebagaimana yang kita tahu, bahwa Bpk. Ir. H. Joko Widodo selaku presiden
ketujuh saat ini yang telah menjabat selama 2 periode. Dan dalam masa
pemerintahannya, penulis mencari, mengumpulkan serta membahas bagaimana
penerapan pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam bidang ekonomi, sosial,
budaya, agama, politik, pertahanan dan keamanan

1.2 RUMUSAN MASALAH


Penulis sudah menyusun apa yang hendak dibahas dalam makalah ini. Antara
lain sebagai berikut :
 Apa yang akan dilakukan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam
bidang ekonomi, sosial, budaya, agama, politik, pertahanan dan keamanan

1.3 TUJUAN MASALAH


Bersumber pada rumusan permasalahan yang ditulis oleh penulis di
atas, tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

 Dapat mengetahui perkembangan yang terjadi di pemerintahan Presiden


Joko Widodo dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, agama, politik,
pertahanan dan keamanan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENERAPAN YANG TELAH DILAKUKAN

1. Bidang Ekonomi
Sebagaimana kita tau bahwa pada tahun 2019 lalu, Indonesia
adalah salah satu negara yang tekena dampak dari wabah virus
corona. Selain dari banyaknya korban yang berjatuhan karena virus
tersebut, negara juga mengalami krisis ekonomi karena wabah ini.
Oleh karena itu, Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia
mengambil langkah dengan membuat intruksi Presiden (Inpres)
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi
Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019.

Pertama, Jokowi memerintahkan seluruh menteri, gubernur


dan wali kota memangkas rencana belanja yang bukan belanja
prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Kedua, Jokowi meminta pemerintah pusat dan pemerintah


daerah untuk mengalokasikan ulang anggarannya untuk
mempercepat pengentasan dampak corona, baik dari sisi kesehatan
dan ekonomi.

Ketiga, Jokowi meminta pemerintah pusat serta pemerintah


daerah menjamin ketersediaan bahan pokok, diikuti dengan
memastikan terjaganya daya beli masyarakat, terutama masyarakat
lapisan bawah.

Keempat, dia meminta program Padat Karya Tunai


diperbanyak dan dilipatgandakan, dengan catatan harus diikuti
dengan kepatuhan terhadap protokol pencegahan virus corona, yaitu
menjaga jarak aman satu sama lain.

Kelima, Jokowi menyebut pemerintah memberikan tambahan


sebesar Rp 50.000 pada pemegang kartu sembako murah selama enam
bulan. Dengan demikian, peserta kartu sembako akan menerima Rp
200.000 per keluarga per bulan. Untuk menjalankan alokasi tambahan
kartu sembako ini, pemerintah menganggarkan biaya Rp 4,56 triliun.

Keenam, Jokowi mempercepat impelemntasi kartu pra-kerja


guna mengantisipasi pekerja yang terkena PHK, pekerja kehilangan
penghasilan, dan penugusaha mikro yang kehilangan pasar dan
omzetnya. Masyarakat yang terdampak diharapkan tersebut dapat
meningkatkan kompetensi dan kulitasnya melalui pelatihan kartu pra
kerja. Tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan Rp 10 triliun untuk
kartu pra kerja.

Ketujuh, pemerintah juga membayarkan pajak penghasilan


(PPh) Pasal 21 yang selama ini dibayar oleh wajib pajak (WP)
karyawan di industri pengolahan. Alokasi anggaran yang disediakan
mencapai Rp 8,6 triliun.

Kedelapan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan


relaksasi kredit di bawah Rp 10 miliar untuk Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut berupa penurunuan bunga
dan penundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan
industri keuangan non bank.

Kesembilan, masyarakat berpenghasilan rendah yang


melakukan kredit kepemilikan rumah (KPR) bersubsidi, akan diberikan
stimulus.

2. Bidang Sosial
Pada pertengahan tahun 2021, pemerintah telah menerbitkan
Perpres No. 53 Tahun 2021 mengenai Rencana Aksi Nasional Hak
Asasi Manusia Tahun 2021–2025. Rencana aksi ini dimaksudkan
untuk melaksanakan penghormatan, pelindungan, pemenuhan,
penegakan, dan pemajuan HAM di Indonesia. Sasaran utamanya
adalah kelompok perempuan, anak, kelompok masyarakat adat, dan
penyandang disabilitas.
Presiden Joko Widodo menekankan bahwa pemenuhan hak
asasi manusia (HAM) di bidang sosial, ekonomi, dan budaya harus
diupayakan secara terus-menerus. Menurut Presiden, kemiskinan
ekstrem harus dientaskan hingga nol persen dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya dan kesempatan kerja dibuka seluas-luasnya.
“Kita harus menjamin akses pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang terjangkau dan merata, dan kita harus menjamin
kebebasan beragama serta kebebasan menjaga adat dan budaya,”
ujar Presiden dalam sambutannya pada acara Peringatan Hari HAM
Sedunia Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat
(10/12/2021).
Pada 1 Desember 2021, Presiden Joko Widodo juga telah
melantik untuk pertama kalinya Komite Disabilitas Nasional.
Pembentukan komite ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk
memastikan dan memantau penghormatan, perlindungan,
pemenuhan hak penyandang disabilitas, dan merupakan wujud dari
implementasi dan pemantauan terhadap Convention of The Right of
Person With Disabilities.

3. Bidang Budaya
Presiden mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegiat
kebudayaan yang telah bekerja keras dalam upaya pemajuan
kebudayaan. Disampaikannya bahwa inti dari kebudayaan adalah
kegembiraan.
Strategi kebudayaan nasional memuat tujuh agenda strategis,
di antaranya:

 Penyediaan ruang bagi keragaman ekspresi budaya


dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat
kebudayaan yang inklusif
 Melindungi dan mengembangkan nilai, ekspresi dan
praktik kebudayaan tradisional untuk memperkaya
kebudayaan nasional
 Mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan
budaya untuk memperkuat kedudukan Indonesia di
dunia internasional
 Memanfaatkan obyek pemajuan kebudayaan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
 Memajukan kebudayaan yang melindungi
keanekaragaman hayati dan memperkuat ekosistem
 Reformasi kelembagaan dan penganggaran
kebudayaan untuk mendukung agenda pemajuan
kebudayaan
 Meningkatkan peran pemerintah sebagai fasilitator
pemajuan kebudayaan

4. Bidang Agama
Dalam sambutan pada Silaturahmi Penyuluh Agama se-Jawa
Tengah di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (14/4). Jokowi menegaskan
agama dan negara bukan untuk saling dipertentangkan.
"Agama dan negara harus berjalan beriringan. Bukan saling
dipertentangkan. Agama dan negara harus saling memperkokoh.
Negara memberikan perlindungan dalam berkeyakinan, dan agama
memberikan panduan ilahiah bagi masyarakat dalam berperilaku
dan bermasyarakat," kata Presiden.

5. Bidang Politik
Kebijakan politik pada masa pemerintahan Presiden Jokowi
yaitu mewujudkan kestabilan politik yang berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi. Selain itu, menciptakan budaya politik yang
lebih dinamis, sehingga menciptakan berbagai dampak positif bagi
masyarakat. Kebijakan politik lainnya yaitu terkait penanganan
korupsi, perlindungan masyarakat, serta pengelolaan pemerintahan
yang lebih baik. Namun, di balik itu semua kebijakan politik masa
pemerintahan Jokowi harus menghindari kekuasaannya yang
absolut seperti wacana 3 periode, dan lain sebagainya. Juga
kebijakan politik yang paling penting adalah menjadi nilai-nilai
demokrasi. Serta ada beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintahan bapak joko Widodo, antara lain sebagai berikut :
a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara.
b. Membuat pemerintah tidak absen dengan
membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya.
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
d. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
f. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional.
g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
h. Melakukan revolusi karakter bangsa.
i. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat
restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan
memperkuat pendidikan.

6. Bidang Pertahanan Dan Keamanan


Presiden RI Joko Widodo telah menandatangani Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum
Pertahanan Negara Tahun 2020-2024, pada tanggal 6 Januari 2021.

Perpres ini diterbitkan dengan pertimbangan bahwa Perpres


Nomor 97 Tahun 2015 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara
Tahun 2015-2019 sudah tidak sesuai dengan kebijakan umum
pertahanan negara untuk tahun 2020-2024, sehingga perlu diganti.
Juga, untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Ditegaskan pada Pasal 1 ayat (1), Kebijakan Umum Pertahanan


Tahun 2020-2024 merupakan pedoman untuk pengelolaan sistem
pertahanan negara.
Presiden Joko Widodo membeberkan empat kebijakan
prioritas dalam bidang pertahanan pada Sidang Komite Kebijakan
Industri Pertahanan di Kantor Presidenan, Jakarta.

1. Pertama, yakni menjamin pemenuhan kebutuhan


pertahanan.

2. kedua adalah kemandirian pertahanan agat mampu


menghindari ketergantungan pada pasokan produk
impor.

3. Ketiga, pertahanan bukan hanya sekedar memenuhi


kekuatan pokok minimum

4. terakhir yakni menempatkan kegiatan pertahanan


keamanan negara sebagai bagian integral dari
pendekatan keamanan yang komprehensif.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari ulasan yang penulis telah rangkai diatas, dapat disimpulkan bahwa
penerapan yang telah dilakukan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo
dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, agama, politik, pertahanan dan
keamanan bias diaktakan berjalan dengan baik dan lancar. Yang akhirnya
berdampak pada terpilihnya kembali Presiden joko Widodo pada pemilian
keduanya

Anda mungkin juga menyukai