Anda di halaman 1dari 24

PERTEMUAN 9

Linear Programming
Analisis Sensitivitas Metode Grafis

RISET OPERASI 1
Analisis Sensitifitas

Analisis sensitivitas adalah analisis yang dilakukan untuk


mengetahui akibat/pengaruh dari perubahan yang terjadi pada
parameter-parameter LP terhadap solusi optimal yang telah dicapai.
Bagaimana pengaruh perubahan nilai input (data) terhadap
solusi optimal
Sampai seberapa jauh perubahan dibolehkan tanpa mengubah
solusi optimum, atau tanpa menghitung solusi optimumnya dari
awal
Analisis Sensitifitas

Perubahan yang mungkin dihadapi pada analisis sensitivitas


adalah:
1. Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan
2. Perubahan Konstanta Ruas Kanan (RHS)
3. Perubahan Fungsi Pembatas
Analisis Senitifitas dengan Metode Grafis -
Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan

Penyebab :
•Perubahan keuntungan atau
•Perubahan ongkos suatu kegiatan.
Contoh Perubahan Koefisien

Fungsi Tujuan
Misal, diinginkan untuk menentukan pengaruh perubahan
keuntungan per unit produk 1 (C1).
•Pada suatu kasus dimana produk 1 menguntungkan untuk
diproduksi, jika C1 turun di bawah nilai tertentu, maka dapat
menyebabkan produk 1 yang akan diproduksi menjadi
berkurang atau bahkan tidak menguntungkan untuk
diproduksi.
•Sebaliknya jika C1 naik di atas nilai tertentu, dapat
Contoh Perubahan Koefisien

Fungsi Tujuan
Misal, diinginkan untuk menentukan pengaruh perubaha
keuntungan per unit produk 1 (C1).
•Pada suatu kasus dimana produk 1 menguntungkan untuk
diproduksi, jika C1 turun di bawah nilai tertentu, maka dapat
menyebabkan produk 1 yang akan diproduksi menjadi
berkurang atau bahkan tidak menguntungkan untuk
diproduksi.
•Sebaliknya jika C1 naik di atas nilai tertentu, dapat
Contoh Perubahan Koefisien
Fungsi Tujuan

 Pada kasus lain bisa jadi produk 1 tidak menguntungkan untuk


diproduksi karena keuntungan per unit (C1)-nya rendah. Jika C1
turun dapat dipastikan tidak akan berpengaruh terhadap solusi
optimal yang ada, tetapi jika C1 naik melebihi nilai tertentu
maka produk 1 menjadi menguntungkan untuk diproduksi.
 Demikian juga perubahan C2 dapat ditentukan dengan cara
yang sama.
Contoh:
 Diketahui persoalan yang telah diformulasikan
dalam bentuk matematis sebagai berikut:
 Maksimumkan Z = 200X1 + 160X2
 30X1 ≤ 1500
 40X1 + 20X2 ≤ 2500
 20X1 + 25X2 ≤ 2000
 X1, X2 ≥0
x1 = jumlah produk A yang dibuat
x2 = jumlah produk B yang dibuat
 Solusi optimal untuk gambar diatas adalah pada titik
B (perpotongan antara batasan 2 dan batasan 3)
40X1 + 20X2 = 2500 |X1| 40X1 + 20X2 = 2500
20X1 + 25X2 = 2000 |X2| 40X1 + 50X2 = 4000
-30X2 = -1500
X2 = 50
40X1 + 20 (50) = 2500  X1 = 1500/40 = 37,5
 Jadi, solusi optimal (maximized objective) =
200(37,5) + 160(50) = 15.500
Grafik

140

E
120

100

A
80
1
60 B

F
40
C
3
20
2

o 20 40 D 60 80 100 120 140


Range C1 untuk mempertahankan solusi optimal pada
titik B

•Batas atas dan batas bawah C1 (dengan asumsi C2 tetap) di mana


keputusan optimal tidak berubah dapat ditentukan dengan menyamakan Z
dengan Slope Batasan 2 dan 3
slope Z = slope pembatas (1)
•Slope batasan 2 dan 3 dipilih karena titik optimal berada pada titik B,
yang merupakan perpotongan persamaan 2 dan persamaan 3
•Fungsi tujuan semula adalah Maks Z = 200X1 + 160X2, karena akan
ditentukan range C1 maka koefisien fungsi tujuan dapat ditulis sebagai
berikut:
•Z = C1X1 + 160X2, Slope Z = C1/160, Slope batasan 2 = 40/20,
Slope Batasan 3 = 20/25
•Batas Atas C1 : C1/160 = 40/20 atau C1 = 320
•Batas Bawah C1 : C1/160 = 20/25 atau C1 = 128
Jadi range C1 agar tetap sebagai titik optimal
adalah : 128 ≤ C1 ≤ 320
Range C2 untuk mempertahankan solusi optimal pada
titik B

•Karena akan ditentukan range C2 maka koefisien fungsi tujuan dapat


ditulis sebagai berikut:
•Z = 200X1 + C2X2, Slope Z = 200/C2, Slope batasan 2 = 40/20,
Slope Batasan 3 = 20/25
•Batas Atas C2 : 200/C2 = 40/20 atau C2 = 100
•Batas Bawah C2 : 200/C2 = 20/25 atau C2 = 250

Jadi range C1 agar tetap sebagai titik optimal


adalah : 100 ≤ C2 ≤ 250
Perubahan Konstanta Ruas Kanan
(Kapasitas Sumber Daya)
 Perubahan konstanta ruas kanan dapat terjadi karena adanya perubahan pada
kapasitas sumber daya yang dapat digunakan. Perbahan kapasitas sumber daya dapat
terjadi pada sumber daya yang longgar (loose) maupun sumber daya yang ketat (tight).
Apabila suatu sumber daya merupakan sumber daya yang longgar, maka penambahan
kapasitas sumber daya tersebut tidak akan mempengaruhi status sumber daya.
Sebaliknya, pada sumber daya yang ketat, perubahan kapasitas (baik penambahan
maupun pengurangan) dapat mempengaruhi status sumber daya.
Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi untuk menentukan seberapa besar batas
atas dan bawah kapasitas masing-masing sumber daya dan bagaimana menentukan
prioritas sumber daya yang sebaiknya ditambah atau dikurangi perubahan konstanta
ruas kanan pada contoh diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Grafik

140

E
120

100

A
80
1
60 B

F
40

C 3
20
2

o 20 40 D 6 60 80 100 120 140


 Dari contoh diatas diperoleh
 Batasan 1: 30X1 = 30 (37,5) = 1125
Surplus 1500 - 1125 = 375 (longgar)
 Batasan 2: 40X1 + 20X2 = 40 (37,5) + 20 (50) =
2500
Surplus: 2500 – 2500 = 0 (ketat)
 Batasan 3: 20X1 + 25X2 = 20 (37,5) + 25 (50) =
2000
Surplus: 2000 – 2000 = 0 (ketat)
Range b1

Sumber daya 1 merupakan sumber daya yang longgar, oleh karena


itu apabila sumber daya 2 dan sumber daya 3 tetap, maka
penambahan sumber daya 1 sebesar apapun tidak mempengaruhi
status sumber daya 2 dan 3 atau dapat dikatakan bahwa batas atas
b1 = ∞.
Pengurangan sumber daya 1 yang diijinkan supaya status sumber
daya 2 dan 3 tidak berubah adalah maksimal sampai titik B (x1 = 37,5
range b1 adalah : 1125 ≤ b1 ≤ ∞
dan x2 = 0) atau batas bawah b1 = 30 x1 = 30 (37,5) = 1125
Artinya, selama 1125 ≤ b1 ≤ ∞, maka status sumberdaya 2 dan 3
tetap ketat
Grafik

140

E
120

100

A
80
1
60 B

F
40

C 3
20
2

o 20 40 D 6 60 80 100 120 140


Range b2 dan b3
Sum ber daya 2 dan sumber daya 3 merupakan sumber daya yang
ketat, supaya perpotongan sumber daya 2 dan sumber daya 3
tetap sebagai sumber daya yang ketat, maka sumber daya 2 dapat
diturunkan sampai titik A (X1 = 0, X2 = 80) dan dapat dinaikkan
sampai titik F (X1 = 50, X2 = 40) dengan asumsi sumber daya
yang lain tetap.
•Pada titik A, b2 = 40X1 + 20X2  40(0) + 20(80) = 1600
•Pada titik F, b2 = 40X1 + 20X2  40(50) + 20(40) = 2800
Range b2 adalah : 1600 ≤ b2 ≤ 2800

Artinya, selama 1600 ≤ b2 ≤ 2800, maka status sumber daya


2 dan 3 tetap ketat
 Sumber daya 3 dapat diturunkan sampai titik C (X1=50,
X2= 25) dan dapat dinaikan sampai titik E (X1=0, X2=
125) dengan asumsi sumber daya yang lain tetap.
 Pada titik C, b3 = 20X1 + 25X2  20(50) + 25(25) = 1625
 Pada titik E, b2 = 20X1 + 25X2  20(0) + 25(125) = 3125

Range b3 adalah : 1625 ≤ b3 ≤ 3125


Artinya, selama 1625 ≤ b3 ≤ 3125,maka status sumber daya 2
dan 3 tetap ketat.
SHADOW PRICE
 Untuk menentukan sumber daya mana yang diprioritaskan untuk
ditambah atau dikurangi, digunakan konsep shadow price.
 Shadow price mencerminkan perubahan netto nilai optimum
karena perubahan satu unit sumber daya.
Shadow Price Sumber Daya 1
 Sumber daya 1 merupakan sumber daya yang longgar sehingga
nilai Z tidak akan berubah sepanjang range b1 (1125 ≤ b1 ≤ ∞).
Atau setiap penambahan/pengurangan 1 unit sumber daya
sampai batas yang diizinkan (1125 ≤ b1 ≤ ∞) tidak akan
berpengaruh terhadap Z.
Shadow price sumber daya 1 = 0
SHADOW PRICE
Shadow Price sumber daya 2
Sumber daya 2 dan sumber daya 3 merupakan sumber daya yang ketat. Jika

sumber daya 2 dan sumber daya 3 diubah sepanjang range-nya


(1600≤b2≤2800 dan 1625≤b3≤3125) maka besarnya shadow price dapat
dihitung sebagai berikut:
Pada titik A (X1 = 0, X2 = 80), b2 turun sebesar (2500 - 1600) = 900 unit
Z = 200(0) + 160(80) = 12.800, turun sebesar (15.500 – 12.800) = 2700
Atau, setiap pengurangan 1 unit sumber daya 2 sampai batas yang

diizinkan akan mengurangi nilai Z sebesar 2700/900 = 3


Pada titik F (X1 = 50, X2= 40), b2 naik sebesar (2800 - 2500) = 300 unit
Z = 200(50) + 160(40) = 16.400, naik sebesar (16.400 – 15.500) = 900
Atau, setiap penambahan 1 unit sumber daya 2 sampai batas yang diizinkan

akan menaikkan nilai Z sebesar 900/300 = 3

Shadow Price Sumber Daya 2 = 3


SHADOW PRICE
Shadow Price sumber daya 3
Sumber daya 2 dan sumber daya 3 merupakan sumber daya yang ketat.

Jika sumber daya 2 dan sumber daya 3 diubah sepanjang rangenya


(1600≤b2≤2800 dan 1625≤b3≤3125) maka besarnya shadow price dapat
dihitung sebagai berikut:
Pada titik C (X1 = 50, X2 = 25), b3 turun sebesar (2000 - 1625) = 375
unit
Z = 200(50) + 160(25) = 14.000, turun sebesar (15.500 – 14.000) = 1500
Atau, setiap pengurangan 1 unit sumber daya 3 sampai batas yang

diizinkan akan mengurangi nilai Z sebesar 1500/375 = 4


Pada titik E (X1 = 0, X2= 125), b3 naik sebesar (3125 - 2000) = 1125
unit
Z = 200(0) + 160(125) = 25.000, naik sebesar (20.000 – 15.500) = 4500
Atau, setiap penambahan 1 unit sumber daya 3 sampai batas yang

Shadow
diizinkan akan menaikkan nilaiprice sumber
Z sebesar daya=34= 4
4500/1125
SHADOW PRICE
 Berdasarkan shadow price tersebut, dapat ditentukan
prioritas penambahan/pengurangan sumber daya.
 Prioritas sumber daya yang akan ditambah
adalah sumber daya yang memiliki pengaruh
terhadap Z yang besar.
 Prioritas sumber daya yang akan dikurangi
adalah sumber daya yang memiliki pengaruh
terhadap Z yang kecil apabila fungsi tujuannya
maksimasi
KESIMPULAN
 Kondisi optimal tercapai jika perusahaan memproduksi produk A sebanyak
37,5 unit dan produk B sebanyak 50 unit yang akan menghasilkan
keuntungan sebesar 15.500. pada kondisi ini sumber daya 2 dan 3 statusnya
ketat, artinya kapasitas yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan.
 Status sumber daya 2 dan 3 tetap ketat, selama perubahan kapasitas salah
satu sumber daya masih dalam range sbb:
 Range b1 adalah : 1125 ≤ b1 ≤ ∞
 Range b2 adalah : 1600 ≤ b2 ≤ 2800
 Range b3 adalah : 1625 ≤ b3 ≤ 3125
 Jika perusahaan akan menambah salah satu kapasitas sumber daya,
sebaiknya diprioritaskan untuk menambah kapasitas sumber daya 3 karena
memberikan tambahan keuntungan per unit (shadow price) yang paling
besar. Sumber daya 1 sebaiknya cukup disediakan sebanyak 1125 unit.

Anda mungkin juga menyukai