Anda di halaman 1dari 20

Etika Bisnis dalam

kewirausahaan
Fiqih Maria Rabiatul Hariroh.S.E.,M.M
Etika dan Etika Bisnis
Etika dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai dan norma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya (Bertens,
2001). Pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa etika
memiliki peranan penting dalam melegitimasi segala
perbuatan dan tindakan yang dilihat dari sudut pandang
moralitas yang telah disepakati oleh masyarakat.
Etika dan Etika Bisnis
Beberapa prinsip etis dalam bisnis telah dikemukakan
oleh Robert C.Solomon da (1993) dalam Bertens (2000),
yang memfokuskan pada keutamaan pelaku bisnis
individual dan keutamaan pelaku bisnis pada taraf
perusahaan.
Orang-orang bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya di
masyarakat.
 Harus ada etik dalam menggunakan sumber daya yang terbatas di masyarakat,
 Apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut dan apa akibat dari proses produksi
yang dilakukan.

Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara masyarakat dengan


perusahaan,
 merupakan elemen sangat penting buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang.

seorang wirausaha lebih baik merugi daripada


melakukan perbuatan tidak terpuji.
HAK & KEWAJIBAN PRODUSEN
 Hak Produsen
(pelaku usaha/wirausahawan)
1. hak menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai
kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik.
3. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen
4. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan
- * Kewajiban produsen
1. Beritikad baik dalam kegiatan usahanya
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan, penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu dan/atau jasa yang berlaku
* Kewajiban produsen

5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau


mencoba barang dan/atau jasa yang dibuat dan/atau yang
diperdagangkan
6. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas
kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang
dan/atau jasa yang diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian bila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan konsumen tidak
sesuai dengan perjanjian
Fundamental Etika yang Berlaku Pada Semua
Etnis.
Zimmerer (1996) terdiri atas:
1. Sopan santun, yaitu selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu dan tidak
mencuri.
2. Integritas, yaitu memiliki prinsip, hormat dan tidak bermuka dua.
3. Menjaga janji, yaitu dapat dipercaya bila berjanji, tidak mau menang sendiri
4. Kesetiaan, ketaatan, yaitu benar dan loyal pada keluarga dan teman, tidak
menyembunyikan informasi yang tidak perlu dirahasiakan
5. Kejujuran, kewajaran (fairness), yaitu berlaku fair dan terbuka, berkomitmen
pada kedamaian, jika bersalah cepat mengakui kesalahan, perlakuan yang sama
terhadap setiap orang dan memiliki toleransi yang tinggi
6. Menjaga satu sama lain (caring for others), yaitu penuh perhatian, baik budi,
ikut andil, menolong siapa saja yang memerlukan bantuan.
7. Saling menghargai satu sama lain (respect for others), yaitu menghormati hak-
hak orang lain, menghormati kebebasan dan rahasia pribadi (privasi),
mempertimbangkan orang lain yang dianggap bermanfaat dan tidak
berprasangka buruk.
8. Bertanggung jawab (responsible), yaitu patuh terhadap undang-undang dan
peraturan yang berlaku, jika menjadi seseorang pimpinan maka harus
bersikap terbuka dan menolong.
9. Pengejaran keunggulan (pursuit of excellence), yaitu berbuat yang terbaik di
segala kegiatan, bertanggung jawab, rajin, berkomitmen, bersedia untuk
meningkatkan kompetensi dalam segala bidang.
10. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability), yaitu bertanggungjawab dalam
segala perbuatan terutama dalam mengambil keputusan
Perbuatan yang dilarang bagi produsen
● Undang-undang no.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen telah
mengatur larangan kepada produsen dalam menjalankan kegiatannya,
sebagai berikut:
1. tidak memenuhi atau tidak sesuai standar yang disyaratkan dari
ketentuan perundang-undangan.
2. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih dan jumlah dalam
hitungan sebagaimana dinyatakan dalam label atau etiket barang
tersebut.
3. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam
hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.
4. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang
dan/atau jasa tersebut.
5. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengelolaan, gaya,
mode atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label,
etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
6. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket,
keterangan, iklan atau promosi barang dan/atau jasa tersebut.
7. tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu penggunaan
yang paling baik atas barang tertentu.
8. tidak mengikuti ketentuan produksi secara halal, sebagaimana
dinyatakan halal yang dicantumkan dalam label.
9. tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat
nama barang, ukuran, berat bersih atau isi bersih, komposisi, aturan
pakai, tanggal pembuatan, efek samping, nama dan alamat produsen,
serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus
dipasang atau dibuat
10. tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk
penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
11. memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan
tercemar tanpa memberikan informasi yang lengkap.
12. memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak,
cacat atau bekas, dan tercemar, dan/atau tanpa memberikan
informasi secara lengkap.
Fundamental Etika yang Berlaku Pada Semua Etnis.
Fundamental etika yang berlaku pada semua etnis menurut Zimmerer (1996) terdiri
atas:

1. Sopan santun, yaitu selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu dan tidak
mencuri.
2. Integritas, yaitu memiliki prinsip, hormat dan tidak bermuka dua.
3. Manjaga janji, yaitu dapat dipercaya bila berjanji, tidak mau menang sendiri
4. Kesetiaan, ketaatan, yaitu benar dan loyal pada keluarga dan teman, tidak
menyembunyikan informasi yang tidak perlu dirahasiakan
5. Kejujuran, kewajaran (fairness), yaitu berlaku fair dan terbuka, berkomitmen
pada kedamaian, jika bersalah cepat mengakui kesalahan, perlakuan yang sama
terhadap setiap orang dan memiliki toleransi yang tinggi
6. Menjaga satu sama lain (caring for others), yaitu penuh perhatian, baik budi, ikut
andil, menolong siapa saja yang memerlukan bantuan.
7. Saling menghargai satu sama lain (respect for others), yaitu menghormati hak-hak
orang lain, menghormati kebebasan dan rahasia pribadi (privasi),
mempertimbangkan orang lain yang dianggap bermanfaat dan tidak berprasangka
buruk.
8. Bertanggung jawab (responsible), yaitu patuh terhadap undang-undang dan
peraturan yang berlaku, jika menjadi seseorang pimpinan maka harus bersikap
terbuka dan menolong.
9. Pengejaran keunggulan (pursuit of excellence), yaitu berbuat yang terbaik di
segala kegiatan, bertanggung jawab, rajin, berkomitmen, bersedia untuk
meningkatkan kompetensi dalam segala bidang.
10. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability), yaitu bertanggungjawab dalam
segala perbuatan terutama dalam mengambil keputusan
Prinsip Etika
1. Usaha membangun kepercayaan antara anggota masyarakat
dengan perusahaan atau pengusaha.
2. Hal tersebut merupakan elemen penting buat suksesnya bisnis
jangka panjang
3. Menjaga etika adalah hal penting untuk melindungi reputasi
perusahaan.
4. Kejujuran merupakan barang langka dan “mata uang” yang
berlaku di mana-mana
5. Etika adalah standar perilaku dan nilai-nilai moral
menyangkut tindakan yang benar dan salah yang terjadi di
dalam lingkungan kerja
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
● Corporate Social Responsibility (CSR) adalah bentuk tanggung
jawab dari setiap perusahaan terhadap lingkungan, sosial dan
ekonomi masyarakat.

● Pelanggaran etika akan mengakibatkan:


1. Masalah citra publik
2. Tuntutan hukum yang mahal
3. Tingginya tingkat pencurian oleh karyawan.

● Pengambilan keputusan etis dapat menumbuhkan kepercayaan bagi


hubungan antara para pelanggan, karyawan dan perusahaan lain
● Perilaku etis sangat penting bagi wirausahawan karena dapat
memberikan efek positif sebagai berikut :
a. Staf akan meniru perilaku pimpinannya
b. Standar etis akan membentuk kerangka kerja yang
positif

● Perilaku tidak etis dalam berwirausaha akan menimbulkan hal-hal


sebagai berikut:
a. Mengganggu pengambilan keputusan usaha
b. Dapat dituntut dengan Undang-undang perlindungan konsumen
c. Bisnis tidak akan mampu bertahan dalam jangka panjang
Perilaku Saling Menipu Para Wirausahawan
1. Pelaku bisnis dengan pelaku bisnis
a. mengirim barang dengan jumlah yang tidak sama
(kurang)
b. mempengaruhi pihak lain untuk saling menjatuhkan
c. salah satu dapat bangkrut bahkan kedua-duanya.
2. Pelaku bisnis dengan konsumen
a. pemakaian formalin untuk pengawetan makanan
b. menutupi kualitas barang yang rusak
c. ingkar janji
3. Konsumen dengan pelaku bisnis
a. membayar dengan menggunakan cek kosong
b. membayar tagihan lewat rekening yang sudah ditutup.
Keuntungan Menjaga Etika

1. Jika jujur dalam berbisnis, maka bisnisnya akan maju


2. Timbulnya kepercayaan
3. Kemajuan terjaga, jika perilaku etis terjaga
4. Perolehan laba akan meningkat
5. Bisnis akan terjaga eksistensi dan kesinambungannya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai