Anda di halaman 1dari 28

HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA

M. IRVITA MARBAWI, S.E., S.H., M. H


Pengertian Lembaga Negara
Menurut Dewi Oktaviani, lembaga negara adalah lembaga
pemerintahan yang berkedudukan di pusat yang tugas, fungsi,
dan kewenangannya secara tegas diatur dalam Undang-Undang.

Sederhananya, lembaga negara merupakan lembaga


pemerintahan (Civilizated Organization) yang dibuat oleh
negara, dari negara, dan untuk negara, demi mencapai tujuan
negara itu.
Dalam lembaga negara, anggotanya juga turut menjaga
kestabilan kinerjanya supaya dapat mencapai tujuan negara
tersebut.
Menurut George Jellinek, lembaga
negara dibagi menjadi dua bagian
besar yakni:
1. alat-alat perlengkapan negara yang langsung
(unmittebare organ),
2. alat-alat perlengkapan negara yang tidak
langsung (mitterbare organ).
Lembaga negara yang ada di Indonesia ada
beberapa, yakni lembaga legislatif, lembaga
eksekutif, dan lembaga yudikatif. Namun,
keberadaan lembaga negara dalam suatu negara
tidak hanya dibatasi pada tiga lembaga tersebut.

Keberadaan lembaga negara di Indonesia diatur


sepenuhnya oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan
peraturan perundangan lainnya. Sehingga,
kedudukan setiap lembaga negara di Indonesia
bergantung pada wewenang, tugas, dan fungsi yang
telah diberikan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
Tugas Lembaga Negara Secara Umum
1. Menjaga kestabilan keamanan, politik, hukum, Hak
Asasi Manusia (HAM), dan budaya dalam suatu negara
yang bersangkutan.
2. Menciptakan suatu lingkungan negara yang kondusif,
aman, dan harmonis.
3. Menjaga penghubung antara negara dengan rakyat.
4. Menjadi sumber inspirator dan aspirator rakyat.
5. Membantu menjalankan roda pemerintahan negara.
6. Memberantas adanya tindak korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN).
Pembagian Lembaga Negara di Indonesia
Indonesia selaku negara demokrasi, menjalankan pemerintahan
dengan penerapan teori trias politika. Trias Politika merupakan
pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang dengan
kedudukan yang sejajar.

Tiga bidang tersebut adalah Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif.


• Eksekutif, bertugas menerapkan dan melaksanakan perundang-
undangan, yakni Presiden dan wakil presiden, beserta para menteri.
• Legislatif, bertugas membuat perundang-undangan, yakni Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR)
• Yudikatif, bertugas mempertahankan pelaksanaan perundang-
undangan, yakni Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi
(MK).
Fungsi Lembaga Negara di Indonesia
• Sebelumnya, telah ditulis bahwa keberadaan lembaga negara
menjadi salah unsur penting dalam sebuah negara. Berdasarkan
adanya penerapan trias politika, maka lembaga negara di
Indonesia ada tiga yakni lembaga Eksekutif, Legislatif, dan
Yudikatif.
• Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekutif merupakan lembaga pemerintahan yang
berfungsi untuk melaksanakan perundang-undangan yang telah
ditetapkan oleh lembaga legislatif. Di negara-negara yang
menganut pemerintahan demokratis, biasanya pada lembaga
eksekutif terdiri atas kepala negara, bisa raja atau presiden,
disertai dengan para menterinya.
Di Indonesia, lembaga eksekutif-nya adalah MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat), Presiden dan Wakil Presiden, serta
para menteri.
1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
• Sebelum ada Amandemen Undang-Undang Dasar 1945,
kedaulatan yang berada di tangan rakyat dilaksanakan
sepenuhnya oleh MPR, maka dari itu MPR sering disebut
sebagai “lembaga tertinggi negara” dengan kewenangan di
bawah Undang-Undang Dasar.
• Namun, setelah ada Amandemen Undang-Undang Dasar
1945, kedaulatan rakyat tidak lagi dilaksanakan oleh MPR,
tetapi dilaksanakan “menurut Undang-Undang Dasar”.
• Anggota MPR merupakan gabungan antara anggota DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat) dan DPD (Dewan Perwakilan
Daerah) yang dipilih oleh rakyat melalui proses pemilu.
Ketentuan mengenai jumlah anggota telah diatur dalam
Undang-Undang.
MPR melaksanakan sidang paling sedikit sekali dalam
lima tahun. Wewenang MPR yang paling “terlihat”
adalah melantik Presiden dan Wakil Presiden yang telah
dipilih oleh rakyat melalui proses pemilu.

Berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 dalam Undang-Undang


Dasar 1945, MPR mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut:
• Mengubah dan menetapkan perundang-undangan
• Melantik presiden dan wakil presiden
• Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam
masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar
Anggota MPR dalam menjalankan tugas dan wewenang
tersebut, memiliki beberapa hak tertentu, yakni:
• Mengajukan usul terkait perubahan pasal dalam
perundang-undang
• Menentukan sikap dan pilihannya dalam proses
pengambilan keputusan
• Memilih dan dipilih
• Membela diri
• Imunitas (hak untuk tetap menjalankan tugas dan
wewenangnya tanpa boleh dituntut di pengadilan)
• Protokoler (hak untuk memperoleh penghormatan
berkenaan dengan jabatannya)
• Keuangan dan administratif
2. Presiden

• Sebelum ada Amandemen Undang-Undang


Dasar 1945, Presiden dipilih oleh MPR.
Namun, setelah terdapat amandemen
Undang-Undang Dasar 1945, presiden dan
wakilnya dipilih oleh rakyat melalui pemilu.
• Presiden dan wakilnya menjabat selama lima
tahun dan dapat dipilih kembali hanya satu
kali jabatan dalam pemilihan umum
selanjutnya.
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Sebagai seorang kepala negara, presiden mempunyai wewenang yang telah
diatur oleh Undang-Undang Dasar 1945, yakni:

• Membuat perjanjian dengan negara lain dengan


persetujuan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
• Mengangkat duta dan konsul untuk ditempatkan di
ibukota negara lain dan negara Indonesia.
• Menerima duta dari negara lain.
• Memberikan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan
kepada warga negara, baik warga negara Indonesia
maupun warga negara asing yang telah berjasa.
Sementara itu, sebagai kepala pemerintahan yang menyelenggarakan
pemerintahan negara, maka Presiden memiliki hak dan kewajiban
sebagai berikut:

• Memegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan Undang-


Undang Dasar 1945
• Mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR
• Menetapkan peraturan pemerintah
• Memegang teguh dan menjalankan Undang-Undang Dasar
• Memberikan grasi (pengampunan terhadap narapidana) dan
rehabilitasi (pemulihan nama baik seseorang yang tertuduh)
berdasarkan pertimbangan Mahkamah Agung (MA)
• Memberikan amnesti (pengurangan hukuman narapidana)
dan abolisi (pembatalan tuntutan pidana) berdasarkan
pertimbangan DPR
Selain berperan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan, presiden juga menjadi panglima tertinggi dalam
angkatan perang, sehingga memiliki wewenang sebagai berikut:
• Menyatakan perang, membuat perdamaian
dengan negara lain atas dasar persetujuan
DPR
• Membuat perjanjian internasional atas dasar
persetujuan DPR
• Menyatakan keadaan bahaya terhadap suatu
situasi dan kondisi yang berlangsung dalam
negara.
Lembaga Legislatif

• Lembaga legislatif merupakan lembaga


pemerintah yang mempunyai fungsi umum
dalam membuat perundang-undangan.
Lembaga legislatif ini memiliki beberapa fungsi
fungsi legislasi dan fungsi kontrol.
• Di Indonesia, lembaga legislatif adalah Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).
1. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

• Anggota DPR berasal dari partai politik yang


dipilih rakyat melalui proses pemilu.
• DPR bertempat di tingkat pusat, sedangkan
yang berada di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota adalah DPRD (Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah).
Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh DPR adalah sebagai berikut

• Membentuk perundang-undangan yang dibahas bersama Presiden


• Memberikan persetujuan peraturan daerah pengganti Undang-Undang
• Menerima dan membahas RUU (Rancangan Undang-Undang) yang
diajukan oleh DPD
• Mempertimbangkan DPD atas rancangan Undang-Undang APBN yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama
• Menetapkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) bersama
Presiden dengan memperhatikan pertimbangan dari DPD
• Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan pertimbangan
DPD
• Memilih tiga calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya
kepada Presiden
• dan lain-lain
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya tersebut, DPR mempunyai hak-hak tertentu, yakni:

• Hak Interpelasi, yakni hak untuk meminta keterangan kepada


Presiden
• Hak Angket, yakni hak untuk mengadakan penyelidikan atas suatu
kebijakan pemerintah
• Hak Inisiatif, yakni hak untuk mengajukan Rancangan Undang-
Undang kepada pemerintah
• Hak Amandemen, yakni hak untuk mengadakan perubahan atas
Rancangan Undang-Undang
• Hak Budget, yakni hak untuk mengajukan RAPBN (Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
• Hak Petisi, yakni hak untuk mengajukan pertanyaan atas kebijakan
pemerintah
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 20A, DPR memegang kekuasaan tertinggi dalam
membentuk perundang-undangan. Oleh sebab itu, DPR memiliki 3 fungsi penting, yakni:

• Fungsi Legislatif, yakni DPR sebagai pembuat


perundang-undangan bersama Presiden
• Fungsi Anggaran, yakni DPR sebagai pemegang
kekuasaan dalam penetapan APBN yang diajukan
Presiden
• Fungsi Pengawasan, yakni DPR mengawasi
jalannya pemerintahan.
• DPR melaksanakan sidang paling sedikit adalah
sekali dalam satu tahun.
2. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

• Anggota DPD terdiri atas wakil-wakil dari


provinsi yang telah dipilih melalui proses
pemilu. Keanggotaan DPD diresmikan oleh
keputusan Presiden dan bertempat di daerah
pemilihannya.
• Anggota DPD ini bukan berasal dari partai
politik, melainkan dari organisasi-organisasi
kemasyarakatan. Masa jabatan DPD adalah lima
tahun.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
22D, anggota DPD memiliki kewenangan sebagai
berikut:
1. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam, dan keuangan pusat daerah.
2. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas
Rancangan Undang-Undang APBN dan RUU yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
3. Mengawasi pelaksanaan mengenai hal-hal tersebut
dan melaporkannya kepada DPR.
Lembaga Yudikatif
Lembaga yudikatif merupakan lembaga
pemerintahan yang berwenang untuk
menafsirkan isi perundang-undangan dan
memberikan sanksi pelanggaran pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaanya, lembaga yudikatif harus
bebas dari campur tangan lembaga eksekutif. Hal
tersebut supaya dalam penegakan hukum dan
keadilannya tidak berat sebelah atau terlalu
memihak.
1. Mahkamah Agung (MA)

Lembaga Mahkamah Agung (MA) menjadi pemegang


kekuasaan kehakiman tertinggi dari semua lingkungan
peradilan. Lembaga MA diketuai oleh Hakim Agung yang
dibantu oleh beberapa hakim lainnya.
Hakim Agung ini diusulkan oleh DPR yang berasal dari usulan
Komisi Yudisial. Lembaga MA mempunyai kewajiban dan
kewenangan sendiri, yakni:
1. Mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan, dan wewenang lainnya yang diberikan
oleh Undang-Undang
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
3. Memberikan pertimbangan grasi dan rehabilitasi yang
diajukan oleh Presiden
2. Mahkamah Konstitusi (MK)
Lembaga MK memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan
kekuasaan peradilan di lingkungan peradilan umum, militer,
agama, dan tata usaha Negara. Mahkamah Konstitusi
mempunyai kewenangan untuk mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir.
Dalam MK, terdapat 9 hakim konstitusi yang telah ditetapkan
oleh Presiden. Berikut merupakan tugas dan fungsi lembaga
Mahkamah Konstitusi:
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisihan mengenai hasil pemilu
3. Komisi Yudisial (KY)

Lembaga Komisi Yudisial (KY) ini dibentuk guna


mengawasi perilaku para hakim dan praktik
kotor dalam proses penyelenggaraan
peradilan.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 (hasil
amandemen), kedudukan Komisi Yudisial ini
bersifat mandiri yang keberadaannya dibentuk
dan diberhentikan oleh Presiden dengan
adanya persetujuan DPR.
Lembaga-Lembaga Baru yang Bersifat Mandiri

1. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


• Lembaga BPK ini menjadi lembaga negara yang
memegang kekuasaan dalam bidang auditor. BPK tentu
mempunyai tugas utama dalam memeriksa dan
mengelola keuangan negara.
• Hasil pemeriksaan lembaga BPK akan diserahkan kepada
DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.
Anggota lembaga BPK dipilih oleh DPR dan diresmikan
oleh Presiden.
• Lembaga BPK berkedudukan di ibu kota negara dan
memiliki perwakilan di setiap provinsinya.
2. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

• Lembaga ini dibentuk melalui Undang-Undang


Dasar 1945 No 30 Tahun 2002 mengenai
pemberantasan tindak pidana korupsi.
• Pembentukan lembaga KPK ini menjadi respon
pemerintah terhadap rasa pesimistis
masyarakat atas kinerja dan reputasi
kejaksaan sera kepolisian dalam memberantas
korupsi.
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)

Lembaga Komnas Perempuan ini didirikan pada tahun 1998


berdasarkan adanya keputusan presiden No 181 tahun 1998.
Lembaga ini bersifat mandiri sebagai bentuk upaya nasional dalam
menghapus kekerasan terhadap perempuan.
Komnas Perempuan ini menjadi bentuk jawaban pemerintah atas
tuntutan masyarakat sipil, khususnya kaum perempuan dalam
menangani persoalan kekerasan.
Dalam menjalankan tugas dan wewenang sekaligus mendapat
hak-hak tertentu tersebut, anggota lembaga negara tetap
mempunyai kewajiban untuk mengamalkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Selain itu juga wajib untuk mendahulukan
kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadinya.

Anda mungkin juga menyukai