Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN HUKUM

ISLAM
Mata kuliah hukum Islam merupakan mata
kuliah wajib pada fakultas hukum di Indonesia.
Penyebutan mata kuliah ini dulu pernah
disebut dengan nama mata kuliah Lembaga
Islam, Islamologi dan azas-azas hukum Islam.
Sejak berlakunya sistem SKS tahun 1980 mata
kuliah hukum Islam pada fakultas hukum
dikembangkan sesuai perkembangan hukum
Islam dalam tata hukum nasional.
Pengembangan mata kuliah hukum Islam
meliputi mata kuliah mata kuliah perorangan
dan kekeluargaan Islam, hukum kewarisan
Islam, hukum acara peradilan agama, hukum
zakat wakaf, bank asuransi dan hukum Islam,
negara dalam perspektif hukum Islam dan
hukum pidana Islam.
Mata kuliah hukum Islam merupakan mata
kuliah pengantar atau pra syarat bagi mata
kuliah hukum Islam lainnya. Tujuan
instruksional umum mempelajari hukum Islam
adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa mengetahui, memahami
hukum Islam, sumber-sumber dan azas-
azasnya secara baik dan benar, sejarah
pertumbuhannya serta perkembangannya
dari dahulu sampai sekarang.
2. Agar mahasiswa memahami dan mampu
menjelaskan kedudukan hukum Islam sebagai
hukum positif dalam tata hukum nasional
dan hubungannya dengan hukum yang lain
yang berlaku di tanah air.
Beberapa alasan hukum Islam wajib diberikan
mahasiswa fakultas hukum di Indonesia :
1. Alasan sejarah (historis)
2. Alasan jumlah penduduk
3. Alasan Yuridis ( Normatif dan Formal)
4. Alasan Yuridis Konstitusional
5. Alasan Filosofis
6. Alasan Ilmiah.
1. Alasan Sejarah (Historis)
Pada fakultas hukum milik Hindia Belanda
telah diajarkan mata kuliah hukum Islam
dengan nama Muhammadaansch Recht
(Hukum Muhammad). Istilah tersebut
sebenarnya tidak tepat, karena hukum Islam
tidak bersumber dari Nabi Muhammad, akan
tetapi dari Allah.
2. Alasan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Indonesia sekarang ini lebih
kurang 250 juta jiwa, sekitar 87%nya
beragama Islam. Oleh karena itu hukum Islam
dapat menjadi sumber pembentukan hukum
nasional serta hukum nasional tidak
bertentangan dengan hukum yang tumbuh
dan berkembang di masyarakat muslim,
yaitu hukum Islam.
3. Alasan Yuridis
Bahwa hukum Islam di Indonesia berlaku
secara:
a. Normatif, yaitu hukum Islam mempunyai
sanksi kemasyarakatan bila norma-normanya
dilanggar dalam konteks ini disebut dengan
ibadah, seperti sholat, puasa, zakat , haji dan
lain-lain.
b. Hukum Yuridis Formal, yaitu bagian hukum
Islam yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya dan benda.
Dalam masyarakat hukum Islam tersebut telah
ditranspormasi ke dalam hukum positif dan
perundang-undangan di Indonesia, seperti:
1. UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
2. UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama
3. Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi
Hukum Islam
4. Alasan Yuridis Konstitusional
Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 menyatakan “Negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Maka
tafsiran ayat tersebut hanya mungkin sebagai
berikut:
1. Dalam negara Republik Indonesia, tidak boleh
terjadi atau berlaku sesuatu yang bertentangan
dengan kaidah-kaidah Islam bagi umat Islam, atau
yang bertentangan dengan kaidah-kaidah agama
Nasrani bagi umat Nasrani, Hindu bagi umat
Hindu, Budha bagi umat Budha.
2. Negara Republik Indonesia wajib menjalankan
syariat Islam bagi orang Islam, syariat Nasrani
bagi orang Nasrani, syariat Hindu bagi orang
Hindu, sekadar menjalankan syariat tersebut
memerlukan perantaraan kekuasaan negara.
3. syariat yang tidak memerlukan bantuan
kekuasaan negara untuk menjalankannya, dan
karena itu dapat sendiri dijalankan oleh setiap
pemeluk agama yang bersangkutan, menjadi
kewajiban pribadi terhadap Allah bagi setiap
orang itu, yang dijalankan sendiri menurut
agamanya masing-masing.
5. Alasan Filosofis
Berdasarkan landasan filosofis dan yuridis, hukum
yang berlaku di Indonesia mengandung dimensi
transendental dan horizontal. Dalam dimensi
transendental berkaitan erat dengan substansi dan
pengamalan sila pertama Pancasila. Sedangkan
dalam dimensi horizontal adalah tata aturan hidup
yang mengatur kehidupan manusia (ordering van
hetsociale leveri). Ada hubungan yang erat antara
Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara
dengan UUD 1945 sebagai Hukum Dasar.
6. Alasan Ilmiah
Hukum Islam, sebagai salah satu bidang ilmu
hukum, telah banyak dipelajari secara ilmiah,
tidak saja oleh orang Islam sendiri, melainkan
juga oleh mereka yang tidak beragama Islam,
sejak masa pemerintahan penjajahan Hindia
Belanda sampai sekarang. Berbagai perguruan
tinggi di luar negeri telah memasukkan hukum
Islam sebagai slah satu bidang kajian ilmiah.
Mereka menggunakan istilah Islamic Law dan
Islamic Yurisprudence.

Anda mungkin juga menyukai