Anda di halaman 1dari 3

 Sejarah Perumusan Pancasila Pada Masa Era Pra-Kemerdekaan.

Selama dalam masa pendudukan belanda dan bangsa jepang, bangsa indonesia gigih dalam
memperjuangkan kemerdekaan. Para pejuang dan para pendiri negara berupaya mencapai
kebebasan serta merumuskan dasar negara sebagai tumpuan untuk berdirinya suatu negara.

Perumusan dasar negara harus menghadapi beragam hal yang sangat rumit dan kompleks.
Terlebih karena Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai pulau,suku dan ra.
Namun, para pendiri negara tetap gigih mengurai dasar negara untuk dapat memeluk berbagai
kemajukan sehingga menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegigihan para
pendiri negara berbuah manis.

Pada 1 Maret 1945, Pemerintahan Jepang secara resmi membentuk Badan Penyelidik Usaha
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI). BPUPKI Memiliki tugas untuk mempelajari
dan memeriksa hal hal yang krusial dalam pembentukan negara Indonesia yang merdeka.

Sidang pertama BPUPKI berlangsung tanggal 29 mei 1945 hingga 1 juni 1945. Para anggota
sidang membahas berbagai hal terkait dengan persiapan kemerdekaan Indonesia, antara lain syarat
syarat hukum berdirinya suatu negara, bentuk negara, pemerintahan negara, dan dasar negara.
Dasar negara pada saat itu menjadi salah satu pembahasan pada sidang pertama dengan tiga
anggota mengutarakan pendapatnya melalui pidato yakni Muhammad Yamin (Sidang 29 mei
1945), Soepomo (31 mei 1945), dan Soekarno (1 juni 1945).

Pancasila adalah ideologi dasar negara dan rumusan kehidupan bagi negara Indonesia.

Pada tanggal 1 Maret 1945 di bentuk Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman
Wedyodiningrat. Dalam pembukaan pidato pada sidang pertama Radjiman Widyodiningrat
mengelontarkan pertanyaan "Apa dasar negara kita dan mau dibentuk apa ? "

Untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, terdapat usulan-usulan pribadi yang
dikemukakan dalam sidang BPUKI yaitu Muhammad Yamin,Soekarno,dan Soepomo. Sidang
pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945-1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar
negara untuk negara Indonesia.

1. Muhammad Yamin.

Muhammad Yamin mengatakan bahwa perumusan pancasila pokok pokok aturan dasar negara
indonesia harus disusun berdasarkan watak peradaban indonesia. Pada tanggal 29 Mei 1945
Dalam pidatonya ia mengemukakan 5 asas bagi negara Indonesia yaitu:

- Sila pertama "Kebangsaan "


- Sila kedua "Kemanusiaan"
- Sila ketiga "Ketuhanan"
- Sila keempat "Kerakyatan"
- Sila kelima "Kesejahteraan Rakyat"
2. Prof.Dr. Soepomo.

Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof.Dr. Soepomo dalam pidatonya Mengemukakan 3 asas teori-teori
bagi Negara Indonesia. Hubungan negara dan agama, dan bentuk negara. Beliau menjelaskan
bahwa dasar dan bentuk susunan negara berhubungan erat dengan riwayat hukum
(Reschtgeshichte) dan lembaga sosial dari suatu negara. Sehingga, setiap negara memiliki
keunikan masing masing.

Soepomo juga mengutarakan hakikat cita cita negara. Sehingga, beliau menyampaikan 3 toeri
negara yaitu sebagai berikut:

- Sila pertama "Teori Negara Perseorangan (Individualis)"


- Sila kedua "Paham Negara kelas (Class Theory)"
- Sila ketiga "Paham Negara Integralistik"

3. Ir. Soekarno.

Sementara Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 mengutarakan pendapat
tentang dasar negara dalam 6.480 kata. Soekarno menyampaikan kepada anggota ulasannya
mengenai arti merdeka yaitu Philosophische Grondstag. Yaitu fundamen, flsafat, jiwa, dan hasrat
sedalam dalamnya untuk mendirikan Indonesia merdeka yang kekal dan abadi.

Kemudian Soekarno melanjutkan dengan menyampaikan tentang dasar negara dengan


melemparkan pertanyaan retoritis mengenai Weltanschauung untuk mendirikan indonesia yang
merdeka. Weltanschauung adalah orientasi kognitif mendasar yang mencakup seluruh
pengetahuan dan sudut pandang individu atau masyarakat.

Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir Soekarno mengemukakan 5 prinsip dasar Negara yaitu :

- Sila pertama " Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)."


- Sila kedua " Internasionalisme (Peri kemanusiaan)."
- Sila ketiga "Mufakat (Demokarasi)."
- Sila keempat "Kesejahteraan sosial"
- Sila kelima "Ketuhanan yang Maha Esa."

Setelah menjelaskan kelima dasar negara tersebut, Soekarno kemudian membicarakan nama
yang tepat tentang dasar negara. Panca dharma dinilai tidak tepat digunakan dikarenakan
Dharma sendiri berarti kewajiban,sedangkan bahasannya merupakan dasar. Soekarno kemudian
menyatakan atas petunjuk dari seorang ahli bahasa, dasar negara ini dirangkum dengan nama
“Panca Sila”. Sila sendiri memiliki dasar arti dasar. Sehingga, diatas lima dasar Indonesia berdiri
sebagai negara yang kekal dan abadi.

Sumber:

- https://kompaspedia.kompas.id
- https://www.kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai