Kuliah Keracunan 2014
Kuliah Keracunan 2014
E R AINSEKTISIDA
CUNA
N
1. SEDATIVE-HYPNOTIC
Keadaan overdosis obat ini gejalanya hampir sama seperti keracunan alkohol
yaitu : ataxia, gangguan kesadaran, dysarthria, nystagmus. Bilamana tingkat
keracunannya berat gangguan pernapasan dan sistem cardiovascular .
Pengobatan
A. Keadaan umum
Apabila sistem cardiovascular dan pernapasan normal dan stabil maka hanya
diperlukan therapi supportive . Akan tetapi bilamana keracunannya berat yang
ditandai dengan pernapasan dangkal yang disertai dengan gangguan reflex
batuk dan menelan diperlukan intubasi untuk mempertahankan jalan napas,
mencegah aspirasi dan pemasangan alat ventilasi mekanik.
B. Dekontaminasi
Kumbah lambung dapat dilakukan bilamana belum berlangsung 45 menit.
Makanan yang ada di dalam lambung akan mengurangi penyerapan yang
dapat memperpanjang indikasi kumbah lambung.
C. Diuresis
D. Cardiovascular
Bila terjadi Hypotensi berikan infus normal saline atau cairan Ringer laktat,
terkadang dibutuhkan vasopressor .
Jika dibutuhkan cairan yang banyak maka diperlukan pemasangan CVP untuk
memonitor kebutuhan cairan untuk mencegah edema paru.
E. Hemodialysis
Bilamana terjadi gagal ginjal maka dibutuhkan hemodialisis.
2. XANTHINE/THEOPHYLLINE
DIAGNOSIS
Theophylline toxicity
Acute toxicity : Suatu keadaan overdosis pada pasien yang belum pernah makan obat,
memiliki gangguan metabolik, tidak menimbulkan efek toksik yang serius hingga
mencapai kadar 80-100 g/dL.
Chronic toxicity overmedication pada pasien yang sudah lama menggunakan obat ini.
serious toxicity pada kadar di bawah 40 g/dL, kadar dalam serum tidak berhubungan
dengan derajat keparahan terutama pada pasien tua.
Gambaran Klinis
B. Laboratorium
Hypokalemia sering dijumpai pada keracunan akut yang disebabkan oleh
perpindahan kalium ke intraseluler. Keracunan Theophylline juga
mengakibatkan hyperglycemia, metabolic acidosis, respiratory alkalosis, dan
leukocytosis.
Differential Diagnosa
Sama seperti keracunan theophylline yg menimbulkan gangguan status mental, kejang,
dan cardiovascular seperti gambaran keracuanan tricyclic antidepressants,
anticholinergic dan phenothiazines. Jarang pada keracunan calcium channel blockers,
beta-blockers, anesthetic lokal , meningitis, sepsis, anaphylaxis, trauma kepala dan
hypoglycemia.
Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan Umum
Pemasangan infus, monitoring hemodynamic , pemberian oxygen
B. Koreksi Hypotensi
infus crystalloid bolus 250-500 mL habis dalam beberapa menit jika gagal
vasopressors mungkin dibutuhkan.
Propranolol bekerja dgn menghambat reseptor peripheral ß2-adrenergic yang
berperan terhadap terjadinya vasodilation .
C. Antiarrhythmics
supraventricular dysrhythmias ( sinus tachycardia berat, supraventricular tachycardia
atau multifocal atrial tachycardia) berikan verapamil atau beta-blockers (bila tdk ada
kontra indikasi).
Ventricular dysrhythmias koreksi hypokalemia dan pemberian lidocaine.
D. Anticonvulsan
• Kejang harus diatasi dengan pemberian benzodiazepine,
phenobarbital, atau phenytoin, tunggal atau sebagai kombinasi.
• Kejang akibat keracunan theophylline sering refrakter dengan
pengobatan sehingga diperlukan tindakan anesthesia umum atau
menggunakan penghambat neuromuscular pada pasien yang tetap
kejang untuk mencehagah terjadinya acidosis dan rhabdomyolysis
serta memperbaiki ventilasi.
E. Dekontaminasi
• kelemahan, fatigue.
• mual, anorexia.
• Gangguan penglihatan.
Penjelasan Umum
B. Electrocardiography
Penderita dengan cardiac toxicity mungkin tanpa gejala gastrointestinal atau neurologic
Cardiac toxicity disebabkan baik oleh karena peningkatan efek vagal dan efek dari
pompa Na+-K+ ATPase .
Effect dari sinus node : bradycardia, sinoatrial block, dan sinus arrest.
Peningkatan irritability dan automatisasipada atrium atrial tachycardia atrial
fibrillation atau flutter. ventricular rate biasanya normal atau melambat sebagai akibat
dari adanya blok
Efek Digitalis pada atrioventricular node atrioventricular block atau irama junctional .
Pengaruhnya pada ventrikel premature ventricular contracti, ventricular tachycardia,
dan ventricular fibrillation.
C. Laboratorium
Hyperkalemia ,kadar digitalis dalam, serum magnesium dan calcium, serum urea
nitrogen, serum creatinin. Analisa Gas Darah perlu dilakukan untuk memastikan pasien
tidak dalam keadaan hypoxic. ECG harus dilakukan
Differential Diagnosis
Gejala keracunan digitalis tidaklah khas sehingga sering salah diagnosa sebagai
gastroenteritis atau infeksi viral. bradydysrhythmias bisa juga disebabkan oleh obat
golongan beta-blockers dan calcium channel blockers. Irama jantung ectopy dapat juga
disebabkan oleh gangguan elektrolit terutama hypokalemia.
Penanganan
A. Decontaminasi
Tentukan terlebih dahulu apakah ini merupakan kasus akut atau kronik. Pada keracunan
akut kumbah lambung tetapi harus hati hati karena tindakan ini dapat memperburuk
bradydysrhythmias atau blok. Charcoal 50-100 g oral. Cholestyramine, dapat mengikat
digitalis di usus dosis of 4-8 g oral.
B.Gangguan Elektrolit
Hyperkalemia bicarbonate dan pemberian glucose dan insulin intravena . Dialysis juga
efektif bila gagal dengan pengobatan atau kadar kalium yang membahayakan jiwa.
C. Penanganan Arrhythmia
Tachydysrhythmias:
pasien hypokalemic (serum K < 3.5 meq/L) substitusi Kalium.
Magnesium diberikan kecuali kadar Mg yang tinggi atau gagal ginjal 2 g
intravena dlm 20-30 minutes .
Pasien tdk respons dgn substitusi elektrolit lidocaine GAGAL
phenytoin 10-20 ug/mL.
4.Organoposfat
Menghambat enzym
asetilkolinesterase
C. asetilkolin
Aktivitas parasimpatik
Aktifitas neuromuskular
Gangguan SSP
TANDA DAN GEJALA
Kematian
Akibat Gangguan SSP :
Konfusi
Psikosis
Koma
Kejang
PENATALAKSANAAN
Tindakan umum :
Kumbah lambung (bila terminum < 4jam)
Oksigen k/p Ventilasi mekanik
Infus Ringer Laktat / NaCl
Bersihkan tubuh
Arang aktif : 1 gr / kg BB
Tindakan khusus :
sampai sadar
Sadar : 2 mg / 10 menit
sampai atropinisasi
Atropinisasi :
Pupil midriasis, kulit kering, kemerahan dan
panas, mulut kering, takikardia,
Dosis pemeliharaan.
0,5 mg / 30 menit atau 1 jam atau 2 jam atau
4 jam (sesuai kebutuhan)
NB :
Kontra indikasi SA : sianosis --> Fibrillasi
ventrikel
Dosis maksimal : 50 mg / 24 jam.
1 amp SA = 0,25 mg
5. A L K O H O L
Mekanisme :
A. Depresi CNS efek akut dari alkohol dan memiliki efek additive terhadap
golongan barbiturat
B. Hypoglikemia karena terjadi gangguan glukoneogenesis
C. Presdisposisi terjadinya kecelakaan
Gambaran Klinis :
A. Keracunan Akut : euphoria, gangguan keseimbangan, ataxia, nystagmus,
gangguan refleks dan judgment, hypoglikemia
Pada keracunan yang berat dapat terjadi : koma, depresi pernapasan,
aspirasi pneumonia, pupil miosis,dan penurunan tempratur, tekanan darah dan HR
Gejala ini akan segera berkurang setelah pemberian intravena naloxone (N-allil-
noroxymorphone) suatu antagonist opioid murni.
Dosis awal : bolus intra vena 0.4- 2 mg. dapat juga diberikan intralingual atau
intratracheal. Jika dengan dosis 10mg tidak efektif diragukan sbg overdosis
opiat.
Dosis harus diulangi setiap 30 - 60 mnt karena >> opiat kerjanya panjang.
Penanganan opiat kerja panjang continuous infus naloxone setelah bolus
awal 2/3 dari dosis awal perjammya.
Naloxone :sangat sedikit efek samping, aman kecuali pada dosis besar.
Eliminasi opiat
Tidak dianjurkan untuk merangsang muntah meningkatkan resiko depresi
CNS dan kejang .
Bilamana tidak dijumpai tanda edema paru akut, aspirasi pneumonia, maka
keracunan opiat dapat ditangani dengan hasil yang baik
KOMPLIKASI OVERDOSIS OPIAT
Diagnosis ditegakkan berdasakan dijumpainya :↑↑ SGOT,SGPT, creatine pospokinase dan lactic
dehydrogenase.
Kerusakan ginjal juga disebabkan oleh efek langsung dari opiat yang bersifat nephrotoxic
Non-cardiogenic pulmonary edema
Pendahuluan
Acetaminophen (paracetamol, N-acetyl-p-aminophenol)analgesic utama yang paling
banyak dipakai di Inggris, menyebabkan kasus kematian 150 kasus per tahun.
Overdosis Acetaminophen gagal hati akut , 5% dari seluruh kasus gagal hati akut.
Hepatotoxicity
GGA Oliguric atau polyuric dijumpai pada 11 % kasus keracunan berat dengan atau
tanpa gagal hati akut. GGA prerenal hypovolemia disebabkan efek toksik langsung
acetaminophen. Pada kasus gagal hati akut 70%kasus diikuti oleh GGA.
Encehalopaty terjadi dalam 72 jam dan semakin memburuk hingga hari ke 5 dan dapat
menimbulkan cerebral edema.
Carbon monoxida merupakan suatu gas yang tidak berwarna dan tidak berbau dan
mempunyai ikatan yang kuat dengan hemoglobin.
• Menyebabkan hypoxia jaringan yang berat.
• Kadar Carbon monoxide berhubungan dengan keparahan penyakit.
• Pengobatan dengan menggunakan 100% oxygen.
Carbon monoxide dihasilkan oleh pembakaran bahan organik dan dijumpai pada hasil
buangan mesin, pembakaran batu bara.
Carbon monoxide memilik daya bikat terhadap hemoglobin 200 x lebih besar dari
oksigen. Carboxyhemoglobin complex yang terbentuk tidak mampu mentransport
oxygen, menyebabkan hypoxia jaringan yang dapat mengakibatkan kematian atau
kerusakan permnanen dari sistem saraf. .
Gambaran Klinis
Kadar carboxyhemoglobin dapat dilihat dari darah vena atau arteria. Gejala awalnya
adalah sakit kepala.Pada keadaan ini biasanya PO2 normal, walaupun sebenarnya
metabolic acidosis sudah terjadi yang disebabkan oleh hypoxia jaringan. Darah
mulai berubah menjadi merah cherry,akan tetapi tampilan pasien jarang berubah
menjadi warna pink. Gambaran ECG dapat menunjukkan gambaran ischemia atau
infarction. Gambaran gangguan CNS : parkinson, kehilangan ingatan.
PENGOBATAN
B. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah arterial untuk mengukur carboxyhemoglobin danAGDA.
C. Chest X-ray
Bilamana racun carbon monoxide disebabkan oleh inhalasi asap maka perlu chest
x-ray monitor edema paru.
Terimakasih