Anda di halaman 1dari 25

FISIOLOGI NIFAS

 Masa nifas : mulai setelah partus selesai


dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
 Seluruh alat genital baru pulih kembali
seperti sebelum ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan.
 GENITALIA INTERNA & EKSTERNA
 Perubahan-perubahan alat-alat genital
(interna & eksterna) dalam
keseluruhannya disebut involusi.
 Disamping involusi terjadi juga
hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi.
 Laktasi terjadi karena pengaruh
Lactogenic hormone dari kelenjar hipotisis
terhadap kelenjar-kelenjar mamma.
 Setelah janin dilahirkan, fundus uteri kira-
kira setinggi pusat : segera setelah
plasenta lahir, tinggi fundus uteri + 2 jari
di bawah pusat.
 Uterus menyerupai buah advokat gepeng,
berukuran : P=+15 cm, L=+12 cm & tebal
= + 10 cm.
 Dinding uterus + 5 cm, pada bekas implantasi
plasenta lebih tipis dari pada bagian lain.
 Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih
setinggi 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis
pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba
lagi di atas simfisis.
 Bagian bekas implantasi plasenta merupakan
suatu luka yang kasar & menonjol ke dalam
kavum uteri setelah persalinan. Penonjolan
tersebut dengan diameter + 7,5 cm, sering
disangka sebagai suatu bagian plasenta yang
tertinggal.
 Sesudah 2 minggu diameternya menjadi
3,5 cm dan pada 6 minggu telah mencapai
2,4 mm. Uterus gravidus aterm beratnya
kira-kira 1000 gr 1 minggu post partum
menjadi + 500 gr, 2 minggu post partum
menjadi 300 gr dan setelah 6 minggu post
partum, berat uterus jadi 40-60 gr (berat
uterus normal + 30 gr).
 Perubahan ini berhubungan erat dengan
perubahan miometrilium yang bersifat
proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkan
melalui pembuluh getah bening.
 Otot-otot uterus berkontraksi segera post
partum. Pembuluh-pembuluh darah yang
berada diantara anyaman otot-otot uterus
akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan perdarahan.
Perubahan pada serviks post partum :
 serviks agak menganga seperti corong,
disebabkan korpus berkontraksi sedangkan
serviks tidak.
 Warna serviks merah kehitaman karena penuh
pembuluh darah.
 Konsistensinya lunak.
 Segera setelah janin lahir, tangan pemeriksa
masih dapat dimasukkan pada cavum uteri.
Setelah 2 jam, dapat dimasukkan 2-3 jari &
setelah 1 minggu dapat dimasukkan 1 jari ke
dalam cavum uteri.
 Perubahan pada endometrium = timbul
trombosis, degenerasi & nekrosis di
tempat implantasi plasenta.
 Hari I = tebal endometrium 2-5 mm,
permukaan kasar
 Hari 3 = permukaan endometrium mulai
rata akibat pelepasan sel-sel di bagian-
bagian yang berdegenerasi.
 Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-
sisa sel desidua basalis, memakan waktu
2-3 mg.
 Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung
lengkap, sehingga tidak ada pembentukan
jaringan parut pada bekas tempat implementasi
plasenta.
 Ligamen-ligamen & diafragma pelvis serta fasia
meregang sewaktu kehamilan & partus. Setelah
janin lahir, berangsur-angsur ciut, seperti sedia
kala. Tidak jarang ligamentum rotundum jadi
kendor, yang mengakibatkan uterus jatuh ke
belakang sehingga timbul keluhan “ kandungan
turun”. Untuk memulihkannya dapat dengan
latihan-latihan tertentu. Fisioterapi yang dapat
diberikan pada 2 hari post partum.
Hemokonsentrasi
 Pada kehamilan terdapat shunt antara
sirkulasi ibu & plasenta. Setelah
melahirkan, shunt tersebut hilang tiba-
tiba. Volume darah pada ibu relatif
bertambah yang dapat menimbulkan
beban jantung sehingga dapat terjadi
dekompensasi kordis pada penderita vitum
kardis.
 Keadaan ini dapat diatasi dengan
mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsentrasi yang terjadi pada hari-
hari ke 3-15 hari post partum.
Laktasi
 Perubahan yang terdapat pada kedua
mamma pada sejak kehamilan muda :
 Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-
kelenjar & alveolus & lemak.
 Pada duktus laksiferus terdapat colostrum.
 Hipervaskularisasi terdapat pada
permukaan maupun pada bagian dalam
mamma.
 setelah partus, pengaruh menekan dari esterogen
& progresteron terhadap hipofisis hilang. Timbul
pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali,
antara lain lactogenic hormone (prokeksin).
 Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium
kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga
pengeluaran ASI dilaksanakan.
 Umumnya produksi asli berlangsung betul pada
hari ke-2-3 post partum.
 Pada hari-hari I ASI mengandung colostrum,
mengandung protein albumin dan globulin &
benda-benda kolostrum dengan diameter 0,001-
0,025 mm dan mudah dicerna.
 Rangsangan terbaik untuk mengeluarkan
ASI adalah dengan menyusui bayi itu
sendiri.
 Kadar prolaktin meningkat dengan
perangsangan fisik pada putting mamma.
 Rangsangan psikis merupakan refleks dari
mata ibu ke otak, mengakibatkan
oksitosin
LAKTASI
 dihasilkan, sehingga ASI dapat dikeluarkan dan
sebagai efek sampingan, memperbaiki involusi
uterus.
 Keuntungan lain menyusui : menjelma rasa kasih
sayang antara ibu dan anak.
 ASI dapat melindungi bayi terhadap infeksi
seperti :
 Gastroenteris
 Radang jalan nafas & paru-paru
 Otitis media.
 Sehubungan ASI mengandung lactoferin,
lysozyme & imunogbulin A.
Perubahan Lain Pada Nifas
 After paru/ mules-mules akibat kontraksi uterus.
Kadang-kadang sangat menganggu selama 2-3 hari post
partum. Lebih terasa bila menyusui.
 Sesudah partus, suhu tubuh wanita dapat naik 0,5 0C
dari keadaan normal, tapi tidak melebihi 380C. sesudah
12 jam pertama post partum, umumnya suhu kembali
normal. Bila suhu > 380C, maka mungkin ada infeksi.
 Segera setelah partus terjadi bradikardi. Bila terdapat
takikardi sedangkan badan tidak panas, mungkin ada
perdarahan berlebihan atau ada vitium kardis. Pada
masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil
dibandingkan dengan suhu badan.
Perubahan Lain Pada Nifas
 Pada beberapa kasus ditemukan
hipertensi post partum. Biasanya akan
hilang sendiri bila tidak ada penyakit-
penyakit lain yang menyertainya + 2
bulan tanpa pengobatan.
 Lokia = sekret yang berasal dari cavum
uteri dan vagina dalam masa nifas.
 Hari 1 = lokia rubra/ lokia kruenta
Darah segar + sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, sisa-sisa vernix caseosa,
lanugo & mekonium.
 1 – 6 hari = lokia sanguinolenta
 1 – 2 mg = lokia serosa
 > 2 mg = lokia alba
Biasanya lokia berbau sedikit amis, kecuali bila
terdapat infeksi, akan berbau busuk, contoh :
lokiostasis & infeksi. Hofbawer mengemukakan
adanya suatu sistem pertahanan pada dasar
ligamentum latum yang terdiri atas kelompok-
kelompok infiltrat sel-sel bulat yang disamping
mengadakan pertahanan terhadap penyerbuan
kuman-kuman, bermanfaat pula untuk
menghilangkan jaringan-jaringan nekrotik.
Perawatan Post Partum
 Dimulai sejak kala ini dengan
menghindarkan kemungkinan perdarahan
& infeksi.
 Bila ada laserasi jalan lahir/ luka bekas
episiotomi, lakukan penjahitan &
perawatan luka sebaik-baiknya 8 jam post
partum wanita harus tidur telentang untuk
mencegah terjadinya perdarahan sesudah
8 jam, badan miring kiri dan kanan untuk
mencegah trombosis.
 Ibu dan bayi bisa diletakkan dalam 1
kamar (rooming in) atau terpisah. Pada
hari ke-2 bila perlu dapat dilakukan
latihan-latihan senam. Hari ke-3 duduk,
ke-4 berjalan, ke-5 dapat dipulangkan.
 Diet yang diberikan harus bermutu tinggi
dengan cukup kalori, cukup protein, cairan
serta buah-buahan karena wanita
mengalami hemokosentrasi.
Perawatan Post Partum
 Mitsi/ berkemih harus cepat dapat dilakukan
sendi. Bila kandung kencing penuh & wanita tidak
dapat berkemih sendiri, sebaiknya dilakukan
kateterisasi dengan memperhatikan jangan
sampai infeksi.
 Umumnya partus lama, yang kemudian diakhiri
dengan ekstraksi valcum/ cunan, dapat
mengakibatkan hal-hal yang demikian sampai
terjadi retensio urin. Bila perlu, sebaiknya
dipasang dawer catheter/ indwelling catheter
untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung
kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-
kerusakan pada otot-otot kandung kencing, otot-
otot cepat pulih kembali sehingga tugasnya cepat
pula kembali.
Perawatan Post Partum
 Defekasi harus ada 3 hari post partum. Bila ada
obstirasi, lakukan klisma/ beri laksans per os
supaya tidak terjadi infeksi. Bila terdapat after
panis/ mules  beranalgetika/ sedativa supaya
dapat tidur. 8 jam post partum disuruh menyusui
bayi untuk merangsang laktasi.
 Kontra indikasi menyusui :
 Typus abdominalis
 TBC aktif
 Vitium kardis berat
 Tineotoksikosis
 DM berat
 Psikosis
 Retraded nipples
 Morbus hansen
Perawatan Mamma
 Cuci areola mamma & putting susu dengan
teratur dengan sabun dan beri minyak/ cream
agar tetap lemas. Jangan sampai kelak mudah
lecet/ pecah-pecah. Sebelum menyusui
mamma harus dibiarkan lemas dengan
melakukan message secara menyeluruh.
Bersihkan sebelum menyusui. Bayi meninggal,
laktasi harus dihentikan dengan cara
mengadakan pembalutan kedua mamma
hingga tertekan & dapat pula diberi
loromocryphin sehingga lactogenic hormon
tertekan.
Pemeriksaan Post Natal

 Keadaan umum
 Keadaan payudara & puttingnya
 Dinding perut, apakah ada hernia
 Keadaan perineum
 Kandung kencing, ada sistokel/ uretrokel atau
tidak.
 Rektum, ada rektokel & pemeriksaan tonus. M.
sfingerani.
 Adanya flour albus
 Keadaan serviks, uterus & adnexa.
Perdarahan yang mungkin terjadi dalam
masa 40 hari biasa disebabkan oleh
adanya subinvolusi uteri terhadap
penderita tidur dan diberi tablet
ergometrin. Bila perdarahan tetap ada,
lakukan kuretase untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta.
Bila curiga ada keganasan, lakukan
pemeriksaan sitologi & eksisi percobaan
untuk menyingkirkan keganasan.

Anda mungkin juga menyukai