Anda di halaman 1dari 44

PENGAWASAN

KESEHATAN
KERJA
UU No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
a. Pasal 74 dikatakan bahwa dilarang mempekerjakan dan
melibatkan anak pada pekerjaan yang membahayakan
kesehatan, keselamatan, atau moral anak.
b. Pasal 86 dikatakan bahwa pekerja / buruh mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja.
c. Pasal 87 menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
Tujuan K3
 Mencegah Kecelakaan Kerja :
 Peledakan
 Kebakaran
 Pencemaran Lingkungan
 Penyakit Akibat Kerja
 Meningkatkan produktivitas
Tujuan Kesehatan Kerja
ref. ILO/WHO 1995
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik,
mental dan sosial dari pekerja.
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan
oleh kondisi kerja.
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor
yang mengganggu kesehatan.
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik
dan psikologisnya.
5. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya.
KESEHATAN KERJA

Spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta


prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik fisik, mental, maupun sosial dengan usaha
preventif dan kuratif.
Sasaran : manusia
Sifat : medis

Ergonomi:
Sasaran : manusia
Sifat : teknik
Sasaran Pokok Kesehatan Kerja

Mencegah Penyakit Akibat Kerja (PAK)


Meningkatkan Produktivitas kerja

PAK : Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja


Faktor-faktor yg mempengaruhi
Kesehatan tenaga kerja
Beban kerja Lingkungan
kerja
- Fisik - Fisik
- Mental - Kimia
- Biologi
- Ergonomi
Kapasitas kerja - Psikologi
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja

1. Pasal 8 UU. No. 1 tahun 1970 (Pengurus wajib


Riksa kes TK)
2. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 (awal,
berkala, khusus)
3. Permenakertrans No. Per.03/Men/1982 ( Yan Kes)
4. Permennaker No. Per. 04/Men/1995 (PJK3)
Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

a. Pemkes sebelum kerja (awal)


b. Pemkes berkala (periodik)
c. Pemkes khusus
d. Pemkes purna bhakti (3 bulan
sebelum pensiun)

Pasal 1
Pemkes sebelum kerja meliputi :

 Pem. fisik lengkap


 Kesegaran jasmani
 Rontgen paru-paru (bilamana mungkin)
 Laboratorium rutin
 Pem. lain yg dianggap perlu

Pasal 2 (3)
Pemeriksaan meliputi :

Anamnese (interview) : perlu ditanyakan tentang


Riwayat penyakit yg pernah dialami, kondisi yg
dirasakan dan kebiasaan-kebiasaan (merokok, minuman
keras, dsb)
Riwayat pekerjaan, berapa lama, pernah diperiksa
Kecelakaan yg pernah dialami
Umur
Pendidikan
Keadaan keluarga
dll
Anamnese (interview) khusus untuk penyalkit :

 Alergi  Penyakit pendengaran


 Epilepsi  Penyakit pinggang
 Kelainan jantung  Penyakit kelainan
 Tekanan darah pada kaki
(tinggi/rendah)  Hernia
 TBC  Hepatitis/penyakit hati
 Kencing manis  Ulkus peptikum
 Asma, bronchitis,  Anemia
pneumonia  Tumor
 Gangguan jiwa  dll
 Penyakit kulit
Pemeriksaan klinis :

Seperti pem. klinis u/ penyakit umum, hanya lebih


memperhatikan keumungkinan adanya pengaruh faktor
lingkungan kerja
Pemeriksaan mental : keadaan kesadaran, sikap dan
tingkah laku, kontak mental, perhatian, inisiatif,
intelegensia dan proses berfikir
Pemeriksaan fisik (fisik diagnosis)
Pemeriksaan laboratorium, u/ membantu menegakan
diagnosa (darah, urine, faeces)
Pemeriksaan khusus (u/ menilai kondisi kes. TK
dikaitkan jenis pek. yg akan dikerjakan
Hasil pemeriksaan kes. TK awal :

▀ Sehat (tdak didapat kelainan) : boleh bekerja tanpa sarat


▀ Menderita sakit (ada kelainan) :
 Boleh bekerja pada kondisi kerja tertentu, spt :
ditempat tdk berdebu, tdk ada kontak dg bahan kimia,
dll
 Ditolak u/ bekerja :
 Ditolak permanen (tetap)
 Ditolak sementara (menunggu proses pengobatan)
Pemkes berkala :

(1) - u/ mempertahankan derajat kesehatan TK


- menilai kemungkinan adanya pengaruh dr pekerjaan seawal
mungkin
(2) sekurang-kurangnya 1 tahun sekali
(3) Meliputi : - pem. fisik lengkap
- kesegaran jasmani
- rontgen paru-paru (bilamana mungkin )
- laboratorium rutin
- pem. lain yg perlu
(3) Pengurus wajib mengadakan tindak lanjut hasil pem. berkala u/
memperbaiki kelainan

Pasal 3
Pemkes khusus :
Pasal 5

(1) - u/ menilai adanya pengaruh dr pek. tertentu thd TK atau gol. TK


tertentu
- menilai kemungkinan adanya pengaruh dr pekerjaan seawal
mungkin
(2) Dilakukan pula thd :
a. TK yg telah mengalami kec atau penyakit yg memerlukan
perawatan lebih dr 2 minggu
b. TK berusia diatas 40 th, TKW, TKC, TKM yg melakukan pek
tertentu
c. TK yg terdapat dugaan tertentu mengenai gangguan kes.
(3) Bila terdapat keluhan TK /atas pengamatan Pengawas/penilaian
Pusat K3 (Hyperkes)
Teknis Pemkes Berkala/Periodik, Khusus dan Purna bhakti

◙ Dilaksanakan paling tidak setahun sekali


◙ Dokter dpt menentukan dilakukan pem. kurang dr setahun sesuai dg
faktor tingkat bahay yg mengancam
◙ Pem. u/ purna bhakti 3 bln sebelum TK pensiun
◙ Pemeriksaan meliputi :
◘Anmnese (interview)
◘Pemeriksaan klinis
◙ Hasil pemeriksaan :
◘Sehat
◘Sakit
◘Penyakit umum
◘PAK
◘Diduga PAK yg perlu pem. khusus lanjutan berupa pem. lingk. kerja,
laboratorium khusus dan biological monitoring
Perbedaan Pendapat
Pasal 8

(1) Diseleseikan oleh Majelis Pertimbangan Kesehatan


Daerah
(2) Dapat dibanding ke Majelis Pertimbangan Kesehatan
Pusat
(3) Pembentukan, susunan keanggotaan, tugas dan
wewenang MPKP/D ditetapkan oleh Dirjen Binwasnaker
Sistem Pelaporan
a. Dasar hukum yg berkaitan dg pelaporan Yankes :
1. Permenakertrans No.Per.03/Men/1982
2. Kep.Dirjen Binawas No.Kep.157/M/BW/1989
b. Bentuk laporan : sesuai lampiran Kep.Dirjen
No.Kep.157/M/BW/1989
c. Waktu pelaporan : setiap triwulan dan disampaikan
selambat-lambatnya 1 minggu setelah triwulan ybs
berakhir
d. Mekanisme pelaporan :
1. Ke Disnaker setempat
2. Selambat-lambatnya 2 minggu Disnaker membuat Rekapitulasi
dan melaporkan ke Disnaker Prov.
3. Selambat-lambatnya 2 minggu Disnaker Prov. Membuat
Rekapitulasi dan melaporkan ke Dirjen Binwasnaker
Penyakit Akibat Kerja

Penyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases)


Adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja

Penyakit yang berkaitan dengan Hubungan Kerja


(Work Related Diseases)
Adalah penyakit yang dicetuskan, dipermudah atau
diperberat oelh pekerjaan. Penyakit ini
disebabkan secara tdk langsung oleh pek. dan
biasanya penyebabnya adalah berbagai jenis atau
multi faktor
Cara deteksi PAK

Monitoring kes. TK
Adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja

Monitoring lingkungan kerja


Adalah penyakit yang dicetuskan, dipermudah atau
diperberat oelh pekerjaan. Penyakit ini
disebabkan secara tdk langsung oleh pek. dan
biasanya penyebabnya adalah berbagai jenis atau
multi faktor
Pelaporan PAK

1. UU No. 1 tahun 1970 pasal 11


2. UU No. 3 tahun 1992
3. PP No. 14 tahun 1993
4. Keppres No. 22 tahun 1993
5. Permenaker No. Per. 01/Men/1981
Pelaporan PAK

Pasal 2 - Kewajiban melaporkan PAK secara tertulis


- PAK sesuai lampiran

- PAK sesuai Keppres No. 22 Th. 1993

Pasal 3 - kewajiban melaporkan PAK dalam waktu


2x24 jam
Pengendalian PAK

 Organisasi / Lembaga
 Personel / SDM
 Program / Kegiatan
Pengawasan Kesehatan Kerja
Permen No.02/1980 KELEMBAGAAN
PKK • Pem. Awal • Polikliniek – Permen No.03/1982
Pemeriksaaan • Pem. Berkala • Dokter Pemeriksa-Permen No.03/1982 jo.Permen
Kesehatan Kerja • Pem. Khusus No.01/1976
• Pem. Ulang • Paramedis - Permen No.01/1979
• Petugas K3 Kimia – Kepmen No.187/1999
YANKES • Petugas P3K – Pemen No.03/1982
• Jasa - Rikes : Dokter Pemeriksa – Permen No.04/1995
Permen No.03/1982
- Mo Link : AK3 Kimia – Permen No.02/1992

PAK
Penyakit • Diagnosa PAK • Masih minim
Akibat Kerja

• PMP No.7/1964
• Kepmenaker No.51/1999 NAB Fak Fik
• Kepmenaker No. 187/1999 Dal BKB
o Fisik • PP No.7/1973 jo. Permenaker No.03/1986 Persitida
o Kimia • NAB • Permenaker No.03/1985 K3 Asbes
DALINGKER • NAK • Ins.Menaker No.03/BW/1999 Peng.Pengelolaan Makanan
Pengendalian o Biologi • SE Dirjen Binawas No.01/BW/1979 Kantin & R.Makan
Lingkungan Kerja o Fisiologi–Ergonomi • SE Dirjen Binawas No.06/BW/1989 Catering TK
• SE Dirjen Binawas No.05/BW/1997 Penggunaan APD
o Psikologi-Sosial • SE Dirjen Binawas No.06/BW/1997 Pendaftaran APD
ORGANISASI
 Pelayanan Kesehatan Kerja
 Permennaker No. 03/1982
 Permennaker No. 01/1998 yan lb
baik diganti BPJS

 P2K3
Permenaker No.01/1998

 JPK – TK
 Pelayanan yg lebih baik
 Kewajiban Pelayanan Kesehatan Kerja : Tetap
  BPJS Kesehatan ( UU no 40 th 2004 SJSN &
UU No 24 th 2011 BPJS)
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. 03 /1982

 TUGAS POKOK :
PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, DAN
REHABILITATIF.
 Dipimpin dan dijalankan oleh Dokter Kesehatan
Kerja
 BENTUK :
o Diselenggarakan sendiri
o Bekerja sama
o Bersama-sama perusahaan lain
TUGAS POKOK PELAYANAN KESJA

a. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja


b. Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja
c. Pembinaan & pengawasan Lingk Kerja
d. Pembinaan & pengawasan sanitair
e. Pembinaan & pengawasan perlengkapan utk
kes. tenaga kerja
f. Pencegahan thd penyakit umum & PAK
g. P3K
h. Latihan Petugas P3K
i. Perencanaan tmp kerja, APD, gizi, &
penyelenggaraan makanan di tmp kerja
j. Rehabilitasi akibat Kec atau PAK
k. Pembinaan thd tenaga kerja yg punya kelainan.
l. Laporan berkala
Personel Yang Kompeten
Dokter :
 UU No.1/1970 pasal 8 ayat ( 2 )
o Ditunjukoleh perusahaan dan dibenarkan oleh
direktur
 Permenaker No.01/1976
o Dokter perusahaan wajib latihan hiperkes
 Permenaker No.02/1980
o Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja

Paramedis:

 Permenaker No.01/1979:
o Paramedis wajib latihan hiperkes
Personel yang kompeten
 Ahli K3:
 Permenaker No.02/1992

 Ahli K3 Kimia:
 Wajib pada perusahaan kimia dengan bahaya besar/
tinggi

 Petugas K3 Kimia
 Wajib pada semua perusahaan kimia
ref. Kepmenaker No. 187/Men/1999
Gizi Kerja
Dasar :
 Permenaker No.03/Men/1982
 SE Permenaker No.SE.01/Men/1979
 SE Dirjen Binawas No.SE.86/BW/1989

Pengertian :
 Gizi : kesehatan seseorang yg dihubungkan dg makanan
yg dikomsumsinya sehari-hari
 Makanan :
 Kerja :
 Gizi Kerja :
 Penyelenggaraan makanan :
Spesifikasi Zat Gizi
 Karbohidrat : zat gizi sbg sumber tenaga utama
 Lemak (nabati/hewani) : selain sbg sumber tenaga juga
sbg pelarut vitamin
 Protein : zat yg berfungsi sbg pembangun tubuh selain
berfungsi sbg sumber tenaga. Tersusun dr 22 macam
asam amino yg digolongkan :
Ѳ Asam amino esensiel, yg sangat dibutuhkan tubuh, shg harus
diperoleh dr makanan
Ѳ Asam amino non esensiel, yg dpt dibentuk oleh tubuh sesuai
kebutuhan
Mutu protein ditemntukan oleh jumlah asam amino
esensiel yg terkandung didalamnya. Dikenal 3
macvam protein :
Ѳ Protein sempurna yg mengnadung asam amino esensiel,
terdapat dlm daging, susu, telor, ikan dsb.
Ѳ Protein setengah sempurna, terdapat dlm tumbuh-tumbuhan
Ѳ Protein tidak sempurna, tdk mengandung bahan asam amino
esensiel, terdapat pd bahan makan yg berasal dr tumbuhan
Spesifikasi Zat Gizi

 Vitamin : diperlkukan u/ metabolisme tubuh. Berasal dr


tumbuhan dan hewan. Dapat dikelompokan menjadi 2 gol:
Ѳ Yg larut dlm air, tetapi tdk larut dlm lemak, spt vit. B compleks dan
vit. C
Ѳ Yg tidak larut dlm air, tetapi larut dlm lemak, spt vit. A, D, E dan K
 Mineral : dibutuhkan sbg zat pengatur dlm tubuh. Berasal
dr tumbuhan, hewan dan alam sekitar yg diperlukan tubuh
dlm jumlah banyak maupun sedikit :
Ѳ Diperlukan dlm jumlah banyak spt. Ca, P, Mg, Na, K, Cl, S
Ѳ Diperlukan dlm jumlah sedikit tapi mutlak spt. Cu, Co, Mn, Zn, Y
Ѳ Diperlukan dlm jumlah sedikit sekali, spt. Al, As dan Br
 Air : unsur yg sangat diperlukan tubuh dlm jumlah besar,
± 60 % berat badan
Penyelenggaraan Makanan di
Tempat Kerja

 Syarat minimal :
 Mempunyai dapur
 Mempunyai tenaga gizi
 Mempunyai tenaga pelaksana
 Bertanggung jawab dan mematuhi perjanjian
penyelenggaraan makanan bg TK

 Persyaratan Petugas :
 Bebas penyakit menular
 Mempunyai pengetahuan
 Tidak mempunyai kebiasaan buruk
 Disiplin kerja
Sistem Pelayanan

 Kafetaria (membeli dengan memilih)


 Kantin perusahaan (diberikan cuma-cuma)
 Dibagikan di tempat kerja
 Dibagikan di lapangan (area pekerjaan)
tanpa tempat makan khusus

 Dapur dan ruang makan :


 Dapur tdk jauh dr ruang makan
 Mudah dibersihkan, penerangan cukup,
ventilasi memadai, tdk licin, bebas dr serangga
dan binatang mengerat
Ergonomi
Diartikan sbg ilmu dan penerapannya Berasal dari
yg berusaha u/ menyerasikan bahasa
pekerjaan dan lingkungan thd orang Yunani, kata
atau sebaliknya dg tujuan tercapainya “ergon”
(kerja) dan
prod’s dan efiensi setinggi-tingginya “nomos”
melalui pemanfaatan manusia (aturan)
seoptimalnya

Penerapan ilmu biologi manusia sejalan dg ilmu


rekayasa u/ mencapai penyesuaian bersama antara
pekerjaan dan manusia secara optimum, dg tujuan agar
bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.

Ref. ILO
Prinsip Ergonomi

 Antropometri dan sikap tubuh dlm kerja


 Efiesensi kerja
 Organisasi kerja dan desain kerja
 Faktor manusia dalam ergonomi
Penerapan Ergonomi
 Antropometri
yg digunakan dlam ergonomi adalah u/ mengukur
tubuh manusia dan juga mengukur alat, ruang kerja
dsb yg digunakan, disebut ergonometri
 Sikap tubuh dalam bekerja
 Sikap kerja duduk
 Tempat duduk
 Meja kerja
 Luas pandangan
 Peningkatan efisiensi kerja
 Pemakaian energi
 Menghindarkan kerja otot statis
Faktor Manusia Dalam Ergonomi

 Faktor manusia sbg sumber daya :


secara fisiologis pembebanan manusia tdk boleh lebih
30 % dari tenaga kerja maksimal dlm waktu 8 jam sehari

 Manusia sbg operator mesin :


 perlu ketrampilan
 timbul kebosanan
 pengaruh lainnya

 Manusia sbg bagian dr suatu sistem tubuh


Pembebanan Kerja Fisik
 Pembebanan kerja fisik tidak boleh melebihi 30 – 40 % dr
kemampuan kerja maksimum TK dalam 8 jam sehari

 Mengangkat dan mengangkut beban berat maksimum 40


kg, lebih dr 1x harus disesuaikan

 Kemampuan kerja fisik maksimum sulit ditentukan, sering


dipakai parameter denyut nadi, tidak melebihi 30 – 40
denyut/menit diatas nadi sebelum kerja

 Mengangkat dan mengangkut beban harus memnuhi aturan


:
o Beban kerja diusahakan menekan pd otot tungkai secar kuat,
sedapat mungkin otot tulang belakang yg lebih lemah dibebaskan
dr pembebanan
o Kekuatan gerakan badan dimanfatkan u/ mengawali gerakan
Kelelahan

 Kelelahan merupakan suatu pola yg timbul pd suatu


keadaan yg secara umum terjadi pd setiap individu
yg telah tidak sanggup lagi emlakukan aktivitasnya

 Pada dasarnya pola ditimbulkan 2 hal :


 Akibat kelelahan fisiologis (fisik )
 Akibat kelelahan psikologis (mental dan fungsional)

 Dapat bersifat Obyektif (akibat perubahan


performance) atau bersifat subyektif (akibat
perubahan dalam perasaan dan kesadaran)
TERIMA KASIH….

Anda mungkin juga menyukai