Anda di halaman 1dari 20

PENDEKATAN QUALITY ASSURANCE

(QA)
Lavina Biani Putri (2115301008)
Salsabilla Maharani (2115301018)
Adella Andani (2115301028)
Alvina Muharani (2115301039)
Proses Quality Assurance
dalam Pelayan Kesehatan
Proses dapat diartikan sebagai pengawasan pengendalian (Wijono D,
1999). Pengawasan pengendalian (control) diartikan sebagai suatu proses
pendelegasian tanggung jawab dan wewenang untuk suatu kegiatan
manajemen dimana dalam jangka waktu lama memelihara hasil rata dari
penjagaan hasil yang memuaskan”
Ada 4 langkah yang biasanya dilakukan terhadap product dan cost :

Penyususnan Koreksi bila perlu


standar
Penilaian Perencanaan openingkatan
kesesuaian mutu

Back Next
4. Langkah 4 : Monitoring mutu (quality monitoring)

5. Langkah 5 : Identifikasi masalah dan seleksi peluang untuk


peningkatan
(identifying problems and selecting opportunities for
improvement)

6. Langkah 6 : Mengidentifikasi secara operasional permasalahan


(defining
the problem operasionally)

7. Langkah 7 : memilih suatu tim (choosing team)


8. Langkah 8 : menganalisis dan mempelajari masalah untuk identifikasi dan
masalah
penyebabnya (analyzing and studying the problem to identify its roots
causes )

9. Langkah 9 : membuat solusi dan kegiatan untuk peningkatan (developing


solution
and actions for improvement)

10. Langkah 10 : Melaksanakan dan mengevaluasi upaya peningkatan mutu


(implementating and evaluation quality improvement efforts)
Ada 4 langkah yang biasanya dilakukan terhadap product dan cost :

Mendesain mutu Monitoring mutu

Memecahkan masalah mutu

Back Next
Mendesain Mutu / Quality Assurance
Ada beberapa langkah-langkah yang dikerjakan dalam mendesain mutu/QA, yaitu :

1. Merencanakan QA : mengembangkan visi dan strategi kegiatan visi dan strategi


kegiatan QA, menetapkan tugas dan alokasi sumber daya.

2. Mengembangkan pedoman-pedoman dan standar-standar. Menetapkan apa yang


dikehendaki untuk pelayanan kesehatan yang bermutu

3. Mengkomunikasikan pedoman-pedoman dan standar-standar, sadar, mengerti dan


percaya terhadapnya.
Contents of this template
Adapun penjelasan lebih lanjut dari mendesain mutu / Quality assurance, yaitu :

1. Merencanakan quality assurance (planning for quality assurance)

Pertama kali menyiapkan organisasi pelaksana quality assurance. Kemudian memulai


perencanaan dengan meninjau cakupan pelayanan yang dimaksud pelayanan kesehatan, apa
dan sejauh mana yang dituju atau goalnya. Hal ini penting karena tidak mungkin
memperbaiki atau meningkatkan mutu dari sekian banyak bidang sekaligus atau bersamaan.
2. Membuat pedoman dan menyusun standar-standar (developing guidelines
and setting standards)

Organisasi harus menjabarkan tujuan program-program dan sasarannya


kedalam prosedur operasional. Hal ini dimaksudkan agar pelayanan
kesehatan yang bermutu tinggi itu dapat dikerjakan secara konsisten.
Standar adalah mutu yang diharapkan.
3. Mengkomunikasikan pedoman-pedoman standar-standar (communicate standards)

Bila pedoman yang praktis sudah siap, maka prosedur standar operasi kegiatan
pelayanan kesehatannya perlu untuk dipromosikan penggunaannya. Hal ini juga untuk
meyakinkan petugas-petugas kesehatan, supervisor, pemimpin dan orang-orang yang
mendukung untuk memahami apa yang diharapkan dari mereka masing-masing,
khusunya pelatihannya hanya sedikit, supervisi lemah apalagi bila standar-standarnya
baru dibuat atau baru ada perubahan.
4. Monitoring mutu (quality monitoring)

Monitoring adalah pengumpulan dan tinjauan (review) data yang


membantu menilai apakah norma-norma program diikuti mutu atau
apakah outcome (hasil dari pelayanan seperti halnya keluhan pasien)
ditingkatkan. Quality assurance ini melibatkan suatu orientasi proses baru
yang memiliki implikasi mendalam untuk monitoring termasuk
pengumpulan dan pengolahan datanya.
5. Mengidentifikasi masalah-masalah dan menyeleksi peluang untuk
peningkatan (identifying problems and selecting opportunities for
improvement)

Yang pertama kali harus dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan


adalah dengan mengidentifikasi permasalahan mutu pelayanan kesehatan
dan mencari peluang untuk peningkatan. Kemudian menguji dengan cara
memonitoring rutin. Berbucara dengan seseorang, melakukan survei
khusus dengan tujuan untuk identifikasi masalah yang ada atau mendesak.
6. Menetapkan masalah operasional (defining the problem operationally)

Tujuan dari penetapan masalah operasional adalah untuk memperjelas masalah yang
dimaksud. Masalah harus dapat diukur sehingga dapat dilakukan pemecahan masalah
secara pasti. Dan bila terjadi perbedaan statemen permasalahan, bisa menyebabkan
terjadinya konflik dan hilangnya fokus dan motivasi.
7. Memilih tim (identifikasi siapa yang seharusnya bekerja)

Tim akan menganalisis masalah, membuat rencana perbaikan, melaksanakan,


mengevaluasi dan melakukan usaha peningkatan. Tim juga harus orang-orang
terlatih yang dapat bekerja kompak, bersatu dan seirama sehingga bisa bekerja
secara efektif dan efisien. Tim disini adalah sekelompok orang yang memiliki
kontribut untuk mencapai tujuan bersama yang sebaiknya anggota tim tidak terlalu
banyak, umpamanya 8 orang.
8. Analisis masalah dan identifikasi penyebab masalah (analyzing and studying the
problem to identify its roots causes)

Analisis masalah dan identifikasi penyebab masalah adalah suatu tahap bagaimana tim
atau anggota tim memahami lebih luas tentang suatu masalah, atau kekurangan mutu
pelayanan kesehatan yang dimonitornya.

9. Membuat solusi dan kegiatan untuk peningkatan mutu (developing solution and action
for improvement)

Dalam peningkatan mutu perlu dibuat solusi yang harus mengikuti tahap konsisten yaitu
:

a. Memilih dan mendesain semua solusi


b. Daftarlah semua solusi potensial

c. Seleksi kriteria untuk menetpakan solusi terkait

d. Memilih solusi untuk melaksanakan penyelesaian masalah atau peningkatan mutu

e. Ungkapkan solusi untuk pelaksanaan menyelesaikan masalah atau peningkatan mutu

f. Ungkapan solusi secara praktis dan mudah dilaksanakan.


10. Melaksanakan dan mengevaluasi upaya peningkatan mutu
(implementating and evaluations quality improvement efforts)

Merencanakan pelaksanaan solusi (siapa, apa, dimana, bagaimana),


memutuskan tes dan mentepakan bagimana mengembangkan pelaksanaan
dan modifikasi solusi untuk membuat lebih efektif. Setiap solusi hampir
pasti perlu adanya perubahan teknik pekerjaan, sikap dan perilaku, serta
peran dan tanggung jawab. Semua staf juga harus memahami hal ini agar
tidak menjadi stres menerima instruksi atau informasi yang
mengharuskan terjadinya perubahan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai