DK1 - FG2 Sains Keperawatan
DK1 - FG2 Sains Keperawatan
Oleh :
Ibnu Sofa
Israh
Ramlah
Wati Melawati
Yengsi
Outline
Pengertian Nursing Sciens
Ilmu pengetahuan berkaitan dengan kausalitas (sebab dan akibat). Pendekatan ilmiah untuk memahami realitas dicirikan oleh observasi, kemampuan
untuk diverifikasi, dan pengalaman. Metode ilmiah yang digunakan antra lain pengujian hipotesis dan eksperimen.
Filsafat berkaitan dengan tujuan hidup manusia, keberadaan alam dan realitas, serta teori dan batasan pengetahuan. Metodologi filosofis yang
digunakan :intuisi, introspeksi, dan penalaran.
Sains dan filsafat memiliki tujuan yang sama yaitu peningkatan pengetahuan (Fawcett, 2012; Polifroni, 2015; Silva, 1977).
Pengetahuan tentang teori keperawatan telah menunjukan kontribusi yang besar terhadap Pendidikan, penelitian pemberian asuhan keperawatan
profesional untuk memberikan petunjuk pemikiran dan Tindakan.(Alligood 2011).
Ilmu keperawatan sebagai "pengetahuan substantif, disiplin ilmu tertentu yang berfokus pada proses kesehatan manusia-alam semesta yang
Untuk mengembangkan dan menerapkan pengetahuan disiplin ilmu tertentu, ilmu keperawatan mengakui hubungan respon manusia di dalamnya
kesehatan dan penyakit dan menangani domain biologis, perilaku, sosial, dan budaya. Tujuan ilmu keperawatan adalah untuk mewakili sifat
keperawatan untuk memahaminya, menjelaskannya, dan menggunakannya untuk kepentingan umat manusia. Ilmu keperawatan memberikan arahan
kepada generasi masa depan pengetahuan keperawatan substantif, dan ilmu keperawatan yang memberikan pengetahuan untuk seluruh aspek
Perkembangan Teori Keperawatan
1. Flowrence Nightingale (1859)
“mengajarkan bukan hanya apa saja harus dilakukan, namun bagaimana cara melakukannya.”
2. Teori Virginia Handerson (1955):
konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu melakukan pengkajian kepada klien individu baik
yang sakit atau yang sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai
3.. Dorothea Orem (Model Self Care). (1971)
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan
keperawatn mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya.
Dalam sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan. Dahulu
pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang
keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan. Kemudian
juga, berkembangnya standar kompetensi dalam pendidikan, metode/sistem pembelajaran berdasarkan “student
center learning” sehingga mahasiswa diajarkan mampu untuk berfikir kritis, menganalisa dan mengambil
keputusan, berorientasi pada perkembangan pelayanan keperawatan secara global serta menyiapkan para lulusan
akedemika yang mampu bekerja secara profesional baik ditingkat regional, nasional dan dunia (Siswanto, 2009).
Manfaat Sains Keperawatan Bagi Pelayanan
Praktik keperawatan berorientasi pada pelayanan yang bersifat membantu (assistive in nature) dan pelayanan k
eperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan. Penerapan manajemen asuhan keperawatan profesional dapat
menjadi salah satu contoh dalam pengembangan sains keperawatan di bidang pelayanan/praktik.
Seorang perawat diharapkan mengetahui isue-isue keperawatan yang berkembang, tidak hanya
berfokus pada individu tapi juga pada keluarga, kelompok atau komunitas.
Tuntutan akan pelayanan keperawatan yang bermutu memberikan dampak pada sistem pelayanan
keperawatan. Oleh karena itu terjadi pergeseran dalam pelayanan keperawatan. Dahulu, pelayanan
keperawatan hanya didasarkan oleh keterampilan saja, namun setelah berkembangnya sains
keperawatan, pelayanan yang diberikan telah didasari oleh ilmu pengetahuan dan teknolgi keperawatan.
Manfaat Sains Keperawatan Bagi Penelitian
Pengembangan sains keperawatan dalam bidang penelitian/riset ini mampu mengembangkan mengenai
teori-teori model keperawatan yang berguna bagi pengembangan profesi keperawatan. Dengan adanya hasil
dari riset keperawatan diharapkan mampu diaplikasikan dalam tindakan keperawatan melalui dukungan dari
pemerintah yang terus memberikan kesempatan dalam pengembangan lembaga penelitian yang berfokus
pada proses keperawatan.
Riset yang dikembangkan berdasarkan sains keperawatan memiliki pengembangan domain yang
berbeda dengan pengembangan ilmu lainnya. Berdasarkan National Iinstitutes of Health Clinical Center
Nursing and Patient Care Services, riset keperawatan memiliki pengembangan domain yang terdiri dari
manajemen kasus, praktik klinik, koordinasi dan kesinambungan perawatan, berkontribusi kepada sains
keperawatan, dan proteksi manusia sebagai subjek. Oleh sebab itu, riset keperawatan menjadi hal yang
substansi untuk pengembangan sains keperawatan. Hal ini dikarenakan, riset keperawatan memiliki falsafah
dan paradigma keperawatan dari setiap fenomena yang akan memiliki pengaruh dibidang pendidikan dan
pelayanan keperawatan profesional.
PERKEMBANGAN SAINS
KEPERAWATAN
1. DALAM BIDANG PENDIDIKAN
❏ Sains Keperawatan telah berkembang mulai dari keperawatan yang
dinilai suatu pekerjaan sederhana yang orientasinya hanya tugas (task
oriented) menjadi suatu profesi yang memiliki landasan ilmiah dalam
bertindak serta menggunakan ketrampilan berfikir kritis dan
menerapkan prilaku caring
❏ Tahun 1899, pendidikan master dalam keperawatan dimulai. Kampus
keguruan di New York memulai program tamatan keperawatan
manajemen dan pendidikan. Namun pendidikan master keperawatan
belum terlalu dikenal sampai pada akhir tahun 1950an dan awal
1960an
❏ Florence Nightingale meletakkan dasar untuk keperawatan
sebagai sebuah profesi. Melalui “Dana Nightingale”, dia
mendirikan Nightingale School of Nursing di Rumah Sakit St.
Thomas di London untuk pendidikan perawat profesional
❏ Tahun 1950an dan 1970an, semakin banyak sekolah di Amerika
mulai menawarkan kursus keperawatan tambahan yang
mengarah pada perawat berlisensi dan terdaftar, serta program
keperawatan Magister dan Doktor
❏ Program master keperawatan di Amerika Serikat mengalami peningkatan (AACN,
2005).
➢ Pada tahun 1983, terdapat sebanyak 86 program
➢ Tahun 1983 meningkat menjadi 154
➢ Tahun 2004 menjadi 417 .
❏ Selama akhir tahun 1980an dan awal 1990an, program master keperawatan
meningkat secara cepat sebagai efek dari permintaan praktisi keperawatan terkini
❏ Pendaftaran program master telah meningkat yang rata-ratanya berjumlah 1465
mahasiswa pertahun dari tahun 2000 sampai tahun 2004 dalam kurang lebih 303
sekolah dari data yang telah tersedia (AACN, 2005).
❏ Saat ini, terdapat sekitar 400 institusi pada program Master Keperawatan di USA
dengan area spesialisasi yang berbeda: Administrasi, Manajemen Informasi, dan
salah satu pendidikan spesialis dari 4 pendidikan spesialis yg ada : Perawat praktisi,
perawat maternitas, perawat spesialis klinis dan perawat anastesi.
❏ Di Indonesia, pendidikan keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi dimulai dari
pendidikan Diploma III Keperawatan yang bersifat vokasi, pendidikan Ners,
Magister Keperawatan, Ners Spesialis dan Doktor Keperawatan.
❏ Pendidikan Diploma Tiga Keperawatan adalah pendidikan vokasi yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi keperawatan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki kompetensi sebagai pelaksana asuhan keperawatan.
❏ Program Pendidikan Ners adalah program pendidikan akademik profesi yang
bertujuan menghasilkan Ners yang memiliki kemampuan sebagai perawat
profesional jenjang pertama (first professional degree).
❏ Program magister keperawatan adalah program pendidikan akademik yang
bertujuan menghasilkan magister yang memiliki kemampuan mengembangkan
dan memutakhirkan Ipteks, memecahkan permasalahan di bidang keperawatan
melalui kegiatan penelitian dan pengembangan, dan mengembangkan kinerja
profesionalnya yang ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan,
keserbacakupan tinjauan, kepaduan pemecahan masalah atau profesi yang
serupa.
❏ Program Spesialis keperawatan diarahkan untuk memiliki kemampuan
pengembangan dan pemutakhirkan ipteks, pemecahan masalah di bidang
keperawatan serta pengembangan kinerja profesionalnya
❏ Program Doktor Keperawatan diarahkan untuk memiliki kemampuan
mengembangkan konsep ilmu, teknologi /atau kesenian baru di dalam
bidang keahlianya melalui penelitian. Mengelola, memimpin dan
mengembangkan program penelitian serta pendekatan interdisipliner
dalam berkarya dibidang keperawatan.
2. DALAM BIDANG KONSEP/TEORI
Fawcett (2006)
Nursing Paradigma People/patient
Nursing environment
Nurse
paradigma
Health
Trends That Influence Nursing Science
❏ Consumer Demand
❏ Technology
❏ Medical Science
❏ Nursing Education
❏ Profesional Nursing organization
❏ Envolving Research Approaches
Theories and conceptual models developed by nurses have influenced nursing practice
are described by Fawcett (1992), who stated that in nursing they:
Pendidikan keperawatan merupakan sebuh proses “long life education” yang sangat penting bagi
seorang perawat dalam rangka sebagai sarana untuk mencapai profesionalisme dan peningkatan kinerja
perawat. Perkembangan perawatan sebagai sebagai pelayanan profesional didukung oleh IPTEK yang
mana hal tersebut banyak didapatkan dari pendidikan lanjut dalam hal ini pascasarjana yang meliputi
program magister dan spesialis keperawatan.
Melalui pendidikan tinggi keperawatan diharapkan terjadi percepatan proses transisi keperawatan.
Penekanan dan pengembangan pendidikan tinggi keperawatan lebih diarahkan pada upaya meningkatkan
mutu pendidikan pada masa mendatang sehingga lulusan benar-benar menunjukkan sikap profesional,
menguasai ilmu keperawatan secara optimal, menguasai keterampilan keperawatan secara profesional,
dan juga mampu mengembangkan mengenai teori-teori model keperawatan yang berguna bagi
pengembangan profesi keperawatan dalam bentuk riset keperawatan. Sehingga secara tidak lansung,
keberadaan mahasiswa pascasarjana telah memberi kontribusi terhadap pengembangan sains keperawatan
dalam bidang pendidikan, pelayanan, dan riset keperawatan.
Pendidikan
❏ Long life education
❏ Menjadikan percepatan proses transisi keperawatan
❏ Peningkatan mutu pendidikan
❏ Menguasai Ilmu Keperawatan secara optimal
❏ Mampu mengembangkan teori-teori model keperawatan
❏ Profesional dalam keperawatan
❏ Ensure nursing best practices are being used
Pelayanan
❏ Peningkatan Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan
❏ Provide nurses with rationale in making healthcare decisions
❏ Help nurses evaluate patient care
❏ Give nurses a better understanding of their purpose and role in a healthcare setting
Riset
● Guide evidence-based research, which then leads to best practices and policies
REFERENSI
Alligood, Martha, R., Tomey, Ann, M. (2014). Nursing Theorist and Their Works, Eight Edition. St. Louis. Missouri: Mosby Elsivier.
Alligood, M.R. (2014). The nature of knowledge needed for nursing practice Nursing theory: Utilization & application. St. Louis: Mosby . p.3–
10.
Fawcett, J. (2005). Contemporary Nursing Knowledge.Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theoris.Second Edition. F.A Davis.
Philadelpia.
Fawcett, J. (2012). The future of nursing: How important is discipline-specific knowledge? A conversation with Jacqueline Fawcett. Interview by
Dr. Janie Butts and Dr. Karen Rich. Nursing Science Quarterly, 25(2), 151–154.
Henderson, V. (1991). The nature of nursing: Reflections after 25 years. New York, NY: National League for Nursing Press
Kalisch, P. A., & Kalisch, B. J. (2004). The advance of American nursing (4th ed.). Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins.
Orem, D. E. (2001). Nursing: Concepts of practice (6th ed.). St. Louis, MO: Mosby.
Parse, R. R. (2016). Where have all the nursing theories gone? Nursing Science Quarterly, 29(2), 101–102.
Patriyani, Happy., Ningsih, R. (2021). Konsep Dasar Keperawatan. Surakarta:Tahta Media Grup
Silva, M. C. (1977). Philosophy, science, theory: Interrelationships and implications for nursing research. Image—The Journal of Nursing
Scholarship, 9(3), 59–63.