Anda di halaman 1dari 43

Fertilitas & Infertilitas

BY
DIAN PERMATASARI, S.ST.,BDN,M.KES
DEFINISI

 Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan


wanita

 Fertilitas merupakan kemampuan organ reproduksi untuk bekerja optimal menjalankan


fungsi fertilisasi.

 Fertilitas adalah fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan
kelahiran anak hidup
MEKANISME FERTILISASI

 Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung diampula tuba.

 Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum,
diakhiri dengan fusi materi genetik.
Gangguan Fertilitas

 Berdasarkan laporan American Society of Reproductive Medicine, sepertiga kasus


infertilitas disebabkan oleh gangguan fertilitas pada wanita, sepertiganya gangguan pada
pria, sedangkan sepertiganya lagi disebabkan gangguan fertilitas pada kedua belah pihak
atau adanya gangguan fertilitas yang tidak dapat dijelaskan.
Cont. Gangguan Fertilitas

(A) Penyebab infertilitas diantara kedua pasangan, (B) Penyebab infertilitas pada wanita
Cont. Gangguan Fertilitas
Infertilitas

 Pasangan suami isteri setelah bersenggama secara teratur (2-3x perminggu) tanpa
memakai metode pencegahan belum mengalami kehamilan selama 1 tahun
 World Health Organization (WHO), klinis bahwa infertilitas merupakan suatu kegagalan
sistem reproduksi dengan tidak terjadinya kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih
setelah melakukan hubungan seksual secara regular tanpa menggunakan alat kontrasepsi
Klasifikasi Infertilitas

 Infertilitas Primer : Dengan tenggang waktu selama 12 bulan kemungkinan terjadi


kehamilan, tanpa barrier, belum pernah terjadi kehamilan.
 Infertilitas Sekunder : Dengan tenggang waktu selama 12 bulan kemungkinan terjadinya
kehamilan, tanpa barrier Pernah ada kehamilan
Penyebab Infertilitas Wanita

1. Tuba falopi (36%) : chlamidia, gonorrhea dan TBC, endometriosis


2. Gangguan ovulasi (32%) : amenorea primer, sekunder, oligomenorea, kelainan
endokrin adanya tumor.
3. Endometriosis (6%)
4. Tidak diketahui (40%) : Uterus ( mioma, polip endometrium)
Penyebab infertilitas secara umum

 Gangguan ovulasi seperti SOPK, gangguan pada siklus haid, insufiensi ovarium primer
Infertilitas yang disebabkan oleh gangguan ovulasi dapat diklasifikasikan berdasarkan
siklus haid, yaitu amenore primer atau sekunder. Namun, tidak semua pasien infertilitas
dengan gangguan ovulasi memiliki gejala klinis amenorea, beberapa diantaranya
menunjukkan gejala oligomenorea. Amenorea primer dapat disebabkan oleh kondisi
seperti sindrom polikistik, sindrom turner, terhambatnya pubertas, kelainan system
endokrin dan adanya tumor

 Pada infertilitas terkait dengan sindrom polikistik ovarium yang harus diperiksa
Infertilitas pada wanita

 infertilitas pada seorang wanita seperti karena kelainan anatomi , kelainan fisiologi
ataupun kelainan faktor genetik . Faktor menstruasi, faktor ovulasi, dan disfungsi uterin
di anggap memiliki peran yang paling penting terhadap infertilitas
Pada infertilitas terkait dengan sindrom polikistik ovarium yang harus diperiksa

1. Anamnesis: menanyakan frekuensi keteraturan menstruasi.


2. Tes kadar progesteron: apabila perempuan tersebut memiliki keteraturan haid namun
infertilitas dalam 1 tahun dan perempuan dengan oligomenorhea.
3. Pengukuran kadar FSH dan LH: dilakukan pada perempuan dengan siklus haid tidak
teratur.
4. Pengukuran kadar prolactin: dilakukan apabila terdapat kecurigaan adanya kelainan
ovulasi terkait tumor.
5. Pemeriksaan cadangan ovarium Untuk pemeriksaan cadangan ovarium, parameter yang
dapat digunakan adalah AMH (antimullerian hormone)dan folikel antral basal (FAB
Penatalaksanaan infertilitas yang dikaitkan hubungannya dengan
sindrom polikistik ovarium adalah

 Mengontrol haid yang tidak teratur


 Mengatasi Hirsutisme
Penyebab Infertilitas Pria

1. Gangguan spermatogenesis (<20jt/Ml)


2. Cairan seminal <2 ml
3. Obstruksi duktus/ tubulus oleh inflamasi
4. Ketidakmampuan koitus/ ejakulasi
Pemeriksaan Fertilitas

 Anamnesa : lama menikah, usia  Anamnesis


pasangan, pekerjaan, frekuensi,
wkt melakukan hub seksual  Tes Kadar Progesteron
 Pemeriksaan Lanjutan :
• Riwayat perkembangan  Pengukuran kadar FSH
urologis dan LH
• Pemeriksaan Jasmani
• Pemeriksaan khusu alat  Pengukuran kadar
reproduksi
• Pemeriksaan lab : urin, darah,
prolactin
dan analisis sperma  Pemeriksaan cadangan
ovarium
FAKTOR UMUM PD PRIA
 Usia
 Frekuensi Senggama
 Lama Berusaha
Usia

 Perkembangan organ reproduksi pria mencapai keadaan stabil umur 20 tahun. Tingkat
kesuburan akan bertambah sesuai dengan pertambahan umur dan akan mencapai
puncaknya pada umur 25 tahun. Setelah usia 25 tahun kesuburan pria mulai menurun
secara perlahan-lahan, dimana keadaan ini disebabkan karena perubahan bentuk dan faal
organ reproduksi
Frekuensi sanggama.

 Dalam keadaan normal sel spermatozoa masih hidup selama 1-3 hari dalam organ
reproduksi wanita, sehingga fertilisasi masih mungkin jilka ovulasi terjadi sekitar 1-3
hari sesudah koi tus berlangsung. Sedangkan ovum seorang wanita umurnya lebih
pendek lagi yaitu lx24 jam, sehingga bila kiotus dilakukan-pada waktu’ tersebut
kemungkinan besar bisa terjadi pembuahan. Hal ini berarti walaupun suami istri
mengadakan hubungan seksua tapi tidak bertepatan dengan masa subur istri yang hanya
terjadi satu kali dalam sebulan, maka tidak akan terjadi pembuahan, dengan arti kata
tidak akan terjadi kehamilan pada istri
Lama Berusaha

 Penyelidikan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan kehamilan


menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama . 57,0% dalam tiga bulan
pertama, 72.1 % dalam enam bulan pertama. 85,4% dalam 12 bulan pertama, dan 93,4%
dalam 24 bulan pertama. Waktu rata~rata yang dibutuhkan untuk menghasi1kan
kehamilan adaleh. 2,3-2.8 bulan. Jadi lama suatu pasangan suami istri berusaha secara
teratur merupakan faktor penentu untuk dapat terjadi kehamilan.
FAKTOR KHUSUS

 Faktor Pre testikular


 Faktor Post testikular
 Faktor testikular
 Reaksi imunologis
 Faktor lingkungan
Faktor Pre testikular

yaitu keadaan-keadaan diluar testis dan mempengaruhi proses spermatogenesis.


1. kelainan endokrin. Kurang lebih 2% dari infertilitas pria disebabkan karena adanya
kelainan endokrin antara lain berupa:
 kelainan paras hipotalamus-hipopise seperti; tidak adanya sekresi gonadotropin
menyebabkan gangguan spermatogenesis
 kelainan tiroid. menyebabkan gangguan metabo1isme androgen.
 kelainan kelenjar adrenal, Congenital adrenal hyperplasi menyebabkan gangguan
spermatogenesis
Faktor Pre testikular

2. Kelainan kromosom. Misal penderita sindroma klinefelter, terjadi penambahan


kromosom X, testis” tidak berfungsi baik,sehingga spermatogenesis tidak terjadi.
3. Varikokel, yaitu terjadinya pemanjangan dan dilatasi serta kelokan-kelokan dari pleksus
pampiriformis yang mengakibatkan terjadinya gangguan vaskularisasi testis yang akan
mengganggu proses spermatogenesis;
Faktor Post testikular

1. Kelainan epididimis den funikulus spermatikus, dapat berupa absennya duktus deferens,
duktus deferens tidak bersambung dengan epididimis, sumbatan dan lain-lain
2. Kelainan duktus eyakulatorius, berupa sumbatan
3. Kelainan prostat dan vesikula seminalis, yang sering adalah peradangan, biasanya
mengenai kedua organ ini, tumor prostat dan prostatektomi
4. Kelainan penis / uretra. berupa malformasi penis, aplasia, anomali orifisium uretra
(epispadia ,hipospadia). anomali preputium (fimosis), dan lain-lain.
Faktor testikular

 Atrofi testi primer;gangguan pertumbuhan dan perkembangan, kriptorkidism, trauma,


torsi, peradangan, tumor. Hampir 9% infertilitas pria disebabkan karena kriptorkismus
(testis tidak turun pada skrotum)
Reaksi imunologis

 Dalam hal ini analisis sperma biasanya tidak menunjukan kelainan, kecuali terlihat
adanya aglutinasi spermatozoa yang dapat ditentukan dengan tes imunologis
Faktor lingkungan

1. suhu, memegang peranan penting pada spermatogenesis. Pada mamalia spermatazoa


hanya dapat diproduksi bila suhu testis 29- 30’C, sedikitnya. 1,5-2.0 C· dibawah suhu
dalam tubuh, kenaikan suhu beberapa derajat akan menghambat proses spermatogenesis,
sebaliknya suhu rendah akan meningkatkan spermatogenesis pada manusia.
2. tempat/dataran tinggi. Atmosfer dataran tinggi (high altitude) juga menghambat
pembuatan spermatozoa.
3. sinar Rontgen, spermatogonia dan spermatosit sangat peka terhadap sinar Rontgen, tapi
spermatic dan sel sertoli tidak,banyak terpengaruh bahan kimia dan obat-abatan tertentu
dapat menghambat proses spermatogenesis, misal metronidazol, simetidin dan lain-lain
Logam berat

 Hasil penelitian membandingkan jumlah timbal dan kadmium pada darah pria sehat dengan pria yang
biasa tercemar oleh logam-logam ini baik dari tempat kerja ataupun kehidupan sehari-hari. Pria yang
mengandung jumlah timbal dan kadmium yang tinggi dalam darahnya memiliki kualitas reproduksi
yang rendah. Kualitas ini mencakup jumlah sperma yang rendah, kurangnya motilitas pada sperma, dan
meningkatnya abnormalitas pada struktur sistem reproduksi

 WHO telah menetapkan bahwa kandungan timbal dalam darah lebih dari 400ug/ml baru dianggap
toksik, namun dalam jumlah 50-350 ug/ml pun dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sperma
sebesar 65 juta dalam setiap sampel. Kadmium dan timbal dapat ditemukan di lingkungan sekitar
manusia dan dapat terakumulasi di dalam tubuh dengan mudah
Logam Berat

 Timbal dan kadmium dapat menggangu metabolisme seng (zink) dalam tubuh. Seng
dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan proses reproduksi, sintesis protein, proses
reparasi jaringan, dan fungsi imun. Seng juga penting di dalam protein, DNA, dan
metabolisme untuk menghasilkan energi
RADIASI

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan sperma hewan percobaan yang disebabkan
radiasi dapat menyebabkan terjadinya deformasi keturunannya. Proses yang sama dapat
terjadi pada manusia juga, Patricia Ash dari Medical Research Council Radiobiology Unit
mengatakan bahwa testis yang terkena radiasi dalam skala rendah tetapi secarakronik akan
mengalami kerusakan yang lebih besar dibandingkan dengan pencemaran akut

 Radiasi pada intensitas tinggi terbukti berbahaya karena kemampuannya untuk


meningkatkan temperatur tubuh secara drastis dapat merusak jaringan. Prinsip ini seperti
microwave yang biasa kita gunakan untuk memanaskan makanan. Kerusakan jaringan
biasanya terjadi karena tubuh tidak dapat menghilangkan panas berlebihan yang masuk ke
dalam tubuh.
DIET

 Pria yang mengalami obesitas mempunyai peluang lebih besar menjadi infertil, karena berkurangnya hormon

testosteron dan produksi hormon pertumbuhan.

 Jumlah kortison dan leptin yang tinggi yang biasa terlihat pada obesitas memiliki efek langsung pada motilitas

sperma, dan secara signifikan mempengaruhi fertilitas pria. Kortison merupakan bagian dari kelas obat-obatan

glukortikoid yang biasa digunakan untuk mengobati asma, arthritis, osteoarthritis, dan berbagai patologi pada kulit.

Biasanya glukokortikoid digunakan karena memiliki kemampuan anti-inflamasi. Glukokortikoid bisa didapatkan

dalam bentuk inhaler, krim, salep, pil, dan injeksi. Penelitian membuktikan bahwa prednison dan kortison pada

dosis tinggi dapat menghambat kelenjar hipofisis dalam kegiatannya untuk memproduksi follicle stimulating

hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) yang akhirnya menyebabkan berkurangnya jumlah sperma
DIET

 peran FSH antara lain merangsang spermatogenesis pada pria sejak pubertas sedangkan
LH merangsang sel-sel Leydig yang terdapat pada testis untuk menghasilkan testosteron.
Fungsi testosteron selain sebagai hormon seks pria juga merangsang proses
spermatogenesis.

 bahwa makanan yang dikonsumsi oleh suamiisteri sangat berpengaruh pada fertilitas.
Untuk menghindari masalah reproduksi, pasangan harus mengkonsumsi makanan rendah
kalori dan rajin berolahraga
ROKOK

 Pria yang merokok biasanya mengalami penurunan jumlah sperma motil dan munculnya
berbagai abnormalitas sperma dalam segi bentuk maupun pergerakan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa zat-zat kimia dalam rokok dapat menyebabkan gangguan pada
sistem vaskuler. Vaskularisasi sangat penting untuk kerja organ, karena suatu organ tidak
akan berfungsi tanpa suplai darah. Aturan ini juga berlaku bagi testis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa merokok dapat mengurangi kualitas sperma dan ini dapat dijadikan
alasan bahwa merokok dianggap sebagai salah faktor penyebab infertilitas
ALKOHOL

 Alkohol dapat meningkatkan gairah seksual, tapi sebaliknya, dapat juga mengurangi
performa pria. Bagian otak yang mengatur aliran darah perifer dan pembuangan urin
sama dengan bagian yang mengatur sekresi hormon yang mengatur kegiatan seksual.
Telah ditemukan bahwa alkohol secara langsung dapat mempengaruhi hormon-hormon
ini dan juga sistem regulasinya. Salah satu hormon yang menerima efek samping
tersebut adalah hormon seksual pria, yaitu testosteron. Testosteron dibutuhkan dalam
jumlah yang cukup untuk performa seksual dan juga untuk menjamin fertilitas seorang
pria
ALKOHOL

 Penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan alkohol baik akut maupun secara kronik telah dihubungkan

dengan berkurangnya hormon hipotalamus LHRH dan hormon hipofisis LH. Cara lain alkohol mengganggu efek

testosteron adalah dengan mengganggu sintesis Nitric Oxide (NO) yang merupakan gas yang bertanggung jawab

atas vasodilatasi pembuluh darah. NO disintesis oleh testis menggunakan enzim NOsynthase. Inhibisi terhadap

enzim ini terbukti mengurangi efek alkohol terhadap berkurangnya testosterone

 Jika kadar testosteron rendah, produksi fruktosa di vesika seminalis juga berkurang. Keadaan ini menyebabkan

berkurangnya motilitas sperma karena sperma menggunakan fruktosa sebagai sumber energi untuk menggerakkan

flagellanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa alkohol bukan hanya mengurangi performa seksual pria, tetapi juga

mengurangi fertilitas
Obatan-Obatan

 obat-obatan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Obat-obat tersebut ada juga yang menyebabkan

efek samping yang tidak diinginkan

 Spironolakton, spiroteron, ketokonazol, dan simetidin memiliki sifat antiandrogenik, yaitu sifat yang berlawanan

dengan testosteron.Tetrasiklin menurunkan kadar testosteron hingga 20%, sedangkan nitrofurantoin menekan

proses spermatogenesis melalui proses reduksi kimia yang tidak diinginkan dalam sel sehingga menghasilkan

superoksida dan kumpulan racun oksigen lainnya. Kumpulan komponen oksidasi sel tersebut menyebabkan sel

tidak berfungsi. Sulfasalazine yang digunakan dalam pengobatan ulcerative colitis dapat menyebabkan penurunan

motilitas dan densitas sperma melalui mekanisme gangguan proses spermatogenesis; tetapi reversibel. Sedangkan

Fenitoin dapat menyebabkan infertilitas karena mempengaruhi hipofisis dalam mensintesis FSH
PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum, gemuk, kurus


2. Vital sign
PEMERIKSAAN KHUSUS GENITALIA

1. Tanda kelamin sekunder.


2. Penis, bentuk, ukuran, kelainan hypoplasia, hypospadia kekuatan ereksi.
3. Scrotum : kelainan kulit, tanda infeksi dll.
4. Testis : jumlah, ukuran, penurunan testis, varicocele
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisa Semen
a. Diambil dengan masturbasi
b. Abstinensia 3 – 4 hari
c. Tampung pakai botol kaca mulut lebar
d. Langsung diambil dilaboratorium/ kurang 30 menit post ejaculasi ditempat lain dng transport yang benar
Penilaian :
e. Normospermia
f. Oligospermia
g. Asthenospermia
h. Teratospermia
i. Gabungan : oligo-terato-asteno-zoospermia.
j. Azoospermia
k. Aspermia
Pemeriksaan Penunjang

2. Laboratorium secara umum : darah, urine.


3. Hormonal : FSH, LH, Testosteron, Prolactin, Thyroid dll
Semen

 Lendir yang keluar dari genitalia jantan waktu ejakulasi disebut semen (mani) Ia terdiri dari bagian padat dan bagian cair. Bagian

padat ialah spermatozoa, bagian cair disebut plasma semen (air mani). Spermatozoa dihasilkan testis, plasma semen dihasilkan

ampulla vas deferens, dan kelenjar kelenjar prostat, vesicula seminalis, Cowper,dan Littre. Semen keluar dari penis biasanya dalam 4

fraksi: 1. fraksi pre-ejakulasi 2. fraksi awal 3. fraksi utama fraksi-fraksi ejakulat 4. fraksi akhir

 Warna semen waktu baru diejakulasi seperti warna lem kanji yang encer, atau putih keabu-abuan. Makin gelap wama ini jika makin

banyak terkandung spermatozoa di dalam. Jika spermatozoa sedikit sekali atau tak ada di dalam; semen itu bening jernih. Volume

normal semen sekali ejakulasi sekitar 2,0 sampai 3,0 ml. Ada juga yang sampai 4,5 ml. Jika volume kurang dari 1 ml, ada

kemungkinan tak beresnya prostat dan vesicula seminalis yang merupakan penghasil utama plasma semen. Bau semen itu khas, yang

kata orang Barat seperti bau bunga chestnut. Bau itu oleh spermin yang dihasilkan prostat. Keadaan fisik semen yang baru dieyakulasi

adalah kental. Tapi sekitar l5 menit kemudian akan mengalami pengenceran, disebut likuifaksi oleh sminin (enzim lysis) yang
ANALlSA SPERMA

 Analisis sperma adalah suatu pemeriksaan yang penting untuk menilai fungsi organ
reproduksi pria. Untuk mengetahui apakah seseorang pria fertil atau infertil. Peranan
analisa semen penting sekali. Semen diperiksa harus dari seluruh cyakulat. Karena itu
mengambilnya dari tubuh harus dengan masturbasi atau coitus interuptus (bersetubuh
dan waktu eyakulasi persetubuhan dihentikan dan mani ditampung semua).

 Paling baik jika semen diperiksa selambatnya sejam sesudah eyakulasi. Jika sampel
masih dipakai lebih dari 4 jam setelah eyakulasi, agar disimpan dalam lemari es, dan
untuk memeriksanya kembali harus ditaruh dulu dalam suhu kamar.
Yang diperiksa

 Warna : putih keruh


 Volume : 2-6 ml
 Bau : khas
 Ph :7,2-7,8
 Viskositas : diukur stlh mengalami likufaksi (15-20 menit ejakulasi)
 Likuefaksi : semen pd suhu normal akan mengalami likuefaksi dlm 60 menit
Hasil Laboraorium Analisa Semen
 Volume : 2,0 ml/ lebih
 PH : 7,2-7,8
 Jumlah : 20 juta sperma/ml atau lebih
 Motilitas : 50%
 Morfologi : 50%
 Viabilitas : 50%
 Sel leokosit : kurang dari 1 juta/ml
 Seng (total) : 2,4 mikromol atau lebih setiap ejakulasi
 Asam sitrat : 52 mikromol (10m) atau lebih setiap ejakulasi
 Fruktosa (total) : 13 mikromol atau lebih setiap ejakulasi
 Uji Mar : perkelatan kurang daripada 50% sperma
 Uji butir imun : Perlekatan butir imun kurang dari 50% sperma

Anda mungkin juga menyukai