Anda di halaman 1dari 17

Penanggunlangan Penyakit

Menular Tuberkulosis

OLEH:
Risqa rasman
N 111 15 046

PEMBIMBING LAPANGAN
dr. Maria F nnldr. Maria F Putong

PEMBIMBING:
dr. Ketut Suarayasa M.Kes

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
BAB I PENDAHULUAN

Tuberkulosis adalah penyakit menular


langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium Tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3273);

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


203/Menkes/SK/III/ 1999 tentang Gerakan
Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis;
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 Tentang Pedoman
Penanggulangan Tuberkulosis (Tb).
BAB II PERMASALAHAN

Input : pada input kegiatan sudah dapat dilakukan

Proses : pada proses kegiatan sudah dapat dilakukan

Output : output dari kegiatan


belum dapat mencapai target
BAB I PEMBAHASAN

INPUT
1. SDM

Puskesmas
Petunjuk teknis
Mabelopura
• 1 perawat/ • 1perawat/petugas
petugas • Dokter
• dokter.
• Kader
2. Sarana dan prasarana
Logistik OAT
Laboratorium • Tingkat sarana pelayanan
kesehatan Setiap sarana
Pusat Fiksasi Sediaan TB di tingkat pelayanan kesehatan
sarana pelayanan kesehatan setara PS menghitung kebutuhan
Laboratorium dengan kemampuan tahunan, triwulan dan bulanan
hanya pembuatan sediaan apusan sebagai dasar permintaan ke
dahak dan fiksasi, misalnya: Lab TB Kabupaten/Kota.
Puskesmas Satelit (PS), Lab di Lapas
dan Rutan.

Logistik non OAT


• POT, slide kaca, bunsen,
handscooen, masker
3. Akses

Semua rumah masyarakat untuk wilayah kerja


puskesmas Mabelopura tidak sulit dijangkau,
sehingga tidak menimbulkan kendala dalam hal
akses.
4. Jenis kegiatan

Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan di PKM adalah menggunakan
Untuk ketersediaan APD sekali pakai seperti handscoen dan masker untuk
program P2M TB disediakan oleh dinas kesehatan, namu ketersediaan alat
ini kadang tidak mencukupi, sehingga seringkali petugas melakukan
pemeriksaan tanpa menggunakan APD.
Penjaringan
Penjaringan pada puskesmas Mabelopura sebagian besar dilakuakn melalui
poli pukesmas Mabelopura dan poslindu Kegiatan turun langsung lapangan
untuk menjemput jarang dilakukan, hanyak dilakukan jika target tidak
tercapai. Pelaksanaan penyuluhan jarang dilakukan hal ini dikarenakan
tenaga kesehatan

Pemeriksaan Dahak
Pada program P2M puskesmas Mabelopura biasa tidak melakukan
pemeriksaan dahak SPS, hanya menggunakan 2 kali pengambilan pada satu
kali waktu, hal ini dikarenakan sulitnya meminta pasien datang jika
dilakukan 2 waktu pengambilan dahak.
Program P2M Tb puskesmas Mabelopura telah
melaksanakan pengobatan sesuai dengan protap yang
ditentuka oleh permenkes.
Pemantauan
Kegiatan DOTS di puskesmas dilakukan dengan pemantauan secara
langsung oleh keluarga yang bersangkutan, pemantauan yang seharus
nya dilakuakan oleh kader agar lebih efektif namun banyak beban yang
harus di tanggung oleh kader sehingga sebagain besar pasien hanya
dilakukan pengawasan oleh anggota keluarga sendiri.

Pencatatan dan pelaporan


Pada program P2M Tb di puseksmas Mabelopura melakuakn pelaporan
ke dinas kesehatan per triwulan dengan menggunakan system manual.
Namun saat pelaporan bulanan puskesmas kedinas kesehatan, jumlah
pasien TB juga ikut di laporkan
PROSES

Untuk perencaan kegiatan P2M Tb di


puskesmas Mabelopura dilakukan Pengaturan program P2M Tb ini
setiap 1 tahun sekali saat dilaksanakan oleh 1 orang penanggung
pembentukan kembali program kerja jawab posbindu yang pelaksanaanya
yang diberikan masukan dari masing- disesuaikan dengan perencanaan.
masing anggota rapat.

Pengontrolan dan evaluasi dari


kegiatan ini dilakukan setiap bulannya
Aktualisasi penjaringan, diagnosis
dalam lokakarya mini (lokmin) dan
dan penatalaksanaan kegiatan P2M
dilaksanakan pula pelaporan ke dinas
dilakukan setiap hari sepanjang tahun
per triwulan. Setiap kendala akan
selama masih ditemukan pasien
bahas dalam lokmin. Sehingga untuk
kecurigaan Tb.
proses pengaturan kegiatan ini telah
sesuai dengan standar.
OUTPUT

Tercapainya temuan 54
Terlaksananya orang pasien positif TB
pemeriksaan dugaan TB melalui pemeriksaan
(suspek) sebanyak 608 standar dalam 1 tahun.
orang dalam 1 tahun. Sekitar 4-5 orang per
Sehingga 50 orang per bulan. Perkiraan
bulan. Untuk target ini pencapaian target sampai
sampai bulan juni bulan juni sekitar 18-20
seharusnya ,mencapai orang sehingga target ini
300 orang namun taget telah tercapai, yaitu
yang dapat di capai ditemukan 20 orang
hanya 120 orang. pasien terdiagnosis tb
melalui uji bakteriologis
BAB I PENUTUP

Kesimpulan

Walaupun input dan proses dari kegiatan program P2M


TB telah sesuai standar, namun hasil output yaitu
pemeriksaan dugaan Tb belum dapat dicapai.
Saran

1. Meningkatkan kepekaan masyarakat akan penting nya


kesehatan sehingga meningkatakan kepedulain
masyarakat untuk memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan.
2. Merencanakan bersama dengan masyarakat, tokoh
masyarakat, kader kegiatan program P2M TB agar dapat
meningkatkan kinerja dari kegiatan.
3. Menambah jumlah kader agar dapat meningkatkan
evaluasi pasien yang sedang menjalan pengobatan Tb.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai