Anda di halaman 1dari 42

Case Report Session (CRS)

CT-SCAN PADA BENIGN


PROSTATIC HYPERPLASIA
(BPH)
LIA AULIANTI
G1A222130

Pengampu:
dr. Chairunnisa, Sp. Rad
Pendahuluan
Pembesaran kelenjar prostat, atau disebut
dengan BPH (Benign Prostate Hyperplasia)
merupakan salah satu masalah genitouriari
yang prevalensi dan insidennya meningkat
seiring dengan bertambahnya usia. pengaruh
hormon estrogen, prolaktin, pola diet,
mikrotrauma, inflamasi, obstruksi dapat
menjadi pemicu sel prostat menyintesis growth
factor yang kemudian menjadi pemicu
terjadinya proliferasi dari sel kelenjar prostat.
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. LBM


Umur : 81 Tahun 6 Bulan
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Pekerjaan: Tidak Bekerja
Alamat : Kel. Kampung Bawal kec. Tungkal ilir
Masuk RS : 18/08/2023
Keluhan Utama
Nyeri buang air kecil dan berdarah sejak
±2minggu SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang

1 MINGGU
SMRS

 Batuk
 Mual
 Muntah sebanyak 1x
Riwayat Penyakit Sekarang

1 MINGGU
SMRS
2 minggu
smrs

 Nyeri penis dan skrotum
Pasien
 Cairandatang ke IGD RSUD Raden Mattaher
berbau busuk
dengan
 keluhan
Nyeri saat nyeri buang air kecil dan
berkemih
berdarah sejak ±2
Sering berkemih minggu
dengan volumeSMRS.
sedikit
 Hematuria
 Inkontinensia
 ↓ BB (61 51 kg)
Riwayat Penyakit Sekarang

1 minggu smrs 2 minggu smrs 5 Bulan


smrs


 Nyeri penis
Bengkak dan skrotum
dan warna kehitaman pada skrotum
Pasien mengaku
Cairan berbausulit untuk memulai BAK dan terkadang
busuk
 Pruritus
harus disertai mengedan untuk buang air kecil, buang air kecil
 Nyeri saat berkemih
Disuria

menetes(-)dan terasa tidak lampias sejak ±5 bulan SMRS yang

 Sering
kadang
Demam berkemih
terhenti dengan
kemudian volume
lancar sedikit
kembali dan volume
BAKnya menurun namun pasien tidak mengetahui pasti
Hematuria
jumlahnya. BAK tidak keluar batu, demam hilang timbul tanpa
Inkontinensia
dipengaruhi waktu, terdapat nyeri pinggang yang menjalar ke
 ↓ BB
perut (61
tanpa 51 kg) perubahan posisi. Nyeri juga terus
dipengaruhi
menerus dan sakit sekali.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan serupa (-)


Riwayat batuk lama (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat diabetes melitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat maag (-)
Riwayat cuci darah sebelumnya (-)
Riwayat Penyakit Riwayat Sosial
Keluarga Ekonomi

 Keluhan Serupa (-)  Merokok dan alkohol (-)


 Batuk lama (-)  Minum jamu setiap hari
 Hipertensi (-)  Pasien tidak bekerja
 DM (-)  Riwayat minum obat
penghilang nyeri sendi
(-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang, GCS 15
Tanda Vital
• Tekanan Darah : 121/61 mmhg
• Nadi : 81x/mnt, reguler, kuat angkat
• Suhu : 36,6 oC
• Respiration Rate : 19x/mnt
• SpO2 : 98%
Kepala
Normocephal, muka simetris
Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-),
bibir pucat (+)
Mata
Conjungtiva anemis (+/+), Sklera Leher
ikterik (-/-), mata cekung (-/-) Pembesaran kelenjar getah bening (-),
trakea deviasi (-)

Telinga
Sekret (-/-) nyeri tekan tragus (-), Kulit
perdarahan (-) Ikterik (-), pitting edema (-),
jaringan parut (-)

Hidung
Napas cuping hidung
(-/-) Rhinorrhea (-/-)
deviasi septum (-)
Pemeriksaan Toraks

Inspeksi :
Statis : Bentuk dada normo chest,
simetris kanan dan kiri, spider naevi (-),
benjolan (-), sikatriks (-), letak payudara
simetris kiri dan kanan, purpura di dada
anterior
Dinamis : Pergerakan dada simetris
kanan dan kiri, sifat pernafasan :
abdominothorakal, Otot bantu nafas (-)

Palpasi :Nyeri tekan (-), fremitus taktil


menurun pada paru kanan

Perkusi : Sonor pada paru kiri dan


pekak pada paru kanan

Auskultasi : bronkial di kedua lapang


paru, wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)
Jantung
I: Iktus kordistidak terlihat di ICS V
Abdomen linea midclavicula sinistra
Inspeksi : datar, Sikatrik (-), ikterik (-), P : Iktus kordis teraba 2 jari di ICS V
bekas operasi (-) linea midclavicula sinistra
P:
Auskultasi: Bising usus (+) normal Atas : ICS III Linea parasternalis sinistra
Kanan : ICS VI Linea parasternalis dextra
Palpasi: Nyeri tekan regio abdomen (+) Kiri : ICS VI Linea midclavicular sinistra
A : BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Perkusi: timpani

Ekstremitas inferior Ekstremitas superior


Akral hangat (+), pitting edema (-/-), Akral hangat (+), pitting edema (-/-),
Capilary refill time <2 detik, Capilary refill time <2 detik, clubbing
finger (-)
Genitalia Eksterna
- Tidak diperiksa

Rectal Toucher
(tidak dilakukan)
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
Rujukan
Hematologi
(18/08/202)
Hemoglobin L 5.4 11.5-17.3 g/dl
Hematokrit L 17.5 34-53.9 %
Trombosit H 395 156-342 10^9/L
 Anemia
Leukosit 10.85 5 – 11.60 10^9/L
Eritrosit L 2.28 3.79-5.78 10^12/L
Hematologi (22/08/2023)
Hemoglobin L 9.3 11.5-17.3 g/dl
Hematokrit L 27.44 34-53.9 %
Trombosit H 344 156-342 10^9/L
Leukosit H 17.75 5 – 11.60 10^9/L
Eritrosit L 3.42 3.79-5.78 10^12/L
 Infeksi
Pemeriksaan Laboratorium
Faal Hati (18/08/2023)
SGOT 13 <37 u/l
SGPT 13 <42 u/l
albumin 2,7 3,8-5,1 g/dl

Glukosa Darah (18/08/2023)

Glukosa darah sewaktu 68 <200 mg/dl


Faal Ginjal (18/08/2023)

Ureum 133 10-50 mg/dl


Creatinin 5 .8 0.6-1.1 mg/dl
Serologi (18/08/2023)

HbsAg Rapid Positif Negatif


Pemeriksaan Radiologi

 Jantung membesar, dengan CTR 50 %


 Trakea terletak di tengah, dengan kedua hillus tidak
menebal
 Corakan bronkovaskular kedua paru baik, tidak tampak
peningkatan
 Kedua hemidiafragma licin.
 Kedua sinus kostofrenicus lancip
 Tulang – tulang dan jaringan lunak dalam keadaan baik
Pemeriksaan Radiologi

Preperitoneal fat et psoas line tampak normal.

Distribusi udara usus tampak hingga distal.

Tidak tampak pelebaran dan peregangan usus.

Tidak Tampak bayangan batu radioopaque di


traktus urinarius

Kontur ginjal tampak tegas out line regular.

Tidak tampak sentinel loop fecalmass/scibala (-)

Tulang-tulang tampak normal.


Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Radiologi

Kesan :
Sugestif massa di prostat dengan hipertrofi prostat,
yang menginfiltrasi buli terutama di dinding infeiror buli
dan indentasi mencapai intralumen buli sisi inferior
DD/Ca Prostat
Sugestif penyempitan lumen vesikouretero junction sisi
bilateral menyebabkan hidroureter bilateral dan
hodronefrosis grade 3-4 bilateral.
Parenkimal kidney disease di ginjal bilateral.
Nodul kecil di hepar yang tervisualisasi DD/nodul
metastasis
Efusi pleura kanan yang tervisualisasi
Kompresi corpus vertebra Th12 dan L1 DD/lesi
metastasis
Diagnosis Banding
BPH
Ca Prostat
Diagnosis

BPH (Benign Prostatic hyperplasia)


Atas dasar
1. laki-laki 81 tahun
2. Pasien datang dengan gejala luts
3. Pada pemeriksaan ct scan terdapat hipertrofi prostat
Tatalaksana

• IVFD NaCl 0,9% 20 tpm

• Inj. Lansoprazole 2 x 30 mg IV

• Ibuprofen drip 3 x 400 mg

• Harnal 1 x 0.4 mg P.O malam


Prognosis

 Quo ad Vitam : Dubia ad malam


 Quo ad Functionam : Dubia ad malam
 Quo ad Sanactionam : Dubia ad malam
Tinjauan Pustaka
Prostat

Prostat merupakan organa genitalia pria yang letaknya berada di


bawah kantong kemih, depan rektum dan prostat membungkus
uretra posterior. Bagian posterior berhubungan dengan vesika
urinaria, dan bagian inferior bersandar pada diafragma urogeniatial
Benign prostatic hyperplasia

Definisi
 Suatu kondisi terjadinya
hyperplasia kelenjar periurethral
yang mendesak jar. Prostat yang
asli ke perifer sehingga menutup
canalis uretral secara partial
maupun complete
Etiologi Umur. Sekitar 20% pada pria dengan usia 40 tahun, kemudian
meningkat hingga 70% pada usia 60 tahun dan akan
Sampai saat ini mencapai 90% pada usia 80 tahun
belum diketahui
pasti apa penyebab
dari BPH. Namun
terdapat faktor
resiko yang Faktor keluarga. Pasien dengan riwayat ayah atau saudara laki-
berpotensi lakinya yang terkena BPH memiliki resiko 3x lipat juga terkena bph
menyebabkan BPH

Faktor hormonal. Peningkatan kadar dihidrotestosteron


(DHT)
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Pada dasarnya, Gejala LUTS terbagi menjadi dua bagian,
yaitu gejala pada penyimpanan dan perkemihan. Gejala
pada penyimpanan berhubungan dengan frekuensi,
nokturia, serta urgensi. Sedangkan gejala pada
perkemihan berhubungan dengan perasaan tidak puas
setelah berkemi, intermiten, mengedan saat berkemi, serta
pancaran urin lemah.
Diagnosis

Gejala Klinis :
 Gejala pada penyimpanan Pemeriksaan Fisik
berhubungan dengan
frekuensi, nokturia, serta Pemeriksaan colok dubur
urgensi atau Digital Rectal
 Sedangkan gejala pada Examination (DRE)
perkemihan berhubungan
dengan perasaan tidak puas
setelah berkemi, intermiten,
mengedan saat berkemi, serta
pancaran urin lemah.
Pemeriksaan Lab: Pemeriksaan Radiologi:
 Urinalisis
 Faal ginjal USG
 PSA (prostat spesific
antigen) CT-scan abdomen
 Uroflowmetry
(pancaran urine)
Foto polos abdomen
USG transabdominal dan
transrektal
Tatalaksana

Watchful waiting Antagonis Reseptor Muskarinik

Α1 blocker Phospodiesterase 5

5α-reductase
pembedahan
inhibitor
Analisis Kasus
BPH
 Pasien nyeri buang air kecil dan
berdarah sejak ±2 minggu SMRS.  BAK tidak keluar batu, demam hilang
 Pasien juga mengaku sulit untuk timbul tanpa dipengaruhi waktu,
memulai BAK ,disertai mengedan terdapat nyeri pinggang yang menjalar
untuk buang air kecil, buang air ke perut tanpa dipengaruhi perubahan
kecil menetes dan terasa tidak posisi. Nyeri juga terus menerus dan
lampias sejak ±5 bulan SMRS yang sakit sekali.
kadang terhenti kemudian lancar
kembali dan volume BAKnya
menurun namun pasien tidak
mengetahui pasti jumlahnya.
• Pada gambaran foto polos thorax ditemukan cardiomegali dan paru dalam
batas normal, pada gambaran foto polos abdomen ditemukan meteorismus
ec scibala retensi.
• Saat ini pasien sudah dilakukan pemeriksaan penunjang diagnostik berupa
CT-Scan abdomen non kontras. Hasil yang didapat adalah:
Sugestif massa di prostat dengan hipertrofi prostat, yang menginfiltrasi buli
terutama di dinding infeiror buli dan indentasi mencapai intralumen buli sisi
inferior DD/Ca Prostat.
Kesimpulan
 Pada dasarnya, BPH dapat tumbuh pada pria yang menginjak usia tua
dan memiliki testis yang masih dapat menghasilkan testosteron. Selain
itu, pengaruh hormon estrogen, prolaktin, pola diet, mikrotrauma,
inflamasi, obstruksi, serta secara tidak langsung, aktifitas yang diduga
berhubungan dengan proliferasi sel kelenjar prostat. Fakror-faktor ini
dapat menjadi pemicu sel prostat menyintesis growth factor yang
kemudian menjadi pemicu terjadinya proliferasi dari sel kelenjar prostat.
 Pada laporan kasus ini, pasien atas nama Tn. L, berusia 81 tahun datang
dengan keluhan nyeri buang air kecil dan berdarah dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosis
pasien adalah Benign Prostatic Hyperplasia dan telah diberikan terapi
yang sesuai.
Thanks
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai