Surveilans Epidemiologii
Surveilans Epidemiologii
ANALISIS DATA
SURVEILANS
ZULFIKAR
CHRONIKA KESYA
SIRAIT
PEMBAHASAN
05 Telaah Artikel
JENIS DAN
SUMBER
01 DATA
Data Primer Data Sekunder
Data laboratorium yang dapat diperoleh Data hewan dan vektor sumber penular penyakit yang
05 dari unit pelayanan kesehatan dan 11 dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan
masyarakat masyarakat
Dinkes Kab/Kota
Menganalisis pola penyakit, faktor risiko, masalah kesehatan maupun masalah lain yang
berdampak terhadap kesehatan dalam rangka pengelolaan program skala kabupaten/kota maupun
kebijakan teknis operasional yang dibutuhkan.
Puskesmas
Menganalisis pola penyakit, faktor risiko, pengelolaan sarana pendukung seperti
kebutuhan vaksin, obat, bahan dan alat kesehatan, persiapan dan kesiapan
menghadapi kejadian luar biasa beserta penanggulangannya
ANALISIS DATA
03 DESKRIPTIF
Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat gambaran
atau mendeskripsikan nilai – nilai suatu variable data
Tabel Disribusi Pola Minimum dan Maksimum Kasus DBD di Kabupaten X Tahun 2013 - 2018
2013 150 149 167 138 137 135 141 52 21 28 12 10 1140 17 1,5 54,6 81,2 2.088.660
2014 13 36 58 62 77 78 66 58 32 35 32 44 591 9 1,5 27,7 89.3 2.134.389
2015 54 31 24 9 23 22 22 13 13 12 15 11 249 2 0,8 11,5 89 2.167.023
2016 27 56 46 45 74 104 37 24 16 15 32 19 495 4 0,8 22,8 90 2.168.698
2017 50 52 93 143 111 114 65 69 28 11 5 17 758 7 0,9 34,3 90 2.207.181
2018 36 21 18 44 33 31 32 20 21 17 16 12 301 2 0,7 13,4 92 2.244.772
MIN 13 21 18 9 23 22 22 13 13 11 5 11
MEAN 58,8 64,8 77,6 79,4 84,4 90,6 66,2 43,2 22 20,2 19,2 20,2
TARGET <1% <50/100000 95%
Grafik Pola Minimum dan Maksimum
Kasus DBD di Kab. Y Tahun 2018
Berdasarkan pola minimum dan maksimum kasus DBD tahun 2013 s/d 2018 peningkatan kasus terjadi pada awal tahun (periode januari
- April) dan cederung mengalami penurunan mulai bulan Mei – Juni – Juli. Kewaspadaan kasus DBD yang berpotensi KLB terjadi pada
bulan Januari, September dan Oktober, dikarenakan pola kasus mendekati dan melebihi pola rata– rata kasusnya. CFR dan Insidens
Rate kasus DBD sudah memenuhi target masing – masing yaitu: < 1% dan < 50 / 100.000 penduduk.
Kesimpulan: tren kasus DBD di Kabupaten K telah berhasil dikontrol sesuai target, namun perlu peningkatan kewaspadaan pada awal
tahun dan menjelang akhir tahun dikarenakan ABJ yang masih belum mencapai target.
Variabel Tempat
Tabel 10.
Distribusi Kasus Campak dan Rubella Konfirmasi Laboratorium Berdasarkan Wilayah Desa dan
Cakupan Imunisasi MR di Puskesmas X Kabupaten Y Tahun 2018
Berdasarkan data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar kasus campak positif terdistribusi pada kelompok umur
anak – anak < 10 tahun. Begitupula pada kasus rubella. Kasus campak klinis juga masih banyak yang belum dilakukan konfirmasi
pemeriksaan laboratorium, hal ini menunjukkan masih kurang kuatnya kinerja surveilans campak dalam penemuan kasus campak
yang harus dilakukan pengambilan spesimen dan konformasi laboratorium.
Kesimpulan: Kasus campak dan rubella sebagian besar masih terdistribusi pada kelompok anak = anak usia sekolah < 10 th.
ANALISIS DATA
ANALITIK 04
Epidemiologi analitik merupakan studi epidemiologi yang ditujukan
untuk mencari faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari
penyebab terjadinya variasi yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi
penyakit pada kelompok individu. (Eko Budiarto, 2002:111)
OBSERVASIONAL EKSPERIMENTAL
KLB Campak
Sakit Tidak Sakit
Campak Campak
Status imunisasi Total OR 95% CI P Value
campak n % n %
Tidak diimunisasi
52 77,6% 70 59,3% 122 2,37 1,15 - 5,06 0,01