Anda di halaman 1dari 55

STROKE

HEMORA
GIK
Oleh: dr. Ririn Dwi Saputri
Pembimbing: dr. Apriani, Sp.S
Pendahulua
n
Penyakit serebrovaskuler/cerebrovascular disease (CVD) merupakan
penyakit sistem persarafan yang paling sering dijumpai. Stroke terjadi
ketika jaringan otak terganggu karena berkurangnya aliran darah atau
oksigen ke sel-sel otak. Stroke iskemik terjadi karena berkurangnya aliran
darah akibat adanya sumbatan, sedangkan stroke yang terjadi karena
perdarahan ke dalam atau sekitar otak disebut stroke hemoragik. Penyakit
stroke merupakan penyebab kematian utama di hampir seluruh RS di
Indonesia, sekitar 15,4%. Kasus stroke termasuk dalam Standar
Kompetensi Dokter dengan grade 3B, yang berarti dokter umum harus
mampu mendiagnosa klinik berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan tambahan sederhana.
Laporan
Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. K

Umur : 53 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : DS. IV Alai Lembak

Masuk RS : 10 Agustus 2023

Tgl periksa : 15 Agustus 2023


Keluhan Utama
• Kelemahan tubuh sisi kanan

Riwayat Penyakit Sekarang


• Os datang ke IGD RSUD Prabumulih dengan keluhan kelemahan tubuh sisi kanan sejak
12 Jam SMRS. Keluarga os mengatakan os ditemukan terjatuh di kamar mandi dan os
tidak sadarkan diri , lalu 3 jam kemudian os sandar dan mengeluhkan kelemahan disisi
tubuh kanan dan berbicara pelo, Saat serangan, penderita mengalami sakit kepala, mual
muntah tidak ada, tidak disertai kejang. Keluarga os mengaku bahwa os sering
mengeluhkan sakit kepala hilang timbul selama +- 1 bulan ini, os memiliki riwayat darah
tinggi sejak ± 4 tahun yang lalu, penderita tidak rutin minum obat & kontrol secara
teratur. Riwayat penyakit diabetes mellitus tidak ada. Riwayat trauma tidak ada, riwayat
penyakit jantung sebelumnya tidak ada, Tidak ada keluhan BAK dan BAB.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien belum pernah menderita penyakit yang sama
 Hipertensi (+) tidak terkontrol
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada
Status Presens
• Keadaan umum : Tampak Sakit Berat
• Kesadaran : E4V5M6

Tanda Vital
• Tekanan Darah : 176/102 mmHg
• Nadi : 87 x/menit
• Respiration Rate : 20x /menit
• Suhu : 36,8 °C
• SpO2 : 100% (Tanpa O2)

Status Psikiatrikus
• Sikap : Kooperattif
• Ekspresi Muka : Wajar
• Perhatian : Ada
• Kontak Psikik : Ada
Status Neurologis
• Kepala
• Bentuk : Brachiocephali
• Ukuran : Normocephali
• Simetris : Simetris
• Leher
• Torticolis : Tidak ada
• Kaku kuduk : Tidak ada
• Kuduk Kaku : Tidak ada
• Deformitas : Tidak ada
• Tumor : Tidak ada
• Pembuluh darah : Pelebaran(-)
Saraf Cranialis Hasil Pemeriksaan
N. Olfactorius (N.I) Dalam Batas Normal
N. Opticus (N.II) Dalam Batas Normal
N. Occulomotorius, N. Trochealis, N. Abducen Dalam Batas Normal
(N.III, N.IV, N.VI)
N. Trigeminus (N.V) Dalam Batas Normal
N. Facialis (N.VII) Sudut mulut kanan
tetinggal
Plica nasobialis
sedikit datar (+)
N. Vestibulocochlearis/ N. Acusticus (N.VIII) Dalam Batas Normal
N.Glossopharingeus dan N.Vagus (N.IX dan N.X) Dalam Batas Normal
N. Accessorius (N.XI) Dalam Batas Normal
N. Hipoglossus (N.XII) Deviasi lidah kekanan
Pemeriksaan Motorik
Motorik Kanan Kiri
Lengan
Gerakan lemah Cukup
Kekuatan 0 5
Tonus Menurun Normal
Refleks Fisiologis
Biceps Menurun Normal
Triceps Menurun Normal
Radius Menurun Normal
Ulna Menurun Normal
Refleks Patologis
Hoffman Ttromner (-) (-)
Leri (-) (-)
Meyer (-) (-)
Trofik (-) (-)
Motorik Kanan Kiri
Tungkai
Gerakan Kurang Cukup
Kekuatan 0 5
Tonus Menurun Normal
Paha Menurun Normal
Kaki Menurun Normal
Refleks Fisiologis
KPR Menurun Normal
APR Menurun Normal
Refleks Patologis
Babinsky (-) (-)
Chaddock (-) (-)
Oppenheim (-) (-)
Gordon (-) (-)
Schaeffer (-) (-)
Fungsi Vegetatif
• Miksi : Normal
• Defekasi : Normal
Kolumna Vertebralis
• Kyphosis : (-)
• Lordosis : (-)
• Gibbus : (-)
• Deformitas : (-)
• Tumor : (-)
• Meningocele : (-)
• Hematoma : (-)
• Nyeri ketok : (-)
Gejala Rangsang Meningeal

Hasil
Kaku kuduk (-)
Kerniq (-)
Lasseque (-)
Brudzinsky (-)
Siriraj Stroke Score

• = (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2


x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) – (3 x
petanda ateroma) – 12
• = (2,5 X 0) + (2 X 0) + (2 X 1) + (0.1 X 100) –
(3X0) – 12
• =1,5
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Jumlah Leukosit 8.2 /uL 3.6-11
Jumlah eritrosit 3.61 /uL 3.8-11
Hemoglobin 10.7 g/dL 11.7-15.5
Hematokrit 32.4 % 35-47
MCV 89.8 fL 80-100
MCH 29.7 Pg 26-34
MCHC 33.1 g/dL 32-36
Trombosit 227 uL 150-459
Hitung jenis
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 1 % 2-4
Neutrofil 75 % 50-70
Limfosit 19 % 25-40
Monosit 5 % 2-8
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Kimia Darah
Ureum 40 mg/dL < 48
Creatini 20 mg/dL 0.5-1.1
Glukosa sawaktu 94 mg/dL < 200
Kolesterol 234 mg/dL < 200
Trigliserida 139 mg/dL 70-140
HDL 73 mg/dL 37-92
LDL 133 mg/dL < 130
Elektrolit
Natrium 137 mmol/l 135-147
Kalium 2.7 mmol/l 3.5-5.0
Chloride 101 mmol/l 95-105
Calcium ion 1.39 mmol/l 0.5-1.32
Pemeriksaan Radiologi

Cardiomegaly

Pulmo tak tampak infiltrat


Pemeriksaan EKG

Sinus bradikardi dengan RBBB complete + T inversi v3 dan v6


Pemeriksaan CT-Scan

Intracerebral hemorrhage pada corona


radiata kiri, capsula interna kiri, capsula
esterna kiri dan thalamus kiri Tampak
tanda-tanda peningkatan tekanan
intracranial
Diagnosa Klinik
• Hemiparese dextra tipe sentral

Diagnosa Topik
• Hemisfer cerebri sinistra

Diagnosa Etiologi
• Stroke hemoragic
Tatalaksana
1. Perawatan
- Bed rest total tidak boleh duduk
- Diet cair per NGT
- Posisi semi flower 30 derajat
2. Medikamentosa ( tatalaksana IGD)
- IVFD Nacl 0,9% gtt XX makro
- Inj. Citicoline 2x250 mg
- Inj. Omeprazole 2x40 mg
- Inj. Asam tranexamat 3x500 mg
- Inj. Ketorolac 2x30 mg
- Amlodipine 1x10 mg
- Candesartan 1x16mg
- Ksr 2x1
- NGT
Prognosis
• Quo ad Vitam : dubia ad bonam
• Quo ad Functionam : dubia ad malam
• Quo ad Sanationam : dubia
Follow Up
Tanggal Follow Up Tatalaksana
Kamis, S : Kelemahan sisi tubuh sebelah
10-08- kanan (+), demam (-), mual (-),
2023 muntah(-) 1. IVFD Nacl 0,9% gtt xx/i makro
O : Tampak sakit sedang 2. Inj citicoline 2x250 mg
• Kesadaran CM 3. Inj asam tranexamat 3x500 mg
• TD : 176/102 mmHg 4. Inj Omeprazole 2x40 mg
• HR : 87 x/menit 5. Inj ketorolac 2x30 mg
• RR : 20 x/menit 6. Amlodipine 1x10 mg
• T : 36,6 ℃ 7. Candesartan 1x16 mg
• SpO2 : 100 % 8. Ksr 2x1 tab
• Kekuatan otot 9. Diet cair per NGT
- Ekstremitas atas 0/5
- Ekstremitas bawah 0/5
A : Hemiparase dextra ec SH
Tanggal Follow Up Tatalaksana
Jum’at, S : Kelemahan sisi tubuh sebelah
11-08- kanan (+), muntah(+) 1 kali, lemas
2023 O : Tampak sakit sedang 1. IVFD Nacl 0,9% gtt xx/i makro

Follow Up
• Kesadaran CM 2. Inj citicoline 2x250 mg
• TD : 150/90 mmHg 3. Inj asam tranexamat 3x500 mg
• HR : 85x/menit 4. Inj Omeprazole 2x40 mg
• RR : 20 x/menit 5. Inj ketorolac 2x30 mg
• T : 36,6 ℃ 6. Amlodipine 1x10 mg
• SpO2 : 100 % 7. Candesartan 1x16 mg
• Kekuatan otot 8. Ksr 2x1 tab
- Ekstremitas atas 0/5 9. Diet cair per NG
- Ekstremitas bawah 0/5
A : CVD Hemoragik
Tanggal Follow Up Tatalaksana
Sabtu, S : Kelemahan sisi tubuh sebelah
12-08- kanan (+)
2023 O : Tampak sakit sedang 1. IVFD Nacl 0,9% gtt xx/i makro
• Kesadaran CM 2. Inj citicoline 2x250 mg
• TD : 142/90
FollowmmHg
Up 3. Inj asam tranexamat 3x500 mg
• HR : 85x/menit 4. Inj Omeprazole 2x40 mg
• RR : 20 x/menit 5. Inj ketorolac 2x30 mg
• T : 36,5 ℃ 6. Amlodipine 1x10 mg
• SpO2 : 100 % 7. Candesartan 1x16 mg
• Kekuatan otot 8. Ksr 2x1 tab
- Ekstremitas atas 0/5 9. Diet cair per NG
- Ekstremitas bawah 0/5
A : CVD Hemoragik
Tanggal Follow Up Tatalaksana
Minggu, S : Kelemahan sisi tubuh sebelah
13-08- kanan (+)
2023 O : Tampak sakit sedang 1. IVFD Nacl 0,9% gtt xx/i makro
• Kesadaran CM 2. Inj citicoline 2x250 mg
• TD : 145/92 mmHg 3. Inj asam tranexamat 3x500 mg
• HR : 87x/menit 4. Inj Omeprazole 2x40 mg
• RR : 21 x/menit 5. Inj ketorolac 2x30 mg
• T : 36,5 ℃ 6. Amlodipine 1x10 mg
• SpO2 : 100 % 7. Candesartan 1x16 mg
• Kekuatan otot 8. Ksr 2x1 tab
- Ekstremitas atas 0/5 9. Diet cair per NG
- Ekstremitas bawah 0/5
A : CVD Hemoragik
Tanggal Follow Up Tatalaksana
Senin, S : Kelemahan sisi tubuh sebelah
14-08- kanan (+)
2023 O : Tampak sakit sedang 1. IVFD Nacl 0,9% gtt xx/i makro
• Kesadaran CM 2. Inj citicoline 2x250 mg
• TD : 145/89 mmHg 3. Inj asam tranexamat 3x500 mg
• HR : 81x/menit 4. Inj Omeprazole 2x40 mg
• RR : 22 x/menit 5. Inj ketorolac 2x30 mg
• T : 36,2 ℃ 6. Amlodipine 1x10 mg
• SpO2 : 100 % 7. Candesartan 1x16 mg
• Kekuatan otot 8. Ksr 2x1 tab
- Ekstremitas atas 0/5 9. Diet cair per NG
- Ekstremitas bawah 0/5
A : CVD Hemoragik
Tanggal Follow Up Tatalaksana
Selasa, S : Kelemahan sisi tubuh sebelah
15-08- kanan (+)
2023 O : Tampak sakit sedang 1. IVFD Nacl 0,9% gtt xx/i makro
• Kesadaran CM 2. Inj citicoline 2x250 mg
• TD : 146/87 mmHg 3. Inj asam tranexamat 3x500 mg
• HR : 86x/menit 4. Inj Omeprazole 2x40 mg
• RR : 21 x/menit 5. Inj ketorolac 2x30 mg
• T : 36,1 ℃ 6. Amlodipine 1x10 mg
• SpO2 : 100 % 7. Candesartan 1x16 mg
• Kekuatan otot 8. Ksr 2x1 tab
- Ekstremitas atas 0/5 9. Diet cair per NG
- Ekstremitas bawah 0/5
A : CVD Hemoragik
Tinjauan
Pustaka
Definisi
• Stroke adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh
karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak
(dalam beberapa detik atau menit) dapat menimbulkan gejala dan tanda
yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang mengalami kerusakan.
• Menurut WHO, stroke didefinisikan sebagai manifestasi klinis dari
gangguan fungsi otak, baik fokal maupun global (menyeluruh), yang
berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau sampai
menyebabkan kematian, tanpa penyebab lain selain gangguan vaskuler.
Pada umumnya gangguan fungsional otak fokal dapat berupa
hemiparesis yang disertai dengan defisit sensorik, parese nervus
kraniales dan gangguan fungsi luhur. Manifestasi klinis yang muncul
sangat bergantung kepada area otak yang diperdarahi oleh pembuluh
darah yang mengalami oklusi ataupun ruptur.
Anatomi Vaskular Otak
Sirkulasi Anterior (Sistem Karotis)
Anterior Koroid Hippokampus, globus pallidus, kapsula interna bawah
Anterior Serebri Korteks serebri frontomedial dan parietal serta substansia alba di
sekitarnya dan korpus kalosum anterior
Serebri Media Korteks serebri frontolateral, parietal, oksipital, dan temporal serta
substantia alba di sekitarnya
Cabang Lentikulostriata Nukleus kaudatus, putamen, dan kapsula interna atas
Sirkulasi Posterior (Sistem Vertebrobasiler)
Arteri serebelar basiler Medulla dan serebelum inferior
posterior inferior
Arteri serebelar anterior Pons inferior dan media serta serebelum media
inferior
Arteri serebelar Pons superior, otak tengah inferior, dan serebelum superior
Superior
Arteri serebelar posterior Korteks oksipital dan temporal media serta substansia alba
disekitarnya. Korpus kalosum posterior dan otak tengah superior
Cabang thalamoperforata Thalamus
Faktor Resiko

Faktor 1. Umur
resiko yang
2. Jenis kelamin
tidak dapat
dimodifikasi 3. Riwayat keluarga

1. Hipertensi
2. Diabetes Melitus
Faktor 3. Transient Ischemic Attack (TIA)
resiko yang
4. Obesitas
dapat
dimodifikasi 5. Hiperkolestrolemia
6. Merokok
7. Alkohol
Diagnosis Stroke

Diagnosis Klinis

Diagnosis Topik

Diagnosis Etiologi
Klasifikasi dan Stroke Hemoragik

Perdarahan Intraserberal Perdarahan Subarachnoid


Gejala
Gejala Perdarahan Intraserebral
a.Terjadi pada waktu aktif
b.Nyeri kepala , yang diikuti dengan muntah dan penurunan kesadaran
c.Adanya riwayat hipertensi kronis
d.Nyeri telinga homolaterlal (lesi pada bagian temporal), afasia (lesi pada thalamus)
e.Hemiparese kontralateral
Gejala Perdarahan Subarachnoid
a.Nyeri kepala yang hebat dan mendadak
b.Hilangnya kesdaran
c.Fotofobia
d.Meningismus
e.Mual dan muntah
f. Tanda-tanda perangsangan meningeal, seperti kaku kuduk.
Patogenesis Stoke Hemoragik

Stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah didalam otak sehingga darah menutupi
atau menggenangi ruang – ruang pada jaringan sel otak, dengan adanya darah yang menggenangi
dan menutupi ruang – ruang pada jaringan sel otak tersebut maka akan menyebabkan kerusakan
jaringan sel otak dan menyebabkan fungsi control pada otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak
sekitar pembuluh darah yang pecah (intracerebral hemoragie) atau juga dapat terjadi genangan darah
masuk kedalam ruang disekitar otak (subarachnoid hemoragie) dan bila terjadi stroke bisa sangat luas
dan fatal dan bahkan sampai berujung kematian. Pada umumnya stroke hemoragik terjadi pada lanjut
usia, dikarenakan penyumbatan terjadi pada dinding pembuluh darah yang sudah rapuh (aneurisma),
pembuluh darah yang rapuh disebabkan oleh factor usia (degenerativf), tetapi juga disebabkan oleh
factor keturunan (genetik). Biasanya keadaan yang sering terjadi adalah kerapuhan karena
mengerasnya dinding pembuluh darah akibat tertimbun plak atau arteriosclerosis bisa akan lebih
parah lagi apabila disertai dengan gejala tekanan darah tinggi.
Patogenesis
Diagnosis
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik
• GCS
• Kekuatan Otot
• Nervus Kranialis
Pemeriksaan Penunjang
• CT-Scan
• Pemeriksaan MRI
• Angiografi
• USG
• Pungsi Lumbal
• Pemeriksaan Penunjang Lain.
Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan umum stroke fase akut


2. Penatalaksanaan setelah Fase Akut
3. Penatalaksanaan medis
4. Penatalaksanaan khusus komplikasi
Pembahasa
n
Anamnesa
Os datang ke IGD RSUD Prabumulih dengan keluhan kelemahan tubuh sisi
kanan sejak 12 JAM SMRS. Keluarga os mengatakan os ditemukan terjatuh di
kamar mandi dan os tidak sadarkan diri , lalu 3 jam kemudian os sandar dan
mengeluhkan kelemahan disisi tubuh kanan dan berbicara pelo, Saat serangan,
penderita mengalami sakit kepala, mual muntah tidak ada, tidak disertai kejang.
Keluarga os mengaku bahwa os sering mengeluhkan sakit kepala hilang timbul
selama +- 1 bulan ini, os memiliki riwayat darah tinggi sejak ± 2 tahun yang
lalu, penderita tidak rutin minum obat & kontrol secara teratur. Riwayat
penyakit diabetes mellitus tidak ada. Riwayat trauma tidak ada, riwayat
penyakit jantung sebelumnya tidak ada, Tidak ada keluhan BAK dan BAB.
Pemeriksaan (10 agustus 2023)

Status Generalis
Kesadaran: GCS : 15 (E:4, M:5, V:6)
Gizi : baik
Tekanan Darah : 176/102 mmHg
Pernapasan : 20 x/m
Nadi : 87 x/m
Suhu Badan : 36,5ºC
Status Neurologikus

Nn. Cranialis : Tidak ada kelainan

N. Okulomotorius

Pupil bulat, isokor, RC +/+, diameter pupil 3mm/3mm

N. Facialis

Plica Nasolabialis kanan sedikit datar (+)

Sudut mulut kanan tertinggal

N. Hypoglossus

Deviasi lidah ke kanan


Fungsi Motorik kanan kiri

Gerakan menurun Normal

kekuatan 0 5

R. fisiologis menurun Normal

R. patologis

Fungsi Sensorik : tidak ada kelainan

Fungsi Luhur : Afasia motorik (+)

Fungsi Vegetatif : tidak ada kelainan

GRM : tidak ada kelainan

Gerakan abnormal : tidak ada

Sistem Koordinasi : belum dapat dinilai


Diagnosa

Diagnosa Klinik : hemiparese dextra tipe sentral

Diagnosa Topik : hemisfer cerebri sinistra

Diagnosa Etiologi : Storke hemoragic


2. Medikamentosa
Penatalaksana
IVFD Nacl 0,9% gtt XX makro
1. Perawatan
Inj. Citicoline 2x250 mg
Bed rest total tidak boleh duduk
Inj. Omeprazole 2x40 mg
Diet cair per NGT
Inj. Asam tranexamat 3x500 mg
Posisi semi flower 30 derajat
Inj. Ketorolac 2x30 mg

Amlodipine 1x10 mg

Candesartan 1x16mg

Ksr 2x600

NGT
PROGNOSIS

Quo ad Vitam : dubia ad bonam

Quo ad Functionam : dubia ad malam

Quo ad Sanationam : dubia


Diagnosis Banding Topik
Lesi di Korteks Hemisferium Cerebri Sinistra
Lesi di korteks hemisferium cerebri
Pada penderita ditemukan gejala:
sinistra, gejalanya:

Defisit motorik Hemiparese dextra tipe sentral

Gejala iritatif (kejang pada sisi Tidak ada kejang pada sisi yang
kanan) lemah
Kelemahan lengan dan tungkai
Gejala fokal (kelumpuhan tidak
kanan lebih berat, parese N VII
sama berat)
dan N XII tipe sentral
Defisit sensorik pada sisi yang
Tidak ada
lumpuh

Afasia global Tidak ada

Jadi kemungkinan lesi di cortex cerebri hemisferium sinistra dapat disingkirkan.


Lesi di Capsula Interna Hemisferium Sinistra

Lesi di capsula interna hemisferium


Pada penderita ditemukan gejala:
sinistra, gejalanya:

Hemiparese/hemiplegic typical
Hemiparese dextra tipe sentral

Parese N VII dekstra sentral disertai


Parese N. VII dan N. XII dextra sentral
parese N XII dekstra sentral

Kelemahan sisi yang lumpuh sama berat Kelemahan sisi yang lumpuh sama berat

Jadi kemungkinan lesi di capsula interna hemisferium sinistra belum dapat disingkirkan
Lesi di Subkorteks Hemisferium Cerebri Sinistra

Lesi di subkorteks hemisferium cerebri


Pada penderita ditemukan gejala:
sinistra, gejalanya:

Defisit motorik (hemiparese dextra


Hemiparese dextra tipe sentral
sentral)

Afasia motorik murni Tidak ada

Jadi kemungkinan lesi di subcortex cerebri hemisferium sinistra dapat disingkirkan.

Kesimpulan : Kapsula interna hemisferium sinistra


Diagnosis Banding Etiologi

Siriraj Stroke Score :


= (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x Intepretasi:
nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) – (3 x 0 : Lihat hasil CT Scan
petanda ateroma) – 12 ≤ -1 : Stroke non Hemoragik
= (2,5 X 0) + (2 X 0) + (2 X 1) + (0.1 X 100) – (3X0) – ≥1 : Stroke Hemoragik Kesimpulan:
12 =1,5 Stroke Hemoragik
Algoritma Gajah Mada

Pada Ny. K terdapat nyeri kepala (+)

Kesimpulan: PIS (Perdarahan Intraserebral)


Diagnosis Banding Etiologi Berdasarkan Anamnesis

Hemoragia Cerebri
Hemoragia cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:
- Kehilangan kesadaran > 30 menit kehilangan kesadaran

- Terjadi saat aktifitas - Terjadi saat aktifitas

- Didahului sakit kepala, mual dan - Dengan sakit kepala, tidak ada mual
muntah dan muntah

- Riwayat hipertensi - Ada riwayat hipertensi

Jadi kemungkinan etiologi hemoragia cerebri belum dapat


disingkirkan.
Emboli Cerebri

Emboli cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

- Kehilangan kesadaran < 30 menit - Tidak ada kehilangan kesadaran

- Ada arterial fibrilasi - Tidak ada arterial fibrilasi

- Terjadi saat aktivitas - Terjadi saat aktivitas

Jadi kemungkinan etiologi emboli cerebri dapat disingkirkan


Trombosis cerebri

Trombosis cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

Tidak ada kehilangan kesadaran Tidak ada kehilangan kesadaran

Terjadi saat istirahat Terjadi saat aktivitas

Jadi kemungkinan etiologi trombosis cerebri dapat disingkirkan.


Kesimpulan:
Diagnosis Etiologi  Hemoragik Cerebri
THANK
S!
Do you have any questions?
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo
, and includes icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai