Anda di halaman 1dari 30

RUU tentang Perubahan UU Nomor 29 Tahun

2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta

Tanggapan Tata Kelola Perkotaan


.

Oswar Mungkasa
.

Peer Review RUU tentang Perubahan UU 29/2007


tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota NKRI
Jakarta, 10 April 2023
“Cities are not only a place where we live
but also
a place where humanity evolves”
Planners Realm.

10/12/2023 2
Kisi Tayangan
Fakta Penting Tata Kelola Metropolitan
Fakta Penting Kota Global
Rekomendasi Strategis
Rujukan

10/12/2023 3
Fakta penting
Tata Kelola METROPOLITAN

10/12/2023 4
JAKARTA (Jabodetabek)
Kota Metropolitan terbesar kedua setelah Tokyo
(Research Institute for Humanity and Nature, RIHN, 2014, Kyoto)

Provinsi terpadat di Indonesia


15,7 ribu jiwa/km2

Pusat perekonomian Indonesia


PDB  sekitar Rp.2.5 Triliun atau
16% PDB Indonesia

Jumlah Penduduk Tahun 2021

Jakarta Jabodetabek
12,25 juta 35,9 juta
17.013 jiwa/km2 5083 jiwa/km2

Sumber: https://databoks.katadata.co.id
2022

Sumber: Dit Regiona I, Bappenas, 2023


Fakta Penting: Tata Kelola Metropolitan (1)
• Hasil studi pada Metropolitan di Brazil, Argentina, Mexico dan Cina
menunjukkan bahwa isu utama metropolitan merupakan isu bersama kota-
kota pembentuk metropolitan seperti ketidakterpaduan sistim transportasi
dan mobilitas; kondisi sanitasi lingkungan (pencemaran air limbah;
penanganan sampah tidak memadai; kekurangan air bersih; polusi udara,
sungai, pantai) belum memadai; kerusakan Daerah Aliran Sungai. Termasuk
ketidakefisienan layanan pada daerah perbatasan kota (Metropolis Initiative,
2014).
• Kasus DKI Jakarta  isu relatif sama seperti pengelolaan sampah;
ketidakterpaduan sistim transportasi, kebutuhan air bersih belum terpenuhi;
polusi udara terutama akibat kemacetan; polusi sungai dan pantai;
ketimpangan kualitas layanan publik pada daerah perbatasan.
10/12/2023 6
Fakta Penting: Tata Kelola Metropolitan (2)

• Upaya penanganan isu bersama melalui Kerjasama Antardaerah


(KAD) belum menunjukkan hasil yang memadai.
• Contoh Kasus BKSP Jabodetabek  dipandang tidak efektif karena
(i) adanya kendala sinergitas dan sinkronisasi perencanaan
antardaerah. Masa efektif RPJMD masing-masing daerah berbeda; (ii)
kegiatan berfokus pada masalah Jakarta. Terbentuk hubungan
‘principal-agent’ (atasan-bawahan) melalui penyediaan dana bantuan
ke daerah sekitar; (iii) ego daerah masih dominan; (iv) kerjasama
belum melibatkan pihak non pemerintah termasuk komponen
masyarakat
10/12/2023 7
Fakta Penting: Tata Kelola Metropolitan (3)

Peluang
• KAD telah tercantum dalam naskah UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah pasal 363 sampai 369.
• Ditindaklanjuti dengan PP Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerjasama
Daerah
Tantangan
• Working in silos  pemerintah daerah masih banyak yang belum
menjalin kerjasama dengan daerah sekitar
• Fragmented governance  pengelolaan suatu kawasan tertentu seperti
Metropolitan dilakukan oleh lebih dari satu entitas pemerintahan bahkan
lebih dari satu jenjang pemerintahan. Contoh Metropolitan Jabodetabek

10/12/2023 8
Tantangan Metropolitan Jabodetabek: Working in “silos”
(Bekerja dalam Cerobong)

Hasil Pembangunan Kurang Baik

Source: tadamichi/Shutterstock.com

Source: www.gliffy.com
Tantangan Metropolitan Jabodetabek: Fragmented Governance
Otoritas Pemerintahan bertumpuk
(3 Provinsi, 8 kabupaten/kota, pemerintah
pusat)
Perbedaan Masa Bekerja dalam Cerobong/
PROVINCE Pemerintahan Pembangunan Working in Silos
PROVINCE
Kurang Sinergi (Mis MRT hanya dalam kota
RPJMD : Jakarta)
PROVINCE
• 2016 – 2021: (i)
Tangerang Selatan; (ii)
Depok
• 2017 – 2022: (i) Kab.
Bekasi; (ii) Provinsi
Banten
• 2018 – 2022/2023: (i)
DKI Jakarta; (ii) Kota Kolaborasi
Bekasii; (iii) Kab. Bogor; antara otoritas pemerintahan
(iv) Provinsi Jawa Barat dalam Metropolitan Jakarta
Metropolitan Jabodetabek menjadi penting dalam
• 2019 – 2023/2024: (i)
menyelesaikan isu lintas batas
3 Provinsi
Kota Tangerang; (ii) Kota
Bogor pemerintahan.

8 Kota/Kabupaten

10
3.4 KEBUTUHAN KERJASAMA ANTARDAERAH DAN K/L DALAM
PENGELOLAAN METROPOLITAN
JABODETABEKPUNJUR

Ketahanan Transportasi dan


Pangan Logistik

Konservasi Sumber Daya Kawasan


Alam Permukiman

Diperlukan kerjasama antardaerah


dan K/L yang berkelanjutan untuk
mengatasi kebutuhan saat ini dan
di masa yang akan datang Pengelolaan Sumber Daya
Pengelolaan Risiko
15
Bencana Air
Upaya Strategis: Tata Kelola Kolaboratif (1)
• Penerapan Tata Kelola Kolaboratif yaitu cara
pengelolaan pemerintahan yang melibatkan secara
langsung seluruh pemangku kepentingan
termasuk komponen non pemerintah, berorientasi
pada konsensus, dan musyawarah dalam proses
pengambilan keputusan kolektif. Penekanannya
adalah pada pencapaian konsensus di antara para
pemangku kepentingan (Ansell dan Gash, 2007)
dan kolaborasi antarorganisasi.
• Institusi governance meliputi tiga ranah yaitu
negara atau pemerintah, swasta atau dunia usaha
dan masyarakat yang saling berinteraksi dan
menjalankan fungsinya masing-masing
(Sedarmayanti, 2003).
• Perubahan istilah government menjadi governance
mengandung maksud perubahan peran pemerintah
tidak lagi memonopoli dalam pengelolaan tata
pemerintahan tetapi bersama pemangku
10/12/2023 kepentingan non-pemerintah. 12
Upaya Strategis: Tata Kelola Kolaboratif (2)

• tata kelola adalah tentang aturan main penyusunan keputusan bersama diantara
keberagaman pelaku dan organisasi, dan tidak terdapat sistem kendali formal yang
mampu mendikte pola hubungan antara pelaku dan organisasi (Kurniadi, 2020)
• kolaborasi dapat dipahami sebagai hubungan antarorganisasi yang saling
berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai tujuan, saling berbagi
informasi, sumberdaya, manfaat, dan bertanggungjawab dalam pengambilan
keputusan bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah (Lai, 2011).
• Dalam kerjasama kolaboratif hubungan prinsipal-agen tidak berlaku karena
kerjasama yang terjadi adalah kerjasama antara prinsipal dengan prinsipal. Tidak
ada hirarki dalam kolaborasi (Peter, 1998)
• transformasi hubungan dari pengakuan keberadaaan bersama (co-existence),
kemudian melakukan komunikasi (communication), kerjasama (cooperation),
koordinasi (co-ordination) hingga sampai pada kolaborasi (Eppel, 2013).
Selengkapnya pada Gambar 1.
10/12/2023 13
Gambar 1 Rangkaian Transformasi Kolaborasi

10/12/2023 14
Langkah Strategis: Tata Kelola Kolaboratif

• Setidaknya terdapat 4 (empat) langkah strategis yaitu


(i) Pemetaan Pemangku Kepentingan baik pemerintah dan non
pemerintah
(ii) Pembentukan wadah kolaborasi berupa Forum Pemangku
Kepentingan
(iii)Penyusunan Desain Besar (Grand Design) atau Cetak Biru
Pengelolaan Kawasan Metropolitan/Rencana Induk
(iv)Internalisasi Desain Besar/Cetak Biru dalam dokumen
perencanaan pembangunan (RPJP, RPJM, Renstra maupun RKP)

10/12/2023 15
Fakta penting
KOTA GLOBAL

10/12/2023 16
Fakta Penting: Kota Global (1)
• Istilah Kota Global  Saskia Sassen (1991). The Global City.
• Definisi
 Pusat Utama Perkotaan jejaring ekonomi global
 Peran kunci  sistim keuangan dan perdagangan dunia
 Posisi geografis strategis  keuntungan kompetitif dan
penghubung sistim ekonomi, keuangan, budaya dan politik
global,
 Pusat inovasi  teknologi, riset dan pengembangan
 Gerbang bagi daerah belakang (hinterland)
 Budaya unik dan sejarah
 Pertumbuihan penduduk dan ekonomi pesat
10/12/2023 17
Fakta Penting: Kota Global (2)

• Empat Kota Global teratas adalah


London, New York, Paris dan Tokyo
• Jakarta pada peringkat 45 (48) (GPCI,
2022), 69 (200) (GCI, 2022), dan hanya
dikategorikan Kota Gerbang (Global
Urban Competitiveness Report, 2020)
• Jakarta masih tertinggal dari kota Asia
seperti Tokyo, Singapura, Seoul,
Shanghai, Beijing, Hong Kong, Taipei,
Osaka bahkan Bangkok dan Kuala
Lumpur
• Dari 6 Dimensi GPI  dimensi
kelayakan hidup yang relatif lebih baik.
Sumber: Diolah dari GPCI, 2022

10/12/2023 18
Fakta Penting: Tantangan Kota Global (3)
Dimensi LINGKUNGAN
 Pemenuhan layanan dasar (air, sanitasi, sampah, listrik, transportasi
publik, pendidikan dan kesehatan, ruang terbuka hijau) bagi semua
 Pembangunan berkelanjutan  polusi udara, dan banjir, kawasan
kumuh
 Pembangunan (Kota) Rendah Karbon  kota pesepeda dan pejalan
kaki, hemat energi, energi baru dan terbarukan
Dimensi EKONOMI
 Peningkatan daya tarik investasi Jakarta pasca IKN
 Pembiayaan pembangunan inovatif (Transfer of Development Right,
Land Value Capture, wakat)
 Urbanisasi  tenaga terampil
Dimensi HUBUNGAN BUDAYA
 Tujuan wisata budaya dan sejarah
Dimensi AKSESIBILITAS
10/12/2023 19
 Pengembangan Transit Oriented Development (TOD)
REKOMENDASI STRATEGIS
Rekomendasi
• Rencana Induk Strategis:
(Desain Besar) Tata KelolaJabodetabek
Metropolitan Kolaboratifsebaiknya
(1) telah
mencakup juga Rencana Tata Ruang untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
ketidaksinergian diantara Rencana Induk dan Rencana Tata Ruang
• Rencana Induk (Desain Besar) setidaknya mencakup penetapan batas Kawasan
metropolitan, isu, Visi, Misi, Target, Kebijakan dan Strategi, Peta Jalan, Rencana
Aksi
• Rencana Induk (Desain Besar) Pengelolaan Metropolitan merupakan komitmen
dan konsensus seluruh pemangku kepentingan, termasuk nonpemerintah.
Dilegkapi Big Data Metropolitan.
• Pemangku kepentingan setidaknya mencakup perwakilan pentahelix yaitu
pemerintah, swasta, akademisi, media, komunitas/Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM). Keteribatan masyarakat tidak sekedar pada tingkat Tokenism
(keterlibatan basa basi) tetapi sebaiknya lebih tinggi dalam bentuk keterlibatan
dalam proses penyusunan pengambilan keputusan.
• Dewan Kota seyogyanya tidak hanya terwakili oleh 1 (satu) perwakilan
kecamatan tetapi setidaknya 5 (lima) perwakilan pentahelix. Demikian pula
halnya dengan Lembaga Perwakilan Masyarakat Kelurahan. Sementara Dewan
10/12/2023 21
Kawasan Metropolitan Jabodetabek setidaknya juga mencakup perwakilan
Tahapan Partisipasi Masyarakat

Kondisi Ideal

Kondisi Saat Ini

Sumber: Sherry Arnstein's Ladder of Citizen Participation (1969)


Rekomendasi Strategis: Tata Kelola Kolaboratif (2)
• Rencana Induk (Desain Besar) Metropolitan Jabodetabek sebaiknya
terinternalisasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah masing-
masing Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait.
• Pengembangan BIG DATA Metropolitan Jabodetabek sebagai pendukung upaya
optimalisasi pengelolaan Kawasan Mteropolitan Jabodetabek
• Pengembangan skema Kota Cerdas (Smart City) Metropolitan Jabodetabek.
Untuk meningkatkan kinerja Kota Cerdas Jabodetabek yang saat ini masih
bekerja sesuai yurisdiksi masing-masing
• Pengembangan kerjasama pengelolaan kawasan perbatasan antarprovinsi,
maupun antarkabupaten/kota untuk menghindari terjadinya kesenjangan layanan
antardaerah.
• Penyediaan environmental services (bantuan pengelolaan lingkungan hidup pada
daerah sekitar Jakarta).
• Pengembangan konsep Kota Rendah Karbon Metroolitan Jabodetabek dalam
mengantisipasi isu perubahan iklim.
10/12/2023 23
Rekomendasi
• Kemudahan investasi Strategis:
melalui penyediaan Kotainsentif
beragam Globalbaik(1) pajak, maupun
kemudahan perizinan
• Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, perangkat teknologi, maupun
penyempurnaan regulasi pemerintah daerah Metropolitan Jabodetabek
• Pengembangan kerjasama dengan Pusat Penelitian Mancanegara baik perguruan
tinggi maupun lembaga riset. Sebaiknya salah satu gedung pemerintahan yang
telah ditinggalkan pada Kawasan Internasional diperuntukkan bagi Pusat Riset
Internasional yang diantaranya berfungsi sebagai centre of excellence (Pusat
Pembelajaran) isu perkotaan, dan negara berkembang. Badan Riset dan Inovasi
Daerah berfungsi sebagai mitra utama.
• Pengembangan Metropolitan Jabodetabek sebagai kawasan wisata sejarah (ex
IKN), Kawasan wisata budaya, dan wisata bahari internasional. Aset pemerintah
pusat doserahkan kewenangan pengelolaannya ke pemerintah Jakarta dan daerah
sekitar.
• Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (tenaga kerja) termasuk tenaga kerja
migran domestik dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah pengirim
• Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah Metropolitan terkait layanan dasar,
10/12/2023 24
maupun investasi
• PengembanganRekomendasi Strategis:
skema Pembiayaan Kota
Kreatif Global
baik melalui
(2) pembiayaan
bersama (blended finance), diantaranya melalui kerjasama pemerintah dan
swasta (Availability Payment (AP)/Pembayaran Ketersediaan Layanan dan
Viability Gap Fund (VGF)/Dukungan Kelayakan), kerjasama pemerintah,
swasta dan masyarakat (People-Public-Private Partneship/P4), dana
asuransi, bahkan wakaf tunai. Selain juga optimalisasi pemanfaatan ruang
(Land Value Capture/LVC, Transfer of Development Right (TDR),
• Sinkronisasi UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman dan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah. Terkait kewenangan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam pembangunan perumahan bagi Masyarakat
Berpendapatan Rendah (MBR). UU Nomor 23 Tahun 2014 Lampiran D
Pembagian Urusan Pemerintahan bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman meniadakan kewenangan pembangunan perumahan bagi
MBR di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan
pada pasal 14 h UU dan pasal 15 m UU Nomor 1 Tahun 2011. Kondisi ini
dapat mengurangi kemampuan pemerintah daerah dalam upaya
peningkatan kelayakan hidup (livability) sebagai salah satu persyaratan25
10/12/2023
Pembiayaan Kreatif: Blended Finance

Potensi Implementasi dalam Skema Blended Finance

Pemerintah Seiring dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk memperkecil gap pembiayaan
(Sektor Publik) pembangunan, Blended Finance mengambil peran penting dalam mendukung target pembangunan
negara yang lebih berkelanjutan dan inklusif (salah satunya melalui green financing) serta dalam
menarik dan memobilisasi lebih banyak investasi swasta.

Potensi untuk mencari pembiayaan yang lebih murah dalam pembiayaan infrastruktur (dana
Blended asuransi, dana haji, dana pensiun), dana filantropi, serta potensi refinancing dari proyek.

Tantangan Implementasi dalam Skema Blended Finance


Sektor Swasta Finance Sumber Lainnya
(Donor,
Philanthropies) Diperlukan adanya standardisasi kerangka hukum dan perangkat kebijakan yang mampu
mendukung penerapan blended finance di Indonesia.

Akses publik kepada berbagai sumber informasi terkait dengan potensi proyek, khususnya pipeline
proyek. Sehingga, calon investor dapat mengidentifikasi lebih lanjut jika terdapat potensi proyek
untuk dibiayai.
Potensi Blended Finance berbagai potensi
pendanaan, salah satunya melalui konsep
blended finance antara skema PPP dengan Note:
berbagai sumber pendanaan lainnya, baik Penerapan Blended Finance pada beberapa proyek pada sektor transportasi:
- Proyek KPBU KA Makassar – Pare-pare: blended financing antara KPBU dan SBSN.
pendanaan yang bersumber dari sektor publik - Proyek KPBU Pelabuhan Patimban: blended financing antara KPBU dan PHLN
maupun donor.

Ministry of National Development Planning/National Development Planning Agency (BAPPENAS) 212


1
RUJUKAN
Rujukan

 Bappenas (2023). Jakarta Masa Depan. Tayangan. Direktorat Regional I, Kedeputian


Pengembangan Regiponal.
 Consultancy.eu (2020). Global Cities Index: The world's 25 top cities to live and work in. 18
November. Diakses tanggal 21 Februari 2023 melalui
https://www.consultancy.eu/news/ 5258/global-cities-index-the-worlds-25-top-cities-to-live-an
d-work-in

 Kearney (2022). Readiness for the Storm: the 2022 Global Cities Report. Diakses tanggal 23
Februari 2023 melalui
https://www.kearney.com/global-cities/2022#:~:text=The%202022 %20Global%20Cities%20I
ndex,with%20its%20own%20unique%20flavor

 Mungkasa, Oswar (2021). Kebutuhan Kelembagaan Pengelolaan Perkotaan Lintas Daerah.


Tayangan pada Focus Group Discussion Penajaman Alternatif Kelembagaan untuk Wilayah
Metropolitan serta Kawasan Perkotaan Lintas Administrasi dan Kecamatan Perkotaan dalam
Kabupaten. Direktorat Pembangunan Daerah Bappenas.
 Mungkasa, Oswar (2022). Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Isu dan Solusi
Strategis. Lokakarya II Penyusunan RPJPN 2025-2045. diakses pada 23 Februari 2022 melalui
Rujukan

 Mungkasa, Oswar (2020). Tata Kelola Kolaboratif (Collaborative Governance). Manata


Kolaborasi Pemangku Kepentingan. Diakses pada tanggal 5 April 2023 melalui
https://www.researchgate.net/publication/342674787_Tata_Kelola_Kolaboratif_Collaborative_
Governance_Menata_Kolaborasi_Pemangku_Kepentingan

 Mungkasa, Oswar (2023). Mewujudkan Jakarta Kota Global. Tantangan dan Agenda Strategis
https://www.researchgate.net/publication/369824162_Mewujudkan_Jakarta_Kota_Global_Tant
angan_dan_Agenda_Strategis
Diakses pada tanggal 5 April 2023.
 Mungkasa. Oswar (2023). Jakarta Menuju Kota Global. Tantangan Ekonomi, Politik dan
Lingkungan. Tayangan. https://www.researchgate.net/publication/
368707109_Jakarta_Menuju _Kota_Global_Tantangan_Ekonomi_Politik_dan_Lingkungan
Diakses pada tanggal 5 April 2023.
 Sumito, Valentinus Sudarjanto (2022). RUU tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Tayangan. Direktorat Penataan Daerah, Otonomi Khusus dan DPOD, Ditjen Otonomi Daerah,
Kementerian Dalam Negeri.
 The Mori Memorial Foundation (2022). Global Power City Index 2022. Diakses pada tanggal
21 Februari 2023 melalui https://mori-m-foundation.or.jp/pdf/GPCI2022_summary.pdf
Terima kasih

• Email: oswar.mungkasa63@gmail.com
• https://pitt.academia.edu/oswarmungkasa
• https://www.researchgate.net/profile/Oswar-Mungkasa

Anda mungkin juga menyukai