Anda di halaman 1dari 8

ADAT ATAU ‘URF

SEBAGAI METODE
IJTIHAD
Disusun Oleh:
Kevin Erdinata (2242115015)
Muhammad Fatkhunuha Al-Amin (2242115013)
Pengertian Adat atau ‘Urf
• Kata ‘Urf secara etimologi berarti “sesuatu yang dipandang baik
dan diterima oleh akal sehat”. adapun secara terminologi, seperti
dikemukakan oleh Abdul-Karim Zaidan, istilah ur’f;

• ‫ما ألفه المجتمع واعتاده وسار عليه في حياته من قول أو فعل‬


• “Sesuatu yang tidak asing lagi bagi satu masyarakat karena telah
menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik,
berupa perbuatan atau perkataan”.
Pengertian Adat atau ‘Urf
• contoh ‘Urf berupa perbuatan atau kebiasaan di satu masyarakat
dalam melakukan jual beli kebutuhan ringan sehari-hari seperti
garam, tomat, dan gula dengan hanya menerima barang dan
menyerahkan harga tanpa mengcapkan ijab dan kabul (qabul).
• contoh ‘urf yang berupa perkataan, seperti kebiasaan di satu
masyarakat untuk tidak menggunakan kata al-lahm (daging) kepada
jenis ikan, Kebiasaan-kebiasaan seperti itu menjadi bahan
pertimbangan waktu akan menetapkan hukum dalam masalah-
masalah yang tidak ada ketegasan hukumnya dalam al-qur’an dan
sunnah
Macam-Macam ‘Urf

• 1. Al-Urf Al-’Am (adat kebiasaan umum),


• yaitu kebiasaan mayoritas dari berbagai negeri di satu masa.

• 2. Al-’Urf Al-Khas (adat kebiasaan khusus),


• yaitu adat istiadat yang berlaku pada masyarakat atau negeri tertentu.
Macam-Macam ‘Urf
• 1. Adat kebiasaan yan benar
• yaitu suatu hal yang baik yang menjadi kebiasaan suatu masyarakat ,
namun tidak sampai menghalalkan yang haram dan tidak pula
sebaliknya.

• 2. Adat kebiasaan yang tidak benar


• yaitu sesuatu yang menjadi adat kebiasaan yang sampai menghalakan
yang di haramkan allah.
Hukum ‘Urf
• Para ulama sepakat menolak ‘Urf Fasid (adat kebiasaan salah) untuk
dijadikan landasan hukum.
• tentang ‘Urf yang benar, Menurut hasil penelitian Al-Tayyib Khudari Al-
Sayyid, Guru Besar Ushul Fikih di universitas al-azhar, mesir dalam karyanya
Al Ijtihad fi Ma La Nassa fih, bahwa mazhab yang dikenal banyak
menggunakan ‘urf sebagai landasan hukum adalah kalangan hanafiyah dan
malikiyah, dan selanjutnya oleh kalangan hanbaliah dan kalangan syafi’iyah.
• Menurutnya, pada prinsipnya mazhab-mazhab besar fikih tersebut sepakat
menerima adat istiadat sebagai landasan pembentukan hukum, meskipun
dalam jumlah dan periciannya terdapat perbedaan di antara mazhab-mazhab
tersebut.
Syarat-Syarat ‘Urf
• 1. ‘Urf itu harus termasuk ‘urf yang sahih dalam arti tidak bertentangan
dengan ajaran al-qur’an dan sunnah rasulullah.

• 2.Urf itu harus bersifat umum.

• 3.‘Urf itu harus sudah ada ketika terjadinya suatu peristiwa yang akan
dilandaskan kepada ‘urf itu.

• Tidak ada ketegasan dari pihak-pihak terkait yang berlainan dengan


kehendak ‘urf tersebut.
Kaidah Yang Berlaku Bagi ‘Urf
• ada kaidah yang menyebutkan bahwa hukum yang pada mulanya
dibentuk oleh mujtahid berdasarkan ‘urf, akan berubah bilamana ‘urf
itu berubah
• Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah (w. 751 H) bahwa “tidak diingkari adanya
perubahan hukum dengan adanya perubah- an waktu dan tempat”
(‫)تغرالحكامبتغرالزمانوالمكنة‬

Anda mungkin juga menyukai