Anda di halaman 1dari 33

KELOMPOK 4

Matematika Pada Awal


Peradapan Manusia II :
Plimpton 322
SEJARAH DAN FILSAFAT
MATEMATIKA
Kelompok 4
Ahmad Najeri
2210118310019

Maimunah Salsabila
2210118220018

Mirna Fitria
2210118220017

Risyda Julia
2210118220014
A. SEJARAH
PLIMPTON 322
Sistem Plimpton 322 disebut sebagai sistem angka posisional
dimana nilai digit bergantung pada angka itu sendiri dan
posisinya dalam nomor tersebut.

Papan Plimpton adalah sebuah papan yang merupakan koleksi di


rumah GA Plimpton di Universitas Colombia. Papan Plimpton
sendiri mempunyai 4 kolom dengan baris yang berjumlah
sebanyak 15.

Yang cukup menarik dari bata tertulis matematika Babilonia


yaitu Plimpton 322 artinya bagian angka katalog 322 dalam G.A
PLIMPTON di Universitas Columbia, seperti gambar di
samping.
Satu keganjilan lain dalam sejarah matematika menjadi jelas saat sebuah tablet tanah liat
bangsa Babilonia yang dinamakan Plimpton 322 diuraikan oleh Neugebauer dan Sachs
pada tahun 1945. Tablet ini ditulis dalam tulisan Babilonia Lama, yang bertanggal antara
1900 S.M. dan 1600 S.M. Analisis dari kumpulan daftar angka-angka yang luar biasa ini
mengukuhkan bahwa apa yang disebut teorema Pythagoras ternyata telah diketahui oleh
para matematikawan Babilonia lebih dari seribu tahun sebelum Pythagoras lahir. Kita ingat
bahwa hasil kerja Pythagoras, yang menunjukkan hubungan antara panjang-panjang dari
sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku, dituliskan secara ringkas dalam rumus x²+y²=z².
Teks tersebut, Plimpton 322, adalah bagian sisi kanan dari
sebuah tablet lebih besar yang berisi beberapa kolom. Seperti
terlihat adanya patahan yang terdapat di sisi bagian kiri, tablet
ini sebenarnya lebih besar. Adanya bekas lem modern pada
patahan itu menunjukkan bahwa satu bagian lainnya hilang
setelah tablet itu berhasil digali. Tablet itu juga mengalami
kerusakan berupa retakan yang dalam di dekat bagian tengah
tepi kanan dan permukaan yang terkikis pada bagian pojok kiri
atasnya.
TABLET PLIMPTON 322
B. Pola/Proses Berpikir Dalam
Pengembangan Plimpton 322
B. Pola/Proses Berpikir Dalam Pengembangan
Plimpton 322
Hingga sekarang, masih terdapat banyak pendapat berbeda mengenai tujuan
awal bangsa Babilonia membuat tablet Plimpton 322. Tablet tersebut tampak
seperti sebuah latihan sekolah tentang mencari segitiga siku-siku dengan sisi-sisi
integral, yang biasanya diberi oleh seorang juru tulis ulung kepada sekelompok
siswa yang bercita-cita untuk bergabung dengan profesi yang dihormati dari guru
mereka. Faktanya, jenis kesalahan komputasi yang dilakukan menambah
kesamaan di antara dua kesalahan tersebut menunjukkan bahwa tablet tersebut
mungkin telah ditulis oleh seseorang yang belum sepenuhnya menguasai teknik
yang terlibat.
1. Tablet yang berkaitan dengan
bilangan tripel

Pertanyaan tentu saja muncul tentang bagaimana bangsa Babilonia menurunkan bilangan-
bilangan , , dan yang memenuhi persamaan .

Nilai-nilai yang terdapat pada Plimpton 322 sedemikian besar hingga bilangan-bilangan itu tidak
mungkin diperoleh dengan hanya menebaknya; dengan menggunakan metode-metode trial and
error, seseorang akan telah melalui banyak solusi yang lebih sederhana sebelum solusi-solusi
tersebut. Jika bangsa Babilonia memiliki suatu metode yang jelas untuk menyelesaikan
persamaan Pythagoras, maka metode apakah itu? Petunjuknya ditemukan pada kolom keempat,
akan tetapi tidak lengkap, di sepanjang tepi kiri yang patah pada tablet Plimpton tersebut.
1. Tablet yang berkaitan dengan
bilangan tripel

Bagian yang rusak itu memiliki daftar pada nilai-nilai ,yang menunjukkan bahwa relasi direduksi
menjadi persamaan . Jika dan , maka persamaan tersebut menjadi .

Permasalahannya kemudian adalah bagaimana membuat segitiga-segitiga siku-siku


yang sisi-sisinya memiliki panjang-panjang rasional 1, , , di mana . Sekarang, langkah
penentunya adalah mengenali bahwa persamaan terakhir ini dapat dituliskan sebagai
.
1. Tablet yang berkaitan dengan
bilangan tripel

Semua bilangan-bilangan terkaitnya adalah rasional, sehingga jika hasil kali dari dua bilangan
adalah 1, maka bilangan-bilangan itu adalah berkebalikan. Maksudnya, salah satu bilangan itu
haruslah dan yang satu bilangan lainnya , dimana dan adalah bilangan-bilangan bulat.
Dengan menentukan bahwa dan ,
melalui penjumlahan akan kita peroleh dan melalui pengurangan kita peroleh .
1. Tablet yang berkaitan dengan
bilangan tripel

Secara berturutan, dan . Tetapi dan ; jika kita sekarang masukkan , agar memperoleh solusi dalam
bilangan-bilangan bulat, maka diperoleh , , dan .

Untuk sampai pada rumus-rumus ini, terlepas dari kemampuan untuk menjumlahkan dan
mengurangi pecahan-pecahan, seseorang butuh hasil kunci untuk rumus aljabar berikut .
.
Rumus ini mungkin telah ditemukan dengan memperhatikan suatu gambar seperti yang ditampilkan di bawah
ini.
120 119 169

3456 3367 4825

4800 4601 6649

13500 12709 18541

Tabel di samping menunjukkan nilai-nilai 72 65 97

m dan n yang memunculkan solusi-solusi 360 319 481

2700 2291 3541


dalam Plimpton 322. Misalnya, dengan m =
960 799 1249
12 dan n = 5 untuk rumus x=2mn, y=m2-n2, 600 481 769
dan z=m2+n2, kita peroleh x=120, y=119, 6480 4961 8161

dan z=169.
Pengecualian 60 45 75

2400 1679 2929

240 161 289

2700 1771 3229

90 56 106
Serangkaian m dan n yang terdapat pada dua kolom pertama pada tabel di atas adalah
sedemikian hingga semua bilangan kebalikannya memiliki perluasan-perluasan seksagesimal
yang berujung. Jika memiliki perluasan finit ,.
Selanjutnya persamaan tersebut dapat ditulis sebagai , dimana , dan merupakan bilangan
cacah. Dengan kata lain, harus habis membagi . Akibatnya adalah bahwa hanya mengandung
faktor-faktor prima yang muncul dalam dan dengan demikian dalam 60. Tetapi karena 60
memiliki faktorisasi , maka faktor-faktor yang diperbolehkan untuk adalah 2, 3, dan 5; oleh
karena itu, dengan eksponen-eksponen , , dan yang tepat, kita akan mendapatkan .
Telah diisyaratkan bahwa nilai-nilai z dalam tablet Plimpton tidak dihitung secara langsung
dari tetapi dari rumus lainnya yang ekuivalen; yakni . Sehingga hal ini melengkapi penjelasan
menarik tentang kesalahan sang penulis pada baris 2 tablet tersebut (kasus di mana , ). Dalam
menggunakan rumus di atas tadi, penulis mungkin saja telah membuat dua kesalahan. Pertama,
dia mungkin telah menjumlahkan suku , padahal seharusnya mengurangkannya; dan yang kedua
yaitu dalam menghitung suku itu sendiri, mungkin telah dihitung , di mana seharusnya
dihitung . Ini akan menghasilkan nilai yang tidak benar

dimana seharusnya:
2. Penggunaan Teorema Pythagoras oleh Bangsa
Babilonia

Kumpulan table yang berisi permasalahan matematika ditemukan oleh orang-


orang Perancis di Susa pada tahun 1936. Tablet-tablet ini memuat beberapa
contoh tertua dari bangsa Babilonia tentang penggunaan teorema Pythagoras.
Menghitung jari-jari dari sebuah lingkaran luar segitiga sama kaki
Salah satu tablet menghitung jari-jari dari sebuah lingkaran yang mengelilingi
sebuah segitiga sama kaki dengan panjang sisi-sisinya 50, 50 dan 60 seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.
2. Penggunaan Teorema Pythagoras oleh Bangsa
Babilonia

a. Menghitung jari-jari dari sebuah lingkaran luar segitiga sama


kaki.
Teorema Pythagoras pada awalnya digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan segitiga ADB untuk
memperoleh panjang . Karena , maka akan kita peroleh . Penerapan
kedua dari teorema Pythagoras, yang ini berkaitan dengan segitiga
EDB, memunculkan persamaan yang dapat diselesaikan untuk
menghasilkan , atau .
2. Penggunaan Teorema Pythagoras oleh Bangsa
Babilonia

b. Permasalahan lainnya
Tablet Babilonia Lama lainnya mengandung
permasalahan berikut.
“Sebuah balok (tiang) dengan panjang 0;30 [berdiri
tegak, sejajar dan menempel pada dinding]. Bagian ujung
atasnya merosot sejauh 0;6. Berapa jauhkah ujung bagian
bawah bergerak menjauh [dari dinding]?”
Jawaban yang benar dapat diperoleh dengan bantuan
teorema Pythagoras.
C. Dampak Plimpton 322
Terhadap Perkembangan
Matematika
2. Penggunaan Teorema Pythagoras oleh Bangsa
Babilonia

Plimpton 322 merupakan salah satu artefak ilmiah tercanggih di dunia kuno, berisi 15 baris tripel
Pythagoras yang rumit secara aritmatika. Untuk mengetahui cara pembacaannya, kita harus
mengadopsi dua gagasan yang unik dalam budaya matematika periode Babilonia Kuno, antara
abad ke-19 dan ke-16 SM. Pertama-tama kita tinggalkan pengertian sudut, dan sebagai gantinya
mendeskripsikan segitiga siku-siku dalam bentuk sisi pendek, sisi panjang, dan diagonal persegi
panjang. Kedua, kita harus mengadopsi sistem bilangan Babilonia Kuno dan penekanannya pada
presisi. Penulis Babilonia Kuno menggunakan sistem seksagesimal (basis 60) yang lebih kaya
dan lebih cocok untuk perhitungan eksak daripada sistem desimal (basis 10) saat ini, dan
meskipun mereka tidak malu melakukan perkiraan, mereka memiliki preferensi untuk
perhitungan yang tepat.
Tabel trigonometri yang kita kenal saat ini berupa daftar segitiga siku-siku dengan sisi miring 1
dan perkiraan panjang sisinya sin θ dan cos θ, serta perbandingan tan θ = sin θ/cos θ. Sementara
Plimpton 322 adalah jenis tabel trigonometri yang berbeda, dalam hal ini mencantumkan segitiga
siku-siku dengan sisi panjang 1, sisi pendek tepat β, dan diagonal tepat δ. Plimpton 322
memisahkan informasi ini menjadi tiga angka pasti: rasio kuadrat terkait yang dapat digunakan
sebagai indeks, dan nilai b dan d yang disederhanakan untuk β dan δ yang memungkinkan
pengguna membuat perkiraan sendiri terhadap rasio ini.
Apabila penafsiran ini benar, maka Plimpton 322 menggantikan 'tabel akord' Hipparchus
sebagai tabel trigonometri tertua di dunia — namun tabel ini juga unik karena sifat persisnya,
sehingga membuatnya menjadi satu-satunya tabel trigonometri yang benar-benar akurat di dunia
(terlepas dari kesalahan hitung oleh penulis tablet). Wawasan ini memaparkan tingkatan yang
sama sekali baru untuk kecanggihan matematika era Babilonia Kuno.
Tes Formatif 3
SOAL NOMOR 1

Pada tablet lainnya, diketahui panjang salah satu sisi dari


sebuah segitiga siku-siku adalah 50 satuan. Sejajar dengan
satu sisi lainnya dari segitiga siku-siku ini dan berjarak 20
satuan dari sisi tersebut, ditarik sebuah garis sehingga di
dalam segitiga siku-siku ini juga terbentuk suatu
trapesium siku-siku dengan luas 5, 20 = 320 satuan.
Carilah panjang-panjang dari alas-alas trapesium tersebut!
[Petunjuk: Jika adalah luas segitiga asli, maka , dan .]
Penyelesaian:

Diketahui: Jawab:
1.) Luas trapesium = 320 satuan.
2.) Tinggi trapesium = 20 satuan.
3.) Tinggi segitiga asli = 50 satuan.
Ditanya: nilai dan .
Eliminasi variabel y dengan mengurangkan persamaan (1) dengan persamaan (2):

(1).........25x-15y=320 × 25x-15y=320
(2).........10x+10y=320 × 15x+15y=480

Substitusikan ke persamaan (1):

Jadi, panjang-panjang dari alas-alas trapesium tersebut adalah satuan, dan


satuan.
SOAL NOMOR 1

Permasalahan Babilonia lainnya meminta pembaca untuk


mencari panjang dari sisi-sisi sebuah trapesium sama kaki,
diketahui luasnya adalah 150, selisih alas-alasnya adalah 5
(yaitu, ), dan sisi-sisinya yang sama memiliki panjang 10
satuan lebih besar dari dua pertiga jumlah kedua alasnya
(yaitu, ).
Selesaikan permasalahan ini dengan menggunakan suatu
rumus Babilonia yang keliru untuk luas Trapesium, yaitu
Penyelesaian:
Diketahui: 1.) Luas trapesium .
2.) Selisih alas-alasnya .
3.) Sisi yang sama memiliki panjang 10
satuan lebih besar dari dua pertiga jumlah
kedua alasnya
().
4.) Rumus keliru luas trapesium .
Ditanya: Panjang sisi trapesium sama kaki (, , , dan ).

Jawab:
Selisih antara alas adalah 5, maka,

Sisi yang sama memiliki panjang 10 satuan lebih besar dari dua pertiga jumlah
kedua alasnya, sehingga dapat dimisalkan .
Menggunakan suatu rumus Babilonia yang keliru untuk luas trapesium, yaitu:
Kemudian substitusikan kedalamnya, sehingga
tidak mungkin bernilai , sehingga pastilah .
Substitusikan kedalam persamaan .

Substitusikan dan kedalam persamaan .

Jadi, panjang dari sisi-sisi sebuah trapesium sama kaki


adalah , , dan .
KESIMPULAN

Plimpton 322 adalah tablet tanah liat Babilonia yang terdaftar


bernomor katalog 322 dalam koleksi G. A. Plimpton di
Universitas Columbia. Isi tablet ini berhasil diuraikan oleh
Neugebauer dan Sachs pada tahun 1945. Tablet ini ditulis
dalam tulisan Babilonia Lama, yang bertanggal antara 1900
SM dan 1600 SM. Analisis dari kumpulan daftar angka-angka
ini mengukuhkan bahwa apa yang disebut teorema
Pythagoras ternyata telah diketahui oleh para matematikawan
Babilonia lebih dari seribu tahun sebelum Pythagoras lahir.
Bilangan-bilangan pada kolom-kolom dalam daftar itu
membentuk kaki-kaki dan hipotenusa dari sebuah segitiga
siku-siku yang bersisi integral.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai