Anda di halaman 1dari 14

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.

S DENGAN
PENYAKIT KRONIS PADA PENYAKIT STROKE”
Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu: Susan Susyanti, S.Kp., M.Kep

Kelompok 4
Iqlima Nurul Ghina
Neng Mimin
Radip Setiawan
Konsep Dasar Penyakit Stroke
1. Pengertian
Stroke merupakan suatu sindrom klinis yang mempunyai karakteristik
suatu serangan yang mendadak dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal
dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan
kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain
kecuali gangguan pembuluh darah otak (Tarwoto, 2013 p:125).
2. Klasifikasi Stroke
a. Stroke haemorragie
b. Stroke non haemorragie
3. Etiologi stroke
a. Trombosis serebral (aterosklerosis, hiperkoagulasi pada polisitemia)
b. Haemoragi
Pendarahan intraserebral termasuk pendarahan ke dalam jaringan otak yang
dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi.
c. Hipoxya umum
d. Hipoxia setempat
4. Tanda dan gejala stroke
a. Kelumpuhan wajah atau anggota gerak badan sebelah
(hemiparesis) atau hemiplegia (paralisis) yang timbul secara
mendadak;
b. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan;
c. Penurunan kesadaran (konfusi, delirium, letargi, stupor atau koma);
d. Afasia (kesulitan dalam bicara);
e. Disartria (biacaranya jadi pelo atau cadel);
f. Gangguan penglihatan;
g. Disfagia (sulit menelan);
5. Penatalaksanaan
a. Fase akut
a) Terapi cairan sangan penting untuk mempertahankan sirkulasi darah dan tekanan darah pada
pasien stroke
b) Terapi oksigen
c) Monitor ttv dan pemeriksaan ekg
d) Kontrol kejang jika ada dengan pemberian anti konvulsan.
a) b. Fase rehabilitasi
a) Pertahankan nutrisi yang adekuat
b) Pertahankan rentang gerak sendi
c) Pertahankan integritas kulit
Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengertian
Asuhan keparawatan keluarga merupakan suatu rangkaian keperawatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasarn keluarga. Tahapan dari proses
keperawatan adalan pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaa, implementasi dan
evaluaasi. Untuk memaksimalkan peran perawat dalam keperawatan keluarga yang
komprehensif, sangat dibutuhkan pendekatan yang sistematos dan logis (Maria, 2017)
2. Tujuan keperawatan keluarga meliputi :
a. Tujuan umum: meningkatkan kesadaran, keinginan dan kemampuan keluarga dalam
memelihara kesehatan mereka sampai tahap optimal dan mampu melaksanakan tugas-
tugas mereka secara produktif.
b. Tujuan khusus:
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Mengambil keputusan tentang siapa/kemana dan bagaimana pemecahan masalah tersebut, misalnya
dipecahkan sendiri dengan pergi ke rumah sakit, puskesmas, praktik keperawatan/kedokteran.
Meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan)
Mencegah terjadinya penyakit/timbulnya masalah kesehatan pada keluarga.
Melaksanakan usaha penyembuhan/pemecahan masalah dan usaha rehabilitasi kesehatan keluarga melalui
asuhan keperawatan dirumah.
Membantu tenaga profesional kesehatan/keperawatan dalam penanggulangan penyakit/masalah kesehatan
mereka dirumah, rujukan kesehatan dan rujukan medik.
PENGKAJIAN
Pengkajian yaitu tahapan dimana seorang perawat harus menggali
informasi secara terus menerus dari anggota keluarga yang dibinanya. Pada
tahap ini hal-hal yang dikaji dalam keluarga menurut Mubarak dkk (2012);
Maria (2017),
1. Data umum keluarga
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin,
hubungan dengan kepala keluarga, umur, alamat, pendidikan dan status
imunisasi dari masing-masing anggota keluarga serta genogram, Tipe
keluarga ,Suku bangsa atau latar budaya,Agama,Status sosial ekonomi, aktivitas
rekreasi keluarga.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
3. Data lingkungan
4. Stres dan koping keluarga
5. Pemeriksaan fisik
6. Harapan keluarga
Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian selanjutnya data dianalisis untuk dapat
dilakukan perumusan diagnosa keperawatan.
Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosis aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan)
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga memerlukan
bantuan untuk segera ditangani dengan cepat.
2. Diagnosis risiko tinggi (ancaman kesehatan)
Diagnosis risiko diangkat ketika sudah ada data yang
menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut dapat
menjadi masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan
pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan.
3. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera
sehinggga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin
Muncul
• Gangguan integritas kulit (D.0129) berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah
• Gangguan rasa nyaman (D.0074) berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota yang sakit
• Gangguan mobilitas fisik (D.0054) berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan
• Gangguan komunikasi verbal (D.00119) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
• Defisit nutrisi (D.0019) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan
• Defisit perawatan diri (D.0109) berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota yang sakit.
• Risiko jatuh (D.0143) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan
• Kesiapan peningkatan koping keluarga (D.0090) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.
Menentukan Prioritas Masalah
No Kriteria
Tabel Bobot
2.1 Skala Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga Skor
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
Sifat masalah 1
1. Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan 1
sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah 2
2. Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk dicegah 1
3. Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya masalah 1
4. Masalah berat, harus ditangani 2
Ada Masalah, tetapi tidak perlu segera 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Perencanaan keperawatan Keluarga
Implementasi Keperawatan Keluarga
Tindakan yang merupakan salah satu dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga
dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat (Mubarak, 2012).
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang diberikan, kemudian dilakukan
penilaian untuk melihat keberhasilannya. Jika tindakan yang dilakukan belum
berhasil, maka perlu dicari cara atau metode lainnya. Semua tindakan
keperawatan tidak dapat dilaksankan dalam satu kali kunjungan ke keluarga,
melainkan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan, baik
kepada individu maupun keluarga adalah sebagai berikut :
1. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga
mengatasi masalah tersebut
2. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai.
3. Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan dengan
sumber-sumber proses atau hasil, bergantung kepada dimensi evaluasi yang
diinginkan.
4. Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta sumber- sumber data yang
diperlukan.
5. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan standar
untuk evaluasi.
6. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau pelaksaan
yang kurang memuaskan.
Perbaiki tujuan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai