Anda di halaman 1dari 20

UANG BERADAR DAN

KEBIJAKAN MONETER
NAMA :Nur Alya
NIM :Mj 22.01.094
A. Jumlah Uang Beredar

1.Pengertian Jumlah Uang Beredar Uang yang terdapat dalam


perekonomian, adalah penting untuk membedakan di antara mata uang
dalam peredaran dan uang beredar. Jumlah merupakan seluruh jumlah
mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral. Mata
uang tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu uang logam dan uang kertas.
Dengan demikian mata uang dalam peredaran adalah sama dengan uang
kartal. Sedangkan jumlah uang beredar adalah semua jenis uang yang
berada didalam perekonomian, yaitu jumlah dari mata uang dalam
peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank bank umum.
Pengertian uang beredar atau money supply perlu dibedakan pula menjadi
dua pengertian, yaitu pengertian yang terbatas dan pengertian yang luas.
Dalam pengertian yang terbatas uang beredar adalah mata uang dalam
peredaran ditambah dengan uang giral yang dimiliki perseorangan-
perseorangan, perusahaan perusahaan,dan badan-badan pemerintah.
2. Jenis-jenis jumlah uang beredar
a. Uang beredar dalam arti sempit (M1) Pengertian M1 bahwa uang beredar
adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran bisa
diperluas dan mencakup alat-alat pembayaran yang “mendekati” uang,
misalnya deposito berjangka dan simpanan tabungan pada bank-bank atau
dapat diartikan pula sebagai uang kartal ditambah dengan uang giral.
M1 = C + DD Dimana:
C = Currency (uang kartal)
DD = Demand Deposits (uang giral)
Seperti halnya dengan definisi uang beredar dalam arti paling sempit yaitu
uang kartal, maka uang giral disisni hanya mencangkup saldo rekening
koan/giro milik masyarakat umumyang disimpan dalam bank, sedangkan saldo
rekening Koran milik bank pada bank lain atau pada bank sentral ataupun
saldo rekening Koran milik pemerintah pada bank atau bank sentral tidak
dimasukkan dalam definisi DD.
 b. Uang Beredar Dalam Arti Lebih Luas (M3) Pengertian uang beredar
dalam arti luas disebut juga sebagai likuiditas moneter. Uang beredar dalam
arti luas (M2) diartikan sebagai M1 ditambah dengan deposito berjangka dan
saldo tabungan milik masyarakat pada bank-bank, karena perkembangan M2
ini juga bisa mempengaruhi perkembangan harga, produksi dan keadaan
ekonomi pada umumnya.
M2 = M1+TD+SD Dimana :
TD = Time deposit (deposito berjangka)
SD = Saving Deposit (Saldo tabungan)
Definisi M2 yang berlaku umum untuk semua negara tidak ada, karena hal-
hal khas masing-masing negara perlu dipertimbangkan. Di Indonesia, M2
biasanya mencangkup semua deposito berjangka dan saldo tabungan dalam
rupiah pada bank-bank dengan tidak bergantung besar kecilnya simpanan
tetapi tidak mencakup deposito berjangka dan saldo tabungan dalam mata
uang asing.
 c. Uang Beredar Dalam Arti Lebih Luas (M3) Definisi uang beredar
dalam arti lebih luas adalah M3, yang mencakup semua deposito
berjangka dan saldo tabungan, besar kecil, rupiah atau mata uang
asing milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank.
Seluruh deposito berjangka dan saldo tabungan ini disebut uang
kuasi atau quasi money. M3 = M2 +QM
 Dimana :
 QM = Quasi money
 Di negara yang menganut sistem devisa bebas (artinya setiap orang
boleh memiliki dan memperjualbelikan devisa secara bebas), seperti
Indonesia, memang sedikit sekali perbedaan antara deposito
berjangka dan saldo tabungan dalam rupiah dan deposito berjangka
dan saldo tabungan dalam dolar.
3. Teori-teori uang beredar
 a. Teori kuantitas uang Pada asasnya teori kuantitas uang merupakan suatu hipotesa
mengenai penyebab utama nilai uang atau tingkat harga. Teori ini menghasilkan
kesimpulan bahwa perubahan nilai uang atau tingkat harga terutama merupakan akibat
daripada adanya perubahan jumlah uang beredar.
 b. Teori Cambridge (Marshall – Pigou) Teori Cambidge mengatakan bahwa kegunaan
dari pemegang kekayaan dalam bentuk uang adalah karena uang mempunyai sifat liqud
sehingga dengan mudah bisa ditukarkan dengan barang lain. Uang dipegang atau
diminta oleh seseorang karena sangat mempermudah transaksi atau kegiatan-kegiatan
ekonomi lain dari orang tersebut.
 c. Teori Keynes Teori permintaan akan uang Keynes adalah teori yang bersumber pada
teori Cambridge, tetapi Keynes memang mengemukakan sesuatu yang betul betul
berbeda dengan teori moneter tradisi klasik. Pada hakekatnya teori perbedaan ini
terletak pada penekanan Keynes pada fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of
value dan bukan hanya pada means of exchange .
 Dalam analisis Keynes menyatakan masyarakat meminta/memegang untuk 3
tujuan, yakni:
1) Perintaan uang untuk transaksi Keynes tetap menerima pendapat golongan
Cambridge, bahwa orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan
transaksi-transaksi yang dilakukan, dan permintaan akan uang dari masyarakat
untuk untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional dan
tingkat bunga.
2) Permintaan uang untuk berjaga-jaga Keynes juga membedakan permintaan
akan uang untuk tujuan melakukan pembayaran-pembayaran yang tidak reguler
atau yang diluar rencana transaksi normal, karena sifat uang yang liquid, yaitu
mudah untuk ditukarkan dengan barang-barang lain.
3) Permintaan uang untuk spekulasi Permintaan uang untuk berspekulasi
dipengaruhi oleh motif memegang uang untuk tujuan spekulasi terutama
bertujuan untuk memperoleh keuntuungan yang bisa diperoleh dari seandainya
pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan betul.
4. Fungsi Uang
 Uang adalah seperangkat aset dalam perekonomian yang digunakan oleh orang-
orang secara rutin untuk membeli barang atau jasa dari orang orang lain.11 Dalam
perekonomian, uang memiliki tiga fungsi:
a. Sebagai Alat Pertukaran ( medium of exchange ) Uang berarti sesuatu yang
diberikan oleh pembeli kepada penjual ketika dilakukan pembeli barang dan jasa.
Contoh, ketika membeli sebuah baju di toko pakaian, toko memberikan baju yang
kita inginkan tersebut dan kita memberikan uang kepada toko tersebut.
b. Sebagai Satuan Hitung ( unit of account ) Sebagai Satuan Hitung dikarenakan
uang dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang atau jasa
yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar
kecilnya pinjaman.
c. c. Sebagai Penyimpan Nilai ( store of value ) Uang merupakan alat yang dapat
digunakan oleh masyarakat untuk mentransfer daya beli dari masa sekarang ke
masa depan. Ketika seorang penjual saat ini menerima uang sebagai pengganti
atas barang atau jasa, penjual tersebut bisa menyimpan uang tersebut dan menjadi
pembeli barang atau jasa yang lain pada waktu yang berbeda.
 Dengan demikian besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan
jasa. Apabila harga barang ini naik (turun) maka nilai uang akan turun
(naik) Selanjutnya klasifikasi uang dapat diklasifikasikan atas beberapa
dasar yang berbeda-beda seperti :
1) Sifat fisik dan bahan yang dipakai untuk membuat uang.
2) Yang mengeluarkan atau mengedarkan, yakni pemerintah, bank sentral,
atau bank komersial.
3) Hubungan antara nilai uang sebagai uang dengan nilai uang sebagai
barang.
Pengertian Kebijakan Moneter
 Kebijakan moneter merupakan kebijakan dalam upaya mengendalikan
perekonomian negara secara makro untuk mencapai perekonomian yang
lebih baik dengan cara mengatur jumlah uang yang beredar.
Perekonomian yang baik sendiri dapat dilihat dari kestabilan harga
melalui tingkat inflasi yang terkontrol, Grameds. Simak lebih
lengkapnya berikut ini, Grameds.
 Kebijakan moneter merupakan proses mengatur persediaan uang sebuah
negara untuk mencapai tujuan tertentu misalnya menahan inflasi,
mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat
melibatkan pengaturan standar bunga pinjaman, “margin requirement“,
kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha
terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah
lain.
Pengertian Kebijakan Moneter Menurut Pendapat Para Ahli

Berikut ini adalah pengertian kebijakan moneter menurut para ahli diantaranya:
 Muana Nanga : Pengertian kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas

moneter dengan mengendalikan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga untuk
mempengaruhi tingkat permintaan agregat dan mengurangi ketidakstabilan ekonomi.
 Boediono Moneter : Yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah

melalui Bank Sentral untuk mempengaruhi dalam situasi makro yang dilaksanakan yaitu
dengan menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan penawaran barang sehingga inflasi
dapat dikendalikan, tercapainya kesempatan kerja penuh dan kelancaran suplai atau distribusi
barang.
 M. Natsir : Yang dimaksud dengan monetary policy adalah segala tindakan atau upaya bank

sentral untuk mempengaruhi perkembangan variabel moneter (uang beredar, nilai tukar, suku
bunga, dan suku bunga kredit) untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
 Perry Warjiyo : Kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas moneter atau bank sentral

dalam bentuk agregat moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan ekonomi yang
dilakukan dengan memperhatikan siklus aktivitas ekonomi, sifat ekonomi suatu negara dan
faktor ekonomi fundamental lainnya.
Jenis-jenis Kebijakan Moneter

 Dua jenis kebijakan moneter yang dapat diambil sebagai langkah untuk
mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Kebijakan tersebut adalah
kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif, berikut
penjelasannya:
1. Kebijakan Moneter Ekspansif
Kebijakan Moneter Ekspansif sering disebut kebijakan uang Longgar (easy
money policy) ialah kebijakan yang mengatur jumlah uang yang dipasok
dalam perekonomian. Caranya dengan menurunkan suku bunga, membeli
sekuritas pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan persyaratan
cadangan untuk bank. Kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat
pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis atau kegiatan belanja
konsumen.
Contohnya, kebijakan ekspansif biasa diterapkan untuk mengurangi angka
pengangguran karena ketersediaan uang dalam jumlah banyak akan
merangsang kegiatan bisnis sehingga pasar tenaga kerja semakin besar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif
Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada
saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan
uang ketat (tight money policy). Kebijakan moneter kontraktif
(monetary contractive policy) yang disebut kebijakan uang ketat (tight
money policy) ialah kebijakan mengurangi jumlah uang yang beredar.
Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia Beberapa contoh monetary
policy yang telah diterapkan di Indonesia, adalah sebagai berikut:
Bank Indonesia (BI ) melakukan lelang sertifikatnya, atau bisa juga
melalui pembelian surat berharga di pasar modal. UBI dapat
menurunkan suku bunga jika kondisi ekonomi sesuai dengan
ekspektasi.
Tujuan Kebijakan Moneter

 Bank Indonesia memiliki tujuan mencapai dan memelihara


kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum
dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain
kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang
tercermin pada inflasi.
 Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank
Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan
inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation
Targeting Framework) dan menganut sistem nilai tukar yang
mengambang (free floating).
Jika dirangkum, maka tujuan kebijakan moneter diantaranya:
1. Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi berlangsung secara
terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus barang/jasa dan arus uang berjalan
seimbang.
2. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan produksi biasanya
diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi upah maupun keselamatan
kerja.
3. Kestabilan Harga
Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu. Harga yang
stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada tingkat harga sekarang
sama dengan tingkat harga yang akan datang, atau daya beli uang dari waktu ke waktu
adalah sama.
4. Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila jumlah nilai barang
yang diekspor sama dengan nilai barang yang diimpor.
5. Menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
Menjaga stabilitas harga dari banyaknya jumlah uang yang beredar, Meningkatkan
kesempatan kerja, Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran, jika
negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing.
Instrumen Kebijakan Moneter

 Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang mengatur


tingkat pertumbuhan dan peredaran uang di dalam suatu
negara. Variabel makroekonomi utama yang diatur oleh
kebijakan moneter adalah inflasi dan pengangguran.
 Kebijakan moneter bisa membuat target tentang tingkat
inflasi, suku bunga, dan nilai mata uang. Bank Sentral adalah
aktor utama dalam pelaksanaan kebijakan moneter secara
langsung dan tidak langsung. Contoh dari kebijakan moneter
langsung adalah mencetak uang baru, membekukan saldo
perusahaan swasta/negara, merombak sistem perbankan,
mengambil alih urusan perbankan/perkreditan, dan masih
banyak lagi.
 Beberapa instrumen utamanya, diantaranya:
1. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas Diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah pada bank-bank
umum yang meminjam uang kepada bank sentral. Ketika bank-bank umum mengalami
kondisi yang mengharuskan mereka untuk meminjam uang ke bank sentral, pemerintah
dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengatur jumlah uang yang beredar.
2. Operasi Pasar Terbuka
Operasi Pasar Terbuka (OPT) merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter tidak
langsung yang sangat penting karena sifatnya yang sangat fleksibel dibanding dengan
instrumen lain. OPT dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan jumlah uang
yang beredar dengan menjual (open market selling) atau membeli (open market
buying) surat-surat berharga milik pemerintah.
a. Open Market Selling dilakukan ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang
yang beredar dengan menjual surat-surat berharga yang beredar.
b. Open Market Buying dilakukan ketika pemerintah ingin menambah jumlah uang
yang beredar dengan cara membeli surat-surat berharga yang beredar.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Ketika minimum cadangan wajib tersebut berkurang, maka bank
memiliki lebih banyak uang yang dapat diedarkan di masyarakat
melalui pinjaman. Sebaliknya jika pemerintah ingin mengurangi
jumlah uang yang beredar, maka pemerintah dapat menambah
jumlah minimum cadangan wajib bank sehingga bank memiliki
uang yang lebih sedikit untuk diedarkan.
4. Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Instrumen kebijakan moneter berupa imbauan moral dapat
dilakukan oleh bank sentral untuk mengontrol jumlah uang yang
beredar melalui berbagai hal. Bank sentral dapat mengimbau bank-
bank umum untuk menurunkan atau menaikan suku bunga
pinjamannya.
 Kredit Langsung yaitu Bank Indonesia memberikan kredit secara langsung kepada
sektor, program, proyek, ataupun kegiatan yang sifatnya mendesak dan harus
diprioritaskan.
 Penetapan Uang Muka Impor dimana para importir diwajibkan membayar
sejumlah persentase tertentu sebagai uang muka untuk pembelian valuta asing yang
mereka perlukan untuk mengimpor barang dari luar negeri.
 Fasilitas Overdraft (Overdraft Window) dimana Bank Indonesia akan
menyediakan fasilitas pinjaman yang berjangka sangat pendek kepada bank-bank
yang mengalami kesulitan likuiditas (pencairan) jangka pendek.
 Intervensi Rupiah dimana Bank Indonesia melakukan pinjam meminjam dana
secara langsung di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dalam jangka waktu overnight
sampai dengan 7 hari demi membantu instrumen kegiatan Operasi Pasar Terbuka.
 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah instrumen yang pada awalnya
dibuat oleh Bank Indonesia sebagai fasilitas untuk bank-bank syariah, namun tidak
menutup kemungkinan SWBI ini digunakan untuk membantu Operasi Pasar
Terbuka.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai