Anda di halaman 1dari 76

PENGOPERASIAN MESIN

BUBUT

TEORI DASAR PENGOPERASIAN MESIN BUBUT


ADI PRIYONO
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta diklat dapat:

1. Menyiapkan perlengkapan mesin bubut.


2. Menyetel perlengkapan mesin bubut sesuai dengan prosedur.
3. Menggunakan perlengkapan mesin bubut sesuai dengan prosedur.
4. Memahami pengoperasian mesin bubut sesuai dengan prosedur
5. Menghitung kecepatan potong secara matematik.
6. Menghitung kecepatan putaran mesin secara matematik
7. Menyetel kecepatan pemakanan according to procedure.
8. Mengoperasikan mesin bubut sesuai dengan prosedur.
PRINSIP KERJA MESIN BUBUT

Mesin bubut standar memiliki fungsi yaitu


untuk melakukan pembubutan: muka (facing), rata/ lurus, bertingkat,
tirus, profil, alur, memotong, mengulir, mengebor, memperbesar
lubang, mengkartel dll.
UKURAN MESIN BUBUT

Ukuran/ Spesifikasi Mesin Bubut Standar


Paling utama ditentukan oleh seberapa panjang jarak antara ujung senter
kepala lepas dan ujung senter kepala tetap dan tinggi jarak antara pusat
senter dengan meja
mesin
ILUSTRASI PROSES PEMBUBUTAN

No. Ilustrasi Proses Proses Penjelasan Proses


Pembubutan

1. Membubut Pembubutan muka dilakukan


muka (Facing) menggunakan alat potong pahat bubut
muka. Pada saat proses pembubutan,
arah gerakan pemakanan/
pemotongannya dapat dilakukan
mendekati/ menuju atau menjauhi
pusat sumbu senter benda kerja,
dengan catatan putaran mesinnya
harus berlawanan arah dengan mata
sayat pahat bubutnya.
ILUSTRASI PROSES PEMBUBUTAN

2. Membubut Pembubutan rata/ lurus, dilakukan


rata/ lurus menggunakan alat potong pahat
(Stright bubut rata (kanan/ kiri). Pada saat
turning) proses pembubutan, arah gerakan
pemakanan/ pemotongannya dapat
dilakukan dari posisi ujung luar
benda kerja mendekati/ menuju
spindel mesin (menggunakan pahat
bubut rata kanan), dan juga dapat
dilakukan dari posisi tengah benda
kerja menjauhi spindel mesin
(menggunakan pahat bubut rata
kiri).
ILUSTRASI PROSES PEMBUBUTAN

3. Membubut Pembubutan tirus, dilakukan


tirus menggunakan alat potong pahat
(Taper bubut rata (kanan/kiri) atau pahat
turning) bubut netral. Pada saat proses
pembubutan, arah gerakan
pemakanan/ pemotongannya dapat
dilakukan sebagaimana proses
pembubutan rata/ lurus
ILUSTRASI PROSES PEMBUBUTAN

4. Membubut Pembubutan profil dengan gerakan


profil dengan pahat, dilakukan menggunakan alat
gerakan pahat potong pahat bubut netral. Pada
(Profiling) saat proses pembubutan, arah
gerakan pemakanan/ pemotongannya
dapat dilakukan sebagaimana proses
pembubutan rata/ lurus
ILUSTRASI PROSES PEMBUBUTAN

5. Membubut lurus Proses pembubutan lurus dan alur luar


dan alur luar (alur yang panjang), dilakukan
(alur yang menggunakan pahat bubut alur luar.
panjang) Untuk proses pembubutan alur yang
(Turning and panjang/ lebar, pemakanan/
external pemotongannya harus dilakukan secara
gooving) bertahap (posisi pahat digeser selebar
pahat alurnya) dan proses pembubutan
lurusnya hanya boleh dilakukan untuk
proses finishing (karena pahat alur
tidak boleh untuk pemakanan ke arah
samping dengan pemakanan yang
besar).
ILUSTRASI PROSES PEMBUBUTAN

6. Membubut alur Pembubutan alur pada ujung


pada ujung permukaan benda kerja,
perumakaan menggunakan alat potong pahat
benda kerja bubut alur luar. Untuk proses
(Face grooving) pembubutan benda kerja yang
berukuran panjang, pada ujungnya
harus ditahan menggunakan senter
putar dan/atau kaca mata tetap
(steady rest)
ILUSTRASI PROSES PEMBUBUTAN

7. Membubut Pembubutan profil dengan bentuk


profil dengan pahat dilakukan menggunakan alat
bentuk pahat potong pahat bubut bentuk/ profil,
(Cutting with sehingga profil hasil pembubutan
a form tool) tergantung dari bentuk pahat bubut
yang digunakan.
ILUSTRASI PROSES PEMBUBUTAN

8. Memperbesar Memperbesar lubang dan mengalur


lubang dan dalam pada mesin bubut, dilakukan
mengalur menggunakan alat potong pahat
dalam (Boring bubut rata dalam dan alur dalam.
and internal Proses pembubutan diawali dari
grooving) pengeboran terlebih dahulu, baru
kemudian memperbesar lubang dan
selanjutnya mengalur dalam.
ILUSTRASI PROSES
PEMBUBUTAN

9. Mengebor Mengebor pada mesin bubut,


(Drilling) dilakukan menggunakan alat potong
mata bor (twist drill). Proses
pengeboran diawali dari pembuatan
lubang senter bor terlebih dahulu
sebagai pengarah menggunakan
senter bor (drill centre), baru
kemudian melakukan pengeboran
ILUSTRASI PROSES
PEMBUBUTAN

10. Memotong Memotong pada mesin bubut,


(Cutting off ) dilakukan menggunakan alat potong
pahat bubut potong. Untuk proses
pemotongan benda kerja berukuran
panjang (yang ujungnya ditahan oleh
senter putar) tidak boleh dilakukan
langsung terputus, karena benda
kerja akan terangkat keatas
sehingga akan terjadi hentakan
pada pahat bubut yang
mengakibatkan rawan terjadinya
rusak/ patah.
ILUSTRASI PROSES PEMBUBUTAN

11. Membubut ulir Membubut ulir pada mesin bubut,


(Threading) dilakukan menggunakan alat potong
pahat bubut ulir. Proses
pembubutan ulir dapat dilakukan
pada diameter luar (baut) dan pada
diameter dalam (mur), dengan arah
uliran kanan atau kiri.
ILUSTRASI PROSES PEMBUBUTAN

12. Mengkartel Mengkartel pada mesin bubut,


(Knurling) dilakukan menggunakan alat potong
kartel.
Pengkartelan pada permukaan
sebuah benda kerja, salah satu
tujuannya adalah agar permukaan
tidak licin jika dipegang/
digenggam.
PENGOPERASIAN MESIN BUBUT

Teori Dasar Pengoperasian Mesin Bubut

Membubut pada prinsipnya adalah


menyayat benda kerja dengan diameter tertentu sampai
dengan ukuran yang telah ditentukan
PRINSIP KERJA MESIN BUBUT

Prinsip kerja mesin bubutyaitu:


Jika spindel mesin berputar membawa benda kerja dan alat potong bergerak
atau bergeser mendekati/ menjauhi spindel, maka akan terjadi pemakanan/
pemotongan jika putaran benda kerja berlawanan arah dengan mata sayat
alat potong/ pahat bubutnya.
CONTOH HASIL PROSES BUBUT
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN
BUBUT

1) Kepala Tetap (Head Stock)


Kepala tetap (head stock), terdapat spindle utama mesin berfungsi sebagai dudukan
beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck), cekam kollet (collet
chuck) , senter tetap (dead centre), atau pelat pembawa rata (face plate) dan pelat
pembawa berekor (driving plate).

Kepala tetap, tampak spindel utama mesin Kepala tetap, terpasang cekam (chuck)
BAGIAN-BAGIAN UTAMA
MESIN BUBUT

2. Kepala Lepas (Tail Stock)


Kepala lepas (tail stock) digunakan
sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor
(chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN
BUBUT
3. Alas/ Meja Mesin (Bed machine)
Alas/meja mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas,
eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan
pada waktu pembubutan.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN
BUBUT
3. Eretan (carriage)
Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/ elemen diantaranya:
(1). Eretan memanjang (longitudinal carriage) berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah
memanjang mendekati atau menjauhi spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/alas
mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang.
(2). Eretan melintang (cross carriage), befungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah melintang
mendekati atau menjahui sumbu senter, secara manual/otomatis dan sekaligus sebagai dudukan
eretan atas.
(3). Eretan atas (top carriage), berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah sudut
yang dikehendaki sesuai penyetelannya.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN
BUBUT

Pada umumnya untuk eretan memanjang memilki ketelitian skala garis ukurnya lebih
kasar jika dibandingkan dengan ketelitian skala garis ukur yang terdapat pada eretan
memanjang, yaitu antara 0,1 s.d 0,5 mm dan untuk eretan melintang antara 0,01 s.d
0,05 mm.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN
BUBUT
5. Poros Transportir dan Poros Pembawa
Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium
dengan jenis ulir withworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk
membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah
memanjang/ melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada
umumnya kisar ulirnya antara dari 6 ÷ 8 mm.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN
BUBUT

6. Tuas/ Handel
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut pada umumnya memiliki posisi/ letak dan cara
penggunaan berbeda. Maka dari itu, didalam mengatur tuas pada setiap melakukan
proses pembubutan harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang
terdapat pada mesin bubut tersebut.
Contoh posisi tuas-tuas pengatur kecepatan putar, feeding, penguliran dan pengubah
arah pemakanan.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN
BUBUT
7. Dudukan Pahat Bubut (Tools Post)
Dudukan atau penjepit pahat pahat bubut (tools Post), digunakan untuk memegang
atau menjepit pahat bubut pada saat melakukan proses pembubutan.
PERLENGKAPAN MESIN BUBUT

1. Cekam (Chuck)
adalah salah satu alat perlengkapan mesin bubut yang fungsinya untuk
menjepit/mengikat benda kerja pada proses pembubutan.
dilihat dari gerakan rahangnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu,
cekam sepusat (self centering chuck) dimana satu rang digerakkan
semua rahang akan bergerak dan cekam tidak sepusat (independent
chuck) gerakan rahangnya satu persatu.
Pemasangan Chuck adalah pada spindel utama mesin bubut.

- For holding cylindrical stock


centered.
- For facing/center drilling

This is independent chuck generally


has four jaws , which are adjusted
individually on the chuck face by
means of adjusting screws
PERLENGKAPAN MESIN BUBUT

Collet chuck is used


to hold small
workpieces

Cekam Collet

Thin jobs can be held


by means of magnetic
chucks.

Cekam Magnetic
PERLENGKAPAN MESIN BUBUT

2. Alat Pembawa
digunakan untuk membawa benda kerja agar ikut berputar bersama spindel
mesin.

a. Pelat Pembawa
Jenis pelat pembawa ada dua yaitu, pelat pembawa permukaan
bertangkai (driving plate) dan pelat pembawa permukaan rata (face
plate) Konstruksi pelat pembawa berbentuk bulat dan pipih, berfungsi
untuk memutar pembawa (lathe-dogs) sehingga benda kerja yang
terikat akan ikut berputar bersama spindel mesin
PERLENGKAPAN MESIN BUBUT

b. Pembawa (Lathe Dogs)


Pada mesin bubut secara garis besar ada dua jenis yaitu, pembawa
berekor lurus (straight tail lathe dogs) dan pembawa berekor bengkok
(bent tail lathe dogs).
Fungsi alat ini adalah untuk membawa benda kerja agar ikut berputar
bersama spindel mesin.
PERLENGKAPAN MESIN BUBUT

3. Alat Penyangga/ Penahan Benda Kerja


adalah salah satu alat pada mesin bubut yang digunakan untuk menyangga
atau menahan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang.
Penyangga/ penahan pada mesin bubut standar ada dua macam yaitu,
a.penyangga tetap (steady rest), keadaan tetap tidak mengikuti gerakan
eretan

Penyangga tetap (steady rest)


PERLENGKAPAN MESIN BUBUT

b. Penyangga/ Penahan Jalan (Follower Rest)


Penggunaan penyangga jalan, pemasangannya diikatkan pada eretan
memanjang sehingga pada saat eretannya digerakkan maka penyangga
jalan mengikuti gerakan eretan tersebut.
PERLENGKAPAN MESIN BUBUT

4. Senter Mesin Bubut


adalah salah satu perlengkapan mesin bubut yang berfungsi untuk
mendukung benda kerja dengan tujuan agar mendapatkan kesepusatan dan
kesumbuan yang baik
senter tetap/ mati (dead centre) yang posisi ujung senternya diam tidak
berputar pada saat digunakan dan senter putar (rotary centre) yang
posisi ujung senternya selalu berputar pada saat digunakan.

senter tetap/ mati (dead centre) senter putar (rotary centre)


PERLENGKAPAN MESIN BUBUT

5. Cekam Bor (Drill Chuck)


adalah salah satu alat bantu pencekam/pengikat alat potong pada proses

pembubutan diantaranya untuk mencekam/mengikat: senter bor (centre

drill), mata bor (twist drill), rimer (reamer), konterbor (counter bore),
dan kontersing (counter sink).
PEMASANGAN SENTER DAN DRILL
CHUCK
Contoh
Pemasangan senter tetap, senter putar dan drill chuck pada kepala lepas
dapat dilihat pada gambar
PAHAT BUBUT

Pahat Bubut
Merupakan salah satu alat potong yang sangat diperlukan pada proses pembubutan,
karena pahat bubut dengan berbagai jenisnya dapat membuat benda kerja dengan
berbagai bentuk sesuai tututan pekerjaan misalanya, dapat digunakan untuk
membubut permukaan/ facing, rata, bertingkat, alur, champer, tirus, bentuk,
memperbesar lubang, ulir dan memotong.

Bahan/ Material Pahat Bubut


Unsur-unsur yang berpengaruh terhadap performa alat potong/ pahat bubut
diantaranya: Tungsten/ Wolfram (W), Chromium (Cr), Vanadium (V), Molybdenum
(Mo) dan Cobalt (Co).
Macam-macam pahat bubut dilihat dari jenis material/ bahan yang digunakan
meliputi: Baja karbon, Baja kecepatan tinggi/ High Speed Steels -HSS, Paduan cor
nonferro (cast nonferrous alloys; cast carbides) , Karbida (cemented carbides; hard
metals), Keramik (ceramics), CBN (cubic boron nitrides), dan Intan (sintered
diamonds & natural diamond)
BAHAN/MATERIAL PAHAT BUBUT

1. Baja karbon
Yang termasuk didalam kelompok baja karbon adalah High Carbon Steel (HCS) dan
Carbon Tool Steels (CTS). Kadar karbonnya relative tinggi (0,7% - 1,4% C) dengan
unsur Mn, W dan Cr masing-masing 2% dan akan melunak pada temperatur sekitar
250 C, pahat jenis ini hanya dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak atau
kayu.
2. Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel - HSS)
Paduan tinggi unsur Crom (Cr) dan Tungsten/ Wolfram (W) dengan melalui proses
penuangan (molten metallurgy) disebut Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel –
HSS) antara lain:
Molibdenum HSS, Tungsten HSS, Cobalt Added HSS, High Vanadium HSS, High
Hardess Co HSS, Cast HSS, Powdered HSS dan Coated HSS
BAHAN/MATERIAL PAHAT BUBUT

3. Paduan Cor Nonferro


Empat macam elemen/ unsur utama diantaranya:
a. Cobalt (Co):
Unsur cobalt, berfungsi sebagai pelarut bagi unsure-unsur lainnya.
b. Chrom (Cr):
Unsur chrom (10% s.d 35%), berfungsi sebagai pembetuk karbida
c. Tungsten/ Wolfram (W):
Unsur tungsten/ wolfram (10% s.d 25%), berfungsi sebagai pembentuk karbida dan
menaikan karbida secara menyeluruh.
d. Carbon (C):
Apabila terdapat unsur karbon (3%) akan menghasilkan jenis yang relatif keras
serta tahan aus.
BAHAN/MATERIAL PAHAT BUBUT

4. Karbida (Carbida)
Serbuk karbida (Nitrida, Oksida) dengan bahan pengikat dari Cobalt (Co), dengan

bahan dasar (serbuk) Tungsten / Wolfram (W), Tintanium (Ti), Tantalum (Ta)
dibuat menjadi karbida.

Terdapat tiga jenis utama pahat karbida sisipan, yaitu:


a. Karbida Tungsten:
Karbida tungsten merupakan jenis pahat karbida untuk memotong besi tuang.
b. Karbida Tungsten Paduan:
Karbida tungsten paduan merupakan jenis karbida untuk pemotongan baja.
c. Karbida lapis:
Karbida lapis yang merupakan jenis karbida tungsten yang di lapis (satu atau
beberapa lapisan) karbida, nitride, atau oksida lain yang lebih rapuh tetapi
ketahanan terhadap panasnya (hot hardness) tinggi.
BAHAN/MATERIAL PAHAT BUBUT

5. Cubic Boron Nitride (CBN)


Pahat sisipan CBN dibuat dengan material pengikat, TiN atau Co. Ketahanan panas

(Hot hardness) CBN ini sangat tinggi.


6. Intan
diamond merupakan hasil dari serbuk intan tiruan dengan pengikat Co (5% - 10%).
Tahan panas (Hot hardness) sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastic.
Pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi
(ferros). Cocok untuk ultra high precision & mirror finish cutting bagi benda
kerja nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, Plastics dan Rubber).
Proses Pembuatan Alat Potong Pahat
Bubut
Proses Pembuatan Alat Potong Pahat
Bubut
Keterangan:
Proses pencampuran (mixing)
Proses mixing, merupakan proses pencampuran ( mixing) antara serbuk logam
dengan bahan aditif.
Proses pembentukan (forming).
Proses pembentukan (forming), yaitu proses pemberian gaya-gaya kompaksi baik
pada temperatur ruang (cold compaction) maupun pada temperatur tinggi (hot
compaction). Proses cold compaction akan dilanjutkan dengan proses sintering,
yaitu proses pemanasan yang dilakukan pada kondisi vakum sehingga diperoleh
partikel-partikel yang bergabung dengan kuat.
Proses manufaktur
Proses manufaktur adalah proses pemesinan dalam rangka membentuk produk
alat potong sesuai standar yang diinginkan.
Proses finishing
Proses finishing adalah proses mengahluskan bidang/ bagian tertentu agar kelihatan
lebih menarik bila dilihat dari sisi tampilan, dengan tidak mempengaruhi spesifikasi.
SIFAT MATERIAL PAHAT BUBUT

1. Keras
Agar dapat memotong/menyayat bahan benda kerja/ material dengan baik, alat
potong harus memilki sifat lebih keras dari benda kerja/ row material.
2. Ulet/Liat
diperlukan pada alat potong agar dapat mengatasi/ menetralisir adanya beban
kejut dan getaran yang mungkin muncul sewaktu pemotongan/ penyayatan terjadi.
3. Tahan Panas
Setiap alat potong pada saat digunakan untuk melakukan pemotongan/ penyayatan
akan timbul panas, hal ini tarjadi karena adanya gesekan akibat pemotongan.
4. Tahan Aus
Mampu menahan terjadinya gesekan maupun getaran yang terjadi pada saat
pemotongan/ penyayatan.
MACAM-MACAM PAHAT BUBUT (ISO)

Ilustrasi penggunaan berbagai jenis pahat bubut standar ISO


MACAM-MACAM PAHAT BUBUT (ISO)

Keterangan:
a. Pahat ISO 1 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan hasil sudut
bidangnya (plane angle) sebesar 75o atau untuk membubut pengasaran yang hasil
sudut bidangnya tidak memerlukan siku atau 90º .
b. Pahat ISO 2 digunakan untuk pembubutan memanjang dan melintang (pembubutan
muka/ facing) dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 45º. untuk
membubut champer atau menghilangkan ujung
bidang yang tajam (debured).
c. Pahat ISO 3 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dan melintang dengan
sudut bidang samping (plane angle) sebesar 93º. Pada proses pembubutan melintang
tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang siku (90º) pada sudut bidangnya,
yaitu dengan cara menggerakan pahat menjahui sumbu senter.
d. Pahat ISO 4 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan pemakanan
relatif kecil dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º ( Proses finising)
MACAM-MACAM PAHAT BUBUT (ISO)

e. Pahat ISO 5 digunakan untuk proses pembubutan melintang menuju sumbu center
dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º, atau untuk meratakan
permukaan benda kerja atau memfacing.
f. Pahat ISO 6 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan hasil sudut
bidangnya (plane angle) sebesar 90º, sehingga pada proses pembubutan bertingkat
yang selisih diameternya tidak terlalu besar dan hasil sudut bidangnya dikehendaki
siku (90º) pahatnya tidak perlu digerakkan menjahui sumbu senter.
g. Pahat ISO 7 digunakan untuk proses pembubutan alur menuju sumbu center dengan
hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º, untuk memotong pada benda kerja
yang memilki diameter nominal tidak lebih dari dua kali lipat panjang mata pahatnya.
h. Pahat ISO 8 digunakan untuk proses pembesaran lubang tembus dengan hasil sudut
bidangnya (plane angle) sebesar 75º.
i. Pahat ISO 9 digunakan untuk proses pembesaran lubang tidak tembus dengan hasil
sudut bidangnya (plane angle) sebesar 95o.
MACAM-MACAM PAHAT BUBUT (DIN)

Ilustrasi penggunaan berbagai jenis pahat bubut standar DIN


MACAM-MACAM PAHAT BUBUT (DIN)

Keterangan:
a. Pahat DIN 4971 fungsinya sama dengan pahat ISO 1, yaitu digunakan untuk proses
pembubutan memanjang dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 75o,
untuk membubut pengasaran yang hasil sudut bidangnya tidak memerlukan siku 90º.
b. Pahat DIN 4972 fungsinya sama dengan pahat ISO 2, yaitu digunakan untuk
pembubutan memanjang dan melintang (pembubutan muka/ facing) dengan hasil sudut
bidangnya (plane angle) sebesar 45º. Pahat jenis ini juga dapat digunakan untuk
membubut champer atau menghilangkan ujung bidang yang tajam (debured).
c. Pahat DIN 4973 fungsinya sama dengan pahat ISO 8, yaitu digunakan untuk proses
pembesaran lubang tembus dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 75º.
d. Pahat DIN 4974 fungsinya sama dengan pahat ISO 9, yaitu digunakan untuk proses
pembesaran lubang tak tembus dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 95 º.
MACAM-MACAM PAHAT BUBUT (DIN)

e. Pahat DIN 4975 digunakan untuk pembubutan finising arah memanjang dengan hasil
sudut bidangnya (plane angle) sebesar 45º, untuk membubut champer atau
menghilangkan ujung bidang yang tajam (debured).
f. Pahat DIN 4976 fungsinya sama dengan pahat ISO 4, yaitu digunakan proses
pembubutan memanjang dengan pemakanan relatif kecil dengan hasil sudut bidangnya
(plane angle) sebesar 0º, untuk proses finishing.
g. Pahat DIN 4977 fungsinya sama dengan pahat ISO 5, yaitu digunakan untuk proses
pembubutan melintang menuju sumbu center dengan hasil sudut bidangnya (plane
angle) sebesar 0º, untuk meratakan permukaan benda kerja atau memfacing.
h. Pahat DIN 4978 fungsinya sama dengan pahat ISO 3, untuk proses pembubutan
memanjang dan melintang dengan sudut bidang samping (plane angle) sebesar 93º.
Pada proses pembubutan melintang tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang
siku (90º) pada sudut bidangnya, yaitu dengan cara menggerakan pahat menjahui
sumbu senter.
MACAM-MACAM PAHAT BUBUT (DIN)

i. Pahat DIN 4980 fungsinya sama dengan pahat ISO 6, yaitu digunakan untuk proses

pembubutan memanjang dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 90º,
sehingga pada proses pembubutan bertingkat yang selisih diameternya tidak terlalu

besar dan hasil sudut bidangnya dikehendaki siku (90º) pahatnya tidak perlu
digerakkan menjahui sumbu senter.
j. Pahat DIN 4981 fungsinya sama dengan pahat ISO 7, yaitu digunakan untuk proses

pembubutan alur menuju sumbu center dengan hasil sudut bidangnya (plane angle)
sebesar 0º. Pahat jenis ini dapat juga digunakan untuk memotong pada benda kerja
yang memilki diameter nominal tidak lebih dari dua kali lipat panjang mata
pahatnya.
Macam-macam Pahat Bubut Sisipan
(inserts Tips)
1. Pahat bubut sisipan (inserts tips) pengikatan dibrasing
Pembuatannya hanya pada bagian ujung yang terbuat dari pahat bubut sisipan,
kemudian diikatkan dengan cara dibrassing pada ujung badan/ bodi.
Macam-macam Pahat Bubut Sisipan
(inserts Tips)

2. Pahat bubut sisipan (inserts tips) pengikatan diklem/ dibaut


Pahat bubut sisipan (inserts tips) pengikatan diklem/ dibaut, pengikatannya yaitu

dengan cara pahat bubut sisipan klem/ dibaut diselipkan pada pemegang/ holder.
GEOMETRI PAHAT BUBUT

Nama-nama geometris yang terdapat pada pahat bubut meliputi:


sudut potong samping (side cutting edge angle), sudut potong depan (front cutting
edge angle), sudut tatal (rake angle), sudut bebas sisi (side clearance angle), dan
sudut bebes depan (front clearance angle).
GEOMETRI PAHAT BUBUT

1. Pahat bubut rata


Memilki sudut potong dan sudut-sudut kebebasan sebagai berikut: sudut potong
total 80º, sudut potong sisi samping (side cutting adge angle) 12º ÷ 15º, sudut
bebas tatal (side rake angle) 12º ÷ 20º, sudut bebas muka (front clearance angle)
8º ÷ 10º dan sudut bebas samping (side clearance angle)10º ÷ 13º.

Geometris pahat bubut rata kanan Geometris pahat bubut rata kiri
GEOMETRI PAHAT BUBUT

Pahat Bubut Muka/Facing


Memilki sudut potong dan sudut-sudut kebebasan sebagai berikut: sudut potong 55º,
sudut potong sisi samping (side cutting adge angle) 12º ÷ 15º, sudut bebas tatal (side
rake angle) 12º ÷ 20º , sudut bebas muka (front clearance angle) 8º ÷ 10º dan sudut
bebas samping (side clearance angle) 10º ÷ 13º.

Geometris pahat bubut muka/ facing


GEOMETRI PAHAT BUBUT

Pahat Bubut Ulir Segitiga


Pembuatan ulir segitiga yang sering dilakukan pada mesin bubut yang pada umumnya
adalah jenis ulir metris (M) dan withwort (W). Jenis ulir metris memiliki sudut
puncak ulir sebesar 60° dan ulir withwort 55°

60°
55º

Pahat bubut ulir metris (60º) Pahat bubut ulir withwort (55º)
GEOMETRI PAHAT BUBUT

Pahat Bubut Ulir Segi Empat


Untuk mendapatkan sudut bebas sisi samping pahat bubut ulir yang standar, sebelum
melakukan penggerindaan atau pengasahan sudut-sudut kebebebasanya harus
dihitung terlebih dahulu sesuai kisar/gang ulir yang dibuat agar supaya mendapatkan
sisi potong dan sudut kebebasan yang baik.

Berdasarkan gambar tersebut, sudut uliran


atau kisarnya dapat dicari dengan rumus

Kisar Ulir
tg α = ------------------------
Keliling lingkaran

P
tg α = ----------------
ᴫ. d
GEOMETRI PAHAT BUBUT
Pemilihan Pahat Bubut

Pertimbangan dalam memilih pahat bubut sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal,


diantaranya:
Bahan/ material benda kerja
Kwalitas bahan pahat bubut harus memililiki siafat keras, ulet, tahan gesek, tahan
aus dan tahan beban kejut.
Kecepatan potong (Cutting speed - Cs)
Makin tinggi kecepatan potong yang ditetapkan, alat potong harus mempunyai
sifat tahan panas yang baik.
Kualitas permukaan (Surface Quality)
Semakin bagus kualitas permukaan yang dituntut, alat potong harus mempunyai
sifat tahan aus yang baik.
Frekuensi penggunaan
Semakin sering digunakan, alat potong harus mempunyai sifat tahan terhadap
keausan.
Ekonomis
Pertimbangan ekonomis, harga semakin murah tapi kualitas semaksimal mungkin.
PEMASANGAN BENDA KERJA (VIDEO)

www.youtube.com
MEMASANG PAHAT DAN MENGECEK
KETINGGIANNYA

Too High Too Low

As High As Center
MENENTUKAN PARAMETER PEMOTONGAN

Kecepatan Potong (Vc/Cs)

Dimana :
Vc /Cs : Kecepatan potong (M/menit)
n : Kecepatan putaran mesin (RPM)
D : Diameter (mm)
1/1000 : 1 mm = 1/1000 m
KECEPATAN POTONG

Tabel Kecepatan Potong untuk Beberapa Jenis Bahan

Materials HSS Carbide


Fine Coarse Fine Coarse
Tool Steel 75 – 100 25 – 45 185 – 230 110 – 140
Low Carbon Steel 70 – 90 25 – 40 170 – 215 90 – 120
Medium Carbon Steel 60 – 85 20 – 40 140 – 185 75 – 110
Cost Iron 40 – 45 25 – 30 110 – 140 60 – 75
Brass 85 - 110 45 – 70 185 – 215 120 – 150
Alumunium 70 – 110 30 – 45 140 – 215 60 – 90
KECEPATAN PUTARAN MESIN

Contoh :
Jika kita akan membubut benda kerja dari bahan alumunium diameter 40
mm dengan pahat HSS. Hitunglah kecepatan putaran mesin?

Jawab :
Kecepatan potong alumunium dapat dilihat pada tabel 4.1 misal kita ambil 30
m/ menit. Maka keceapatannya adalah:
KECEPATAN PEMAKANAN

Jenis Kecepatan Pemakanan

1. Pemakanan Kasar:
Menggunakan pemakanan 0,40 mm untuk
benda kerja yang tidak memerlukan ketelitian
yang tinggi.

2. Pemakanan Halus:
Menggunakan pemakanan (0,07-0,12) mm
untuk benda kerja yang memerlukan keterlitian yang tinggi.
Tabel kecepatan pemakanan untuk beberapa jenis bahan dengan pahat
(HSS).

Pemakan Kasar Pemakanan Halus


Materials inchi mm Inchi mm

Alumunium 0,015-0,030 0,40-0,75 0,005-0,010 0,13-0,25


Bronze. 0,015-0,025 0,40-0,65 0,003-0,010 0,07-0,25
Cast Iron 0,015-0,025 0,40-0,65 0,005-0,012 0,13-0,30
Tool Steel. 0,010-0,020 0,25-0,50 0,003-0,010 0,07-0,25
Machinery 0,010-0,020 0,25-0,50 0,003-0,010 0,07-0,25
Steel.
TEORI DASAR MENGEBOR

Mengebor adalah membuat lubang dengan mata bor

Mengebor
LANGKAH-LANGKAH MENGEBOR

 Benda kerja dibubut (facing) kemudian dibor senter


 Setel kedudukan posisi kepala lepas
 Cekam benda kerja
 Atur kecepatan putaran mesin
 Pasang matabor pada kepala lepas
 Lakukan pengeboran pada benda kerja
 Menentukan kedalaman benda kerja.
 Pengeboran finishing
ULIR TUNGGAL

Teori Dasar Membubut Ulir Tunggal.


Disebut ulir tunggal jika dalam satu kali keliling benda kerja
hanya terdapat satu alur ulir.

Ulir Luar Ulir Dalam


MACAM-MACAM PROFIL ULIR

a. Ulir Segitiga
b. Ulir Trapesium
c. Ulir Buttress
d. Ulir Radius
e. Ulir Segi empat
Langkah-Langkah Membubut Ulir

1. Tentukan jenis mesin bubut yang sesuai untuk


mendapatkan kisar yang diinginkan
2. Siapkan benda kerja sesuai dengan diameter
luar ulir
3. Pasang benda kerja dengan baik
4. Setel pahat ulir dan eretan atas pada posisi
yang benar
Ilustrasi 5. Tentukan kisar dengan mengatur tuas-tuas
pada gearbox
6. Tentukan kecepatan potong, biasanya dipilih 1/3 dari kecepatan potong
pembubutan biasa.
7. Hitung kedalaman pemotongan ulir
8. Beri batasan panjang bagian benda kerja yang diulir
9. Cek kembali kebenaran kisar ulir dengan picth gauge
10. Lakukan pembubutan ulir dengan benar
11. Cek ulir yang telah dibuat..
PENGOPERASIAN MESIN BUBUT (VIDEO)

www.youtube.com
MEMOTONG

Langkah-Langkah Memotong :
1. Cekam benda kerja dengan benar
2. Perkirakan bagian yang akan dipotong sedekat mungkin dengan
cekam bubut
3. Lakukan pemotongan secara manual ataupun otomatis

Cutting Off
REFERENCES
Book
• work shop Technolgy by Hajra choudry
• Advances in Manufacturing Technology C.J Thomas
• DeGarmo: E.P. DeGarmo et al, Materials and Processes in Manufacturing ,
Wiley, 2003.
• Franklin W Olin:. 2005. Engine Lathe Introduction. College of Engineering.
• Sumariyanto. 2007. Bubut Dasar. Malang: PPPPGT Malang

Website
• www. engbasics.com
• www. efunda.com
• Kalpakjian: http://www.nd.edu/~manufact/index3.htm
THANK YOU

PRESENTED BY

ADI PRIYONO
SMKN 3 BUDURAN

Anda mungkin juga menyukai