Anda di halaman 1dari 20

SIDANG PROPOSAL

RABU, 31 MEI 2023

FORMULASI SEDIAAN BLUSH ON CREAM


EKSTRAK PIGMEN KAROTENOID PADA
CANGKANG KEPITING
CICI DAMAYANTI
MANALU
2101012004

Pembimbing I
Hendri Faisal, S.Si., M.Si.

Pembimbing II Penguji III


apt. Drs. Jacob Tarigan, M.Kes. apt. Muhammad Andry S.Farm., M.Si.
BAB I
LATAR BELAKANG

Pewarna pipi (Blush On) adalah sediaan kosmetik yang digunakan


untuk mewarnai pipi dengan sentuhan artistic sehingga dapat
meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Pewarna pipi dibuat
dalam berbagai warna yang bervariasi, mulai dari warna merah
jambu pucat hingga merah tua, pewarna pipi lazim mengandung
pigmen merah atau merah kecoklatan dengan kadar tinggi. Pewarna
pipi mengandung pigmen kadar rendah digunakan sebagai pelembut
warna atau pencampur untuk memperoleh efek yang mencolok .
Cangkang kepiting merupakan satu limbah perikanan yang belum
termanfaatkan secara maksimal, pada cangkang kepiting juga
mengandung berbagai jenis pigmen karotenoid yang terdiri dari
jenis pigmen astaxanthin, astaxanthin monoester, astaxanthin dieter,
β-Karoten dan zeaxanthin. Karotenoid adalah pigmen alami yang
disintesis oleh tanaman, alga, jamur, kapang, dan bakteri.

BAB II BAB III


RUMUSAN MASALAH

Apakah ekstrak dari Apakah sediaan


cangkang kepiting pewarna pipi (blush
dapat digunakan on) dari ekstrak
sebagai formulasi cangkang kepiting
sediaan pewarna pipi tidak menyebabkan
(blush on) dalam bentuk iritasi pada kulit?
cream?

01 02
Hipotesis

Ekstrak dari cangkang Sediaan pemerah pipi


kepiting dapat (blush on) cream
diformulasi sebagai dengan menggunakan
pewarna pipi (blush on) ekstrak dari cangkang
dalam bentuk cream. kepiting tidak
menyebabkan iritasi
pada kulit.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui formulasi
sediaan pemerah pipi (blush
on) cream ekstrak pigmen
Untuk membuat formulasi karotenoid pada cangkang
sediaan pemerah pipi kepiting sebagai pewarna
(blush on) cream dengan alami tidak menyebabkan
menggunakan ekstrak iritasi kulit pada saat
pigmen karotenoid pada digunakan.
cangkang kepiting sebagai
pewarna alami.
Manfaat penelitian

Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan


teknologi mengenai penelitian yang berkaitan dengan pembuatan
blush on dari ekstrak camgkang kepiting sebagai pewarna alami,
dan juga digunakan sebagai informasi bagi masyarakat bahwa
cangkang kepiting dapat digunakan sebagai pewarna alami
bahan makanan dan sebagai bahan pewarna alami dalam
kosmetik.
Kerangka Pikir Penelitian
VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT PARAMETER
1 Alkaloid
Ekstrak etanol Buah 2 Flavonoid
Asam Kandis Uji Skrining Simplisia 3 Steroid
dengan konsentrasi 0 4 Saponin
ppm ,10 ppm ,20 5.Tanin
ppm,30,ppm, 40 ppm,
dan 50 ppm

1. Kadar Air
2. Kadar sari larut dalam air
Karakteristik Simplisia 3. Kadar sari larut dalam
etanol
4. Kadar Abu Total
5. Kadar abu tidak larut
asam

Uji Toksisitas
Menggunakan Metode Jumlah Larva
BSLT UdangYang Mati

Nilai LC50
BAB II

Tinjauan pustaka

TERLAMPIR
BAB IV
BAB III

Metode penelitian ini menggunakan penelitian secara


Jenis Metodologi
Eksperimental.

Sampel yang digunakan dalam pada penelitian ini


Sampel adalah cangkang kepiting yang diambil dari pasar
Belawan Medan.

Bahan yang digunakan adalah


Alat yang digunakan adalah Rotary
ekstrak cangkang kepiting,
evaporator, pH meter, gelas ukur,
aseton, propilen glikol,
cawan penguap, kertas saring,
titanium dioksida, DMDM
Alat dan Bahan timbangan, waterbath, batang
Hyndantoin, BHT, beeswax,
pengaduk, lumping dan alu, pipet
kaolin, isopropyl miristat,
tetes, tissue, kertas perkamen,
tween 80, span 80, sunflower
ayakan, spatula, sudip, kaca objek
oil, kremophor RH 40,
glass, blender, wadah blush on,
fragrance oil vanilla, aqua
penggaris, thermometer, hptplate
deion.
magnetic stirrer, dan sonikator.
•Pengolahan Sampel
Diambil sampel cangkang kepiting dicuci dan dibersihkan dari sisa-sisa
dagingnya, kemudian dikeringkan dilemari pengering dengan suhu 40C selama 24
jam. Setelah kering dihaluskan dengan menggunakan lumping, kemudian diayak dengan
ukuran mesh 40.
Prosedur Pembuatan Ekstraki Karotenoid
Dilakukan maserasi sampel cangkang kepiting sebanyak 500 gram,
kemudian masukkan kedalam gelas ukur volume 2 liter, tambahkan aseton dengan
perbandingan 2:1 dengan cangkang dan aduk selama 5 menit kemudian saring
menggunakan kertas saring nomor 1. Bilas ampas hasil saringan dengan aseton,
saring hasil ekstraksi kemudian uapkan pada kondisi vakum pada suhu 40C
dengan menggunakan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak pigmen
karotenoid cangkang kepiting.
Rencana Formula Blush On
Formula
Bahan Fungsi
F0 F1 F2 F3
Karotenoid cangkang kepiti ng Zat akti f 0 0,12 0,18 0,24

Propilenglikol Humektan 5 5 5 5
Titanium dioksida Sunscreen agent 1 1 1 1
DMDM hindanton Pengawet kosmeti k 0,1 0,1 0,1 0,1

BHT Pengawet, anti oksidan 0,5 0,5 0,5 0,5

Beeswax Bahan dasar 20 20 20 20


Kaolin Pengikat 9 9 9 9
Isopropil miristat Pengikat, emollient 10 10 10 10

Tween 80 Surfaktan 1,85 1,85 1,85 1,85


Span 80 Emulgator 4,15 4,15 4,15 4,15
Sunfl ower oil Anti oksidan 0 1 1 1
Kremophor RH 40 Surfaktan 0 8 8 8
PEG 400 Kosurfaktan 0 1 1 1

Fragrance oil vanilla Pewangi Qs Qs Qs Qs


Aqua deion Pelarut Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
Prosedur Stabilisasi Zat Warna Karotenoid

Untuk meningkatkan stabilitas zat warna dari Karotenoid


dilakukan dengan cara mencampurkan fase minyak (sunflower oil),
surfaktan (kremofor RH 40), dan kosurfaktan (PEG 400). Karotenoid
ditambahkan kedalam campuran tersebut kemudia diaduk dengan
mnggunakan pengaduk magnetic stirrer selama 1 jam, kemudian di
sonikasi selama 1 jam. Setelah itu, campurkan dengan aqua deion
sebagai fase luar dan diaduk ringan dengan pengaduk magnetic sampai
terbentuk campuran yang transparan.
Prosedur Pembuatan Blush On
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan,
timbang bahan sesuai dengan formula yang telah
ditentukan. Bahan fase minyak (beeswax, isopropyl
miristat, span 80) dan fase air (propilen glikol, tween 80,
DMDM hyndantoin, aqua deion) dipisahkan dalam dua
cawan. Fase minyak dan fase air dipanaskan hingga suhu
70C. setelah semuanya melebur, dimasukkan fase mimnyak
dan fase air kedalam lumping panas, kemudian digerus hingga
terbentuk basis krim yang homogen.
Setelah itu, lumpang yang berisi basis krim
dimasukkan kaolin, titanium dioksida, BHT, dan fragrance oil
vanilla sedikit demi sedikit. Lalu, masukkan zat pewarna
ekstrak karotenoid sambal terus digerus hingga homogen.
Terakhir, dimasukkan kedalam wadah blush on cream .
Evaluasi Sediaan Blush On Cream Karotenoid

Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek glass, caranya
yaitu sediaan blush on cream dioleskan merata diatas objek glass yang bersih dan
kering sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis. Sediaan dinyatakan
homogen ditunjukkan apabila pada pengamatan tidak terlihat adanya butiran kasar
dan warna merata

Uji Stabilitas
Uji stabilitas blush on dilakukan menggunakan metode cycling test. Sediaan
disimpan pada suhu 4C selama 24 jam lalu dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu ruang
selama 24 jam (satu siklus). Percobaan ini diulang sebanyak 6 siklus. Kondisi fisik sediaan
blush on dicatat selama percobaan. Kondisi fisik yang diamati yaitu organoleptik seperti
stabilitas warna, tekstur, bau, dan pemisahan fase antara minyak dan air
Uji Organoleptik
Uji organoleptik bertujuan untuk mengetahui warna, bau,
dan tekstur. Semakin tinggi jumlah pewarna dalam suatu formula
maka warnanya akan semakin pekat.
Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Pengukuran pH pada sediaan pemerah pipi digunakan untuk mengetahui
cocok atau tidak pemerah pipi yang dibuat pada penelitian ini apabila
diaplikasikan pada kulit, sebelum dicelupakan ke sediaan, pH meter
dikalibrasi terlebih dahulu. Syarat pH sediaan pemerah pipi yang baik sesuai
dengan pH kulit secara umum adalah 4-7.

Uji Oles

Uji oles dilakukan terhadap


sediaan masing-masing formula dengan
cara dioleskan lima kali pada punggung
telapak tangan dan diamati warnanya.
Uji Keretakan
Sediaan pewarna pipi memiliki kecenderungan mudah
pecah, maka Langkah yang paling baik dilakukan uji keretakan
terhadap sediaan yaitu dengan menjatuhkan pewarna pipi pada
permukaan kayu 3 kali pada ketinggian 8-10 inchi. Jika cake
yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan bahwa
kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan.

Uji Hedonik

Uji hedonik dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan


panelis terhadap sediaan yang dibuat. Jumlah panel uji kesukaan adalah 15
orang panelis dengan pengisian kuesioner. Setiap panelis diminta untuk
mengoleskan blush on cream pada kulit punggung tangan kemudian
menilai masing-masing sediaan sesuai dengan skala penetapan yaitu :
sangat suka diberi tanda (5), suka diberi tanda (4), kurang suka diberi
tanda (3), dan tidak suka diberi tanda (2), sehingga didapat data
berdasarkan kesukaan.
Uji Iritasi

Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan blush on yang dibuat menggunakan


ekstrak cangkang kepiting sebagai pewarna alami. Uji iritasi untuk mengetahui
bahwa blush on yang dibuat dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Iritasi
dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu iritasi primer yang akan segera timbul sesaat
setelah terjadi pelekatan atau penyentuhan pada kulit, dan iritasi sekunder yang
reaksinya baru timbul beberapa jam setelah penyentuhan pada kulit. Teknik yang
digunakan pada uji iritasi ini adalah tempel preventif (patch test), yaitu dengan
memakai kosmetik dibelakang daun telinga atau di tangan terhadap 10 orang
panelis, dibiarkan terbuka selama 15 menit dan diamati reaksi alergi yang terjadi.

Reaksi iritasi ditandai adanya kemerahan, gatal-gatal,


atau benkak pada kulit dibelakang daun telinga yang diberi
perlakuan. Adanya kulit kemerahan diberi tanda (1), gatal-gatal
diberi tanda (2), bengkak diberi tanda (3), dan yang tidak
menunjukkan reaksi iritasi diberi tanda (0) .
Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis


dengan menggunakan metode ANOVA (Analisis Of Variansi) dengan
program Statistical Product Servis Solution (SPSS).

Anda mungkin juga menyukai