Anda di halaman 1dari 29

Beda Tipe Data & Algoritma

 Program menerima input dari user, diproses,


hasilnya ditampilkan (output).
 Contoh: Program Persegipanjang.exe
Input : Panjang dan Lebar
Proses : Luas = Panjang * Lebar
Output : Luas
 Materi Tipe Data fokus pada Variabel Panjang,
Lebar dan Luas serta Operator yang berlaku
kepadanya misal ‘*’.
 Materi Algoritma Dasar fokus pada Urutan
pekerjaan yang dilakukan pada Input, Proses &
Output.
Konsep Tipe Data (1)
 Program menerima input dari user, diproses,
hasilnya ditampilkan (output).
 Contoh: Program Persegipanjang.exe
Input : Panjang dan Lebar
Proses : Luas = Panjang * Lebar
Output : Luas
 Panjang dan Lebar merupakan variabel yang
bertipe angka, kalo huruf maka program akan
error karena
“e * y” tidak berlaku. Angka merupakan tipe
integer sedangkan “e” bertipe char (huruf)
Konsep Tipe Data (2)
 Tipe Data masukan dibagi menjadi 2 yaitu
Tipe Dasar dan Tipe Bentukan
 Tipe Dasar merupakan tipe yang diberikan
oleh Bahasa Pemrograman. Misal integer,
string, character, real dan boolean.
 Tipe Bentukan merupakan tipe yang dibuat
oleh Programmer dibentuk dari beberapa
tipe dasar atau tipe bentukan yang lain.
Misal tipe Jam terdiri atas 3 integer yang
berisi Jam, Menit dan Detik.
Tipe Data Dasar (1)
 Tipe masukan dari user:
integer : bilangan bulat
(2,3,4,67,-87)
char : huruf (a,b,b,c,f)
string : kata (“aku”,”kamu”)
real : angka desimal (3,5,4/7)
boolean : benar dan salah
Tipe Data Dasar (2)
 Masukan dibedakan dalam berbagai
tipe karena setiap tipe mengalami
proses yang berbeda.
 Misal tipe integer bisa dibagi, dikali,
dipangkat. Sedangkan tipe string bisa
dipotong, digabungkan dan dituliskan
di layar.
 Pembagian, perkalian, penggabungan
disebut dengan operator
Tipe Data Dasar (3)
 Integer * integer = integer
 integer/integer = real
 String + string = string
 Char + char = string
 Boolean and boolean = boolean
 Boolean or boolean = boolean
 Integer > integer = boolean {perbandingan}
 real < real = boolean {perbandingan}
 Char = char = boolean {perbandingan}
Tipe Dasar (4)
 Contoh: Program Persegipanjang.exe
Input : Panjang dan Lebar
Proses : Luas = Panjang * Lebar
Output : Luas
Panjang, Lebar, Luas : integer
 Contoh: Program SegiTiga.exe
Input : Alas dan Tinggi
Proses : Luas = ½ Alas * Tinggi
Output : Luas
Alas,Tinggi :Integer sedangkan Luas : Real.
Contoh 1
Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
writeln(‘Masukkan Panjang : ’);
read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’);
read(L);
Luas := P * L;
writeln(‘Luas : ’,Luas);
End.
Contoh 2
Program segitiga;
Var
Luas : real;
A,T : integer;
Begin
writeln(‘Masukkan Alas : ’);
read(A);
writeln(‘Masukkan Tinggi : ’);
read(T);
Luas := ½ * A * T;
writeln(‘Luas : ’,Luas);
End.
Tipe Bentukan
 Dibentuk dari berbagai tipe dasar atau
tipe bentukan. Isinya bergantung
kebutuhan.
 Misal tipe Jam terdiri 3 integer (Jam,
Menit dan Detik), Tanggal terdiri 3
integer (Tanggal, Bulan, Tahun)
 Misal Tipe Waktu terdiri dari sebuah
tipe Jam dan sebuah Tipe Tanggal
Contoh 1
{Nama File : cetakjam.pas }
{Definisi: menerima masukan jam dan menampilkan }
{Pogramer: M. Taufiq Nuruzzaman}
{Tanggal : 9 Februari 2007}
program cetakjam;
Type {membentuk tipe data baru berupa tipe bentukan}
Jam = record {tipe baru bernama ‘Jam’}
J : integer; {J untuk nilai Jam}
M : integer; {M untuk nilai Menit}
D : integer; {D untuk nilai Detik}
end;
Var {Variabel}
J1,J2 : Jam; {J1 dan J2 bertipe Jam}
Contoh 1 (lanjutan)
begin
write('Masukkan Jam 1 : '); readln(J1.J);
write('Masukkan Menit 1: '); readln(J1.M);
write('Masukkan Detik 1: '); readln(J1.D);
write('Masukkan Jam 2 : '); readln(J2.J);
write('Masukkan Menit 2: '); readln(J2.M);
write('Masukkan Detik 2: '); readln(J2.D);
{writeln(J1); error !!!}
{writeln(J2); error !!!}
{error: Can Not read and Write for this type}

writeln('Jam Pertama:',J1.J,':',J1.M,':',J1.D);
writeln('Jam Kedua :',J2.J,':',J2.M,':',J2.D);
end.
Plus/Minus Tipe Bentukan
 Lebih mudah dipahami karena sesuai dengan
persepsi manusia bahwa Jam adalah Jam daripada
3 integer yang dipandang sebagai Jam.
 Operator, Fungsi & Prosedur Standar tidak berjalan
untuk tipe bentukan. Misal write(J2) error!, J1 + J2
error!
 Operator, Fungsi dan Prosedur harus dibuat khusus
untuk tipe bentukan tertentu.
 Memudahkan programer jika akan menambah
Variabel bertipe Jam. Kita bisa buat J1,J2,J3 dst
tanpa membuat tipe Jam lagi.
Konsep Algoritma (1)
 Program menerima input dari user,
diproses, hasilnya ditampilkan (output).
 Contoh: Program Persegipanjang.exe
Input : Panjang dan Lebar
Proses : Luas = Panjang * Lebar
Output : Luas
 Jika Proses dilakukan sebelum Input maka
Ouput menjadi salah walaupun tipe
datanya benar.
Contoh
Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
Luas := P * L; {P & L belum ada nilainya}
writeln(‘Masukkan Panjang : ’);
read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’);
read(L);
writeln(‘Luas : ’,Luas);
End.
Konsep Algoritma (2)
 Algoritma Dasar dibagi menjadi 3 yaitu
1. Sequence (Urutan)
2. Conditional (Pilihan)
3. Looping (Pengulangan)
 Dengan 3 senjata itu kita akan
menyelesaikan permasalahan di dunia
dengan program!
Sequence (Urutan)
 Sequence penting karena langkah-langkah
program bergantung pada langkah sebelumnya.
 Luas = Panjang * Lebar, bisa dilakukan jika
Panjang dan Lebar sudah diketahui dari
masukan user.
 Setiap langkah akan mengubah status program.
Ketika program pada posisi “readln(Panjang)”,
status program adalah menunggu masukan dari
user yang akan disimpan pada variabel Panjang.
Contoh Sequence (Urutan)
Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
Luas := P * L; {P & L belum ada nilainya}
writeln(‘Masukkan Panjang : ’);
read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’);
read(L);
writeln(‘Luas : ’,Luas);
End.
Conditional (Pilihan)
 IF-THEN-ELSE memberi 2 pilihan jika IF-THEN
benar maka statement pertama dijalankan, jika
tidak maka statement kedua dijalankan.
 IF-THEN bisa tanpa ELSE, Jika IF-THEN benar
maka dijalankan jika tidak program berlanjut.
 Jika lebih dari 2 pilihan menggunakan NESTED-
IF (IF Bersarang), di dalam IF ada IF lagi.
 Bisa juga menggunakan CASE-OF-ELSE-END
untuk banyak kasus.
Conditional (Pilihan)
IF Kondisi1 THEN CASE Ekspresi OF
BEGIN Nilai1 : Statement1;
Statement 1 Nilai2 : Statement2;
END ELSE {Not Kondisi1} Nilai3 : Statement3;
BEGIN ELSE Statement4;
Statement 2 END;
END;

IF Kondisi THEN CASE Ekspresi OF


BEGIN Nilai1 : Statement1;
Statement Nilai2 : Statement2;
END; Nilai3 : Statement3;
Nilai4 :
Statement4;
END;
Studi Kasus 1
 Buat program yang menerima masukan
Panjang dan Lebar kemudian
menampilkan Luas dari persegipanjang
tersebut. Jika Panjang lebih kecil dari
Lebar maka mengirimkan pesan
kesalahan.
Solusi 1
Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
writeln(‘Masukkan Panjang : ’); read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’); read(L);
if (P > L) then
begin
Luas := P * L;
writeln(‘Luas : ’,Luas);
end else
begin
writeln(‘Masukan Anda salah, Panjang < Lebar’);
end;
End.
Studi Kasus 2
 Buat program yang menerima masukan
Panjang dan Lebar kemudian
menampilkan Luas dari persegipanjang
tersebut. Jika Panjang lebih kecil dari
Lebar program berhenti.
Solusi 2
Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
writeln(‘Masukkan Panjang : ’); read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’); read(L);
if (P > L) then
begin
Luas := P * L;
writeln(‘Luas : ’,Luas);
end;
End.
Looping (Perulangan)
 Merupakan algoritma untuk melakukan tindakan
yang sama berulang-ulang sampai berhenti.
 Looping dibedakan menjadi 2 yaitu conditional
dan unconditional.
 Conditional, jika looping berhenti karena suatu
kondisi tertentu. Versi looping ini adalah
REPEAT-UNTIL dan WHILE-DO-END.
 Unconditional, jika looping berhenti karena
sudah mencapai nilai tertentu yang didefinisikan
di awal.Versi ini adalah FOR-TO-DO.
Studi Kasus 1
 Buat program yang menerima masukan
Panjang dan Lebar kemudian
menampilkan Luas dari persegipanjang
tersebut. Jika Panjang lebih kecil dari
Lebar maka dilakukan proses input data
lagi sampai dengan terpenuhi Panjang
lebih besar dari Lebar.
Solusi 1
Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
repeat
writeln(‘Masukkan Panjang : ’); read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’); read(L);
until (P > L);
{P pasti sudah lebih besar dari L}
Luas := P * L;
writeln(‘Luas : ’,Luas);
End.
Studi Kasus 2
 Buat program yang menerima masukan
Panjang dan Lebar kemudian
menampilkan Luas dari persegipanjang
tersebut. Jika Panjang lebih kecil dari
Lebar maka dilakukan proses input data
lagi sampai dengan terpenuhi Panjang
lebih besar dari Lebar. Luas ditampilkan di
layar sebanyak 10 kali.
Solusi 2
Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L, i : integer;
Begin
repeat
writeln(‘Masukkan Panjang : ’); read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’); read(L);
until (P > L);
Luas := P * L;
for i:= 1 to 10 do {dari 1 s/d 10 lakukan!}
begin
writeln(‘Luas : ’,Luas);
end;
End.

Anda mungkin juga menyukai