Anda di halaman 1dari 21

Cara Pembuatan Unsur Golongan

Logam Transisi Periode 4


Dalam kimia terdapat unsur golongan transisi periode 4
dalam sistem periodik unsur (SPU). Letak unsur tersebut
berada pada blok d (d block). Unsur golongan transisi
semuanya berbentuk logam, sehingga disebut pula
golongan logam transisi periode 4. Unsur golongan logam
transisi periode 4 terdiri dari skandium (Sc), titanium
(Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe),
kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), seng (Zn).
Skadium (Sc)

Logam skandium dibuat dengan elektrolisis cairan


ScCI3 yang dicampurkan dengan klorida-kloroda lain.
Titanium (Ti)

Logam titanium (T) diperoleh dengan cara


mengalirkan gas kloris pada TiO2, sehingga terbentuk
TiCI, dengan reaksi:
TiO2(s)+2C(s)+2CI2(g)→TiCI4(s)+2CO(g)

TiCI yang terjadi direduksi dengan logam Mg pada suhu


tinggi yang bebas oksigen. Reaksinya: TiCI(s)
+2Mg(s)→Ti(s)+2MgCI2(s)
Vanadium (V)

Vanadium dihasilkan dari reduksi V,O, dengan campuran


silikon (Si) dan besi (Fe). Reaksinya:

2V205(s)+ 5Si(s)+ Fe(s)→4V (+Fe)(s) + 5Si2(s)

4V (+Fe)(s) + 5Si2(s) merupakan Δ ferovanadium


Krom (Cr)

Krom (FeCr2O4) direduksi oleh karbon menghasilkan


ferokrom, reaksinya:
FeCr204(s)+4C(s)→Fe(s)+ 2Cr(s) 4CO(8) Fe(s)+ 2Cr(s)
4CO(8) merupakan ferokrom
Logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan jalan
mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium, reaksinya:
Cr2O3(s)+2AI(s)→AI2O3(s)+2Cr(s)
Mangan (Mn)

Pembuatan mangan dilakukan dengan mereduksi MnO2


dengan campuran besi oksida dan karbon. Reaksinya:
MnO2(s)+Fe2O3(s)+5C(s)→2Fe(s) Mn(a)+5C0(a)

Tahap 1: 3MnO2(s)→Mn3O4(g)+O2(g)
Tahap 2: 3Mn3O4(s)+ 8AI(s)→9Mn(s) + 4AI2O3(s)
Besi (Fe)
Proses pengolahan biji besi menjadi logam besi dilakukan dalam tanur
tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi menggunakan
gas karbon monoksida.
Adapun langkah- langkah proses pengolahan besi dari bijihnya, sebagai
berikut:
• Bahan-bahan dimasukkan ke dalam tanur melalui puncak tanur.

Bahan-bahan tersebut sebagai berikut:


Bahan utama, yaitu bijih besi hematit (Fe2O3) dicampur dengan pasir
(SiO2) dan oksida oksida asam lain. Bahan ini akan direduksi.
Bahan pereduksi, yaitu kokas (karbon).
Bahan tambahan, yaitu batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk
mengikat zat-zat pengotor.
Udara panas dimasukkan dari bagian bawah tanur sehingga
suhu tanur semakin ke atas semakin rendah. Hal ini
mengakibatkan kokas terbakar menghasilkan gas CO2.
Gas CO2 yang terbentuk direduksi oleh kokas yang panas
menjadi gas CO.
Gas CO yang terbentuk dan kokas akan mereduksi bijih besi
(Fe2O3).
Besi cair yang terbentuk mengalir ke bawah dan berkumpul di
dasar tanur.
Pada bagian tengah tanur, batu kapur terurai.
Selanjutnya CaO yang terbentuk akan mengikat zat pengotor
dan membentuk terak pada dasar tanur.
Tembaga (Cu)

Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit


(CuFeS2) atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi
dalam oksigen. Tembaga yang dihasilkan dimurnikan secara
elektrolisis dan flotasi.
Pemurnian tembaga dengan elektrolisis dilakukan dengan
menempatkan tembaga kotor di anode menggunakan larutan elektrolit
CuSO4 sehingga tembaga murni akan diperoleh di katode. Reaksinya:
CuSO4(aq)→ Cu2+(aq) + SO42- (aq)

1. Anode: Cu(s)→ Cu2+(aq) + 2e- (Cu kotor)


2. Katode: Cu2+(aq) + 2e-→ Cu(s) (Cu muri)
Kobalt (Co) Nikel (Ni)

Unsur cobalt diproduksi ketika Proses pengolahan nikel dapat


hidroksida hujan, akan timbul dilakukan dengan metode ekstraksi
hipokloritsodium (NaOCl). Berikut pirometalurgi dan hidrometalurgi .
reaksinya : Proses pirometalurgi (smelting)
2Co2+(aq)+ NaOCl(aq)+ 4OH-(aq)+ merupakan proses pengolahan mineral
H2O 2Co(OH)3(s)+ NaCl(aq) dengan menggunakan suhu tinggi,
Trihydroxide Co(OH)3 yang panas yang diperoleh berasal dari tanur
dihasilkan kemudian dipanaskan berbahan bakar batubara (kokas).
untuk membentukoksida dan Proses hidrometalurgi merupakan
kemudian ditambah dengan karbon proses pengolahan mineral yang
sehingga terbentuklah unsur kobalt dilakukan pada temperatur yang relatif
metal. rendah dengan cara pelindihan
menggunakan larutan kimia.
Seng (Zn)

Seng merupakan unsur terakhir pada deret logam transisi


periode empat. Pembuatan logam seng dilakukan dengan
pemanggangan seng sulfida (ZnS) kemudian oksida sang
direduksi dengan karbon pijar. Reaksinya:
2ZnS(s)+3O2(g)→ 2ZnO(s)+2SO2(g)
ZnO(s)+C(s) →Zn(g)+CO(g)
Prose sini berlangsung pada suhu kurang lebih 1.200°C.
Seng dalam bentuk gas dikondensasikan menjadi debu seng.
Sifat-sifat Unsur Golongan Logam Transisi Periode 4

Sifat-sifat Unsur Golongan Logam Transisi


Periode 4
Unsur golongan logam transisi periode 4 terdiri dari skandium
(Sc), titanium (Ti), vanadium (V), Krom (Cr), mangan (Mg),
besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), seng (Zn)
Unsur-unsur transisi semuanya adalah logam, sehingga sering
disebut logam transisi. Atom-atom dalam unsur logam transisi
terikat satu sama lain oleh ikatan logam.
Ikatan logam ini bersifat kuat karena melibatkan elektron-
elektron di subkulit 4s dan sebagian elektron di subkulit 3d.
Unsur golongan logam transisi periode 4 memiliki beberapa sifat
yang membedakan unsur tersebut dengan unsur lainnya. Apa
saja unsur golongan transisi periode 4? Berikut penjelasannya:
Sifat logam

Semua unsur transisi mempunyai sifat logam. Hal ini terjadi


karena unsur transisi memiliki lebih banyak elektron tidak
berpasangan. Elektron tersebut bergerak pada kisi kristalnya
sehingga dapat membentuk ikatan logam yang sangat kuat.
Sifat dan Kegunaanya Akibatnya, sifat kekerasan dan kerapatan
unsur-unsur transisi menjadi lebih tinggi, jari-jari atomnya lebih
kecil, dan mempunyai titik leleh dan titik didih lebih tinggi.
Selain itu, unsur-unsur transisi merupakan penghantar listrik
yang lebih baik dibandingkan logam golongan utama.
Memiliki beberapa tingkat oksidasi

Unsur transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Unsur-


unsur transisi periode empat bersifat elektropositif (mudah
melepaskan elektron) sehingga bilangan oksidasinya bertanda
positif. Bilangan oksidasi maksimum yang dicapai suatu
unsur transisi menyatakan jumlah elektron pada subkulit 3d
dan 4s.
Membentuk senyawa berwarna

Senyawa yang dibentuk dari ion-ion logam transisi sebagian


besar berwana. Warna ini disebabkan oleh tingkat energi
elektron pada unsur-unsur transisi hampir sama. Oleh karena
itu elektron-elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih
tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak.
Sifat magnetik
Berdasarkan sifat magnetiknya, unsur-unsur transisi pada periode empat
dikelompokkan menjadi diamagnetik, paramagnetik, dan teromagnetik.
Diamagnetik
Diamagnetik yaitu unsur transisi yang menolak medan magnet. Sifat ini dimiliki
oleh unsur transisi yang seluruh elektron pada orbitalnya telah berpasangan
Paramagnetik
Paramagnetik yaitu unsur transisi yang sedikit dapat ditarik medan magnet. Sifat
ini dimiliki oleh unsur transisi yang memiliki elektron tidak berpasangan pada
orbitainya. Sebagian besar unsur transisi periode empat bersifat paramagnetik
Feromagnetik
Feromagnetik yaitu unsur transisi yang dapat ditarik dengan sangat kuat oleh
medan magnet. Semakin banyak elektron dan unsur transisi yang tidak
berpasangan pada orbitalnya mengakibatkan unsur tersebut bersifat feromagnetik.
Dapat membentuk ion kompleks

Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan
ligan. Biasanya atom pusat merupakan logam transisi yang
bersifat elektropositif dan dapat menyediakan orbital kosong
sebagai tempat masuknya ligan.
Contoh:
Ion besi (III) membentuk ion kompleks (Fe(CN)6)
Dapat digunakan sebagai katalisator

Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya adalah


kemampuan untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam
tubuh. Di dalam tubuh, terdapat enzim sitokrom oksidase
yang berperan dalam mengoksidasi makanan. Enzim ini dapat
bekerja apabila terdapat ion Cu2.

Anda mungkin juga menyukai