Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Belajar dan Bertanya Tiada Jemu

EVALUASI PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2012 2022-2023

TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM ( RETRIBUSI


PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN ) DI KOTA
Ketua : Assist.Prof. Novi Winarti, M,A TANJUNGPINANG TAHUN 2020
Anggota 1
Nama Penulis
: Assist.Prof. Nazaki, S.Sos., M.Si ALDY YUDISTIRA
Anggota 2 : Assist.Prof. Ardi Putra, M.Ip 180565201038
Anggota 3 : Assist.Prof. Kustiawan, S.S., M.Soc.SC ILMU PEMERINTAHAN
Anggota 4 : Assist.Prof. Ryan Anggria Pratama, S.Sos.,
Latar Belakang
• Secara umum sampah kota didefinisikan sebagai sampah yang
dibuang begitu saja oleh warga kota. Masalah sampah perkotaan
adalah volume sampah yang signifikan dan melampaui kapasitas daya
tampung tempat pembuangan akhir (TPA). Adapun factor-faktor
antara lain ialah tempat pembuangan sampah semakin sempit, faktor
jarak menyebabkan lebih sedikit pengangkutan sampah, teknologi
pengolahan sampah belum optimal, tempat penampungan sampah
sementara (TPS) terbatas, kurangnya sosialisasi dan dukungan
pemerintah dalam pengelolaan sampah, kurangnya pendidikan dan
pengaturan diri tentang pengelolaan sampah, dan pengelolaan
sampah yang tidak efisien.
NEXT
Dampak yang ditimbulkan oleh pemakaian plastik kini telah sampai pada taraf yang
mengkhawatirkan. Data pada tahun 2018 saja sudah diproduksi sebanyak 380 juta
ton plastik. Sejak tahun 1950an sampai 2018 telah diproduksi plastik sebanyak6,3
milyar ton di seluruh dunia..(Gistituati, N., & Ningrum, 2019) .

Berdasarkan pada hasil observasi penulis menemukan bahwa di Tanjungpinang


adalah posisi yang strategis dimana banyak sekali tempat-tempat wisata yang mana
masyarakat tertarik untuk berjualan dan juga mengenyam pendidikan karena
terdapat kampus, sekolah dan PT/industri, namun seiring dengan meningkatnya
kepadatan penduduk mengakibatkan produksi sampah meningkat sehingga
menyebabkan peningkatan volume sampah yang dapat menimbulkan dampak
negatif. dampak negatif jika tidak dibuang dengan benar. Masyarakat terus
bertambah dengan banyaknya rumah yang dibangun di Kota Tanjungpinang. Penulis
menemukan masih ada masyarakat yang masih kurang berminat membuang sampah
pada tempatnya, jumlah TPA di kota Tanjungpinang relatif sedikit, hal ini menjadi
salah satu penyebab pencemaran lingkungan akibat tumpukan sampah yang
dibuang. di persimpangan dan pinggir jalan.
NEXT
Peningkatan Produksi sampah terus mengalami
kenaikan seperti yang terlihat pada data Tabel Berikut:
Maka penting bagi pemerintah menerapkan kebijakan pemungutan retribusi
sampah yang dilakukan oleh Kementerian Perumahan Rakyat, Kawasan dan
Perkotaan. Biaya itu sendiri dipungut dengan SKRD (Surat Ketetapan Retribusi
Daerah) atau dokumen lain yang dipersamakan dengan itu. Pemungutan
royalty, ini cukup efektif dalam meningkatkan kebersihan lingkungan dan
menunjang pendapatan daerah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tanjungpinang Rionodi, Kepri, Minggu
(9/1/2022), menyampaikan bahwasanya target tersebut jauh lebih besar
daripada hasil kesepakatan tim penganggaran yang hanya mencapai Rp 1,5
Miliar. Namun dalam target tersebut akan berpotensi terjadi realisasi bila Perda
Nomor 5 Tahun 2012 tentang retribusi pengelolaan sampah tersebut dapat
berjalan secara maskimal. Efektivitas akan peyelenggaraan Perda tersebut baru
tahun ini dikarenakan sebelumnya tagihan akan jasa pembersihan sampah
dulunya dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan
Pertamanan selama hampir sembilan tahun terbit Perda tersebut, dan menurut
beliau pada masa-masa tersebut penarikan retribusi sampah tidak berjalan
maksimal dan tidak sesuai dengan Perda yang ada. (Fuji Pratiwi, 2022)
Yang menjadi indikasi masalah penelitian dalam retribusi sampah ini
yaitu, masih banyak masyarakat Kota Tanjungpinang yang tidak
mengetahui tentang peraturan daerah retribusi persampahan sehingga
pelaksanaannya tidak efektif, serta masyarakat merasa pelayanan yang
dilakukan oleh pihak yang bertugas tidak memuaskan sehingga
kemauan untuk membayar tidak ada.
Dengan adanya permasalahan ini tentu membawa pengaruh kepada
peningkatan akan retribusi persampahan di Kota Tanjungpinang. Maka
pemerintah harus memikirikan hal tersebut dengan serius dan
bijaksana juga berusaha melakukan upaya pengoptimalan dalam
peningkatan penerimaan retribusi sampah, sehingga akan berdampak
dalam kontribusi yang maksimal pada peningkatan APBD. Contohnya,
pemilik ruko seharusnya membayar Rp 120.000/bulan, tapi selama
sembilan tahun terakhir hanya membayar Rp 25.000/bulan. Pada 2021
baru diserahkan urusan penagihan itu kepada Dinas lingkungan hidup
Karena masih belum maksimalnya penerimian retribusi daerah maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi pada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2012 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan di Kota Tanjungpinang
Tahun 2020”
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan

Landasan Permasalahan dalam penelitian yang saya teliti ialah


▪ Undang-Undang Pengelolaan Sampah No. 18
saya melihat dari 9 tahun di terbitnya Perda retribusi
Tahun 2008 (UUPS) persampahan tidak berjalan maksimalnya penarikan
▪ Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 retribusi di katakan tidak sesuai perda ,dari tarif
▪ Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang di tentukan dan target yang di tentukan tidak
▪ Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 12 terpat atau di maksimal,
Tahun 2021 Manfaat Penelitian
Hasil Wawancara Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan
Hasil penelitian ini berfokus pada wawancara informasi tehadap dampak yang dihasilkan dari
peneliti dengan 9 orang Informan sesuai evaluasi retribusi sampah oleh peraturan daerah
dengan tupoksinya. nomor 5 tahun 2012 TanjungPinang, serta
diharapkan berguna terhadap penelitian selanjutnya
Permasalahan terkait dengan evaluasi Peraturan daerah nomor 5
tahun 2012 tentang penarikan retribusi sampah di
Permasalahan dalam penelitian yang saya teliti ialah
saya melihat dari 9 tahun di terbitnya Perda retribusi TanjungPinang. Dari hasil penelitian ini diharpakan
menjadi manfaat bagi pihak yang terkait dalam
persampahan tidak berjalan maksimalnya penarikan
proses penarikan retribusi sampah di kota
retribusi di katakan tidak sesuai perda ,dari tarif
Tanjungpinang serta memberikan gambaran kepada
yang di tentukan dan target yang di tentukan tidak
masyarakat terhadap perautan retribusi sampah di
terpai atau di maksimal, (Next)
kota Tanjungpinang.
Aldy Yudistira / page 1
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan

Rumusan Masalah
Bagaimana hasil dari pelaksanaan Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2012 pada pasal 11 di Kota Fokus Penelitian
Tanjungpinang?
Penelitian ini berfokus pada
Penerapan penarikan Retribusi
sampah di Kota TanjungPinang
Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan dan mengetahui hasil dari
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 di Kota
Tanjungpinang

Aldy Yudistira/ page 2


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan

Retribusi Daerah Pengelolaan sampah


Retribusi adalah pungutan yang dilakukan pemerintah sebagai
akibat adanya kontraprestasi yang diberikan pemerintah Berdasarkan Undang-Undang Pengelolaan Sampah No. 18
daerah, atau pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi Tahun 2008 (UUPS), Sampah didefinisikan sebagai sisa dari
atau pelayanan yang diberikan pemerintah daerah yang kegiatan manusia sehari-hari dan/atau proses alam yang
langsung dinikmati secara perseorangan oleh warga berbentuk padat. Limbah adalah limbah dari kegiatan
masyarakat dan pelaksanaannya didasarkan atas peraturan manusia yang harus dikelola agar tidak mencemari
yang berlaku.(Rajab, 2020). lingkungan dan mempengaruhi kesehatan. Pengelolaan
sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2000 tentang berkelanjutan yang meliputi pengurangan dan pengolahan
perubahan undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang sampah. Minimisasi sampah dalam UUPS meliputi kegiatan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pasal 1 angka 26 pengurangan timbulan sampah, daur ulang sampah, dan
menyatakan bahwa: Di indonesia saat ini penarikan retribusi pemanfaatan kembali sampah.
hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah. Jadi, retribusi
yang dipungut di Indonesia ini adalah retribusi daerah Pengelolaan sampah dalam pengertian UUPS adalah kegiatan
yang diawali dengan pengelompokan dan penggolongan
sampah menurut jenis, jumlah dan sifatnya. Secara umum,
pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui tiga
tahap operasional yaitu pengumpulan, pengangkutan, dan
pengolahan akhir..(Alfiandra, 2019)

Aldy Yudistira/ page 3


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan

Kota Tanjungpinang

Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 5 Penelitian ini bersifat kualitatif karena


Tahun 2012 Tentang ( Retribusi pada penelitian kualitatif berkaitan erat
Pelayanan Persampahan dan dengan faktor yang kontekstual. Oleh
Kebersihan ) di Kota Tanjungpinang karena hal itu, pengambilan sampel
tahun 2020 dilakukanlah dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya dari berbagai macam sumber
dan struktur.. Informan pada penelitian ini
berjumlah 9 orang

4 variabel yang akan di evaluasi, yaitu:


• Kebijakan Internal SPBE
• Tata Kelola SPBE
• Manajemen SPBE
• Layanan SPBE

Hendri Mardika / page 4


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Teknik Pengumpulan Data Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan

Teknik Analisa Data

Peneliti menggunakan teknik


pengumpulan data berupa
kuisioner atau yang biasa
disebut dengan kuisioner.
Nilai Indeks Aspek 1-8
Kuesioner (pertanyaan) adalah
Nilai Indeks Domain 1-4
teknik pengumpulan data
yang melibatkan penyajian Nilai Indeks SPBE
serangkaian pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada
responden.

Hendri Mardika/ page 5


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan

Hasil Pehitungan

Nilai Indeks SPBE Kabupaten Bintan

Hendri Mardika/ page 6


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan

Nama Indeks Nilai


SPBE 2,06
Domain Kebijakan SPBE 1,20
Kebijakan Internal terkait 1,20
Tata Kelola SPBE
Domain Tata Kelola SPBE 2,00
Perencanaan Strategis SPBE 1,75
Rekapan Hasil Perhitungan Teknologi Informasi dan 2,25
Evaluasi SPBE Komunikasi
Penyelenggara SPBE 2,00
Domain Manajemen SPBE 1,09
Penerapan Manajemen 1,13
SPBE
Audit TIK 1,00
Domain Layanan SPBE 2,69
Layanan Administrasi Pemerintahan Berbasis
Elektronik 2,70

Layanan Publik Berbasis Elektronik 2,67

Hendri Mardika/ page 7


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
nilai indeks SPBE yang diperoleh dari evaluasi yang dilakukan
oleh peneliti mendapatkan nilai 2,06 yang masuk kategori
“CUKUP” lebih rendah dari nilai indeks SPBE sebelumnya yang
mendapatkan nilai 2,42 hal ini terjadi dikarnakan adanya
perubahan pedoman sebelumnya ke PERMENPANRB no 59
tahun 2020, beberapa indikator serta penentuan bobot nilai
pada saat melakukan evaluasi berubah. Nilai Indeks yang
belum terlaksana, masih sama seperti sebelumnya yaitu pada
Kebijakan SPBE, Manajemen SPBE, serta beberapa Indikator
yang masih bernilai 1/ belum dilaksanakan. Peneliti Berharap
segera disahkannya Arsitekstur SPBE, PERDA yang mengatur
secara khusus pelaksanaan SPBE, serta Rencana Strategis SPBE
dilaksanakan sesuai evaluasi pusat .

Hendri Mardika/ page 8


Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan

Hendri MArdika/ page 9

Anda mungkin juga menyukai