Anda di halaman 1dari 37

PER ATU R AN M EN TER I PPPA N O M O R

8 TAH U N 2 02 1

S OP PELAYANAN
TERPADU BAGI S AKS I
DAN/ ATAU
AS IS TEN
KORBAN TPPO
D EPU TI PERLIN D U N GAN HAK PEREM PU AN PEKERJ
A D AN TPPO KEM EN TERIAN PEM B ERD AYAAN PEREM PU AN
D AN PERLIN D U N GAN AN AK
RABU, 02 FEBRUARI 2 0 2 2
DEFINISI
M erup akan p and uan b ag i P us at P elayanan Terp ad u (P P T) P em erintah P us at d an
LDuar N eg eri,
aerah, P erwdakilan
an RP
epP ub
T blik
erb Ind
as iso nes
ko m
iaunitas / m as yarakatyang
d
d iilaks anakan s ec ara s is tem atik, terkoord inas i,
terinteg ras i, d an b erkelanjutan g una p em enuhan hak S aks i d an/ atau K o rb an
TPPO.

RUANG LINGKUP SASARAN


Pengaduan/Identifikasi PPT Pemerintah Pusat (Kementerian/Lembaga
Rehabilitasi Kesehatan anggota GT-PPTPPO di tingkat pusat)
Rehabilitasi Sosial PPT Pemerintah Daerah (UPTD P PA dan
Hukum Perangkat daerah anggota GT-PPTPPO di
Pemulangan tingkat daerah)
Reintegrasi Sosial Perwakilan RI di Luar Negeri
PPT berbasis komunitas/masyarakat.
LATAR BELAKANG

Pasal 28 G ayat (2) Undang-Undang Dasar Pasal 51 Undang-Undang Nomor 21 Tahun


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2007 tentang Pemberantasan TPPO
ko rb anp erd ag ang an o rang b erhak m em p ero leh
setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau
rehab ilitas i kes ehatan, rehab ilitas i s o s ial,
perlakuan yang merendahkan derajat martabat
dan reintegrasi sosial p em ulang
dari an,
pemerintah apabila yang
manusia
bersangkutan mengalami penderitaan baik fisik
maupunpsikis akibat tindak pidana perdagangan orang

Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2021


Tahun 2008 tentang Tata Cara dan tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Mekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi Nomor 69 Tahun 2008 tentang GT PP TPPO
dan/atau Korban TPPO

untuk m elind ung i s aks i d an/ atau ko rb an, P em erintah salah satu tugas GT adalah memantau perkembangan
Kabupaten/Kota membentuk PPT yang pelaksanaan perlindungan korban yang meliputi
menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi rehabilitasi, pemulangan, dan reintegrasi sosial
rehab ilitas i s o s ial, p em ulang an d an reinteg ras
kesiehatan
s o s ial,
termasuk advokasi, konseling, dan bantuan hukum ,
PENDEKATAN

Pendekatan ini berupaya


mencegah terjadinya
trauma yang berulang BERPUSAT PADA
(retraumatization)
Berpusat pada kebutuhan
KORBAN
Pendekatan ini penting
dan pertimbangan kondisi (VICTIM -CENTERED untuk memastikan hak-
korban guna memastikan APPROACH) hak spesifik bagi korban
pemberian bantuan yang terpenuhi, seperti
berdasarkan pada: layanan kesehatan
reproduksi bagi
EMPATI perempuan korban
SENSITIF
TPPO
TIDAK MENGHAKIMI
GENDER
NON-STIGMATISASI
Kebutuhan layanan perlindungan kepada korban dapat berubah dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu, penyedia layanan harus melakukan upaya penilaian risiko di setiap
tahapan pemberian layanan.

Beberapa pertimbangan antara lain:


Beberapa korban ingin kembali ke rumah dan dipersatukan kembali dengan keluarganya tetapi ada pula yang
tidak dapat atau tidak ingin segera kembali ke komunitas mereka, dan mungkin perlu diberi konseling,
perawatan medis dan psikologis, dan/atau mencari ganti rugi hukum

Beberapa korban tidak akan bisa kembali sama sekali karena perekrut atau orang lain
di negara/daerah asalnya mungkin terus menjadi ancaman bagi
mereka

Layanan tidak boleh mengecualikan atau mengabaikan kategori individu tertentu, misalnya laki-laki atau korban
perdagangan orang domestik.

Perlindungan harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan memanfaatkan


penyedia layanan dengan keterampilan dan pengalaman
khusus

Kerja sama dengan aktor di luar pemerintah khusus yang dapat membantu pemerintah melindungi korban

Para korban harus memiliki kebebasan dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan
PRINSIP

PENGHORMATAN, PERSETUJUAN

01 PERLINDUNGAN,
DAN PENEGAKAN
HAM
02 SETELAH
PENJELASAN 03 NON-DISKRIMINASI

Memperlakukan korban secara wajar Tindakan-tindakan, kebijakan serta Agar tidak terjadi p eng urang an,
d an m anus iaw i, tid ak b o leh prosedur harus dijelaskan hingga penyimpangan atau
diperlakukan sebagai pelaku karena korban mengerti sebelum meminta hak-hak korban p eng hap us an
akan mengarah pada kriminalisasi persetujuan (Informed Consent)
atau reviktimisasi

PEMENUHAN HAK

04 ANAK DAN
KEPENTINGAN
TERBAIK BAGI ANAK
05 NON-STIGMATISASI
06 HAK ATAS INFORMASI

K ep enting an terb aik anak s elalu Agar tidak memperburuk atau Informasi terkait hak-hak saksi/
diutamakan merendahkan citra diri korban, layanan, upaya hukum,
korban perkembangan kasus, proses
reunifikasi/repatriasi keluarga
PRINSIP

HAK ATAS PENENTUAN NASIB PENANGANAN DAN

07 KERAHASIAAN DAN
PRIVASI 08 SENDIRI DAN
PARTISIPASI 09 PERAW ATAN SECARA
INDIVIDU
Info rm as i yang diberikan o leh Mengupayakan agar korban sejauh Menyadari s ifat ind ivid ualitas
korban, petugas kes ehatan dan mungkin berpartisipasi dalam proses para korband ari
(perbedaan individu,
pemberi layanan lainnya, s erta pembuatan keputusan yang budaya, jenis kelamin, usia, serta
mengenai status hukum korban menyangkut diri mereka pengalaman)

PERAWATAN PENDISTRIBUSIAN KEBUTUHAN

10 BERLANJUT
YANG
KOMPREHENSIF
11 SUMBER DAYA
SECARA MERATA 12 DARURAT KORBAN
TPPO
Perawatan berkelanjutan yang Membantu korban m e ng a k s e s semua Misalnya akses perlindungan dari
komprehensif sesuai dengan kondisi sumber daya dan layanan yang pelaku/rumah aman, akses layanan
fisik, psikologis dan sosial tersedia, termasuk yang diberikan kesehatan karena sakit, dan akses
organisasi nonpemerintah, layanan konseling karena stres
antarpemerintah dan negara
STRATEGI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI SOP

Sosialisasi KIE untuk Advokasi pemangku Meningkatkan koordinasi

meningkatkan pemberian kepentingan pusat dan dan kerjasama antar

layanan daerah untuk keberlanjutan penyedia layanan


pelayanan terpadu

Memanfaatkan dan menyediakan Pendataan dan Kerja sama dalam


S D M yang kompeten serta sarana pelaporan terpadu pemenuhan layanan
prasarana yang dibutuhkan
SOP INI TERDIRI ATAS:

1 5
MANAJEMEN PROSEDUR LAYANAN
PELAYANAN HUKUM
TERPADU

2 6
PROSEDUR LAYANAN PROSEDUR LAYANAN
PEMULANGAN
PENGADUAN/IDENTIFIKA
SI
PROSEDUR LAYANAN PROSEDUR LAYANAN
3 REHABILITASI 7 REINTEGRASI
KESEHATAN SOSIAL
PROSEDUR LAYANAN
8
KOORDINASI, PEMANTAUAN,
4 REHABILITASI EVALUASI, DAN PELAPORAN
SOSIAL
TERDIRI ATAS:

Mekanisme pelayanan
Pembagian peran dan tanggung jawab
1. antar wilayah
Sumber daya manusia
Struktur organisasi
M AN AJEM EN
Kesekretariatan
PELAYANAN
Sarana dan prasarana
TERPADU
Kerja sama antar pemerintah,
masyarakat, dan pihak swasta
Sumber pendanaan
Waktu penyelesaian layanan
MEKANISME PELAYANAN
LAYANAN REHABILITASI KESEHATAN

PELAYANAN NON KRITIS PELAYANAN KRITIS


PELAYANAN SEMI KRITIS PELAYANAN MEDIKOLEGAL

KORBAN IDENTIFIKASI LAYANAN REHABILITASI SOSIAL

DATANG SENDIRI KONTRAK SOSIAL BIMBINGAN MENTAL &


SCREENING
KONSELING AWAL SPIRITUAL
RUJUKAN ASSESSM ENT
KONSELING LANJUTAN PENDAMPINGAN
PENJANGKAUAN RENCANA
RUJUKAN
INTERVENSI

LAYANAN HUKUM

KONSELING HUKUM
PERLINDUNGAN SAKSI DAN / ATAU KORBAN
PENDAMPINGAN BAP, PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN DI
KEPOLISIAN, PENUNTUTAN DI KEJAKSAAN, PEMERIKSAAN
DI SIDANG PENGADILAN
*Tahap - tahap ini tidak selalu berlaku berurutan, namun dalam PENDAMPINGAN PENGURUSAN RESTITUSI
PENYEDIAAN AHLI
implementasinya disesuaikan dengan kebutuhan korban dan / atau saksi
BANTUAN HUKUM
LAYANAN REHABILITASI KESEHATAN

PELAYANAN NON KRITIS PELAYANAN KRITIS


PELAYANAN SEMI KRITIS PELAYANAN MEDIKOLEGAL

LAYANAN LAYANAN
LAYANAN REHABILITASI SOSIAL PEMULANGA REINTEGRASI
KONTRAK SOSIAL BIMBINGAN MENTAL &
N SOSIAL
KONSELING AWAL SPIRITUAL DARI LUAR NEGERI PENYATUAN DENGAN
KONSELING LANJUTAN PENDAMPINGAN KE PROVINSI KELUARGA / KELUARGA
RUJUKAN DI DALAM NEGERI PENGGANTI
KORBAN WNA PEMBERDAYAAN
EKONOMI DAN SOSIAL
LAYANAN HUKUM PENDIDIKAN
MONITORING / BIMBINGAN
KONSELING HUKUM
LANJUT
PERLINDUNGAN SAKSI DAN / ATAU KORBAN
PENDAMPINGAN BAP, PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN DI
KEPOLISIAN, PENUNTUTAN DI KEJAKSAAN, PEMERIKSAAN
DI SIDANG PENGADILAN
PENDAMPINGAN PENGURUSAN RESTITUSI
PENYEDIAAN AHLI
BANTUAN HUKUM
PEMBAGIAN PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ANTAR WILAYAH

PPT PERWAKILAN PPT UNTUK SAKSI


REPUBLIK INDONESIA PPT DI PROVINSI D A N / ATA U KORBAN
DI LUAR NEGERI WARGA NEGARA ASING
(WNA)
1. Penerimaan pengaduan Pemulihan lanjutan, bantuan 1.Pengaduan/identifikasi,
2.Identifikasi korban hukum sesuai tempat fasilitasi, rehabilitasi kesehatan,
3.Fasilitasi rehabilitasi terjadinya tindak pidana (locus rehabilitasi sosial, bantuan
kesehatan delicti) dan pemulangan hukum, serta pemulangan saksi
4.Pemberian bantuan dan/atau korban ke debarkasi
hukum 2.Menyediakan fasilitasi bantuan
5.Pemulangan termasuk menyewa advokat/
konsultan hukum dan
penerjemah resmi untuk proses
persidangan jika diperlukan
PEMBAGIAN PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ANTAR WILAYAH

PPT DI KABUPATEN/KOTA

1.Rujukan pemulangan dan reintegrasi sosial bagi saksi dan/atau korban dari luar negeri,

diidentifikasi oleh Kabupaten/Kota lain, diantarkan oleh kepolisian atau L S M

2.Layanan bantuan hukum, pemulangan, dan reintegrasi sosial untuk saksi dan/atau korban

yang sudah mendapatkan layanan di luar negeri atau provinsi

3.Layanan identifikasi, rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, bantuan hukum, pemulangan,

dan reintegrasi sosial untuk saksi dan/atau korban yang datang langsung.
SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen: Ketua U m u m
Pelaksana: Pekerja sosial atau pendamping sosial, paralegal, advokat, Tenaga konselor, Petugas kesehatan, Penerjemah
Kesekretariatan: sekretaris, petugas humas, tenaga IT, staf pendataan dan pelaporan terpadu
Keuangan
Rumah tangga
Keamanan

STRUKTUR ORGANISASI
PPT SATU ATAP PPT MODEL BERJEJARING

Ketua U m u m
Bidang Layanan Pengaduan/Identifikasi
Ketua Pelaksana
Bidang Layanan Rehabilitasi Kesehatan
S ekretaris / H um as
Bendahara Bidang Layanan Rehabilitasi Sosial
Bidang Layanan Pengaduan/Identifikasi Bidang Layanan Pemulangan
Bidang Layanan Rehabilitasi Bidang Layanan Reintegrasi Sosial
Kesehatan: Bidang Layanan
Bidang Layanan Hukum
Rehabilitasi Sosial Bidang Layanan
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Pemulangan
Bidang Layanan Reintegrasi Sosial
Bidang Layanan Hukum
Bidang Pencatatan dan Pelaporan
KESEKRETARIATAN
Administrasi perkantoran
Administrasi pelayanan: pengaturan mekanisme program-program, penyusunan jadwal kegiatan program; dan menjalin
kemitraan dengan berbagai pihak untuk implementasi pelayanan bagi saksi dan/atau korban

SARANA DAN PRASARANA


Sarana dan prasarana pendukung & Sumber daya manusia

KERJA SAMA PEMERINTAH, MASYARAKAT, DAN SWASTA


Kerja sama antara lain dengan rumah sakit pemerintah atau swasta, L e m b a g a Perlindungan Saksi dan Korban, instansi penegak
hukum, lembaga bantuan hukum, rumah perlindungan sosial, atau pusat trauma milik pemerintah, masyarakat

SUMBER PENDANAAN
APB N

APBD
Sumb
WAKTU PENYELESAIAN LAYANAN
Layanan Identifikasi: selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak laporan diterima.

Layanan Kesehatan: disesuaikan dengan kondisi medis korban.

Layanan Sosial: Dapat dilakukan berdasarkan assesment dari pekerja sosial, sehingga terkait jangka waktu berdasarkan

assesment.

Layanan Pemulangan Dalam Negeri: maksimal 1(satu) minggu setelah dinyatakan siap dipulangkan.

Layanan Pemulangan Dari Luar Negeri ke Dalam Negeri: disesuaikan dengan tiap kasus.

Layanan Pemulangan korban W N A dari Dalam Negeri ke Luar Negeri: disesuaikan dengan tiap
kasus.

Layanan Reintegrasi Sosial: maksimal 2 (dua) minggu setelah dipulangkan sesudah assessment pemberdayaan.

Layanan Hukum: maksimal 7 (tujuh) hari sejak masuknya laporan.


JENIS P E N G AD U A N / I D E N T I F I K AS I
KO R B AN TPPO:

Penjangkauan ke lokasi korban TPPO


2. berada
Korban datang sendiri
P ROSEDU R LAYANAN Korban dirujuk oleh lembaga lain atau
masyarakat
PENGADUAN/
Korban atau keluarga atau masyarakat
IDENTIFIKASI
menghubungi S A PA 129
kegiatan pengamatan dengan
menggali informasi dari orang yang
diduga saksi dan/atau korban TPPO
LANGKAH-LANGKAH LAYANAN PENGADUAN/IDENTIFIKASI

MENENTUKAN ASSESSMENT KEBUTUHAN PE N GA D M IN IS TR A S IA N


S TAT U S K O R B A N S A K S I D A N / ATA U K O R B A N P R O S E S IDENTIFIKASI

1 2 3 4 5 6

WAWA N C A R A P E N Y E L A M ATA N K O R B A N KOORDINASI D A N R U J U K A N


D A N O B S E RVA S I D I L A P O R K A N OLEH KE L AYA N A N L A N J U TA N
PIHAK LAIN D A N PIHAK TERKAIT
BERTUJUAN UNTUK:

3 Menyediakan akomodasi yang aman


dan terlindungi serta dukungan medis
. bagi orang-orang yang teridentifikasi
P ROSEDU R LAYANAN
sebagai saksi dan/atau korban TPPO.
REHABILITASI
KESEHATAN
Memulihkan g a n g g u a n kondisi fisik dan
psikis saksi dan/atau korban TPPO.
LANGKAH-LANGKAH REHABILITASI KESEHATAN

1 2 3 4 5 6

Penerim aan Pemilihan Pemeriksaan Melakukan Dokumentasi Pembuatan visum


rujukan penderita lengkap rujukan medis semua hasil et repertum
saksi dan/atau berdasarkan dilakukan dan temuan dalam dan/atau visum
korban kebutuhan setelah kondisi psikososial rekam medis et repertum
terapi dan gawat darurat psikiatrikum atas
sumber daya teratasi atau permintaan
yang tersedia kondisi pasien penyidik
dan menentukan sudah stabil kepolisian
layanan lanjutan
BERTUJUAN UNTUK:
4
Membantu meringankan, melindungi dan
. memulihkan kondisi fisik, psikologis, sosial
P ROSEDU R LAYANAN
REHABILITASI dan spiritual saksi dan/atau korban
TPPO sehingga mampu menjalankan
SOSIAL
fungsi sosialnya kembali secara wajar.
LANGKAH-LANGKAH REHABILITASI SOSIAL

PENERIMAAN P E N G A D U A N MENYEPAKATI PERENCANAAN


& RUJUKAN JADWAL KONSELING
Berupa data diri, data perkembangan Setelah diberikan informasi tentang kegiatan
kondisi korban, dan rehabilitasi dan hak-hak saksi dan/atau
hasil identifikasi awal korban

1 2 3 4

KONSELING AWA L & PENJANGKAUAN/PENELUSURAN


PEMERIKSAAN KONDISI PSIKIS TERHADAP KELUARGA SAKSI
Menekankan pada penggalian masalah
D A N / ATA U KOR B A N
dan keinginan korban dalam rangka Guna men du k u n g proses pemulangan dan
penyelesaian kasusnya. reintegrasi, sesuai dengan kebutuhan korban
LANGKAH-LANGKAH REHABILITASI SOSIAL

LAYANAN S H E LT E R / R U M A H A M A N
Memperhatikan keterbukaan informasi, pemenuhan hak, fasilitas
PEREKAMAN INTERVENSI
terstandar, akomodasi berbeda untuk yang memiliki pendamping DAN P E R K E M B A N G A N
dan berbeda jenis kelamin, keamanan dan penjagaan lingkungan, KONDISI DALAM D O K U M E N
adanya pendampingan, kebebasan melakukan ibadah dan kegiatan DATABASE SAKSI
lain sesuai identitas, serta kegiatan pengisi waktu yang D A N / ATA U KOR B A N
bermanfaat,

5 6 7 8

REHABILITASI LANJUTAN R EKOMEN D A SI P E N A N G A N A N


Dilakukan konseling oleh pekerja sosial
TINDAK LANJUT
dan petugas pendamping untuk mencari
solusi langkah-langkah penyelesaian
kasusnya
LAYANAN H U K U M MELIPUTI:

konseling hukum
perlindungan saksi dan/atau korban
pendampingan pembuatan B A P
penyelidikan dan penyidikan di
5. kepolisian
pendampingan proses penuntutan di
P ROSEDU R LAYANAN kejaksaan
HUKUM pendampingan proses pemeriksaan di
sidang pengadilan
pendampingan pengurusan restitusi
penyediaan ahli dalam setiap
proses layanan hukum
bantuan hukum
LANGKAH-LANGKAH LAYANAN HUKUM
M E M B A N T U MENGIDENTIFIKASI
DAN MENYIAPKAN BUKTI-BUKTI
Terkait dengan identitas korban, kuitansi
pembayaran makan, kuitansi pembelian tiket
M E N E R I M A LAPORAN SAKSI
pesawat/tiket pesawat beserta boarding pass,
D A N / ATA U KOR B A N TPPO airport tax, surat kontrak kerja, slip pembayaran gaji.

1 2 3 4

MENGAJUKAN P E R M O H O N A N MELAKUKAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN


PERLI ND UNGAN KE LPSK Menyampaikan hak-hak korban termasuk restitusi, menyerahkan
D A N / ATA U R U M A H A M A N berkas perkara, termasuk pengajuan restitusi
Membuat Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)
Polisi dan Jaksa Penuntut U m u m berkoordinasi dan bekerja sama
dalam penanganan TPPO
LANGKAH-LANGKAH LAYANAN HUKUM

HAKIM M E M U T U S PERKARA
PR OSES PERADILAN Hakim dapat mempertimbangkan untuk memutuskan
secara profesional, restitusi yang menjadi hak
JPU meneliti berkas perkara, memberikan surat keterangan P21
korban serta melalui putusan Hakim mewajibkan
kepada Kepolisian, melaksanakan pra-penuntutan, pendakwaan,
penuntutan dan pengajuan restitusi, dan eksekusi pelaku TPPO memberikan restitusi kepada korban

5 6 7 8

PEMBLOKIRAN LPSK, ADVOKAT, ATAU PA R A L E G A L / P E N D A M P I N G


HARTA KEKAYAAN H U K U M M E M B A N T U DAN M E N D A M P I N G I
TER S AN G KA/ TER D AKW A Membantu dan mendampingi dalam hal:
Setiap tahapan proses sidang peradilan pidana
PELAKU TPPO Mengajukan gugatan perdata
Menyiapkan kondisi fisik dan psikis dalam setiap tahap proses peradilan
pidana, perdata, dan administrasi
Pada kasus anak, wajib mendampingi dan merekam sebagai alat bukti
untuk mewakili kehadiran di sidang pengadilan
Wajib mematuhi peraturan perundang-undangan terkait hak dan
dukungan bagi saksi dan/atau korban penyandang disabilitas
LANGKAH-LANGKAH LAYANAN HUKUM

KOORDINASI D E N G A N PIHAK KEPOLISIAN, MENYEDIAKAN ADVOKAT ATAU


KEJAKSAAN, D A N PENGADILAN DALAM PA R A L E G A L / P E N D A M P I N G H U K U M
PEMA NTAUA N P R OSES H U K U M APABILA TPPO TERJADI DI LUAR NEGERI

9 10 11

SETIAP TAHAPAN DALAM PROSED UR


B A N T U A N H U K U M DIREKAM DALAM B U K U
REKAM K A S U S D A N DIADMINISTRASIKAN
DALAM SI STEM DATABASE
BERTUJUAN UNTUK:

6 Menjamin keselamatan, keamanan, dan


. pemindahan secara sukarela korban
P ROSEDU R LAYANAN ke tempat daerah asal atau tempat
PEMULANGAN pemulangan yang tepat dengan
menghubungi pihak-pihak terkait
LANGKAH-LANGKAH PEM ULANGAN

MENYIAPKAN SAKSI
MEMFASILITASI
D A N / ATA U KOR B A N TPPO
MODA MENYIAPKAN FORMULIR
Terkait kondisi fisik,
psikologis, sosial dan ekonomi TRANSPORTASI YANG PEMULANGAN
DIBUTUHKAN SUKARELA

1 2 3 4 5 6

M E N G H U B U N G I KELUARGA MENYIAPKAN M E M B U AT BERITA


Atau menghubungi GT PP TPPO daerah
PEN D A MPI N G PERJALANAN ACARA SERAH TERIMA
asal jika kontak keluarga belum diketahui
Jika ada kondisi medis dan psikologis yang
tidak memungkinkan dan jika berusia anak
JENIS-JENIS PEMULANGAN S A K S I / K O R B A N TPPO
BERADA DI LUAR NEGERI ANTAR PROVINSI

Merujuk pada: GT PP TPPO Provinsi lokasi TPPO berkoordinasi dengan


S O P Kementerian Luar Negeri GT PP TPPO Provinsi asal korban
S O P Kementerian Ketenagakerjaan Perangkat Daerah yang membidangi ketenagakerjaan
S O P BP2 MI Provinsi atau UP T BP2MI Provinsi memulangkan korban
Jika diserahkan kepada GT PP TPPO Pusat maka
Jika W N I menjadi saksi atas kasus TPPO, maka pemulangan Kementerian Sosial berperan memulangkan Korban TPPO
dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri dari titik kedatangan ke rumah korban

ANTAR KABUPATEN/KOTA WARGA NEGARA ASING


GT PP TPPO Kabupaten/Kota lokasi TPPO berkoordinasi GT PP TPPO kabupaten/kota atau provinsi merujuk
dengan GT PP TPPO Kabupaten/Kota asal korban pada GT PP TPPO Pusat untuk berkoordinasi
Perangkat Daerah yang membidangi ketenagakerjaan dengan Kementerian Luar Negeri (Direktorat
Kabupaten/Kota atau UP T BP2 MI Kabupaten/Kota Konsuler)
memulangkan korban
Jika W N A tidak memiliki perwakilan di
Jika Kabupaten/Kota tidak dapat membantu, maka
Indonesia maka berkoordinasi dengan
menghubungi GT PP TPPO Provinsi / UP T BP2MI Provinsi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
atau GT PP TPPO Pusat / BP2 MI Pusat
BERTUJUAN UNTUK:

Meningkatkan keberdayaan saksi


dan/atau korban TPPO sehingga dapat
menjalani kehidupannya kembali.

7. PPT diharapkan dapat menyediakan


tempat tinggal dan sumber
P ROSEDU R LAYANAN penghasilan sementara sampai saksi
REINTEGRASI dan/atau korban TPPO tersebut
SOSIAL mandiri.
Dalam hal saksi dan/atau
korban adalah anak, reintegrasi
ke dalam lembaga sosial atau
panti hanya dilakukan sebagai
pilihan terakhir
LANGKAH-LANGKAH REINTEGRASI SOSIAL

1 2 3

PRE-REINTEGRASI SOSIAL A S S E S S M E N T (PENILAIAN) PELAKSANAAN REINTEGRASI SOSIAL


Kajian rekam kasus dan rekomendasi Kebutuhan reintegrasi saksi termasuk Asesmen lanjutan untuk penyiapan saksi dan/atau
reintegrasi yang dibuat oleh PPT perujuk potensi ekonomi, pendidikan, kesehatan, korban TPPO, keluarga, dan lingkungan
Penelusuran keluarga dan lingkungan dan lingkungan sosial di daerah Memberikan keterangan status sekaligus dokumen
Assessment keluarga atau keluarga pemulangan yang dibutuhkan jika kehilangan dokumen diri
pengganti Keputusan reintegrasi dilakukan oleh PPT Pemberian bantuan reintegrasi berkoordinasi dengan
Menanyakan persetujuan untuk Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota Pemerintah Kabupaten/Kota (Pendidikan, Pelatihan,
mendapatkan pelayanan reintegrasi berdasarkan asesmen kebutuhan Magang, Informasi Layanan dan Hak, serta Bantuan
Membuat rencana intervensi yang Modal Usaha)
mencerminkan prinsip-prinsip HAM,
gender, dan anak
LANGKAH-LANGKAH REINTEGRASI SOSIAL

M O N I TO R I N G / B I M B I N G A N LANJUT
Paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan atau sesuai dengan kebutuhan
korban Dilakukan melalui kunjungan langsung, telepon, dan lainnya
Monitoring mencakup keberhasilan dan hambatan yang dialami dalam reintegrasi,
status kesehatan, mengalami pelecehan atau kekerasan seksual setelah
pemulangan, dan mengalami ancaman dari pelaku TPPO
Dilakukan oleh petugas PPT berkoordinasi dengan keluarga dan instansi terkait
Apabila pihak keluarga/orang tua diduga adalah pelaku TPPO maka dapat
berkoordinasi dengan Kepolisian untuk jaminan perlindungan korban TPPO
8 BERTUJUAN UNTUK:
.
KOORDINASI, Menjamin sinergitas dan kesinambungan
PEM AN TAU AN , langkah-langkah pemberian layanan bagi
EVALUASI, saksi dan/atau korban secara terpadu
DAN
PELAPORAN
KOORDINASI PEM AN TAU AN

Membahas: Memperhatikan:
Perencanaan penyelesaian kasus Kesesuaian proses dengan perencanaan
Gelar kasus Kesesuaian dalam pencapaian tujuan
Pemecahan masalah Penggunaan sumber daya yang efektif
dan efisien
Pada koordinasi, harus terdapat kejelasan pihak yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan layanan tersebut Dilakukan untuk mengetahui perkembangan pemberian
layanan dan memastikan akuntabilitas PPT

EVALUASI PELAPORAN
Meliputi: Berisi:
Evaluasi tahunan Data kasus
Evaluasi pertengahan periode Data pemberian layanan
Evaluasi akhir periode Hambatan pemberian layanan
Pelaksanaan koordinasi
Digunakan untuk meningkatkan kinerja PPT, bahan
Hasil pemantauan dan
penyusunan rancangan kebijakan, bahan penyusunan evaluasi
perencanaan nasional dan daerah dalam pencegahan dan
penanganan TPPO
PEREMPUAN
BERDAYAANAK
TERLINDUNGI
INDONESIA MAJU

Anda mungkin juga menyukai