Anda di halaman 1dari 18

MERAWAT

KEBHINEKAAN DALAM
BINGKAI NKRI
Disampaikan pada kegiatan Pembekalan Pengurus FPK Kecamatan, Selasa, 12
Desember 2023

Disampaikan oleh :
Dr. H. DONY AHMAD MUNIR, S.T., M.M.
(Bupati Sumedang Periode 2018-2023)
Curriculum Vitae

1. Data Pribadi 4. Pelatihan & Kegiatan International

• Nama : Dr. H. Dony Ahmad Munir,S.T.,M.M • Political Leadership Angkatan Kesatu, NDI (National Democratic
Institue) Tahun 2000
• Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 5 Desember 1973 • Mengikuti NCSL (National Conference State of Legislator) di Amerika
• Jenis Kelamin : Laki-Laki Serikat Tahun 2003
• Agama : Islam • Training Semaul Undong di Korea Selatan Tahun 2009
• Menjadi Narasumber Untuk Pelatihan Anggota Dewan Saudi Arabia,
Casablanca, Maroko Tahun 2010
2. Pendidikan Terakhir • Menjadi Narasumber Side Effect G20, Bali Tahun 2022
• Menjadi Narasumber di Rakornas Forkopimda Seluruh Indonesia Tahun
2023
• S3 Akuntansi Universitas Padjadjaran (Unpad)

3. Riwayat Pekerjaan

• Asisten Dosen STTG Garut 1995 – 1997


• Anggota DPRD Kabupaten Sumedang 1997 - 2009
• Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat 2009 - 2014
• Anggota DPR RI 2014 – 2019
• Bupati Sumedang 2018 - 2023

2
3
TANTANGAN KEBANGSAAN
Menurut TAP MPR No.VI Tahun 2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa

Masih lemahnya penghayatan dan pengamalan


agama serta munculnya pemahaman terhadap
ajaran agama yang keliru dan sempit.
I
N Pengabaian terhadap kepentingan daerah serta
timbulnya fanatisme kedaerahan.
T
E Kurang berkembangnya pemahaman dan
penghargaan atas kebhinnekaan dan
kemajemukan
R
N Kurangnya keteladanan dalam sikap dan
perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa.
A
L Tidak berjalannya penegakan hukum secara
optimal
4
TANTANGAN KEBANGSAAN
Menurut TAP MPR No.VI Tahun 2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa

Pengaruh Globalisasi
E kehidupan yang
K semakin meluas dan
persaingan antar
S bangsa yang semakin
T tajam.
E
R Makin Kuatnya
N intensitas intervensi
A kekuatan global dalam
perumusan kebijakan
L nasional.
6
KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA

Dasar dan Ideologi Negara

Filosofische Grondslag PANDANGAN


yaitu sebagai HIDUP
fondamen, filsafat,
pikiran yang mendalam
PANCASILA (WAY OF LIFE)

PEMERSATU
BANGSA
8
PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
SIDANG PERTAMA BPUPKI PANITIA KECIL/PANITIA SIDANG PPKI
(Ir. SOEKARNO SEMBILAN (PANCASILA DALAM
MENAWARKAN 5 PRINSIP (PANCASILA DALAM PEMBUKAAN
DASAR NEGARA YANG PIAGAM JAKARTA) UUD TAHUN 1945)
DIBERI NAMA PANCASILA) 22 JUNI 1945 18 AGUSTUS 1945
1 JUNI 1945

PIAGAM JAKARTA PANCASILA


DASAR 1. Ketuhanan Dengan
NEGARA/PANCASI Kewajiban Menjalankan 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Syariat Islam Bagi Pemeluk- 2. Kemanusiaan Yang Adil
LA Pemeluknya
Dan Beradab
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan
3. Persatuan Indonesia
1. Kebangsaan Indonesia Beradab
3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan Yang Dipimpin
2. Internasionalisme Atau 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Peri-kemanusiaan Oleh Hikmat Kebijaksanaan Kebijaksanaan Dalam
Dalam Permusyawaratan / Permusyawaratan /
3. Mufakat Atau Demokrasi
Perwakilan Perwakilan
4. Kesejahteraan Sosial 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh 5. Keadilan Sosial Bagi
5. Ketuhanan Rakyat Indonesia Seluruh Rakyat Indonesia

Rangkaian dokumen sejarah perumusan Pancasila yang bermula dari 1 Juni 1945, 22 Juni 1945,
hingga teks final 18 Agustus 1945, dapat dimaknai sebagai satu kesatuan dalam proses kelahiran
Pancasila sebagai dasar negara. (Sumber: Buku Empat Pilar MPR, 2012, hal 41)
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 25
SEBAGAI HUKUM DASAR

UNDANG-UNDANG DASAR
mengatur 4 hal penting :

1. Prinsip kedaulatan rakyat


dan negara hukum.
2. Pembatasan kekuasaan
organ-organ negara.
3. Mengatur hubungan
antar lembaga-lembaga
negara.
4. Mengatur hubungan
kekuasaan antar
lembaga-lembaga negara
dengan warga negara.

Merupakan hukum dasar tertulis dan tertinggi


serta merupakan puncak dari seluruh
peraturan perundang-undangan.
26
SEJARAH PERJALANAN UNDANG-UNDANG DASAR

KONSTITUSI UUD 1945


UUD 1945 RI SERIKAT UUD
1949 SEMENTARA UUD NRI
1950 Dekrit Tahun 1945
18 AGUSTUS 27
17 AGUSTUS Presiden Hasil
1945 S.D. 27 DESEMBER
1950 S.D. 5 5 JULI 1959 Perubahan
DESEMBER 1949 S.D. 17
JULI 1959 S.D. TAHUN
1949 AGUSTUS
1. Masa peralihan
1999
1. Di bagian 1. Perubahan
1. Banyak negara 1. Lembaga
revolusi fisik 1950
bagian yang konstituante
konsideran
disebutkan bahwa
pertama tahun
belum tuntas 1999, ditetapkan
tidak tunduk selama 2,5 Piagam Jakarta
2. Rongrongan tertanggal 22 juni
Tanggal 19
kepada Tahun belum Oktober 1999.
penjajah tidak 1945 menjiwai UUD
pemerintah dapat 1945 dan adalah 2. Perubahan kedua
mengakui
federal menyelesaikan merupakan suatu tahun 2000,
kemerdekaan
2. Wibawa tugasnya rangkaian kesatuan ditetapkan
Indonesia dengan Konstitusi
pemerintah 2. Rapat tidak tanggal 18
3. Praktek tersebut
berkurang memenuhi Agustus 2000.
penyelenggaraan 2. Menetapkan UUD
3. Dari 16 negara Kuorum 1945 berlaku lagi 3. Perubahan ketiga
negara
bagian hanya 3 3. Situasi tanah air bagi segenap tahun 2001,
menggunakan ditetapkan
negara bagian semakin genting bangsa Indonesia
sistem dan seluruh tanggal 9
yang tunduk : 4. Tanggal 5 Juli
parlementer tumpah darah November 2001.
negara republik 1959 Presiden
sedangkan UUD Indonesia terhitung
4. Perubahan
indonesia , mengeluarkan mulai hari tanggal
1945 keempat tahun
Indonesia timur, Dekrit untuk penetapan dekrit ini
menggunakan 2002, ditetapkan
dan negara kembali ke UUD dan tidak
sistem berlakunya lagi tanggal 10
sumatera timur 1945
Presidensiil UUDS 1950 Agustus 2002.
61
PILIHAN BENTUK NEGARA

Dalam sidang BPUPKI yang membahas rancangan Undang-Undang Dasar,


mengenai pilihan bentuk negara. Ada anggota yang mengusulkan bentuk
Negara Kesatuan (unitarisme) dan ada yang mengusulkan bentuk Negara
Serikat (Federalisme)

Dari risalah sidang BPUPKI tercatat ada 17 (tujuh belas) orang yang
mengusulkan Negara Kesatuan (uni) dan ada 4 (empat) orang yang
mengusulkan Negara Federal

1. Dipilihnya Negara Kesatuan oleh Anggota BPUPKI dikarenakan Negara


Kesatuan dianggap lebih menjamin persatuan yang kuat.
2. Sedangkan bentuk negara federasi adanya syarat membentuk beberapa
negara bawahan terlebih dahulu sebelum membentuk Negara Republik
Indonesia Serikat sebagai negara atasan.
62
BENTUK NEGARA INDONESIA

1. Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan,


yang berbentuk Republik Pasal 1 Ayat (1).

2. Negara Kesatuan Republik Indonesia


merupakan bentuk negara yang dipilih
sebagai komitmen bersama para pendiri
bangsa.

3. Nega­ra kesatuan adalah bentuk yang


ditetapkan sejak awal berdirinya negara
Indonesia dan dipan­dang pa­ling tepat untuk
mewadahi ide persatuan sebuah bang­sa yang
majemuk ditin­jau dari berbagai latar be­
lakang.
4. Negara Kesatuan adalah suatu negara yang
hanya mempunyai satu pusat pemerintahan
yang mengatur seluruh daerah tidak ada
negara dalam negara, satu kepala negara,
satu badan legislatif yang berlaku bagi
seluruh wilayah negara bersangkutan.
63
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BATAS WILAYAH

BATAS ZEE

• 17.504 Pulau
• 3 Zona Waktu
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang
(Pasal 25A) **
64
WILAYAH NEGARA DAN DEKLARASI JUANDA

1. Tanggal 13 Desember 1957 1. Deklarasi Juanda, Indo­nesia


pemerintah Indonesia menge­luar­­ menganut konsep negara
Pengakuan kan Deklarasi Djuanda kepulauan yang ber­ciri
masyarakat interna­ 2. Penentuan batas laut 12 mil yang Nusantara (archi­pelagic state).
diukur dari garis-garis yang 2. Konsep itu kemu­dian diakui
sio­nal mengenai menghubungkan titik terluar pada dalam Konven­si Hukum Laut
pulau-pulau Negara Republik PBB 1982 (UNCLOS 1982 =
batas laut teritorial Indonesia akan ditentukan United Nations Convention on
Indonesia hanya dengan Undang-undang. the Law of the Sea) yang
3. Deklarasi Juanda menegaskan ditandatangani di Mon­tego
sepanjang 3 mil laut bahwa Indonesia merupakan satu Bay, Jamaika, tahun 1982.
terhitung dari garis ke­sa­tuan wila­yah Nusan­tara. Laut
bukan lagi sebagai pemisah,
3. Indonesia me­ra­­tifikasi UNCLOS
1982 tersebut dengan mener­
pantai pasang surut tetapi sebagai pemersatu bangsa bitkan Undang-Undang Nomor
Indonesia. Prinsip ini kemudian 17 Tahun 1985.
terendah ditegaskan melalui Peraturan
4. Se­jak itu dunia internasional
Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 4/PRP/1960 mengakui Indonesia seba­gai
tentang Perairan Indonesia. negara kepulauan.

Berkat pandangan visioner Deklarasi Djuanda, Bangsa Indonesia akhirnya


memiliki tambahan wila­yah se­luas 2.000.000 kilo meter persegi, termasuk
sumber daya alam yang dikandungnya.
65
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
DALAM UNDANG-UNDANG DASAR

Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik


[Pasal 1 (1)]

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan


daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang.
[ Pasal 18 (1)**]

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang


bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang
[Pasal 18B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat


beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang
[Pasal 18B (2)**]

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang.
(Pasal 25A**)

Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat


dilakukan perubahan.
[Pasal 37 (5)****]
66
ISTILAH DAN PENGERTIAN BHINNEKA TUNGGAL IKA

Istilah Bhinneka Tunggal Ika ditulis oleh Mpu Tantular dalam Kitab Sutasoma yang
terjemahan isinya berbunyi :
“bahwa agama budha dan siwa (hindu) merupakan zat yang berbeda tapi nilai-nilai
kebenaran jina (budha) dan siwa (hindu) adalah tunggal. Terpecah belah tetapi satu jua
artinya tidak ada dharma yang mendua”

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi pembicaraan terbatas pada sidang-sidang
BPUPKI antara Muhammad Yamin, Ir. Soekarno, I Gusti Bagus Sugriwa sekitar dua setengah
bulan sebelum proklamasi

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diusulkan oleh Muhammad Yamin kepada Ir. Soekarno
agar dijadikan semboyan negara.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua. Bhinneka
Tunggal Ika oleh pendiri bangsa diberikan penafsiran baru karena dinilai relevan
dengan keperluan strategis Bangsa Indonesia, yang memiliki makna, walaupun di
Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, budaya, adat, bahasa, dan lain
sebagainya namun tetap satu kesatuan sebangsa dan setanah air.
BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI 67
SEMBOYAN NEGARA
SEMBOYAN
KEANEKARAGAMAN SUMPAH PEMUDA BHINNEKA TUNGGAL
IKA
1. Bangsa yang majemuk 1. Kami putra dan putri 1. Ikrar untuk bersatu padu
memiliki jumlah penduduk mendirikan Negara
Indonesia mengaku
yang cukup besar
bertumpah darah yang Kesatuan Republik
2. Memiliki bahasa daerah yang satu, tanah air Indonesia
berbeda beda
Indonesia
3. Mempunyai suku bangsa yang
beragam 2. Kami putra dan putri 2. Cita-cita membangun
4. Mempunyai agama yang Indonesia mengaku sebuah bangsa Indonesia
berbeda berbangsa yang satu, yang bersatu
5. Warna kulit bermacam macam bangsa Indonesia
3. Semboyan yang
6. Adat istiadat dan mengungkapkan rasa
3. Kami putra dan putri
7. Banyak lagi perbedaaan Indonesia menjunjung persatuan dan kesatuan
lainnya yang berasal dari
bahasa persatuan,
keanekaragaman
bahasa Indonesia

Semboyan adalah Perkataan atau kalimat pendek yg dipakai sebagai dasar tuntunan (pegangan hidup);
inti sari suatu usaha dan sebagainya; slogan; moto.
KEKAYAAN DAN KEBERAGAMAN BANGSA 68

JUMLAH
PENDUDUK
+ 255 JUTA
JIWA (BPS
FLORA DAN 2015) 2500
FAUNA BAHASA
BERANEKA DAERAH
RAGAM (BPS 2010)

BERAGAM 1.340
ADAT SUKU
ISTIADAT BANGSA
(BPS 2010)

BERAGAM
6 AGAMA
BUDAYA
69
BHINNEKA TUNGGAL IKA
DALAM UNDANG-UNDANG DASAR
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari
jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang
tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
[Pasal 6A (3)***]
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang.
[ Pasal 18 (1)**]

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat
istimewa yang diatur dengan undang-undang.
[Pasal 18B (1)**]
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
[Pasal 18B (2)**]
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
(Pasal 25A**)
Yang menjadi warga negara ialah orang orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara.
[Pasal 26 (1)**]
Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
[Pasal 29 (2)]
Negara memajukan kebudayaan nasional lndonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
[Pasal 32 (1)****]
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
[Pasal 32 (2)****]
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
(Pasal 36A**)

Anda mungkin juga menyukai