Anda di halaman 1dari 42

MATERI KE 1

PENGERTIAN FUNGSI DAN KEDUDUKAN


BAHASA INDONESIA

OLEH : RISTI LIA SARI SEI, MSi


 Apa itu BAHASA?
 Bahasa apa saja yang Anda kuasai?
 Seberapa dekatnya Anda dengan Bahasa Indonesia?
 Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer,
yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial
untuk bekerja sama , berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri.
(Kridalaksana)
 Bahasa Indonesia sebagai salah satu perwujudan
budaya bangsa memiliki sejarah perkembangan yang
unik, yaitu lahir mendahului kemerdekaan kita. Setelah
itu, bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang sebagai
bahasa perjuangan politik kebangsaan. Bahasa
Indonesia telah digunakan sebagai salah satu sarana
untuk meletakkan dasar kesadaran bersama terhadap
nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa.
 Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu Bahasa


Melayu merupakan sebuah bahasa Austronesia yang
digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di
nusantara
 Lanjutan
Untuk pertama kalinya, istilah Bahasa Melayu
disebutkan sekitar 683-686 M. Angka ini tercantum
pada beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuno dari
Palembang dan bangka. Prasasti-prasasti ini sudah
menggunakan aksara pallawa atas perintah raja
Sriwijaya yang berjaya pada abad ke-7 dan ke-8. Selain
itu, Wangsa Syailendra juga meninggalkan beberapa
prasasti Melayu Kuna di Jawa Tengah. Berbagai batu
bertulis (prasasti) yang ditemukan itu seperti Prasasti
Kedukan Bukit tahun 683 di Palembang, Prasasti
Talang Tuo tahun 684 di Palembang, Prasasti Kota
Kapur tahun 686 di Bangka Barat, dan Prasasti Karang
Brahi tahun 688
 Bahasa Melayu memiliki dua bentuk, yaitu melayu
pasar dan melayu tinggi
Melayu Pasar sering dipakai dalam kehidupan sehari-
hari. Bentuk ini mudah dimengerti, memiliki toleransi
kesalahan yang tinggi, dan fleksibel dalam menyerap
istilah dari bahasa lain.
 Melayu Tinggi merupakan bentuk yang lebih resmi.
Pada masa lalu bentuk ini digunakan kalangan keluarga
kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya dan Jawa. Bentuk
ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus,
penuh sindiran, agak sulit dimengerti disbanding
Melayu Pasar, tingkat toleransi kesalahan yang rendah,
dan tidak ekspresif sperti bahasa Melayu Pasar.
 Kelahiran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia dianggap lahir atau diterima
keberadaannya pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
yang menyebut sebagai bahasa persatuan. Namun,
secara resmi, bahasa Indonesia baru diakui
keberadaannya pada tanggal 18 Agustus 1945.
Undang-Undang Dasar RI 1945 Pasal 36 menyebut
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia
 Pemerintah saat itu menyetujui pemilihan bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu tuturan
Riau. Presiden Soekarno tidak memilih bahasa Jawa
yang merupakan bahasanya sendiri dan juga bahasa
mayoritas pada saat itu.
 Adapun pertimbangan pilihan bahasa Melayu tuturan
Riau sebagai berikut:
1. Suku-suku lain di Republik Indonesia akan merasa
dijajah oleh suku Jawa jika menggunakan bahasa
Melayu tuturan Jawa.
2.Bahasa Melayu Riau lebih mudah dipelajari dibanding
bahasa Jawa. Bahasa Jawa memiliki tingkatan bahasa
(halus, biasa, dan kasar). Tingkatan ini digunakan untuk
orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun
pangkat dan kesan negatif sering muncul jika
3. Suku Melayu berasal dari Riau. Sultan Malaka yang
terakhir juga lari ke Riau setelah Malaka direbut oleh
Portugis. Selain itu, bahasa Melayu Riau paling
sedikit terpengaruh bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu,
Ke, ataupun dari bahasa lainnya.

4. Menumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme


negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei, dan
Singapura yang juga menggunakan bahasa Melayu
dan nasibnya sama dengan Indonesia, yaitu dijajah
Inggris.
 Perkembangan Bahasa Indonesia
1. Cikal bakal ejaan bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Melayu yang ditetapkan pada tahun 1901.
Pada tahun inilah Ch. A. van Ophuijsen membuat
ejaan resmi bahasa Melayu yang dimuat dalam Kitab
Logat Melayu.

2. Sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi


nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan
Rakyat) didirikan pemerintah pada tahun 1908. badan
penerbit ini berubah menjadi Balai Pustaka pada tahun
1917. Balai Pustaka ini menerbitkan buku-buku novel
seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku
penuntun bercocok tanam, penuntun
3. Pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda dari
beberapa daerah, seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, dll.
berkumpul. Peristiwa ini dikenal dengan Sumpah
Pemuda. Salah satu butir dalam Sumpah Pemuda
sangat penting dalam perkembangan bahasa Indonesia.
Pada saat inilah bahasa Indonesia dianggap sebagai
bahasa persatuan.
4. Sebuah angkatan sastrawan muda yang dipelopori
oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Sanusi Pane, Armijn
Pane, dll. berusaha melawan kebijakan yang dibuat
oleh badan penerbit yang sudah ada, yaitu Balai
Pustaka. Kelompok sastrawan ini dikenal dengan nama
Pujangga Baru. Nama Pujangga Baru berasal dari nama
sebuah majalah yang terbit pada tahun 1933.
5. Kongres Bahasa Indonesia I dilakukan di Solo pada 25-
28 Juni 1938. Hasil kongres ini secara umum
menyimpulkan bahwa usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia dilakukan secara sadar
oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
6.Kemerdekaan Indonesia juga menetapkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara. Hal ini sebagaimana
dituangkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945 Pasal
36. Undang-Undang Dasar 1945 ini ditandatangani sehari
setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya tanggal 18
Agustus 1945 .
7. Ejaan bahasa Melayu buatan van Ophuijsen pada
tahun 1901 sudah tidak dipakai dalam kaidah bahasa
Indonesia. Hal ini disebabkan pada tanggal 19 Maret
1947 telah diresmikan penggunaan Ejaan Republik
(Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van
Ophuijsen. Jadi, ejaan van Ophuijsen sudah berlaku
selama 46 tahun sebelum diganti Ejaan Republik.
8. Pada tahun 1953 Kamus Bahasa Indonesia yang
pertama diterbitkan. Kamus ini dibuat oleh
Poerwadarminto. Dalam kamus itu tercatat jumlah lema
(kata) dalam bahasa Indonesia mencapai 23.000.
9.Kongres Bahasa Indonesia II dilaksanakan pada 28
Oktober s.d. 2 November 1954 di Medan. Hasil
kongres mengamanatkan untuk terus-menerus
menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat
sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai
bahasa negara.
10. Melalui pidato kenegaraan H.M. Soeharto selaku
Presiden Republik Indonesia di hadapan sidang DPR
pada tanggal 16 Agustus 1972, Ejaan Republik yang
dikenal juga sebagai Ejaan Soewandi diganti dengan
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).
Selain itu, peresmian Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No.
57 tahun 1972.
11. Pada tahun yang sama, tepatnya pada tanggal 31
Agustus 1972, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12. Pada tahun 1976 Pusat Bahasa menerbitkan Kamus
Bahasa Indonesia dan terdapat 1.000 kata baru.
Artinya, dalam waktu 23 tahun hanya terdapat 1.000
penambahan kata baru.
13. Kongres Bahasa Indonesia III diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1978.
Kongres ini bersamaan dengan 50 tahun Sumpah
Pemuda. Selain memperlihatkan kemajuan,
pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia, hasil
kongres ini juga memantapkan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia.
14. Kongres bahasa Indonesia IV diselenggarakan dalam
rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55.
Kongres Bahasa Indonesia IV dilaksanakan di Jakarta
pada 21—26 November 1983. Hasil kongres
menyebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan. Semua warga
negara Indonesia agar menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
15. Kongres Bahasa Indonesia V dihadiri oleh kira-kira
tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh
Nusantara dan peserta tamu dari negara sahabat seperti
Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda,
Jerman, dan Australia. Kongres ini dilakukan di Jakarta
pada 28 Oktober s.d. 3 November 1988. Kongres ini
juga mempersembahkan karya besar Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa berupa Kamus Besar
Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia.
16. Kongres Bahasa Indonesia VI dilaksanakan pada 28
Oktober s.d. 2 November 1993. Kongres ini pun tetap
dilaksanakan di ibukota, Jakarta dan belum pernah
dilaksanakan di daerah-daerah yang lain. Hasil kongres
mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa statusnya ditingkatkan menjadi
Lembaga Bahasa Indonesia. Selain itu, juga
mengusulkan agar Undang-Undang Bahasa Indonesia
disusun.
17. Kongres Bahasa Indonesia VII dilaksanakan 26-30
Oktober 1998 masih di Jakarta. Hasil kongres
mengusulkan agar dibentuk Badan Pertimbangan
Bahasa. Badan ini memiliki anggota dari tokoh
masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian
terhadap bahasa dan sastra.
18. Kongres Bahasa Indonesia VIII dilaksanakan 14—17
Oktober 2003 di Jakarta. Banyaknya negara yang
membuka studi mengenai Indonesia mendorong
panitia mengagendakan pembuatan bahan ajar
pelajaran Bahasa Indonesia untuk para penutur asing.
Hal ini dibuktikan dengan adanya 35 negara yang
telah memiliki pusat studi tentang Indonesia di
perguruan tinggi. Agar para penutur asing itu harus
bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
dibutuhkan pedoman buku ajar.
Selian itu, akan dikembangkan Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia (UKBI). UKBI tidak hanya
ditujukan bagi para warga asing yang akan bekerja di
Indonesia, tetapi juga warga Indonesia sendiri
19. Kongres Bahasa Indonesia IX dilaksanakan pada 28—
31 Okober 2008 di Jakarta.
 Hasil kongres ini menyatakan bahwa bentuk-bentuk

pemakaian bahasa Indonesia yang diajarkan di


sekolah adalah bentuk-bentuk pemakaian bahasa
dari variasi bahasa baku.
 Bentukan bahasa dari berbagai variasi, misalnya

berdasarkan dialek geografi, dialek sosial, register


(digunakan oleh profesi tertentu, misalnya dokter,
pengacara, dsb.) dapat diperoleh siswa dalam
berbagai pemakaian bahasa di masyarakat.
20. Pada Tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan,
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (PUEYD) diganti dengan nama
Pedomam Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
penyempurnaan naskahnya disusun oleh Pusat
Pengembangan dan Pelindungan, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
 Kedudukan Bahasa Indonesia
1. Bab XV, pasal 36  “Bahasa negara adalah bahasa
Indonesia”
2. Kedudukan: 1. BI sebagai Bahasa Nasiona
2. BI sebagai Bahasa Negara
3.Bahasa Nasional, bersumber pada sumpah pemuda
4. Bahasa Negara, bersumber pada UUD 1945
5. UU Nomor 24 Tahun 2009
Isinya tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan
Fungsi Bahasa Indonesia
1. Alat untuk mengungkapkan perasaan atau ekspresi diri
Dengan menggunakan bahasa indonesia kita dapat
menyampaikan suatu pesan kepada orang lain,
misalnya : seseorang yang berkecimpung di bidang
seni dapat mengungkapkan ekspresi dirinya dengan
berpuisi atau menulis lagu yang merupakan isi dari
perasaannya.
2. Alat komunikasi
Bahasa Indonesia juga merupakan alat komunikasi
antar manusia, apabila tidak ada bahasa maka antar
sesama manusia tidak dapat berinteraksi atau
berkomunikasi satu dengan yang lainnya
3. Alat untuk beradaptasi
Bahasa Indonesia juga merupakan alat untuk kita
beradaptasi sesuai dengan lingkungan dimana kita
berada. Misalnya seseorang dari suatu daerah pindah ke
Jakarta yang umumnya menggunakan bahasa
Indonesia, maka agar bisa beradaptasi seseorang
tersebut harus menggunakan bahasa Indonesia.
4. Alat untuk integrasi/penyatuan
Indonesia memiliki banyak bahasa daerah yang
digunakan di daerah-daerah tertentu. Oleh karena itu
apabila tidak ada bahasa indonesia maka kita tidak
dapat berkomunikasi dengan baik antar satu daerah
dengan yang lainnya. Dalam hal ini bahasa indonesia
memiliki fungsi untuk integrasi/penyatuan.
5. Alat kontrol sosial
Kontrol sosial dapat diterapkan kepada diri sendiri atau
kepada masyarakat.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang
sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat
peredam rasa marah Menulis merupakan salah satu cara
yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam
bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah
kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat
melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
6. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional :
a. Kebanggaan Nasional
b. Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Nasional
c. Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu berbagai
masyarakat yang berbeda latar belakang nasional
budaya dan bahasa
d. Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan antar
daerah dan antar budaya
a. Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan
Nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa
Indonesia ‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya
luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang
dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga
dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus
mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan
kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus
memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan
acuh tak acuh. Kita harus bngga memakainya dengan
memelihara dan mengembangkannya.
b. Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia
merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Ini beratri,
dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa
kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai
bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu,
maka kita harus menjaganya jangan sampai ciri
kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan
sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran
bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c. Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu berbagai
masyarakat yang berbeda latar belakang nasional
budaya dan bahasa
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat
Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya
dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan
bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib
yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa
Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab
mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi
‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain
d. Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan antar
daerah dan antar budaya
Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling
berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi
pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang
berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan kemanan (disingkat:
ipoleksosbudhankam) mudah diinformasikan kepada
warganya.
7. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
a. Bahasa resmi kenegaraan
Pembuktian bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi kenegaran ialah digunakannya bahasa Indonesia
dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai
saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam
bentuk lisan maupun tulis
 Lanjutan
b. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan
Pembuktian bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi kenegaran ialah digunakannya bahasa Indonesia
dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai
saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam
bentuk lisan maupun tulis
 Lanjutan
c. Alat penghubung pada tingkat nasional bagi
kepentingan menjalankan roda pemerintah dan
pembangunan
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan
pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada
masyarakat
d. Alat pengembang kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan, seni serta teknologi modern
sebagai fungsi pengembangan kebudayaan nasional,
ilmu, dan teknologi, bahasa Indonesia terasa sekali
manfaatnya. Kebudayaan nasional yang beragam itu,
yang berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam
pula, rasanya tidaklah mungkin dapat disebarluaskan
kepada dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia dengan
bahasa lain selain bahasa Indonesia
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai