PMK 26-TH 2021
PMK 26-TH 2021
Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai
berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 76 Tahun 2016 tentang
Pedoman Indonesian Case Base
Groups (INA-CBG) dalam Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 92), dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
SUBSTANSI PMK 26 TH 2021
Keterangan :
1. digit ke-1 (alfabetik): menggambarkan kode Casemix Pengelompokan menggunakan sistem teknologi
Main Groups (CMG); informasi berupa Aplikasi INA-CBG sehingga
2. digit ke-2 (numerik): menggambarkan tipe kelompok
kasus (Case Groups);
dihasilkan
• 1.075 kelompok kasus yang terdiri dari
3. digit ke-3 (numerik): menggambarkan spesifikasi
kelompok kasus; dan • 786 kelompok kasus rawat inap dan
4. digit ke-4 (romawi): menggambarkan tingkat
• 289 kelompok kasus rawat jalan
keparahan kelompok kasus.
KODE KODE KODE
DESKRIPSI KODE
Pembayaran NO SPESIAL
CMG
SPECIAL CMG
GROUP
INA CBG
DIAGNOSIS
PROSEDU
R
Tambahan 1 DD-01-I Streptokinase I-4-10-I I21.0,
(Top Up) I-4-10-II
I-4-10-III
I21.1,
I21.2,
I21.3,
I21.4,
Terdapat pembayaran tambahan I21.9,
(Top Up) dalam sistem INA-CBG I23.3
untuk kasus–kasus tertentu yang 13 RR-01-II Subdural Grid G-1-10-I 02.93
masuk dalam Special CMG, Electrode G-1-10-II
meliputi: G-1-10-III
1. special procedures; 26 YY-09- Vitrectomy H-1-30-I 14.71,
2. special drugs; III H-1-30-II 14.72,
H-1-30-III 14.73,
3. special investigations; 14.74
4. special prosthesis; 31 II-02-III Magnetic Z-3-16-0 88.92,
5. subacute cases; dan Resonance 88.93,
Imaging (MRI) 88.97
6. chronic cases.
WHODAS
Special CMG untuk 1. versi yang digunakan adalah versi 2.0, yang mengandung 12 (dua belas)
variabel penilaian (s1-s12) dengan skala penilaian 1 (satu) sampai dengan
Subacute Cases dan 5 (lima), sehingga total skor maksimal 60 (enam puluh
Chronic Cases 2. tidak digunakan sebagai dasar untuk pemulangan pasien tetapi sebagai
dasar untuk menghitung Resource Intensity Weight (RIW) pada fase
subakut dan kronis bagi pasien psikiatri dan pasien kusta;
3. penilaian/assessment dilaksanakan pada awal fase subakut (hari ke-43)
a. fase akut : 1 - 42 hari dan awal fase kronis (hari ke-104) yang dihitung sejak hari pertama
pasien masuk;
b. fase subakut : 43 -103 hari
4. penilaian dilakukan dengan metode wawancara langsung (interview)
c. c. fase kronis : 104 -180 hari dan/atau observasi oleh psikiater atau dokter ahli lainnya, dokter umum,
maupun perawat yang terlatih;
d. > 180 hari diklaimkan satu
5. lembar penilaian ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien
episode dengan fase kronis. (DPJP) dengan mencantumkan nama jelas
berlaku di semua FKRTL 6. salinan lembar hasil scoring WHODAS 2.0 yang telah ditandatangani oleh
dengan pelayanan psikiatri dan kusta DPJP dilampirkan sebagai bahan pendukung pengajuan klaim;
memenuhi kriteria lama hari rawat sesuai 7. petugas administrasi klaim atau koder melakukan input hasil scoring
ketentuan di atas. WHODAS 2.0 berupa angka penilaian awal masuk pada periode subakut
dan kronis ke dalam aplikasi INA-CBG pada kolom ADL, selanjutnya
aplikasi INA-CBG akan melakukan penghitungan tarif secara otomatis.
ATURAN KODING SPESIFIK
KONDISI DUGAAN (SUSPEK), GEJALA,
PENEMUAN ABNORMAL, DAN SITUASI TANPA
PENYAKIT
CONTOH
Diagnosis suspek adalah: Diagnosis utama : Neoplasma faring
1. diagnosis sebelum diagnosis Diagnosis sekunder : -
pasti dapat ditegakkan; Tindakan : Pemeriksaan PA dengan hasil jenis tumor tidak
dan/atau diketahui
2. diagnosis yang ditegakkan Dikode
berdasarkan hasil diagnosis utama : D37.0 (Neoplasm of Uncertain or Unknown
pemeriksaan klinis dan/atau Behaviour of Lip, Oral Cavity and Pharynx)
pemeriksaan penunjang. Tindakan: 90.34 (Microscopic examination of specimen from
ear, nose, throat, and larynx, parasitology)
PENGODEAN KONDISI MULTIPEL.
B20.0 HIV disease resulting in mycobacterial infection HIV disease resulting in tuberculosis
B20.1 HIV disease resulting in other bacterial infections
B20.2 HIV disease resulting in cytomegaloviral disease
B20.3 HIV disease resulting in other viral infections
B20.4 HIV disease resulting in candidiasis
B20.5 HIV disease resulting in other mycoses
B20.6 HIV disease resulting in Pneumocystis jirovecii pneumonia HIV disease resulting in Pneumocystis carinii
pneumonia
B20.7 HIV disease resulting in multiple infections
B20.8 HIV disease resulting in other infectious and parasitic diseases
B20.9 HIV disease resulting in unspecified infectious or parasitic disease HIV disease resulting in infection NOS
PENGODEAN KATEGORI KOMBINASI
CONTOH
Diagnosis Utama : Obstruksi
usus
Diagnosis Sekunder : Hernia
inguinalis kiri
Dikode K40.3 (Unilateral
or Unspecified Inguinal
Hernia, With Obstruction,
Without Gangrene) sebagai
diagnosis utama.
PENGODEAN KONDISI AKUT DAN
KRONIS
jika di dalam ICD-10 tidak CONTOH:
menyediakan kategori atau
Diagnosis Utama : Gagal ginjal akut dan kronik
subkategori yang berbeda
untuk masing-masing Diagnosis sekunder : -
kategori, maka kondisi akut Tindakan : -
harus digunakan sebagai
diagnosis utama dan kondisi Dikode
kronis menjadi diagnosis diagnosis utama : N17.9 (Acute Renal Failure,
sekunder. Unspecified)
diagnosis sekunder: gagal ginjal kronik
PENGODEAN KONDISI AKUT DAN
KRONIS
Dikode
CONTOH diagnosis utama: E10.7 (Insulin-Dependent Diabetes
Diagnosis Utama : Mellitus With Multiple Complication)
Diabetes Melitus diagnosis sekunder:
tergantung insulin E10.2† dan N08.3* (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With
dengan nefropati, Renal Complications),
gangren, dan katarak. E10.5 (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With Peripheral
Circulatory Complications)
Diagnosis Sekunder :
E10.3† dan H28.0* (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With
- Ophthalmic Complications)
PENGODEAN DIABETES MELLITUS (E10-
E14)
KEMOTERAPI DAN
RADIOTERAPI SAJA RADIOTERAPI
OPERASI +
KEMOTERAPI/RADIOTER PERAWATAN HANYA UNTUK ANEMIA
API
dikode
diagnosis utama: diagnosis utama : neoplasma
adalah yang diagnosis sekunder : D63.0* (Anaemia in
berhubungan dengan Neoplastic Disease)
tindakan utama.
merujuk kaidah koding dagger (†) dan
asterisk (*)
PALIATIVE CARE
Penetapan dan perawatan paliatif (palliative care) ditetapkan oleh DPJP dan tim multidisiplin paliatif
di FKRTL.
Episode adalah :
Jangka waktu perawatan pasien
Mulai dari pasien masuk Dalam INA CBG’s hanya
Sampai pasien keluar rumah sakit, dikenal 2 episode :
Termasuk : rawat jalan
Konsultasi dan
Pemeriksaan dokter, Rawat inap
Pemeriksaan penunjang
Maupun pemeriksaan lainnya.
EPISODE RAWAT JALAN
Pelayanan IGD lebih dari 6 jam termasuk pasien telah mendapatkan pelayanan
dalam 1 (satu) episode dan diklaimkan rawat
rawat inap yang lama perawatan
inap kelas 3, dengan kriteria sebagai berikut:
kurang dari 6 jam
1. sesuai dengan indikasi medis;
pasien meninggal
2. telah mendapatkan pelayanan rawat inap
3. Secara administrasi telah menjadi pasien
termasuk 1 (satu) episode rawat
rawat inap. inap;
PASIEN DIRAWAT INAP RENCANA OPERASI
adalah kunjungan rawat inap Kondisi yang dikecualikan dari readmisi yaitu sebagai
berikut:
berulang di FKRTL yang
a. dalam kondisi kegawatdaruratan sesuai regulasi
sama yang berlaku;
dengan diagnosis utama yang b. penyakit kronis;
sama dari episode rawat inap c. tindakan/prosedur/post prosedur yang terjadwal
sebelumnya oleh dokter/fasilitas kesehatan sesuai indikasi medis
dan tidak dapat dilakukan dalam satu episode
dalam waktu kurang atau sama
d. kunjungan pada FKRTL yang berbeda atau kelas
dengan 30 hari. FKRTL yang lebih tinggi.
FRAGMENTASI