Hipoglikemia Ns Leo
Hipoglikemia Ns Leo
Implementation of Nursing
Evidence-Based Practices in Managing
Intradialytic Hypoglycemia
LEO GINTING
Faktor yang
• Fenomena Saat Ini Berkontribusi • Pengkajian
• Defenisi • Pencegahan
• Jenis Kelamin, Usia
• Prevalensi • Maintenace Glukosa
• Hemodialisis
• Tanda & Gejala • Terapi
• Sepsis
• Komplikasi lebih lanjut
• CCI, Obat-obatan
HIPOGLIKEMIA
Tatalaksana
INTRADIALISIS
Hemodialisis (HD) merupakan terapi pengganti ginjal bagi pasien Gagal Ginjal
Kronisterapi
Paling banyak diminati dibandingkan dengan (GGK) tahap akhir
Meskipun .
menjadi terapi pilihan dan efektif untuk
pengganti ginjal lainnya. Jumlah pasien yang
penatalaksanaan pasien gagal ginjal terminal, bukan
menjalani HD secara rutin di dunia mencapai lebih
berarti HD bebas dari komplikasi
dari 90% (USRDS, 2021).
Data kejadian hipoglikemia intradialisis masih sangat minim, bahkan data IRR, tidak menyebutkan secara
spesifik bahwa hipoglikemia menjadi salah satu komplikasi intradialisis
Hipoglikemia intradialisis: gangguan neurological,
Terjadinya hipoglikemia intradialisis dapat diakibatkan
gangguan kardiovaskular, gangguan psikologikal ---
oleh multifaktor
kematian (Shi, 2020; Amiel, 2022).
Hipoglikemia Intradialisis:
• GDS ≤ 70 mg/dl dengan atau tanpa
tanda dan gejala hipoglikemia.
• GDS > 70 mg/dl dengan menunjukkan
tanda dan gejala hipoglikemia.
(Kallenbach, 2021; Wolfsdorf & Stanley, 2021).
Pusing, lemah, gelisah, takikardi, keringat dingin,
Whipple’s mual, muntah, gemetaran, gangguan pengelihatan,
Tanda & Gejala gelisah, kesulitan berkonsentrasi, penurunan
triad kesadaran bahkan kematian
(Sharifi et al., 2022)
(Wolfsdorf & Stanley, 2021).
Ginjal mampu memfiltrasi sekitar 163gram glukosa/24 jam, dimana 90% dari glukosa terfiltrasi tersebut akan
direabsorbsi melalui peran SGLT-2 (Sodium Glucose co- Transporter) pada bagian tubulus proksimal, sedangkan
sisanya (10%) akan di absorbsi pada tubulus desenden dan asenden melalui peran SGLT-1, sehingga pada akhirnya
tidak ditemukan glukosa dalam urin (Susanti, 2021). Namun, kemampuan ginjal dalam menjaga homeostatis
glukosa (renal gluconeogensis) mengalami penurunan pada pasien yang mengalami gagal ginjal yang menjalani
dialisis.
Hipoglikemia intradialisis:
• 4,8% (Bartaula, et al, 2019)
• 6,4% (Lidiane, et al, 2022)
PREVALENSI Mengukur kadar gula darah tidak dijadikan sebagai prosedur rutin selama dialisis, sehingga
kejadian hipoglikemia intradialisis tidak terdokumentasi dengan baik.
Jika pemantauan kadar gula darah intradialisis dilakukan secara berkala, maka akan
ditemukan persentase kejadian hipoglikemia intradialisis yang lebih tinggi, misalnya pada
penelitian di Shanghai, China ditemukan insidensi terjadinya hipoglikemia intradialisis
sebesar 57,9% (Lai, et al., 2021).
Sebuah penelitian analisis kohort retrospektif terhadap 243. 222 subjek penelitian
melaporkan insidensi hipoglikemia lebih tinggi pada pasien gagal ginjal kronik (P < 0.0001)
(Moean, 2009 dalam David, 2020).
Di Unit Dialisis sebuah RS di Jaksel, kejadian
hipoglikemia intradialisis cukup tinggi. Hampir setiap hari
ada laporan kejadian hipoglikemia intradialisis yang
memerlukan terapi pemberian dextrose 40% intradialisis.
Onset HI: jam ke-2 intradialisis (28,5%), diikuti jam ke-1 dan jam ke-3 (24,3 % dan 21,5%);
jam 1 sampai jam ke-2 intradialisis (Lai et al., 2021).
Rerata penurunan kadar gula darah setiap jam intradialisis secara berurutan sebagai berikut: jam pertama
sebesar 37,9 mg/dl ± 53,7 standar deviasi, jam ke-2 intradialisis 59,3 ± 69,6 standar deviasi, jam ke-3 67,2
± 79,7 standar deviasi, jam ke-4 mencapai 73,7 ± 84,8 standar deviasi dan pada jam ke-5 sebesar 90,7
mg/dl ± 94,3 standar deviasi.
Rerata Kadar Gula Darah (mg/dl) dan Perubahan Gula Darah Intradialisis pada Pasien
Gagal Ginjal Rawat Inap yang Menjalani Hemodialisis 2023
200 100
91
180 90
182
160
74 80
140 67 70
143 59
126
120 60
80 38 95 40
60 30
40 20
20 10
0
0 0
Pre-HD 1 Jam Intra-HD 2 Jam Intra-HD 3 Jam Intra-HD 4 Jam Intra-HD 5 Jam Intra-HD
3. Gangguan Psikologikal: perasaan yang tidak menyenangkan, stress, cemas dan takut akibat
gangguan proses HD (HD dihentikan sementara)
4. Secara sosial dapat mengakibatkan gangguan dalam aktivitas sosial, pekerjaan yang dibatasi dan
gangguan relasi dengan keluarga maupun lingkungan sosial.
I E N BA R U
R U T I N PA S
PA SI E N
Renal gluconeogenesis?
M ODI ALI SI S
HE
Pada gagal ginjal kronik, kombinasi gangguan klirens insulin,
perubahan metabolisme glukosa, dan proses dialisis membuat
pasien rentan terhadap penurunan kadar gula darah.
Hipoglikemia menyumbang hingga 3,6% penyebab pasien gagal
ginjal masuk ruang rawat inap (Gianchandani, 2017).
Secara umum, pasien yang menderita penyakit komorbid yang lebih banyak, maka risiko mengalami
hipoglikemia semakin meningkat yang diakibatkan gangguan metabolisme glukosa, ditandai dengan
ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan dan ketersediaan glukosa tubuh (Silbert et al., 2018).
Penyakit kronis yang paling sering dikaitkan dengan peningkatan risiko hipoglikemia diantaranya:
penyakit ginjal, penyakit kardiovaskular, gangguan kognitif, depresi dan gagal jantung (Silbert et al.,
2018).
CCI semakin tinggi Malnutrsisi semakin tinggi Hipoglikemia semakin tinggi(Suastika, 2016).
Korelasi antara malnutrisi dan hipoglikemia telah ditunjukkan oleh penelitian Leibovitz (2018) dengan OR
1.982, 95% confidence interval 1.056-3.718, p = 0.033.
Kondisi Klinis/Komorbid Skor
Infark miokardium 1
Penyakit jantung kongestif 1
Penyakit arteri perifer 1
Demensia 1
Penyakit serebrovaskular 1
Penyakit paru kronik 1
Charlson Comorbidity Index
Penyakit jaringan ikat 1
Sistem Skor Untuk Kategori Kondisi Diabetes tanpa komplikasi 1
Klinis/Komorbid Ulkus 1
Penyakit hati kronis atau sirosis 1
Hemiplegia 2
Penyakit ginjal sedang atau berat 2
Diabetes dengan komplikasi 2
Skor masing-masing penyakit komorbid dapat Tumor 2
dikategorikan menjadi 2 kategori yakni komorbid Leukemia 2
rendah apabila total skor CCI 0-1 dan komorbid tinggi Limfoma 2
dengan skor CCI ≥ 2 (Liu et al., 2020). Penyakit hati sedang atau berat 3
Keganasan dengan metastasis 6
AIDS 6
n Nut r i si
Asupa
HD adalah prosedur katabolik, paparan berulang terhadap stimulus ini dapat
menyebabkan hilangnya massa protein dan kapasitas fungsional pasien. Pada
pasien HD, asupan kalori harian diperlukan untuk mempertahan status
nutrisi dan mencegah katabolisme, termasuk katabolisme glukosa. Proses
katabolisme ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan kadar glukosa
dalam darah sehingga terjadi hipoglikemia.
Hipotensi Intradialisis ?
NURSE:
Asupan nutrisi pasien HD harus adekuat:
• Anjurkan pasien untuk makan atau memberikan diet nutrisi per NGT sebelum
HD.
• Jika asupan nutrisi diberikan lewat cairan TPN pastikan tetesan infus lancar
sesuai dengan yang diresepkan dokter atau ahli gizi.
• Perhatikan hemodinamik pasien, untuk mengobervasi terjadinya hipotensi
intradialisis.
Penggunaan Obat Anti
Diabetik
• Hipoglikemia intradialisis
• Spontan: pasien DM yang mengalami kegagalan multiorgan,
malnutrisi dan dengan riwayat konsumsi obat-obatan yang memicu
terjadinya hipoglikemia.
• Iatrogenic: tatalaksana hiperglikemia yang terlalu agresif sehingga
menyebabkan tubuh berespon dengan penurunan kadar gula darah
sehingga terjadi hipoglikemia, dikenal dengan istilah HAAF
(hypoglycemia-associated autonomic failure) (Pratiwi et al., 2020).
2. OAD menyebabkan risiko HI yang signifikan (p 0,045; α 0,05) dengan nilai OR 2,206,
yang berarti pada pasien HD yang mendapat terapi OAD berisiko mengalami hipoglikemia
intradialisis 2,206 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pasien HD yang tidak mendapat
terapi OAD.
NURSE
• Pemeriksaan GDS dengan lebih intensif.
• Perawat dapat merekomendasikan penundaaan pemberian OAD atau
pengurangan dosis OAD kepada dokter penanggung jawab pasien.
Penggunaan Obat Anti
Diabetik
Fluoroquinolon (FQ) merupakan antimikroba spektrum luas, memiliki efikasi baik dan keamanan yang dapat diterima untuk
mengobati infeksi pernapasan, genitorurinari, kulit, gastrointestinal dan jaringan lunak (Kuula et al., 2019).
FQ dapat menimbulkan efek samping yang lebih serius, misalnya gangguan homeostasis glukosa (Kuula et al., 2019). Resiko
terjadinya hipoglikemia akibat FQ lebih besar apabila diberikan secara bersamaan dengan pemberian obat antidiabetik (Korayem,
2017).
Mekanisme terjadinya hipoglikemia yang distimulus oleh pemberian FQ disebabkan karena peningkatan sekresi
insulin.
Secara statistik nilai glukosa darah sebelum dan sesudah pemberian levofloxacin atau ciprofloxacin injeksi pada pasien yang
dirawat inap menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan (p< 0,05) (Douros, et al., 2015.) Penelitian lain
mendapatkan moxifloxacin memiliki risiko hipoglikemia tertinggi, diikuti oleh levofloxacin dan ciprofloxacin (Korayem,
2017) dan ketika pasien menjalani HD, hanya sebagian kecil FQ yang tereliminasi oleh HD (Sweetman, 2009 dalam Susanti,
2021).
β Blocker (BB):terapi esensial yang diberikan kepada pasien yang
mengalami masalah jantung.
Hypoglycemia unawareness
Terapi β-Blocker
Pemberian terapi β B dapat memperlambat dan menekan timbulnya
keluhan dan gejala klinik hipoglikemia (Dungan et al., 2019).
Unawareness
Hypoglycemia
UH: β -B
39,6%. 84,1%
NURSE:
Pemberian terapi β B harus dihindari pada pasien DM karena dapat menyebabkan
memanjangnya periode hipoglikemia dan mengaburkan tanda dan gejala
hipoglikemia/“mask the hypoglycemic symptoms” (Cadavid, 2017).
Penggunaan Obat Salisilat
(Miniaspi/Aspilet) Salisilat: peningkatan penggunaan glukosa perifer akibat
pelepasan fosforilasi oksidatif, penurunan glikoneogenesis hati,
dan peningkatan pelepasan insulin (Mojica, 2021)
Hasil analisis pemodelan akhir multivariat faktor-faktor yang berhubungan signifikan terhadap
HI adalah riwayat HT, riwayat DM, asupan nutrisi, terapi β B, UFG, OAD dan QB.
Variabel dengan nilai OR terbesar adalah asupan nutrisi (OR 6,113)
artinya pasien HD yang memiliki asupan nutrisi tidak adekuat berisiko mengalami hipoglikemia
intradialisis sebesar 6,113 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien yang memiliki status
nutrisi yang adekuat, setelah dikontrol variabel riwayat HT, variabel riwayat DM, terapi β B,
UFG, terapi OAD dan QB.
Kecukupan asupan nutrisi di 1 jam sampai 15 menit sebelum HD dimulai dan pada saat HD
berlangsung harus adekuat. Perawat harus dapat memastikan bahwa setiap porsi makanan
yang direkomendasikan kepada pasien harus habis, paling tidak 75% dari sediaan makanan.
Tatalaksana Hipoglikemia Intradialisis
• Pada saat terjadi hipoglikemia intradialisis, dapat dipastikan kadar gula darah akan
semakin rendah pada jam-jam berikutnya saat hemodialisis masih berlangsung, karena
proses difusi glukosa darah masih terus berjalan.
• Diperlukan observasi kadar gula darah setiap jam selama HD, untuk memastikan kadar
gula darah intradialisis pasien dalam rentang normal, atau jika ditemukan hipoglikemia
intradialisis dapat segera dilakukan intervensi tepat dan cepat
Strategi penanganan dan tatalaksana pasien yang mengalamai
hipoglikemia terdiri atas 3 bagian
Pengkajian:
Pencegahan
Edukasi:
Hipoglikemia Kepatuhan pasien terhadap perubahan pola hidup dan regimen
pengobatan yang direncanakan.
Pemantauan glukosa darah secara mandiri (self monitoring blood
glucose/ SMBG) merupakan strategi utama dalam upaya pencegahan
terhadap tejadinya hipoglikemia.
Identifikasi keluhan dan gejala hipoglikemia secara dini, deteksi
penyebab, tata cara mencegah dan tindakan serta pertolongan pertama.
Strategi penanganan dan tatalaksana pasien yang mengalamai
hipoglikemia terdiri atas 3 bagian
Pengkajian:
Pencegahan
Edukasi:
Hipoglikemia Unmodifiable: intensively observation
Modifiable:
• mengupayakan asupan nutrisi yang adekuat
Pemilihan jenis obat juga perlu mempertimbangkan kondisi pasien, seperti umur,
kemampuan kognitif, aktifitas fisik, pekerjaan, sosial ekonomi, penyakit penyerta dan
adanya komplikasi dari diabetesnya.
On HD ≈ Obat ditunda ?
Terapi Hipoglikemia