Diawali dari Konferensi Colombo pada 28 April 1954, Indonesia melontarkan
gagasan mengenai pertemuan negara-negara Asia-Afrika. Latar belakang diadakannya konferensi ini adalah kesamaan nasib negara-negara di Asia- Afrika pasca-Perang Dunia II. Negara-negara berkembang yang melihat suasana tersebut terdorong untuk mencari jalan keluar membantu meredakan ketegangan dan menciptakan perdamaian dunia. NEGARA MANA SAJA YANG IKUT Pada 15 Januari 1955, surat undangan Konferensi Asia Afrika dikirim kepada kepala pemerintah dari 25 Negara di Asia dan Afrika. Ada satu negara yang menolak undangan tersebut, yakni Federasi Afrika Tengah. Sebab masih dalam kuasa para bekas penjajahnya. Maka dari itu, negara peserta Konferensi Asia Afrika sebagai berikut: 1 1. Afghanistan 6. Kamboja 2. Indonesia 7. Irak 3. Pakistan 8. Arab Saudi 4. Birma (Myanmar) 9. Iran 5. Filipina 10.Ceylon BERAPA LAMA BERLANGSUNGNYA
68 tahun yang lalu Konferensi Asia-Afrika (KAA)
2 dilaksanakan. Konferensi perdamaian dunia ini berlangsung selama 8 (delapan) hari pada 18 s.d. 25 April 1955. Detail Lokasi
Konferensi Asia–Afrika berlangsung di
Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Bandung. Persidangan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo Hasil Hasil Konferensi Konferensi Konferensi Asia Afrika menghasilkan sepuluh prinsip penting yang disebut Dasasila Bandung. Dasasila ini memasukkan prinsip-prinsip dalam piagam PBB dan prinsip-prinsip Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India saat itu. Hasil Konferensi Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan 1 dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.
2 Menghormati kedaulatan dan keutuhan
wilayah semua negara.
3 Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan
derajat semua negara besar dan kecil.
4 Tidak campur tangan di dalam urusan dalam
negeri lain.
5 Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan
Baca artikel detikedu, "Konferensi Asia dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB. Hasil Konferensi Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan 6 pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun.
Tidak mengancam dan melakukan tindak kekerasan terhadap kekerasan
7 terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
8 Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-
kewajiban internasional.
9 Meningkatkan kepentingan dan kerja sama
bersama. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, 10 seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun dengan cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.