Kelompok 6 Ilmu Pendidikan Islam
Kelompok 6 Ilmu Pendidikan Islam
Islam
Pengertian Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaan, mata pencaharian, atau profesinya
mengajar.
Kemudian, Sri Minarti mengutip pendapat ahli bahasa Belanda, J.E.C. Gericke dan T. Roorda, yang menerangkan
bahwa guru berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat, dan pengajar.
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
Kemudian guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu,
tidak harus di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau mushola, di rumah dan sebagainya.
Sementara Supardi dalam bukunya yang berjudul “Kinerja Guru” menjelaskan pengertian guru menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah jalur pendidikan formal.
Pengertian Dosen
UU Nomor 14 Tahun2005 tentang Guru dan Dosen, Pada Bab 1 pasal 1
(2) : Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
Kompetensi Guru
01 Kompetensi Pedagogik
02 Kompetensi Kepribadian
03 Kompetensi Sosial
04 Kompetensi Profesional
Fungsi Guru
Guru sebagai
Guru sebagai pendidik Guru sebagai pelatih
pembimbing
Guru Dalam
Perspektif Islam
Dalam konteks pendidikan Islam, guru adalah semua pihak yang berusaha
memperbaiki orang lain secara Islami. Mereka ini bisa orang tua (ayah-ibu),
paman, kakak, tetangga, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat luas.
Khusus orang tua, Islam memberikan perhatian penting terhadap keduanya
sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, serta sebagai peletak
fondasi yang kokoh bagi pendidikan anak-anaknya di masa depan.
Banyak dalil naqli yang menunjukkan hal ini, misalnya sabda Rasulullah
SAW :
عن أبي هريرة رضي اهللا عنه قال قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم كل مولود
Dalam Islam, sosok guru (agama) sangat strategis, di samping mengemban misi keilmuan agar
peserta didik menguasai ilmu-ilmu agama, guru juga mengemban tugas suci, misi kenabian,
yakni membimbing dan mengarahkan peserta didik menuju jalan Allah SWT. Dengan peran
strategis tersebut, tentu tidak mudah menjadi guru agama. Di samping itu, dalam melaksanakan
tugasnya, guru agama akan dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan, baik tantangan
internal (terkait dengan materi agama dan pribadi guru) maupun tantangan eksternal (terkait
dengan perhatian orang tua, lingkungan yang tidak kondusif, serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang melahirkan efek negatif, di samping dampak positif)
Selanjutnya dalam literatur kependidikan Islam, banyak sekali katakata yang
mengacu pada pengertian guru, seperti murabbi, mu’allim, dan muaddib. Ketiga
kata tersebut memiliki fungsi penggunaan yang berbedabeda.5 Menurut para
ahli bahasa, kata murabbi berasal dari kata rabba yurabbi yang berarti
membimbing, mengurus, mengasuh, dan mendidik. Sementara kata mu’allim
merupakan bentuk isim fa’il dari ‘allama yu’allimu yang biasa diterjemahkan
mengajar atau mengajarkan.
Hal ini sebagaimana ditemukan dalam firman Allah sebagai berikut: