Anda di halaman 1dari 28

KOLOM

ABSOPSI GAS
Asisten : Kak Intan Rahayu

KELOMPOK B-1
Anggota Kelompok B-1

190405080 190405087
Nabila Nurul Izzah Mikael Sinaga
Topik Pembahasan

01 TEORI KAG
03 HASIL DAN
PEMBAHASAN

02 04
PROSEDUR APLIKASI
KERJA INDUSTRI
1
Teori Kolom
Absorpsi Gas
Apakah itu
Absorpsi?
Absorpsi yaitu pengambilan komponen-
komponen dari campuran gas dengan
penyerapan menggunakan solvent, sudah lama
dikenal dalam industri kimia. Proses ini pada
umumnya dijalankan pada tekanan tinggi dan
suhu rendah. Komponen yang sudah terserap
tadi biasanya dipisahkan kembali dengan cara
stripping
Apakah itu Kolom
Absorpsi Gas?

Kolom Absorpsi Gas adalah kolom dimana zat


yang berbeda fase mengalir berlawanan arah
yang dapat menyebabkan komponen kimia
ditransfer dari satu fase cairan kefase lainnya.
Rumus yang dipakai
A Picture Is
Worth a
Thousand
Words
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Percobaan

Laju Alir Fluida Suhu Tekanan


Jika laju alir fluida (gas) Semakin tinggi
Semakin rendah
semakin kecil, maka tekanan operasi,
suhu operasi maka
waktu kontak antara gas maka penyerapan
penyerapan
dengan pelarut akan semakin baik
semakin baik. Suhu
semakin lama. Dengan hingga pada batas
pelarut hanya
demikian, akan tertentu.
berpengaruh
meningkatkan jumlah sedikit terhadap
gas yang berdifusi. laju absorpsi.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Percobaan

Konsentrasi Gas Luas Permukaan Kontak


Semakin besar
Perbedaan konsentrasi permukaan gas dan
merupakan salah satu pelarut yang
driving force dari proses kontak, maka laju
difusi yang terjadi antar absorpsi yang
dua fluida. terjadi juga akan
. semakin semakin
besar.
2
Prosedur
Percobaan
Analisis Gas
1. Glove diisi dengan NaOH dengan konsentrasi sesuai dengan penugasan.
2. Dihidupkan pompa dan kompresor.
3. Dibuka tabung gas CO2.
4. Diatur laju alir air, udara dan CO2 sesuai dengan penugasan.
5. Dilakukan pembersihan pipa dari gas CO 2.
6. Ditunggu hingga waktu yang telah ditentukan sesuai dengan penugasan
7. Ditarik injektor hingga mencapai batas (V 1) sesuai dengan penugasan.
8. Dicatat kenaikan skala NaOH sebagai nilai V 2.
9. Diinjeksikan gas kedalam Glove.
10. Diulangi percobaan dengan variasi laju alir air, udara dan CO 2 sesuai dengan
penugasan.
Analisis Cairan
1. Diatur laju alir air, udara dan CO2 sesuai dengan penugasan.
2. Ditunggu selang waktu sesuai dengan penugasan.
3. Sampel cairan masuk (inlet) dan keluar (outlet) diambil sebanyak 100 ml.
4. Ditambahkan 3-5 tetes phenolftalein kedalam sampel.
5. Dititrasi dengan NaOH dengan konsentrasi sesuai dengan penugasan.
6. Dicatat volume NaOH yang terpakai untuk membuat larutan menjadi berwarna
merah rosa.
7. Diulangi percobaan dengan variasi laju alir air, udara dan CO 2 sesuai dengan
penugasan
3
Hasil dan
Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Analisa Gas
F2 F3 Fa
F1 (L/detik) Yit Yi Yo % Ralat
(L/detik) (L/detik) (L/detik)

1,5 0,032 0,033 0,031 0,0036 3,33


0,067
2,0 0,024 0,027 0,027 0,0047 9,33

0,05
1,5 0,032 0,036 0,036 0,0071 10,22

0,083
2,0 0,024 0,027 0,024 0,0047 9,33
Hasil dan Pembahasan
1.1. Pengaruh Laju Alir Udara (F2) Terhadap Fraksi Gas CO2 yang Masuk (Yi)

Fraksi Gas CO2 yang


Pengaruh Laju Alir Udara (L/detik) VS Fraksi Gas
0.05 CO2 yang Masuk (Yi)

Masuk (Yi)
0.04 F air = 0,067
0.03 L/detik
F air = 0,083
0.02 L/detik
0.01
0.00
1 . 00 1 . 50 2 . 00 2 . 50 3 . 00
Laju Alir Udara (L/detik)

Berdasarkan teori, fraksi gas CO2 masuk dipengaruhi oleh laju alir udara dan laju
alir gas. Semakin besar CO2 yang tidak diserap,akibatnnya efisiensi penyerapan
CO2 akan menurun dengan cepat seiring meningkatnya laju alir gas,Oleh karena
itu, efisiensi absorpsi CO2 dipengaruhi laju perpindahan massa, kapasitas
absorpsi CO2 dari cairan dan laju alir pelarut (Zhu,dkk,2020). Sehingga semakin
besar fraksi gas CO2 masuk maka laju alir udara akan semakin besar juga.
Hasil dan Pembahasan
1.2. Pengaruh Laju Alir Udara (F2) Terhadap Laju Absorpsi Gas CO2 (FA)

Pengaruh Laju Alir Udara (L/detik) VS Laju Absorpsi Gas


Laju Absorpsi Gas CO2 0.03
CO2 (L/detik)
(L/detik)

0.02 F air = 0,067


L/detik
0.01 F air = 0,083
L/detik
0.00
0 . 00 0 . 50 1 . 00 1 . 50 2 . 00 2 . 50 3 . 00
Laju Alir Udara (L/detik)
Berdasarkan teori, Laju alir juga terbukti mempengaruhi persen penyerapan CO2
semakin tinggi laju alir absorben yang digunakan, berarti akan memperbesar mol
K2CO3 dan H2O. Dengan semakin besarnya mol K2CO3 dan mol H2O, maka gas
CO2 juga akan semakin banyak yang bereaksi. Sehingga akan memperbesar %
removal gas CO2 tersebut dari fasa gas ke dalam fasa liquid. (Putri.,dkk,2016).
Hasil dan Pembahasan
1.3. Pengaruh Fraksi Gas CO2 Masuk (Yi) Terhadap Laju Absorpsi (FA)

0.03 Pengaruh Fraksi Gas CO2 Masuk


Laju Absorpsi Gas CO2 (Yi) Laju Absorpsi Gas CO2
(L/detik)
0.02
F air = 0,067 L/detik
(L/detik)

0.01
F air = 0,083 L/detik

0.00
0.02 0.03 0.04
Fraksi Gas CO2 Masuk
(Yi)

Berdasarkan teori, hubungan fraksi mol CO2 yang masuk dengan laju absorpsi gas
CO2 dapat ditunjukkan dalam persamaan dibawah ini :
=
Dari persamaan di atas, laju alir gas CO2 berbanding lurus dengan besarnya fraksi
mol CO2 masuk. Semakin tinggi fraksi mol CO2 yang masuk maka laju absorpsi
akan semakin besar dan begitu sebaliknya
Hasil dan Pembahasan
1.4. Pengaruh Laju Absorpsi Gas CO2 (FA) Terhadap Fraksi Gas CO2 Keluar (Yo)
Pengaruh Fraksi Gas CO2 Keluar
(Yo) Laju Absorpsi Gas CO2
Laju Absorpsi Gas CO2 0.03 (L/detik)

0.02 F air = 0,067 L/de-


tik
(L/detik)

0.01 F air = 0,083 L/de-


tik
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04
Fraksi Gas CO2 Keluar
(Yo)

Berdasarkan teori, hubungan fraksi mol CO2 yang masuk dengan laju absorpsi gas
CO2 dapat ditunjukkan dalam persamaan dibawah ini :
=
Dari persamaan di atas, laju alir gas CO2 berbanding lurus dengan besarnya fraksi
mol CO2 masuk. Semakin tinggi fraksi mol CO2 yang masuk maka laju absorpsi
akan semakin besar dan begitu sebaliknya
Hasil dan Pembahasan
2. Hasil Analisis Cairan
Inlet Outlet Laju
Cairan Cairan Laju absorpsi
F1 F2 F3 t
absorpsi rata-rata
(L/detik) (L/detik) (L/detik) (menit) Cdi Cdo (mol/detik) (mol/detik)
(mol/ml) (mol/ml)

7 0,0012 0,0006 0,00004


1,5 14 0,0018 0,0012 0,00004 0,0000400
0,067 21 0,0021 0,0015 0,00004
7 0,0024 0,0018 0,00004
2,0 14 0,0027 0,0021 0,00004 0,0000467
21 0,0033 0,0024 0,00006
0,05 7 0,0018 0,0015 0,00003
1,5 14 0,0024 0,0018 0,00005 0,0000417
21 0,0027 0,0021 0,00005
0,083 7 0,0021 0,0018 0,00003
2,0 14 0,0024 0,0021 0,00003 0,0000333
21 0,0030 0,0024 0,00005
Hasil dan Pembahasan
2.1. Pengaruh Laju Alir Udara (L/detik) Terhadap Laju Absorpsi (mol/detik)

Laju Absorpsi (mol/detik) Pengaruh Laju Alir Udara (L/detik) VS Laju Absorpsi (mol/detik) x10-5
0.00010
F air = 0,067 L/detik pada menit
0.00008 ke-7
x10-5

0.00006 F air = 0,067 L/detik pada menit


ke-14
0.00004 F air = 0,067 L/detik pada menit
ke-21
0.00002 F air = 0,083 L/detik pada menit
0.00000 ke-7
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 F air = 0,083 L/detik pada menit
Laju Alir Udara (L/detik) ke-14

Berdasarkan teori kecepatan cairan dan udara memiliki dampak yang besar
pada proses absorpsi CO2 (Saidi, 2016). Semakin tinggi laju alir cairan
maka kontak antara gas dengan cairan semakin baik. Dengan demikian,
maka jumlah gas yang didapat berpindah dari fase gas menuju fase cairan
juga semakin besar (Putri, dkk. 2016).
Hasil dan Pembahasan
2.2. Pengaruh Laju Absorpsi Gas CO2 (mol/detik) Terhadap Waktu (menit)
Pengaruh Waktu (menit) VS Laju Absorpsi (mol/detik)x10-5

Laju Absorpsi (mol/detik)x10-


0.00010
F air = 0,067 L/detik
0.00008 F udara = 1,67 L/de-
tik
0.00006 F air = 0,067 L/detik
F udara = 2,0 L/de-
5

tik
0.00004
F air = 0,083 L/detik
F udara = 1,67 L/de-
0.00002 tik
F air = 0,083 L/detik
0.00000 F udara = 2,0 L/de-
6 8 10 12 14 16 18 20 22 tik
Waktu (menit)
Berdasarkan teori, meningkatnya konsentrasi CO2 menyebabkan waktu
kontak dari volume satuan gas-cair lebih singkat di menara, di sisi lain
meningkatnya konsentrasi CO2 mendorong laju absorpsi CO2 ke tingkat
tertentu (Rahmandoost dkk., 2014).
4
Aplikasi
Industri
Prediksi Solubilitas (Absorpsi) Gas CO2 dalam Larutan
Potasium Karbonat (K2CO3) dan MDEA Menggunakan
Simulasi ASPEN

Salah satu limbah gas industri adalah gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar fosil. Gas CO2 dari hasil pembakaran tersebut
dapat menyebabkan udara pada daerah padat industri memiliki tingkat polusi
yang cukup tinggi. Gas CO2 berlebih dalam udara dapat menyebabkan
meningkatnya suhu atmosfir yang dapat menimbulkan efek pemanasan global.
Selain itu, Gas CO2 berlebih dalam udara dapat mengganggu sistem lingkungan
disekitarnya. Gas CO2 tidak hanya dihasilkan dari dari pembakaran, Gas CO2
juga dapat kita jumpai dalam beberapa industri, seperti industri gas alam,
industri pupuk, industri biogas dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan suatu
metode untuk menangkap atau menyerap Gas CO2 .
Prediksi Solubilitas (Absorpsi) Gas CO2 dalam Larutan
Potasium Karbonat (K2CO3) dan MDEA Menggunakan
Simulasi ASPEN

Metode absorpsi adalah metode pemisahan CO2 dari aliran gas yang paling ekonomis. Absorpsi CO2 dengan
larutan kimia atau fisika adalah teknologi yang dikembangkan dengan baik dan telah diaplikasikan pada berbagai
proses komersial, termasuk pemurnian gas dan produksi Ammonia. Salah satu proses absorpsi/stripping yang
banyak dipakai dan dikembangkan adalah dengan sirkulasi larutan kimia. Proses semacam ini banyak dipakai pada
produksi ammonia dan pemurnian gas alam. Sedangkan untuk proses absorpsi fisika biasanya diaplikasikan pada
tekanan yang tinggi. Beberapa pelarut yang umum digunakan yaitu Selexol, Rectisol, dan Purisol. Karena pelarut
fisika tidak bereaksi dengan CO2, maka pelarut tidak terkonsumsi (tidak berkurang). Sebagai tambahan, panas
absorpsi dibatasi pada enthalpy absorpsi fisika, yang mana nilainya jauh lebih rendah dibandingkan dengan
menggunakan pelarut yang reaktif. Proses dibatasi oleh selektivitas dan laju absorpsi yang rendah. berdasarkan
perhitungan dan disesuaikan dengan eksperimen dan perhitungan pada penelitian sebelumnya hingga error kecil
dengan fitting parameter– parameter ENRTL
Prediksi Solubilitas (Absorpsi) Gas CO2 dalam Larutan
Potasium Karbonat (K2CO3) dan MDEA Menggunakan
Simulasi ASPEN

Absorben yang digunakan adalah larutan potasium karbonat (K2CO3) 30% dengan katalis (aktivator) sebagai aditif lainnya.
Katalis yang digunakan dalam teknologi penyerapan CO2 bisa diklasifi-kasikan menurut reaktivitas dengan CO2, secara
umum dapat digolongkan dalam alkanolamine. Amine primer yang sering digunakan dalam proses absorpsi adalah
Methyldiethanolamine (MDEA). Dalam hal ini, MDEA tahan degradasi produk, tahan korosi, fouling, dan foaming. Selain
itu, MDEA juga mempunyai panas regenerasi dan tekanan uap yang paling rendah dibanding amine yang lain .
Reaksi yang terjadi antara alkanolamine dengan acid gas (CO2 dan H2S) pada tekanan parsial acid gas yang rendah :
2RNH2 + CO2 + H2O- (RNH3)2CO3
Reaksi kimia antara potasium karbonat dengan acid gas, yaitu:
K2CO3 + H2S-- KHS + KHCO3
K2CO3 + CO2 + H2O -2KHCO3
Prediksi Solubilitas (Absorpsi) Gas CO2 dalam Larutan
Potasium Karbonat (K2CO3) dan MDEA Menggunakan
Simulasi ASPEN

Kelarutan CO2 dalam larutan K2CO3 dengan promotor MDEA pada tekanan 1 atm yaitu dalam sistem 30% 2CO3–
2% MDEA pada temperatur 30, 50 dan 70oC dengan menggunakan model elektrolit-NRTL. Kenaikan CO2 loading
pada rentang 0,0117-0,0187 menyebabkan kenaikan kelarutan CO2 sebesar 2-3%.Parameter model elektrolit NRTL
untuk sistem CO2-K2CO3-MDEA-H2O pada temperatur 30, 50 dan 70oC dan tekanan 1 atm diperoleh pada
penelitian ini (Kurniati dan Lailatul, 2018)
Adapun Blok diagram proses pemisahan CO2 cara absorpsi

Gambar E.1. Blok Diagram Proses Pemisahan CO2 Cara Absorpsii adalah sebagai berikut:
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai