(Bahan Narasumber) 22012024 - Kegiatan Pembinaan Aparatur Perencanaan Basarnas - DUA
(Bahan Narasumber) 22012024 - Kegiatan Pembinaan Aparatur Perencanaan Basarnas - DUA
Tahun 2025-2029
PERAN JASA KONSULTASI DALAM
Disampaikan pada Kegiatan Pembinaan Aparatur Perencanaan Basarnas
PEMBANGUNAN
Direktorat Transportasi
NASIONAL
Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana BAPPENAS
SUHARSO MONOARFA
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN
22 Januari 2024
PEMBANGUNAN NASIONAL
1
Evaluasi RPJMN 2020-2024
REVIEW DAN INDIKASI CAPAIAN TARGET PP RKP 2024
…Beberapa Sasaran/Indikator Sulit Tercapai…
Capaian
Target Target Perkiraan Ketercapaian
Sasaran/Indikator
2022 Target 2023 2024 RPJMN 2024 Target RPJMN
INFRASTRUKTUR
PELAYANAN DASAR Rata-rata waktu tanggap pencarian dan pertolongan (menit) 23,52 23 22 25 Tercapai
Basarnas sudah melakukan pertemuan dengan Deputi Bidang Pendanaan Bappenas dalam hal untuk
pengajuan untuk permohonan proses DK, tetapi ada penundaan surat.
Basarnas merupakan Lembaga yang fokus pada koridor Pencarian dan Penyelamatan (SAR = Search and
Rescue). Basarnas memiliki 44 UPT dan 43 kantor penjaringan operasional.
Pemanfaatan alokasi pendanaan di Basarnas sendiri mengalami penurunan, Dimana alokasi untuk
belanja modal lebih banyak ketimbang belanja barang. Hal ini menjadi pertimbangan dimana fungsi dari
Basarnas bisa lebih diperluas tidak hanya sekedar kecelakaan, tetapi juga pertolongan evakuasi dalam
waktu 2x24 jam. Oleh karena dibutuhkan alokasi pendanaan yang dapat disesuaikan dengan IKU yang
ada di Basarnas untuk dapat memberikan capaian terhadap target yang ada.
Di dalam teknokratik renstra, Basarnas mengajukan 3 indeks, yaitu: Indeks Kesiapsiagaan SAR (mencakup
kompetensi SDM untuk siaga, kesiapan alut, SOP, serta Latihan); Indeks Layanan Pencarian dan
Pertolongan (mencakup response time, deployment time, keberhasilan operasi, dan zero accident dari
petugas); Indeks Penyelenggaraan (mencakup dari gabungan layanan, kesiapsiagaan, dan respon
masyarakat). Indeks ini baru merupakan usulan dan membutuhkan benchmarking atau kajian lebih lanjut
untuk mengetahui baseline di tahun 2023, jika ingin diusulkan di dokumen perencanaan berikutnya.
Basarnas berencana mengundang Bappenas untuk dapat membahas mengenai renstra dan juga matrik
pendanaan di dalam perencanaan Basarnas ke depannya.
5
Tindak Lanjut Pertemuan Basarnas dengan Deputi Bidang Sarana dan
Prasarana dan Direktorat Transportasi Bappenas (12 Januari 2024)
Dalam hal IKU dari Basarnas selain masalah keselamatan dan kebencanaan, perlu dilakukan
komunikasi lebih lanjut dengan Direktorat TRPB di Kedeputian Regional yang memiliki tusi berkaitan
dengan penanganan bencana.
Selain itu, perlunya pembahasan lebih lanjut mengenai indikator KP untuk Keberhasilan Operasi,
terutama untuk penjelasan evaluasi capaiannya.
Perlu didiskusikan dengan Direktorat Transportasi terkait renstra di dalam penyusunan RPJMN
berikutnya.
6
Arahan RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029
KERANGKA PIKIR RPJPN 2025-2045
VISI ABADI INDONESIA
Merdeka, Bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur
Faktor Internal Faktor Eksternal
I. Modal Dasar • Megatren 2045
• Kependudukan • Geopolitik dan
• Modal Manusia Geoekonomi
• Modal Sosial dan Budaya
• Kekayaan Alam VISI INDONESIA EMAS 2025-2045
• Kekuatan Maritim
8 MISI PEMBANGUNAN
Misi MISI Abadi Bernegara:
MMAKNA: 1. Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah
5 Pancasila Indonesia
17 ARAH PEMBANGUNAN 2. Memajukan kesejahteraan umum,
100 tahun Indonesia
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Merdeka
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
17-8 -2045 yang berdasarkan kemerdekaan,
45 INDIKATOR UTAMA perdamaian abadi dan keadilan sosial
PEMBANGUNAN
8
VISI INDONESIA EMAS 2045
Negara Maritim
Negara yang mampu memanfaatkan potensi negara kepulauan untuk ketangguhan geopolitik, ekonomi,
pertahanan dan keamanan, dan budaya/peradaban bahari sebagai poros maritim dunia
9
SASARAN UTAMA
Pendapatan per kapita setara negara maju GNI Per Capita (USD) 5.430 23.000
Daya saing bangsa meningkat Human Capital Index (indeks) TBC TBC
Intensitas emisi GRK menurun menuju net Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca(%) 26,44 89,5
zero emission
10
10
8 MISI (AGENDA) PEMBANGUNAN
8 Kesinambungan Pembangunan
11
17 (TUJUH BELAS) SASARAN UTAMA PEMBANGUNAN
TRANSFORMASI INDONESIA
Misi 1. Transformasi Sosial Misi 2. Transformasi Ekonomi Misi 3. Transfromasi Tata Kelola
IE1 Kesehatan untuk Semua IE4 IPTEK, Inovasi dan Produktivitas Ekonomi Regulasi dan Tata Kelola yang
IE9
Berintegritas dan Adaptif
IE2 Pendidikan Berkualitas yang Merata IE5 Penerapan Ekonomi Hijau
LANDASAN TRANSFORMASI
Misi 4. Supermasi Hukum, Stabilitas dan Kepemimpinan Indonesia Misi 5. Ketahanan Sosial, Budaya dan Ekologi
IE15 Lingkungan Hidup Berkualitas
IE10
Hukum Berkeadilan, Keamanan Nasional Tangguh, dan IE13
Beragaman Maslahat dan Berkebudayaan
Demokrasi Substansial Maju
Berketahanan Energi, Air dan Kemandirian
IE16
IE11 Stabilitas Ekonomi Makro Pangan
IE14 Keluarga Berkualitas, Kesetraan Gender dan
Masyarakat Inklusif
Ketangguhan Diplomasi dan Pertahanan Berdaya Gentar Resiliensi terhadap Bencana dan Perubahan
IE12 IE17
Kawasan Iklim
Misi 7. Mewujudkan Sarana dan Prasarana yang Berkualitas dan Ramah Lingkungan
Kementerian PPN/Bappenas 12
RPJMN Teknokratik 2025-2029 adalah
Rancangan Teknokratik Tahap Pertama dari RPJPN 2025-2045
9,2 - 11,0%
Pemerintah Rp3.633 – Rp4.453 T
15
FAKTOR DOMINAN TRANSPORTASI 2045
Terdapat Lima
Faktor Dominan
Mewujudkan Sistem
Transportasi
Nasional 2045
Visi Indonesia 2045
Digital, Knowledge
Based Economy
20
KRITERIA KEGIATAN PEMBANGUNAN
STRUKTUR
STRUKTURRPJMN
RPJMN2020-2024
2020-2024 • Kegiatan Pembangunan bercirikan:
THIS
Prioritas Nasional 1
Nomenklatur langsung menunjukkan kegiatan rill
Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk
Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan Memiliki implikasi langsung terhadap anggaran
Program Pembangunan • Kegiatan Pembangunan memperhatikan 20
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan upaya
Transformatif Super Prioritas
investasi di sektor rill dan industrialisasi
Kegiatan Pembangunan
Rincian Output
*Hingga ada keputusan Presiden Terpilih, struktur di RPJMN tidak digunakan istilah “Prioritas” 21
KRITERIA PROYEK PEMBANGUNAN
Merupakan proyek utama yang memiliki nilai strategis dan kontribusi signifikan
Definisi
Proyek Pembangunan terhadap pencapaian target pembangunan nasional dengan dukungan khusus
(ProP/RO) dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan menjadi objek Manajemen
Risiko Pembangunan Nasional.
Memiliki Lokus
Proyek Prioritas Utama/RO Utama harus memiliki kejelasan lokasi hingga level Provinsi.
yang Jelas
Kriteria
Harus Bisa Mengidentifikasi Indikator Proyek Prioritas/RO Utama harus memiliki keterkaitan yang konkret dengan
Indikator indikator di atasnya (jelas kontribusinya).
Sequence Proyek Prioritas Utama/RO Utama harus dapat dipetakan Sequence pelaksanaanya
Antar RO dengan RO Utama lainnya yang memiliki keterkaitan langsung.
Harus Bisa Mengidentifikasi Proyek Prioritas Utama/RO Utama harus dapat dipetakan risiko dalam proses
Risiko perencanaan maupun pelaksanaanya. 22
ILUSTRASI KERANGKA PIKIR KEGIATAN/PROYEK PEMBANGUNAN:
PENURUNAN BIAYA LOGISTIK
Dukungan Pemerintah dalam rangka
peningkatandan pemerataan aktivitas industri &
perdagangan
ProP/RO:
ProP/RO: ProP/RO: ProP/RO:
Optimalisasi Pelabuhan Sorong Pembangunan Jalan Strategis-
Jalan Lingkar Sorong ……. …….
Indikator : Indikator : Indikator …. Indikator ….
Jumlah pelabuhan yang Panjang jalan yang terbangun
ditingkatkan kualitasnya
Pembangunan Pembangunan
menjawab ketercapaian berbeda (input, output,
sasaran. hasil, manfaat dan dampak)
Maka
Jika
Kegiatan Sasaran Kegiatan
Pembangunan Pembangunan Indikator Hasil
Keterkaitan Horizontal
25
ILUSTRASI KETERKAITAN HORIZONTAL
“Pada struktur eksisting nomenklatur dan sasaran Program Ilustrasi kerangka kerja logis dengan memperhatikan
Prioritas tidak diketahui keterkaitannya dengan indikatornya” keterkaitan horizontal
✅
Kandungan Dalam tinggi (%)
Negeri (TKDN) mancanegara Negeri (TKDN) • Tingkat Komponen
(juta Dalam Negeri
kunjungan) (Rerata
• dst
Tertimbang) (%)
• dst
Korelasi tidak diketahui Berkorelasi
✅
Pelayanan Kesehatan
Indikator:
Indikator: • % Obat Memenuhi Syarat;
• % Obat Memenuhi Syarat; • % Makanan Memenuhi Syarat;
• % Makanan Memenuhi Syarat;
Target mantap jalan nasional: 99% Jaringan Pelabuhan Utama Transportasi Ramah Lingkungan dan
Target mantap jalan provinsi: 85% Terpadu Cerdas
Target mantap jalan kab/kota: 75% Standarisasi pelabuhan Rencana Mobiltas Perkotaan
Industri
Kawasan ekonomi (Penumpang dan Logistik)
Dukungan untuk kawasan produktif dan Konektivitas hinterland Pengolahan Kelembagaan Pengelola
daerah 3TP Konektivitas feeder kapal Ro-Ro Integrasi pendanaan (Pemda
Transportasi penyeberangan + badan
Transportasi Multimoda
usaha, dukungan
Wilayah 3TP Jaringan Bandara Terpadu Pemerintah)
Pengembangan bandara hub Jasa Modern Target: 20 kota (Metropolitan, Besar,
Transportasi perintis multimoda Rute penerbangan hub and spoke dan Pariwisata dan Sedang)
Integrasi dengan Kawasan
Terminal di kawasan perbatasan
Sarana dan prasarana transportasi di Pembangunan Jalan Tol pada
daerah 3TP Jalur Logistik
Koridor dengan trafik tinggi, Pertanian-Perkebunan-
terpadu kawasan ekonomi Kelautan Perikanan
Keselamatan Transportasi Skema pembiayaan blended
finance
Implementasi Rencana Umum Nasional Pengembangan KA Regional/
Keselamatan (RUNK) Antar Kota
KA Cepat
Keselamatan Transportasi Kereta Api, KA Angkutan Barang
Laut KA Penumpang Antar Kota RPJMN 2020-2024:
dan Udara -27,3%
PENDANAAN BERKELANJUTAN UNTUK MENJAMIN KEBERLANGSUNGAN PEMBANGUNAN DAN
LAYANAN INFRASTRUKTUR
DIPA/DAU/DAK/
Corporate
Dana Desa/Dana Capital Market
Financing Pension Fund
Perimbangan
External Bilateral
and Multilateral Direct Appointment Non-bank Institutions Value Captured
Loans
Pemerintah saat ini tengah mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan Non-APBN guna memastikan ketersediaan pendanaan
dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045
29
Kerangka Pembangunan Transportasi 2025-2029
INFRASTRUKTUR DASAR INFRASTRUKTUR PENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
Peningkatan Kualitas Jalan Konektivitas Sektor Ekonomi
Pembangunan Angkutan
Target mantap jalan nasional: 99% Umum Massal Perkotaan
Jaringan Pelabuhan Utama
Target mantap jalan provinsi: 85% Terpadu
Target mantap jalan kab/kota: 75% Standarisasi pelabuhan, kawasan Urban Mobility Plan
Industri
ekonomi, & konektivitas hinterland Kelembagaan pengelola
Dukungan untuk kawasan produktif Konektivitas feeder kapal Ro-Ro Pengolahan Integrasi pendanaan (Pemda + badan
dan daerah 3TP Transportasi penyeberangan usaha, dukungan Pemerintah)
Transportasi Multimoda Target: 20 kota (metropolitan, besar,
Jaringan Bandara Terpadu dan sedang)
Wilayah 3TP Pengembangan bandara hub
Transportasi perintis multimoda Rute penerbangan hub and spoke
Jasa Modern
Integrasi dengan Kawasan
Terminal di kawasan perbatasan dan Pariwisata
Sarana dan prasarana transportasi Pembangunan Jalan Tol pada
di daerah 3TP Jalur Logistik
Koridor dengan trafik tinggi, terpadu
kawasan ekonomi
Keselamatan Transportasi Skema pembiayaan blended finance Pertanian-Perkebunan-
Implementasi Rencana Umum
Pengembangan KA Regional/ Kelautan Perikanan
Nasional Keselamatan (RUNK) LLAJ
Pusat, Provinsi, Kab/Kota
Antar Kota
KA Cepat, KA Logistik,
Keselamatan Transportasi Kereta Api, KA Penumpang Antar Kota
Laut dan Udara serta SAR
PENGARUSUTAMAAN
AP PP 7.1:
KP 7.1.1 Penciptaan pusat-pusat pertumbuhan baru INFRASTRUKTUR JALAN
Kondisi mantap jalan nasional/provinsi/kabupaten kota (%)
Transformasi Pengembangan KP 7.1.2 Peningkatan keterkaitan rantai pasok antarpusat pertumbuhan Waktu tempuh pada jalan lintas utama pulau (jam/100 km)
Ekonomi Pusat Pertumbuhan KP 7.1.3 Penguatan kuantitas dan kualitas infrastruktur konektivitas darat, laut, TRANSPORTASI LAUT
Terintegrasi dan udara Persentase peningkatan rute pelayaran bersubsidi (perintis dan PSO) (%)
Sasaran AP: Persentase peningkatan rute pelayaran komersil (%)
Persentase peningkatan kapasitas pelabuhan pendukung kawasan strategis (%)
PP 7.2:
TRANSPORTASI UDARA
IE 7 Optimalisasi KP 7.2.1 Penguatan Integrasi Konektivitas dengan Intra dan Antar Kawasan
Pertumbuhan Ekonomi
Persentase peningkatan rute penerbangan bersubsidi (%)
Integrasi Backbone Integrasi Persentase peningkatan rute penerbangan komersil (%)
Persentase peningkatan kapasitas bandara pendukung kawasan strategis (%)
Ekonomi Ekonomi
Domestik dan TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
Kondisi jalur KA sesuai standar TQI kategori 1 dan 2 (%)
Konektivitas KP 7.3.1 Penguatan Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan dalam Upaya Penguatan Logistik Nasional Persentase peningkatan kapasitas jaringan perkeretaapian (%,GAPEKA)
Global PP 7.3:
Persentase penurunan waktu tempuh KA pada koridor utama (%)
Persentase peningkatan angkutan KA barang (%)
KP 7.3.2 Harmonisasi Regulasi Logistik KP 7.3.3 Integrasi dan Digitalisasi Proses Bisnis
Perkuatan Sistem Nasional Logistik Persentase peningkatan angkutan KA penumpang (%)
Logistik Nasional Persentase peningkatan rute perkeretaapian bersubsidi (perintis dan PSO) (%)
Indikator AP: KP 7.3.4 Fasilitasi Logistik dan Pengembangan
Teknologi Logistik
KP 7.3.5 Peningkatan kualitas SDM di bidang
Logistik
TRANSPORTASI PENYEBERANGAN, SUNGAI & DANAU
Biaya Logistik Persentase peningkatan produktivitas penumpang penyeberangan, sungai dan danau (%)
Persentase peningkatan rute perintis penyeberangan bersubsidi (%)
(% PDB) PP 7.4: KP 7.4.1 Peningkatan Investasi untuk mengembangkan industri prioritas, transformasi digital,
modernisasi dan digitalisasi pertanian, ekonomi biru dan bioekonomi, industri kreatif, dan pariwisata
Persentase peningkatan rute perintis penyeberangan komersil (%)
Peningkatan Investasi Persentase peningkatan rute perintis penyeberangan yang menjadi rute komersil (%)
Peningkatan Keselamatan
Angkutan Sungai, Danau, dan Jumlah lokasi penyediaan rambu keselamatan ASDP Kemenhub/ASDP
Penyeberangan
Visi:
Basarnas menyelenggarakan fungsi: Terwujudnya penyelenggaraan pencarian dan
pertolongan yang efektif, terintegrasi, dan andal Penyusunan peta rencana
Perumusan dan penetapan norma, yang berstandar internasional strategi terbagi dalam 4
standar, prosedur, kriteria, serta tahapan:
persyaratan dan prosedur perizinan Misi:
dan/atau rekomendasi 1. Mengembangkan sistem yang memenuhi • Tahapan pembangunan
penyelenggaraan Operasi Pencarian standar internasional
dan Pertolongan, pembinaan tenaga 2. Memfasilitasi dan mengembangkan sistem
(2019-2023)
dan potensi, sarana prasarana, dan komunikasi, sarana, dan prasarana yang • Tahapan penguatan
sistem komunikasi terintegrasi (2024-2028)
3. Mengembangkan dan mengoptimalkan • Tahapan pengembangan
sinergitas pemangku kepentingan melalui kerja (2029-2033)
sama nasional dan internasional, pelibatan
potensi Pencarian dan Pertolongan, dan peran
• Tahapan pemantapan
serta masyarakat (2034-2038)
4. Mengembangkan SDM, kelembagaan, regulasi
dan sistem pendanaan.
36
8 Aspek Spesifik Kebijakan dan Strategi dalam Renduk Pencarian dan
Pertolongan Nasional Tahun 2019-2038 (1/2)
Aspek Kebijakan dan Strategi
Operasi Pencarian a. Peningkatan kemampuan cepat tanggap/waktu respons (response time):
dan Pertolongan • Meningkatkan kapabilitas kemampuan dengan melibatkan seluruh kerja sama dan potensi yang ada
• Meningkatkan kemampuan kesiapsiagaan
• Meningkatkan kemampuan penerimaan berita adanya marabahaya, kemampuan penentuan lokasi kecelakaan,
kemampuan mobilitas, serta kemampuan pemberian pertolongan medis pada korban
• Mengadakan latihan gabungan
• Mengadakan evaluasi dan reviu
b. Pemenuhan standar yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara internasional:
• Mematuhi dan mengikuti perkembangan aturan yang ditetapkan oleh INSARAG, ICAO, IMO, dan IAMSAR Manual.
Sistem komunikasi, a. Peningkatan kualitas koordinasi antar pemangku kepentingan:
sarana, dan • Memperkuat dan memantapkan forum koordinasi
• Memperkuat dan memantapkan pertukaran informasi komunikasi dalam tahapan uncertainty phase (incerfa), alert phase
prasarana (alerfa), distress phase (detresfa)
• Meningkatkan kolaborasi pengembangan teknologi terkini secara nasional dan internasional
b. Peningkatan sarana dan prasarana sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional yang selaras dengan
teknologi terbaru:
• Meningkatkan kolaborasi pemanfaatan sumber daya sarana dan prasarana darat, laut, dan udara yang dimiliki
• Meningkatkan dan memperkuat sarana dan prasarana sesuai standar internasional
Kerja sama Penguatan hubungan kerja sama nasional dan internasional:
• Penguatan kerja sama dengan instansi/organisasi yang memiliki potensi
• Penguatan diplomasi maritim
• Penguatan soft diplomacy negara
• Pemanfaatan potensi perjanjian dan kerja sama
37
8 Aspek Spesifik Kebijakan dan Strategi dalam Renduk Pencarian dan
Pertolongan Nasional Tahun 2019-2038 (2/2)
Aspek Kebijakan dan Strategi
Potensi Pencarian Peningkatan fungsi pembinaan yang meliputi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan potensi:
dan Pertolongan • Peningkatan keterlibatan organisasi formal dan nonformal
38
Benchmark Long Term Plan Search and Rescue
39
Logic Model dalam Pencapaian Sasaran Pembangunan Nasional
40
Struktur Indikator Pembangunan Nasional
LEVEL SASARAN INDIKATOR SIFAT INDIKATOR
42
Sasaran dan Indikator Kinerja Basarnas dalam Teknokratik Renstra
2025-2029
INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS SATU
SASARAN STRATEGIS (SS) (IKSS) AN
45
TERIMA KASIH
PERAN JASA KONSULTASI DALAM
PEMBANGUNAN NASIONAL
SUHARSO MONOARFA
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
46
Lampiran
Renstra K/L 2025-2029
Timeline Penyusunan RPJMN dan Renstra 2025-2029
MISI • Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan Visi.
TUJUAN • Tujuan merupakan penjabaran visi K/L yang dilengkapi dengan rencana sasaran
nasional yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran program prioritas.
• Sasaran Strategis merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh
INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS Kementerian/Lembaga yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh
✅
adanya hasil satu atau beberapa program.
✅
INDIKATOR • Program mencerminkan penjabaran kebijakan K/L di bidang tertentu berdasarkan
PROGRAM SASARAN PROGRAM
KINERJA PROGRAM tugas dan fungsi sesuai visi dan misi Presiden, yang dilaksanakan dalam bentuk
✅ ✅
upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan untuk mencapai hasil yang terukur.
INDIKATOR Kegiatan mencerminkan aktivitas yang dilaksanakan oleh unit kerja K/L untuk
KEGIATAN SASARAN KEGIATAN •
KINERJA KEGIATAN menunjang Program yang ditentukan.
✅
KRO • KRO (Klasifikasi Rincian Output) adalah kumpulan rincian output yang disusun
dengan mengelompokkan output sejenis/serumpun berdasarkan
✅
sektor/bidang/jenis tertentu.
RO INDIKATOR RO
• Rincian Output adalah output riil yang sangat spesifik yang dihasilkan oleh unit
kerja K/L yang berfokus pada isu dan/atau lokasi tertentu.
✅Leveling data yang dilakukan penelaahan: Approved / Rejected Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan
Tahapan Penyusunan Renstra K/L 2025 - 2029
PENYESUAIAN
RANCANGAN TEKNOKRATIK RANCANGAN RENSTRA
RANCANGAN RENSTRA
T-1
T-2 (Satu Tahun Sebelum Pelaksanaan)
RPJMN 2025-2029
teknokratik RPJMN
T-1
(Satu Tahun Sebelum Pelaksanaan)
RPJMN 2025-2029
1 PUTARAN
APR
MEI JUN JUL AGUS SEP
OKT rancangan awal RENSTRA
RENSTRA 2025-2029
rancangan
awal
RENSTRA
2 PUTARAN
KONSEP
RANWAL RPJMN
• RANCANGAN RPJMN
PELANTIKAN RANWAL
PRESIDEN
• MUSRENBANG
RPJMN
• RANCANGAN AKHIR RPJMN
rancangan RENSTRA W4
Penelaahan
Penyesuaian hasil
Penelaahan
Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan
Disusun Pada Rancangan Renstra K/L 2025-2029
RANCANGAN
RENSTRA K/L
Penelaahan melalui • Biroren K/L dan Direktorat Menyampaikan perbaikan
Pertemuan Dua Pihak mitra kerja input Berita Acara data dan informasi Ranc
pada KRISNA RENSTRAKL K/L Renstra K/L
• K/L menyusun • Dit. Mitra Kerja • Berita acara memuat hal
Rancangan renstra mengoordinasikan Submit
yang disepakati dan tidak
K/L berdasarkan pertemuan dua pihak disepakati
Rancangan Awal
RPJMN • Dit. Mitra Kerja • Berita acara disepakati dan
• KL menyampaikan mengundang Biroren ditandangani oleh Eselon
Rancangan Renstra dan dapat melibatkan II direktorat mitra kerja KRISNA-RENSTRA K/L
kepada Bappenas unit kerja teknis K/L dan Biroren K/L
• Dit. Mitra Kerja
memastikan
kelengkapan Approved
dokumen sebelum
pertemuan dua pihak Dit. Mitra Kerja K/L
memberikan persetujuan
atas perbaikan Rancangan
Renstra K/L
Visi-Misi K/L mendukung Kebijakan K/L, Program, Kegiatan Program, Kegiatan sesuai Sasaran Strategis, Sasaran Program,
Visi-Misi Presiden konsisten dengan kebijakan Ranwal pembagian kewenangan & Sasaran Kegiatan mendukung
RPJMN Pusat - Daerah sasaran di Ranwal RPJMN
Sasaran Program dan sasaran kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Staretegis, indikasi Output Prioritas K/L muatan ranc. Renstra
K/L sesuai kebijakan pengembangan Indikator Kinerja Program, Indikator beserta indikatornya mendukung sesuai dengan Tusi K/L
wil. (dl kaitan daerah) Kinerja Kegiatan mendukung indikator pencapaian Prioritas
pencapaian pembangunan Pembangunan di Ranwal RPJMN
keterkaitan antara sumber daya yang tertuang layak kesesuaian kerangka regulasi, kesesuaian kerangka regulasi,
1. Tujuan dg Sasaran Strategis K/L menurut kerangka ekonomi makro kerangka kelembagaan, dan kerangka kelembagaan, dan
2. Program dg Sasaran Program; yang tertuang dalam ranwal kerangka pendanaan dengan tusi kerangka pendanaan terhadap arah
3. Kegiatan dg Sasaran Kegiatan; dan RPJMN di ranwal RPJMN kebijakan, strategi pendanaan
4. Sasaran Strategis dg Sasaran nasional dan KEM di Ranwal RPJMN
Program dan Sasaran Kegiatan.
T ( 2025)
RPJMN 2025-2029
PERPRES
RPJMN
DES
JAN FEB MAR APR MEI
JUN
RENSTRA 2025-2029
Visi-Misi K/L mendukung Kebijakan K/L, Program, Program, Kegiatan sesuai Sasaran Strategis, Sasaran Program,
Visi-Misi Presiden Kegiatan konsisten dengan pembagian kewenangan & Sasaran Kegiatan mendukung
kebijakan Perpres RPJMN Pusat - Daerah sasaran di Perpres RPJMN
Sasaran Program dan sasaran kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Staretegis, indikasi Output Prioritas K/L beserta
K/L sesuai kebijakan pengembangan Indikator Kinerja Program, Indikator indikatornya mendukung pencapaian muatan Ranc. Renstra
wil. (dl kaitan daerah) Kinerja Kegiatan mendukung indikator Prioritas Pembangunan di Perpres RPJMN sesuai dengan Tusi K/L
pencapaian pembangunan
keterkaitan antara sumber daya yang tertuang kesesuaian kerangka regulasi, kesesuaian kerangka regulasi, kerangka
1. Tujuan dg Sasaran Strategis K/L layak menurut kerangka kerangka kelembagaan, dan kelembagaan, dan kerangka pendanaan
2. Program dg Sasaran Program; ekonomi makro yang tertuang kerangka pendanaan dengan terhadap arah kebijakan, strategi pendanaan
3. Kegiatan dg Sasaran Kegiatan; dan dalam Perpres RPJMN tusi di Perpres RPJMN nasional dan KEM di Perpres RPJMN
4. Sasaran Strategis dg Sasaran
Program dan Sasaran Kegiatan
Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan
Timeline Penelaahan Renstra K/L 2025-2029
Perpres
Rancangan • Ranc RPJMN
•
RPJMN
Awal RPJMN Ranc Akhir RPJMN
Ranca ngan
Renstr a K/L
Forum Penyesuaian
Pertemuan
Dua Pihak
Penetapan
Perbaikan Renstra K/L
Rancangan
Renstra K/L
Forum Penyesuaian
• Direktorat mitra kerja Kementerian/Lembaga di Bappenas
• Biro perencanaan Kementerian/Lembaga
Dapat melibatkan:
memberikan pertimbangan terkait memberikan pertimbangan terhadap aspek memberikan pertimbangan terkait
keselarasan indikasi pendanaan pada kelayakan usulan terkait keselarasan, konsistensi dan • konsistensi penuangan Output yang
Renstra K/L dengan kerangka anggaran keterkaitan antara: mendukung pencapaian Prioritas
jangka menengah • Tujuan dengan Sasaran Strategis K/L; Pembangunan pada Renstra K/L, telah
• Program dengan Sasaran Program; sesuai dengan Proyek Prioritas pada
• Kegiatan dengan Sasaran Kegiatan; dan Perpres RPJMN;
• Sasaran Strategis dengan Sasaran Program dan • konsistensi penuangan Output lainnya
Sasaran Kegiatan; dengan tugas dan fungsi K/L;
T
PENYAMPAIAN RENSTRA K/L
(Tahun Pelaksanaan)
PERPRES
2025-2029
RPJMN
RPJMN
Penetapan Rancangan Renstra K/L menjadi Renstra K/L dilaksanakan paling lambat 5 (lima) bulan setelah RPJMN ditetapkan
Penyampaian rancangan
Penyampaian surat Penyusunan rancangan Penetapan rancangan permen/perlem/perban
Deputi mitra kerja K/L di permen/perlem/perban renstra K/L K/L
K/L K/L mengenai renstra K/L
Bappenas mengenai renstra K/L
Kementerian Perencanaan
Kementerian PANRB
Tugas Fungsi