Anda di halaman 1dari 67

Penyusunan Renstra Basarnas

Tahun 2025-2029
PERAN JASA KONSULTASI DALAM
Disampaikan pada Kegiatan Pembinaan Aparatur Perencanaan Basarnas

PEMBANGUNAN
Direktorat Transportasi
NASIONAL
Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana BAPPENAS
SUHARSO MONOARFA
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN
22 Januari 2024
PEMBANGUNAN NASIONAL

DISAMPAIKAN DALAM MUSYAWARAH NASIONAL INKINDO KE XII


JAKARTA, 6 DESEMBER 2022

1
Evaluasi RPJMN 2020-2024
REVIEW DAN INDIKASI CAPAIAN TARGET PP RKP 2024
…Beberapa Sasaran/Indikator Sulit Tercapai…
Capaian
Target Target Perkiraan Ketercapaian
Sasaran/Indikator
2022 Target 2023 2024 RPJMN 2024 Target RPJMN
INFRASTRUKTUR
PELAYANAN DASAR Rata-rata waktu tanggap pencarian dan pertolongan (menit) 23,52 23 22 25 Tercapai

Persentase kondisi mantap jalan nasional/provinsi/


92/72/60 93/73/63 95/74/64 97/75/65 Tercapai
kabupaten/kota (%)
Panjang jalan tol baru yang terbangun dan/ atau beroperasi
142 568 1.513 2.500 Sulit Tercapai
(km)
Panjang jalan baru yang terbangun (km) 467 422 2.410 3.000 Sulit Tercapai
Panjang jaringan KA yang terbangun (kumulatif) (Km’s) 6.642 6.724 6.708 7.451 Sulit Tercapai
INFRASTRUKTUR Jumlah pelabuhan utama yang memenuhi standar (lokasi) 3 (berlanjut) 4 (berlanjut) 7 7 Tercapai
EKONOMI 25
Jumlah rute subsidi tol laut (rute) 33 35 35 Tercapai
15 18
Jumlah pelabuhan penyeberangan baru yang dibangun
(11 selesai, 4 (14 selesai, 4 18 (selesai) 36 Sulit Tercapai
(kumulatif) (lokasi)
berlanjut) berlanjut)
12 (3 selesai, 9 12 (11 selesai, 1 12 (selesai)
Jumlah bandara baru yang dibangun (kumulatif) (lokasi) 21 Sulit Tercapai
berlanjut) berlanjut)

Jumlah rute jembatan udara (rute) 42 41 44 43 Tercapai

Jumlah kota metropolitan dengan sistem angkutan umum


6 (berlanjut) 6 (berlanjut) 6 6 Tercapai
INFRASTRUKTUR massal perkotaan yang dibangun dan dikembangkan (kota)
PERKOTAAN Jumlah kota yang dibangun perlintasan tidak sebidang kereta
7 (2 berlanjut, 5 9 (4 berlanjut, 5 Tercapai
api/flyover/underpass (kumulatif) (kota) 10 6
selesai) selesai)
3
Pertemuan Basarnas dengan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana
dan Direktorat Transportasi Bappenas
(12 Januari 2024)
Pertemuan Basarnas dengan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana dan
Direktorat Transportasi Bappenas (12 Januari 2024)

 Basarnas sudah melakukan pertemuan dengan Deputi Bidang Pendanaan Bappenas dalam hal untuk
pengajuan untuk permohonan proses DK, tetapi ada penundaan surat.
 Basarnas merupakan Lembaga yang fokus pada koridor Pencarian dan Penyelamatan (SAR = Search and
Rescue). Basarnas memiliki 44 UPT dan 43 kantor penjaringan operasional.
 Pemanfaatan alokasi pendanaan di Basarnas sendiri mengalami penurunan, Dimana alokasi untuk
belanja modal lebih banyak ketimbang belanja barang. Hal ini menjadi pertimbangan dimana fungsi dari
Basarnas bisa lebih diperluas tidak hanya sekedar kecelakaan, tetapi juga pertolongan evakuasi dalam
waktu 2x24 jam. Oleh karena dibutuhkan alokasi pendanaan yang dapat disesuaikan dengan IKU yang
ada di Basarnas untuk dapat memberikan capaian terhadap target yang ada.
 Di dalam teknokratik renstra, Basarnas mengajukan 3 indeks, yaitu: Indeks Kesiapsiagaan SAR (mencakup
kompetensi SDM untuk siaga, kesiapan alut, SOP, serta Latihan); Indeks Layanan Pencarian dan
Pertolongan (mencakup response time, deployment time, keberhasilan operasi, dan zero accident dari
petugas); Indeks Penyelenggaraan (mencakup dari gabungan layanan, kesiapsiagaan, dan respon
masyarakat). Indeks ini baru merupakan usulan dan membutuhkan benchmarking atau kajian lebih lanjut
untuk mengetahui baseline di tahun 2023, jika ingin diusulkan di dokumen perencanaan berikutnya.
 Basarnas berencana mengundang Bappenas untuk dapat membahas mengenai renstra dan juga matrik
pendanaan di dalam perencanaan Basarnas ke depannya.

5
Tindak Lanjut Pertemuan Basarnas dengan Deputi Bidang Sarana dan
Prasarana dan Direktorat Transportasi Bappenas (12 Januari 2024)

 Dalam hal IKU dari Basarnas selain masalah keselamatan dan kebencanaan, perlu dilakukan
komunikasi lebih lanjut dengan Direktorat TRPB di Kedeputian Regional yang memiliki tusi berkaitan
dengan penanganan bencana.
 Selain itu, perlunya pembahasan lebih lanjut mengenai indikator KP untuk Keberhasilan Operasi,
terutama untuk penjelasan evaluasi capaiannya.
 Perlu didiskusikan dengan Direktorat Transportasi terkait renstra di dalam penyusunan RPJMN
berikutnya.

6
Arahan RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029
KERANGKA PIKIR RPJPN 2025-2045
VISI ABADI INDONESIA
Merdeka, Bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur
Faktor Internal Faktor Eksternal
I. Modal Dasar • Megatren 2045
• Kependudukan • Geopolitik dan
• Modal Manusia Geoekonomi
• Modal Sosial dan Budaya
• Kekayaan Alam VISI INDONESIA EMAS 2025-2045
• Kekuatan Maritim

II. Capaian Pembangunan 5 Sasaran Visi Indonesia 2025-2045

8 MISI PEMBANGUNAN
Misi MISI Abadi Bernegara:
MMAKNA: 1. Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah
5 Pancasila Indonesia
17 ARAH PEMBANGUNAN 2. Memajukan kesejahteraan umum,
100 tahun Indonesia
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Merdeka
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
17-8 -2045 yang berdasarkan kemerdekaan,
45 INDIKATOR UTAMA perdamaian abadi dan keadilan sosial
PEMBANGUNAN
8
VISI INDONESIA EMAS 2045

Visi Indonesia Emas 2045


“Negara Maritim yang Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan”

Negara Maritim
Negara yang mampu memanfaatkan potensi negara kepulauan untuk ketangguhan geopolitik, ekonomi,
pertahanan dan keamanan, dan budaya/peradaban bahari sebagai poros maritim dunia

Berdaulat Maju Berkelanjutan


Ketahanan, kesatuan, mandiri, aman, Berdaya, modern, tangguh, unggul, Lestari dan seimbang antara
tangguh inovatif, adil pembangunan ekonomi, sosial, dan
lingkungan

9
SASARAN UTAMA

Indikator 2025 Baseline 2045 (Target)

Pendapatan per kapita setara negara maju GNI Per Capita (USD) 5.430 23.000

Kontribusi PDB Maritim (%) TBC TBC


Kontribusi PDB Manufaktur
(%) 20,8 26,0

Kemiskinan 0% dan ketimpangan berkurang


Rasio Gini (indeks) 0,381 (2022) 0,250-0,300

Kontribusi PDRB KTI (%) 20,6 26,0

Kepemimpinan dan pengaruh internasional


meningkat Global Power Index (peringkat) 34 15 besar

Daya saing bangsa meningkat Human Capital Index (indeks) TBC TBC

Intensitas emisi GRK menurun menuju net Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca(%) 26,44 89,5
zero emission
10
10
8 MISI (AGENDA) PEMBANGUNAN

Mewujudkan Negara Maritim yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan

1 Transformasi Sosial 2 Transformasi Ekonomi 3 Transformasi Tata Kelola


Manusia yang sehat, cerdas, kreatif, Ekonomi yang produktif, inovatif, inklusif, Regulasi dan birokrasi yang bersih, efektif,
sejahtera dan berdaya saing dan berkelanjutan ramah dan cepat

4 Stabilitas dan Ketangguhan Diplomasi 5 Ketahanan Sosial Budaya dan Ekologi


Memantapkan stabilitas ekonomi, politik, dan hukum; Memantapkan ketangguhan individu, keluarga, masyarakat dan
memperkuat pertahanan berdaya gentar kawasan dan keamanan lingkungan yang mampu mengoptimalkan modal sosial budaya,
nasional; serta meningkatkan ketangguhan diplomasi Indonesia menjaga keberlanjutan sumber daya alam, serta tahan menghadapi
di tingkat global berbagai bencana, perubahan dan guncangan

6 Pembangunan Kewilayahan yang Merata dan Berkualitas

7 Sarana dan Prasarana yang Berkualitas dan Ramah Lingkungan

8 Kesinambungan Pembangunan

11
17 (TUJUH BELAS) SASARAN UTAMA PEMBANGUNAN

TRANSFORMASI INDONESIA
Misi 1. Transformasi Sosial Misi 2. Transformasi Ekonomi Misi 3. Transfromasi Tata Kelola
IE1 Kesehatan untuk Semua IE4 IPTEK, Inovasi dan Produktivitas Ekonomi Regulasi dan Tata Kelola yang
IE9
Berintegritas dan Adaptif
IE2 Pendidikan Berkualitas yang Merata IE5 Penerapan Ekonomi Hijau

IE3 Perlindungan Sosial yang Adaptif IE6 Transformasi Digital

IE7 Integrasi Ekonomi Domestik dan Global

IE8 Perkotaan sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi

LANDASAN TRANSFORMASI
Misi 4. Supermasi Hukum, Stabilitas dan Kepemimpinan Indonesia Misi 5. Ketahanan Sosial, Budaya dan Ekologi
IE15 Lingkungan Hidup Berkualitas
IE10
Hukum Berkeadilan, Keamanan Nasional Tangguh, dan IE13
Beragaman Maslahat dan Berkebudayaan
Demokrasi Substansial Maju
Berketahanan Energi, Air dan Kemandirian
IE16
IE11 Stabilitas Ekonomi Makro Pangan
IE14 Keluarga Berkualitas, Kesetraan Gender dan
Masyarakat Inklusif
Ketangguhan Diplomasi dan Pertahanan Berdaya Gentar Resiliensi terhadap Bencana dan Perubahan
IE12 IE17
Kawasan Iklim

KERANGKA IMPLEMENTASI TRANSFORMASI


Misi 6. Mewujudkan Pembangunan Kewilayahan yang Merata dan Berkeadilan

Misi 7. Mewujudkan Sarana dan Prasarana yang Berkualitas dan Ramah Lingkungan

Misi 8. Mewujudkan Kesinambungan Pembangunan 12

Kementerian PPN/Bappenas 12
RPJMN Teknokratik 2025-2029 adalah
Rancangan Teknokratik Tahap Pertama dari RPJPN 2025-2045

Tahap Pertama Transformasi Indonesia dan Landasan Transformasi:


Tahap 1
1. Transformasi Sosial:
2025-2029 Pemenuhan pelayanan dasar kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial
Perkuatan Fondasi 2. Transformasi Ekonomi:
Transformasi Hilirisasi SDA serta penguatan riset inovasi dan produktivitas tenaga kerja
3. Transformasi Tata Kelola:
Kelembagaan tepat fungsi dan kolaboratif, peningkatan kualitas ASN, regulasi yang efektif, digitalisasi
Kisaran pertumbuhan ekonomi pelayanan publik, peningkatan integritas partai politik, dan pemberdayaan masyarakat sipil

5,6 – 6,1 persen 4. Supremasi Hukum, Stabilitas dan Kepemimpinan Indonesia:


Memperkuat supremasi hukum dan stabilitas, serta membangun kekuatan pertahanan berdaya gentar kawasan
dan ketangguhan diplomasi sebagai landasan transformasi pembangunan
Middle Class
5. Ketahanan Sosial Budaya dan Ekologi:
Income Memperkuat ketahanan sosial budaya dan ekologi sebagai landasan dan modal dasar pembangunan
38% populasi
1
Sumber: Paparan Menteri Bappenas pada Sosialisasi RPJPN 2025 – 2045 dan RPJMN Teknokratik 2025-2029 131
3
Kebijakan Fiskal Perlu Lebih Solid yang Mendukung Arah
Kebijakan Ekonomi dalam RPJMN 2025-2029

• Pengelolaan APBN semakin prudent dengan belanja negara terus tumbuh.


• Defisit fiskal terus terjaga dan tax ratio diarahkan untuk meningkat.
• Stabilitas eksternal terus terjaga dan menguat di atas standar 3,0 bulan impor.

Postur Fiskal Tahun 2029 Ketahanan Eksternal Tahun 2029


(Persen PDB)

Tax Ratio 12,0 – 14,0% Cadangan Devisa 198,0 – 235,6


(USD Miliar)
Belanja Negara 17,1 – 19,3%
[bulan impor] 5,9 – 7,0
Defisit APBN (2,7) – (2,8)%

Sumber: Exercise Kementerian PPN/BAPPENAS per 6 Oktober


2023
Sumber: Paparan Menteri Bappenas pada Sosialisasi RPJPN 2025 – 2045 dan RPJMN Teknokratik 2025-2029 141
Kebutuhan Investasi Jangka Menengah pada Kisaran Rp
45.500 Triliun untuk 5 tahun
Kebutuhan investasi jangka menengah 2025-2029 diperkirakan sebesar Rp45.513 – Rp45.876 triliun. Peranan pemerintah
terbatas sebesar 9,2–11,0 persen sehingga diperlukan dukungan dari Swasta dengan kontribusi sebesar 82,5 – 80,2 persen.

Kebutuhan Investasi 2025-2029

9,2 - 11,0%
Pemerintah Rp3.633 – Rp4.453 T

8,3 – 8,9% BUMN Rp3.403 – Rp3,618 T


Swasta Rp38.478 – Rp37.804 T

82,5 – 80,2% Total Investasi Rp45.513 – Rp45.876


T

Sumber: Exercise Kementerian PPN/BAPPENAS per 6 Oktober 2023

15
FAKTOR DOMINAN TRANSPORTASI 2045

1 FAKTOR PENENTU 2 FAKTOR PEMBENTUK 3 FAKTOR PEMICU

Terdapat Lima
Faktor Dominan
Mewujudkan Sistem
Transportasi
Nasional 2045
Visi Indonesia 2045

Global Mega Trends

4 FAKTOR PEUBAH 5 FAKTOR DELIVERY

Revolusi Industri 4.0

Digital, Knowledge
Based Economy

Sustainable Development Goals

Sumber: Suyono dalam RITN, 2019 16


TANTANGAN DAN ISU TRANSPORTASI MENDATANG

Isu Strategis Infrastruktur Sektor Transportasi Kedepan


TANTANGAN GLOBAL
Ketidakpastian dalam hal bidang perekonomian, 1. Ketimpangan infrastruktur konektivitas sehingga belum mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi
wilayah.
sosial dan budaya serta kemananan. UNDP (2022)
2. Tingginya biaya logistik nasional karena kinerja infrastruktur dan logistik masih rendah.
dalam bukunya ”Polycrisis and Longterm Thinking” 3. Rendahnya tingkat konektivitas transportasi udara karena rendahnya pelayanan dan tingginya tarif
memberikan peringatan bahwa RPJP Nasional penerbangan.
2025-2045 akan menghadapi tantangan 4. Struktur kepelabuhanan belum menciptakan superhub bagi peningkatan konstelasi regioanal dan global.
peningkatan laju globalisasi disertai dengan 5. Lemahnya perencanaan untuk pemanfaatan subsidi perintis untuk kawasan 3T.
6. Rendahnya tingkat pelayanan jalan-jalan daerah karena lambatnya pemeliharaan.
banyaknya risiko baru, kompleks, dan seringkali
saling ketergantungan. Ketersediaan Fasilitas Sarana dan Prasarana Keselamatan dan Keamanan Transportasi
Darat, Laut, Udara dan Perkeretaaapian
1. Kurang optimalnya penanganan daerah rawan kecelakaan karena pengendalian infrastruktur dan inefisiensi
GLOBAL TRENDS TRENDS OPPORTUNITIES kendaraan.
2. Lemahnya pengendalian sistem dan manajemen lalu-lintas pada persimpangan sebidang multi moda.
3. Belum efisiensinya penindakan terhadap kendaraan muatan lebih dan over dimensi (ODOL) dan kelaikan
• Decarbonization • Climate changes kendaraan.
• Emerging market size and
• Green development • Natural resource stress 4. Defisiensi sarana prasarana bagi keselamatan lalu-lintas dan angkutan perairan.
consumption (pada tahun
• Automation & smartification • Lebensraum + land use
2045, penduduk Indonesia
• IoT & digitalization change Infrastruktur dan Layanan Transportasi Umum Massal di Perkotaan
diperkirakan mencapai 315
• Supply chain diversification • Post-extractive
juta jiwa)
• Circular economy economy (khususnya • Access to global market 1. Kemacetan lalu-lintas di kota-kota metropolitan karena rendahnya pangsa angkutan umum massal
• Physical internet untuk mineral (by the location, by the perkotaan.
• Urbanization: agglomeration resources dan fossil digitalization) 2. Tingginya tingkat kepadatan di jalan-jalan tol sehingga menaikkan biaya operasi kendaraan.
& amalgamation (pada tahun fuels) • Competitive advantage untuk 3. Lemahnya manajemen fiskal daerah pada pelayanan sarana prasarana transportasi.
2045, diperkirakan ±70% • Mature-aging beberapa jenis sumber daya
penduduk tinggal di population Transportasi Berkelanjutan: Ramah Lingkungan dan Transportasi Cerdas
kawasan perkotaan) alam
• China’s new trade • Renewable energy
• Everything as a service route to the factory for Southeast 1. Pemanfataan teknologi sistem transportasi cerdas belum mendapatkan dengan skala yang lebih
• Remote work and work West via Arctic Asia (and even for Asia) masif.
everywhere
• Silver economy • Regenerative economy 2. Pemanfataan bahan bakar ramah lingkungan, hemat dan murah.
• Sharing economy • Maritime economy 3. Tingginya emisi karbon pada sektor transportasi karena rendahnya pemanfaatan teknologi ramah
lingkungan.
TANTANGAN DAN ISU STRATEGIS TRANSPORTASI KEDEPAN

Isu Strategis Infrastruktur Sektor Transportasi Kedepan


A. Konektivitas untuk Mendukung Kegiatan Ekonomi dan Akses menuju
Tantangan Global 1.
Pelayanan Dasar. infrastruktur konektivitas sehingga belum mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Ketimpangan
2. Tingginya biaya logistik nasional karena kinerja infrastruktur dan logistik masih rendah.
Ketidakpastian dalam hal bidang 3. Rendahnya tingkat konektivitas transportasi udara karena rendahnya pelayanan dan tingginya tarif penerbangan.
perekonomian, sosial dan budaya serta 4. Struktur kepelabuhanan belum menciptakan superhub bagi peningkatan konstelasi regioanal dan global.
kemananan. UNDP (2022) dalam bukunya 5. Lemahnya perencanaan untuk pemanfaatan subsidi perintis untuk kawasan 3T.
”Polycrisis and Longterm Thinking” 6. Rendahnya tingkat pelayanan jalan-jalan daerah karena lambatnya pemeliharaan.
memberikan peringatan bahwa RPJP Nasional
2025-2045 akan menghadapi tantangan B. Ketersediaan Fasilitas Sarana dan Prasarana Keselamatan dan Keamanan Transportasi Darat, Laut, Udara dan
peningkatan laju globalisasi disertai dengan Perkeretaaapian.
1. Kurang optimalnya penanganan daerah rawan kecelakaan karena pengendalian infrastruktur dan inefisiensi kendaraan.
banyaknya risiko baru, kompleks, dan 2. Lemahnya pengendalian sistem dan manajemen lalu-lintas pada persimpangan sebidang multi moda.
seringkali saling ketergantungan. 3. Belum efisiensinya penindakan terhadap kendaraan muatan lebih dan over dimensi (ODOL).
4. Defisiensi sarana prasarana bagi keselamatan lalu-lintas dan angkutan perairan.
5. Lemahnya kualitas pelayanan angkutan laut karena tidak optimalnya tata Kelola
Global Trends Challenges Opportunities kepelabuhanan.
6. Menurunnya tingkat keselamatan penerbangan karena kurangnya sarana
• Decarbonization •Climate changes • Emerging market size and prasarana serta SDM.
• Green development • Natural resource stress consumption (pada tahun 2045,
• Automation & smartification • Lebensraum + land use change penduduk Indonesia C. Infrastruktur dan Layanan Transportasi Umum Massal di
• IoT & digitalization • Post-extractive economy diperkirakan mencapai 315 juta 1. Kemacetan lalu-lintas di kota-kota metropolitan karena rendahnya pangsa
Perkotaan
• Supply chain diversification (khususnya untuk mineral jiwa) angkutan umum massal perkotaan.
• Circular economy resources dan fossil fuels) • Access to global market (by the
• Mature-aging population
2. Tingginya tingkat kepadatan di jalan-jalan tol sehingga menaikkan biaya operasi
• Physical internet location, by the digitalization)
• Urbanization: agglomeration & • China’s new trade route to the • Competitive advantage untuk
kendaraan.
amalgamation (pada tahun 2045, West via Arctic beberapa jenis sumber daya 3. Lemahnya manajemen fiskal daerah pada pelayanan sarana prasarana transportasi.
diperkirakan ±70% penduduk alam
tinggal di kawasan perkotaan) • Renewable energy factory for D. Transportasi Berkelanjutan: Ramah Lingkungan dan
• Everything as a service Southeast Asia (and even for Transportasi Cerdasteknologi sistem transportasi cerdas belum mendapatkan dengan
1. Pemanfataan
• Remote work and work everywhere Asia)
• Silver economy • Regenerative economy
skala yang lebih masif.
• Sharing economy • Maritime economy 2. Pemanfataan bahan bakar ramah lingkungan, hemat dan murah.
3. Tingginya emisi karbon pada sektor transportasi karena rendahnya pemanfaatan
teknologi ramah lingkungan.
1
Isu Strategis Jangka Panjang Pada Sektor Transportasi
World Digital Competitiveness Index ditahun 2019,
Indonesia berada diperingkat 56 dari 63 negara. Indonesia berada diperingkat 58 yang disebabkan oleh rendahnya
Posisi Indonesia yang anggaran dan pengeluaran untuk program riset dan pengembangan
Peningkatan digital serta lemahnya kompetensi SDM digital. Pada aspek kesiapan
berada
(sembilan) terbawah di
disebabkan terutama karena Pada aspek
Kapasitas Inovasi untuk masa depan, Indonesia menduduki peringkat ke-62 yang
infrastruktur, peringkat
akses 9
dan pengetahuan,
digital yang relatif
sumber
masih memerlukan
daya perbaikan dan Teknologi. disebabkan rendahnya tingkat literasi digital diseluruh masyarakat
manusia
dibandingkan dengan negara-negara lain. serta integrasi teknologi informasi di pemerintah yang masih lemah
serta belum terdapatnya integrasi data publik.
Data Food and Agriculture Organization di 2012,
Indonesia pada saat Risiko yang ada di transportasi darat dapat dibagi menjadi tiga
ketiga terbesar dunia
ini dalam produksi
menempati
perikanan di kategori, yaitu: faktor alam (bencana), teknologi, dan human error.
bawah peringkat
China dan Memperkuat Jatidiri Pelestarian
Karenanya, melakukan deteksi dini dan informasi cuaca/meteorologi
Indonesia menyimpan
India. 70 persen potensi
Selain minyak Sebagai Negara Sumber Daya
dan merencanakan kebutuhan transportasi
karena terdapat kurang
itu, lebih 40 cekungan
perairanminyak Maritim. Alam, Lingkungan merupakan hal yang dankrusial. Tidak hanya
komunikasi
kejadian alam yang dapat
yang berada di perairan Indonesia. Dari angka ini Delapan Isu Hidup, dan mempengaruhi aktivitas transportasi, berbalik,
hanya sekitar 10
Strategis Jangka Pengelolaan namun aktivitas secara transportasi juga dapat
persen
dieksplor dan dimanfaatkan. yang lingkungan hidup sehingga perlu dilakukan menyebabkan kerusakan
manajemen transportasi
saat ini Panjang Pada Bencana
Ketimpangan ekonomi masih yang berwawasan lingkungan dan
telah Sektor
menjadi
bagi Indonesia. Angka ketimpangantantangan
antar wilayah Pemerataan berbasis angkutanpengembangan
umum massal dalamtransportasi
menanganinya.
masih sangat tinggi. Kemiskinan di kawasan timur Transportasi
Indonesia sebesar 18,01 persen, kawasan barat Pembangunan
Antar Wilayah Analisis para pakar mengatakan bahwa jika ditaksir sekitar 90% perdagangan
Indonesia 10,33
global diangkut melalui laut, di mana 40% di antaranya melewati perairan
persen, dan
Pengembangan Indonesia. Dalam hal ini,
perkotaan
perdesaan 0,324 dan perkotaan 0,4.7,02 persen.
Ekonomi Indonesia perlu kelautan melalui
mengembangkan ekonomi bergerakberbagai upaya.
cepat Salah satunya
dalam
Sementara ketimpangan
Saat ini ketimpangan pertumbuhan antara wilayah dengan pengembangan pelabuhan perikanan skala nasional 24 Pelabuhan
pendapatan Maritim dan Perikanan Nusantara/Pelabuhan Perikanan
barat dan timur Indonesia terlihat salah satunya
dari persebaran populasi di barat yang mencapai Kelautan menyediakan
Samudra data(PPN/PPS),
dan informasi sumber daya kelautan yang terintegrasi
84,5% dan di timur hanya 15,5%. Sementara itu, Membangun (one map policy) dalam rangka mendukung pengelolaan sumber daya pesisir
produk domestik regional bruto (PDRB) wilayah Konektivitas dan laut, serta mewujudkan adanya Tol Laut dalam upaya meningkatkan
barat mencapai 89,26% dan wilayah timur hanya Nasional untuk Peningkatan Efektivitas, dan pelayanan angkutan laut serta meningkatkan konektivitas laut yang didukung
10,74%. Lebih lanjut, sebaran galangan kapal yang Mencapai Efisiensi dalam Pembiayaan oleh keselamatan maritim yang handal dan manajemen yang bermutu serta
ada di Indonesia adalah di Jawa 37%, Sumatra 26%, Infrastruktur industri maritim yang memadai.
Keseimbangan
Kalimantan 25%, dan sisanya 12% untuk kawasan
Pembangunan Penduduk perkotaan diperkirakan akan mencapai 60 persen dan bonus demografi tahun 2030. Sementara kontribusi urbanisasi
timur Indonesia. Salah untuk
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional masih rendah. Di Indonesia 1 persenurbanisasi hanya menghasilkan 4 persen PDB,
menangani satu upaya
sementara di India menghasilkan 13 persen PDB. Saat ini, infrastruktur di Indonesia memiliki konektivitas jarak tempuh 2,09 jam/100
ketimpangan tersebut pengesahan adalah
km, aksesibilitas 84,6%, rating kondisi jalan di angka 2,61, dan rating keselamatan di angka 2,95.
berpihak pada parakebijakan lebih
pelaksana usaha transportasi.
pemerintah yang 1
STRUKTUR RANCANGAN TEKNOKRATIK
RPJMN 2025-2029
STRUKTUR RANC.
STRUKTUR RANC.TEKNOKRATIK
TEKNOKRATIK STRUKTUR
STRUKTUR RPJPN
RPJP 2025-2045
RPJMN
RPJMN2025-2029
2025-2029 2025-2045

• Tahapan Pembangunan pertama dalam


Tema
RPJPN 2025 – 2045
Sasaran dan Indikator Utama Visi • Sasaran dan Indikator Utama Visi Indonesia
Indonesia Emas Emas 2045
• Transformasi Indonesia dan Landasan
Agenda Pembangunan (AP)
Transformasi

• 17 Arah Pembangunan RPJPN 2025 – 2045


Program Pembangunan (PP) • 45 Indikator Pembangunan

Kegiatan Pembangunan (KP)


Memperhatikan 20 Upaya Transformatif Super
Prioritas
Proyek Pembangunan (ProP)/RO

20
KRITERIA KEGIATAN PEMBANGUNAN

STRUKTUR
STRUKTURRPJMN
RPJMN2020-2024
2020-2024 • Kegiatan Pembangunan bercirikan:
 THIS
Prioritas Nasional 1
 Nomenklatur langsung menunjukkan kegiatan rill
Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk
Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan  Memiliki implikasi langsung terhadap anggaran
Program Pembangunan • Kegiatan Pembangunan memperhatikan 20
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan upaya
Transformatif Super Prioritas
investasi di sektor rill dan industrialisasi

Kegiatan Pembangunan

Peningkatan Daya Saing Destinasi Kegiatan Pembangunan (KP)


Industri Pariwisata, termasuk wisata alam, Pembangunan Kawasan Destinasi Toba
yang di dukung penguatan rantai pasok

Proyek Pembangunan (ProP)

Peningkatan Aksesibilitas, Amenitas, dan Atraksi, Proyek Pembangunan (ProP)/RO


serta Daya Dukung Destinasi Pariwisata Pengembangan Bandara Sibisa

Rincian Output

Pengembangan Bandara Sibisa

*Hingga ada keputusan Presiden Terpilih, struktur di RPJMN tidak digunakan istilah “Prioritas” 21
KRITERIA PROYEK PEMBANGUNAN

Merupakan proyek utama yang memiliki nilai strategis dan kontribusi signifikan
Definisi

Proyek Pembangunan terhadap pencapaian target pembangunan nasional dengan dukungan khusus
(ProP/RO) dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan menjadi objek Manajemen
Risiko Pembangunan Nasional.

Proyek Prioritas Utama/RO Utama harus mendukung langsung pencapaian indikator


Siginifikan/Strategis
Kegiatan Prioritas, dan berkorelasi terhadap pencapaian indikator Program Prioritas.

Memiliki Lokus
Proyek Prioritas Utama/RO Utama harus memiliki kejelasan lokasi hingga level Provinsi.
yang Jelas
Kriteria

Harus Bisa Mengidentifikasi Indikator Proyek Prioritas/RO Utama harus memiliki keterkaitan yang konkret dengan
Indikator indikator di atasnya (jelas kontribusinya).

Sequence Proyek Prioritas Utama/RO Utama harus dapat dipetakan Sequence pelaksanaanya
Antar RO dengan RO Utama lainnya yang memiliki keterkaitan langsung.

Harus Bisa Mengidentifikasi Proyek Prioritas Utama/RO Utama harus dapat dipetakan risiko dalam proses
Risiko perencanaan maupun pelaksanaanya. 22
ILUSTRASI KERANGKA PIKIR KEGIATAN/PROYEK PEMBANGUNAN:
PENURUNAN BIAYA LOGISTIK
Dukungan Pemerintah dalam rangka
peningkatandan pemerataan aktivitas industri &
perdagangan

Skalabilitas yang optimal dapat menciptakan


biaya logistik yang efisien dan mendorong
terciptanya layanan yang lebih merata

Integrasi Infrastruktur Konektivitas dengan Kawasan Pertumbuhan Ekonomi


(Upaya Transfomatif Super Prioritas)
Pertumbuhan Transformasi
Indikator Kinerja Sektor Perekonomian Ekonomi
Logistik Peningkatan produktivitas lingkungan kerja akan
menciptakan skalabilitas kargo yang optimal
Growth Engine
Biaya Logistik
yang Efisien A Sistem Logistik B Aktivitas Kawasan
Rute & Jaringan Logistik Pertumbuhan Ekonomi
Kehandalan & Pemerataan Layanan Aktivitas Industri
Alokasi Kapital
Dukungan infrastruktur Kapasitas & Kapabilitas LSP Aktivitas Perdagangan
dan regulasi dapat
Meningkatkan
meningkatkan kehandalan Sistem logistik yang efisien & handal menciptakan produktivitas
dan pemerataan layanan • Pemulihan
iklim lingkungan kerja yang kondusif sektor Industri
logistik ekonomi
Mendukung Stimulus akibat
terciptanya sistem Meningkatkan skala peningkatan pandemi
Meningkatkan utilisasi & skala dan
logistik yang lebih perekonomian dan alokasi Covid-19
Dukungan Pemerintah kapasitas standardisasi kapital produktivitas
efektif, efisien, dan • Keluar dari
dalam penyiapan enabler handal industri dan
(infrastruktur, regulasi dan
C Enabler Ekosistem perdagangan
middle
income trap
kebijakan) yang optimal Hard Infrastructure Soft Infrastructure • Pemerataa
n
Regulasi & Kebijakan Ekonomi
23
ILUSTRASI PENJABARAN RPJPN 2025-2045
KE DALAM STRUKTUR RPJMN 2025-2029

Muatan RPJPN 2025 - 2045


Misi Agenda Pembangunan: Transformasi Ekonomi

17 arah Program Pembangunan:


Program Pembangunan: Integrasi Ekonomi Domestik dan Konektivitas Global
pembangunan ...
Sasaran : Terwujudnya Peningkatan Produktivitas Perekonomian yang Terintegrasi dalam Rantai Pasok Global
Indikator :
45 Indikator 1. Biaya Logistik (%)
Sasaran dan Indikator
Pembangunan 2. Pembentukan Modal tetap Bruto (%) PDB
….
3. Ekspor Barang dan Jasa (%)

Upaya Transfomatif Kegiatan Pembangunan: Kegiatan Pembangunan: Kegiatan Kegiatan


Super Prioritas Integrasi infrastruktur konektivitas dengan kawasan
……………. Pembangunan: Pembangunan:
pertumbuhan ekonomi
Sasaran: Terbangunnya sistem logistik yang handal
Sasaran dan Indikator
... Sasaran dan Indikator Sasaran dan Indikator
Indikator :
Persentase rute pelayaran yang saling terhubung (loop) ... ...

ProP/RO:
ProP/RO: ProP/RO: ProP/RO:
Optimalisasi Pelabuhan Sorong Pembangunan Jalan Strategis-
Jalan Lingkar Sorong ……. …….
Indikator : Indikator : Indikator …. Indikator ….
Jumlah pelabuhan yang Panjang jalan yang terbangun
ditingkatkan kualitasnya

Keterangan : Setiap Indikator dilengkapi dengan K/L Pengampu 24


STRUKTUR AGENDA PEMBANGUNAN MEMPERHATIKAN
KETERKAITAN HORIZONTAL DAN VERTIKAL

STRUKTUR SASARAN INDIKATOR


KETERKAITAN KETERKAITAN
Agenda HORIZONTAL VERTIKAL
Pembangunan Indikator Dampak
Keterkaitan vertikal
Maka Keterkaitan horizontal menjelaskan hubungan
Jika menjelaskan ketepatan antar indikator secara
Program Sasaran Program penggunaan indikator dalam bertingkat pada level yang
Indikator Manfaat
Keterkaitan Vertikal

Pembangunan Pembangunan
menjawab ketercapaian berbeda (input, output,
sasaran. hasil, manfaat dan dampak)
Maka
Jika
Kegiatan Sasaran Kegiatan
Pembangunan Pembangunan Indikator Hasil

Maka Analisis keterkaitan vertikal dan horizontal digunakan untuk


menjamin rumusan kebijakan yang terstruktur dalam
Proyek Jika menjawab permasalahan dengan perencanaan strategis
Pembangunan Indikator Output menjadi lebih akurat dan tajam.

Keterkaitan Horizontal

Penguatan keterkaitan indikator pembangunan untuk menjamin ketepatan intervensi dalam


mencapai tujuan pembangunan

25
ILUSTRASI KETERKAITAN HORIZONTAL

“Pada struktur eksisting nomenklatur dan sasaran Program Ilustrasi kerangka kerja logis dengan memperhatikan
Prioritas tidak diketahui keterkaitannya dengan indikatornya” keterkaitan horizontal

Sasaran PP Indikator PP Sasaran PP Indikator PP


• Biaya logistik
terhadap PDB
• Jumlah kunjungan
(%)
Meningkatnya ekspor wisatawan Meningkatnya ekspor • Pertumbuhan ekspor
bernilai tambah tinggi nusantara (juta bernilai tambah tinggi produk industri
dan penguatan Tingkat perjalanan) dan penguatan Tingkat berteknologi
• Jumlah wisatawan Kandungan Dalam


Kandungan Dalam tinggi (%)
Negeri (TKDN) mancanegara Negeri (TKDN) • Tingkat Komponen
(juta Dalam Negeri
kunjungan) (Rerata
• dst
Tertimbang) (%)
• dst
Korelasi tidak diketahui Berkorelasi

“Indikator perlu menjawab/berkorelasi dengan Sasaran yang akan diwujudkan”


26
ILUSTRASI KETERKAITAN VERTIKAL
“Ilustrasi Keterkaitan Vertikal mengadopsi Kaidah
“Pada struktur eksisting, Indikator Program Prioritas Cascading”
digunakan juga pada indikator Kegiatan Prioritas”
Prioritas Nasional (PN) : Meningkatkan Sumber Daya
Prioritas Nasional (PN) : Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing
Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing
Indikator:
Indikator: • Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada
• Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita;
balita.

Program Prioritas (PP) : Peningkatan Akses dan Mutu


Program Prioritas (PP) : Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Pelayanan Kesehatan
Indikator:
Indikator: • % Obat Memenuhi Syarat;
• % Obat Memenuhi Syarat; • % Makanan Memenuhi Syarat;
• % Makanan Memenuhi Syarat;

Kegiatan Prioritas (KP) : Penguatan Sistem Kesehatan dan


Kegiatan Prioritas (KP) : Penguatan Sistem Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan
Indikator Indikator
Pengawasan Obat dan Makanan
tidak Cascading Indikator:
Indikator: cascading • % Obat yang aman dan bermutu berdasarkan hasil
• % Obat Memenuhi Syarat; pengawasan di wilayah kerja UPT BPOM;
• % Makanan Memenuhi Syarat; • % Makanan yang aman dan bermutu berdasarkan hasil
pengawasan di
wilayah kerja UPT BPOM;

“Indikator perlu mengadopsi prinsip Cascading


(higher indicators dijabarkan oleh lower indicators)” 27
KONSEP KERANGKA PEMBANGUNAN TRANSPORTASI 2025-2029

INFRASTRUKTUR DASAR INFRASTRUKTUR PENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

Sektor Ekonomi Pembangunan Angkutan


Peningkatan Kualitas Jalan Konektivitas Umum Massal Perkotaan

 Target mantap jalan nasional: 99% Jaringan Pelabuhan Utama  Transportasi Ramah Lingkungan dan
 Target mantap jalan provinsi: 85% Terpadu Cerdas
 Target mantap jalan kab/kota: 75%  Standarisasi pelabuhan  Rencana Mobiltas Perkotaan
Industri
 Kawasan ekonomi (Penumpang dan Logistik)
 Dukungan untuk kawasan produktif dan  Konektivitas hinterland Pengolahan  Kelembagaan Pengelola
daerah 3TP  Konektivitas feeder kapal Ro-Ro  Integrasi pendanaan (Pemda
 Transportasi penyeberangan + badan
Transportasi Multimoda
usaha, dukungan
Wilayah 3TP Jaringan Bandara Terpadu Pemerintah)
 Pengembangan bandara hub Jasa Modern  Target: 20 kota (Metropolitan, Besar,
 Transportasi perintis multimoda  Rute penerbangan hub and spoke dan Pariwisata dan Sedang)
 Integrasi dengan Kawasan
 Terminal di kawasan perbatasan
 Sarana dan prasarana transportasi di Pembangunan Jalan Tol pada
daerah 3TP Jalur Logistik
 Koridor dengan trafik tinggi, Pertanian-Perkebunan-
terpadu kawasan ekonomi Kelautan Perikanan
Keselamatan Transportasi  Skema pembiayaan blended
finance
 Implementasi Rencana Umum Nasional Pengembangan KA Regional/
Keselamatan (RUNK) Antar Kota
 KA Cepat
 Keselamatan Transportasi Kereta Api,  KA Angkutan Barang
Laut  KA Penumpang Antar Kota RPJMN 2020-2024:
dan Udara -27,3%
PENDANAAN BERKELANJUTAN UNTUK MENJAMIN KEBERLANGSUNGAN PEMBANGUNAN DAN
LAYANAN INFRASTRUKTUR

Domestic Capital Market &


Other Sources
APBN, APBD & Public Sector
Expenditures & SOEs
Bank Financing Insurance Industry

DIPA/DAU/DAK/
Corporate
Dana Desa/Dana Capital Market
Financing Pension Fund
Perimbangan

External Bilateral
and Multilateral Direct Appointment Non-bank Institutions Value Captured
Loans

Project Based SOE + Private


Financiers CONVENTIONAL Road Fund
Sukuk
PPP

Availability Investments and


Payment Guarantee Funds
Private Financing
STRATEGIC ALLIANCE Foreign Direct
Initiatives
PPP Investment (Unsolicited)

Pemerintah saat ini tengah mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan Non-APBN guna memastikan ketersediaan pendanaan
dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045
29
Kerangka Pembangunan Transportasi 2025-2029
INFRASTRUKTUR DASAR INFRASTRUKTUR PENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
Peningkatan Kualitas Jalan Konektivitas Sektor Ekonomi
Pembangunan Angkutan
 Target mantap jalan nasional: 99% Umum Massal Perkotaan
Jaringan Pelabuhan Utama
 Target mantap jalan provinsi: 85% Terpadu
 Target mantap jalan kab/kota: 75%  Standarisasi pelabuhan, kawasan  Urban Mobility Plan
Industri
ekonomi, & konektivitas hinterland  Kelembagaan pengelola
 Dukungan untuk kawasan produktif  Konektivitas feeder kapal Ro-Ro Pengolahan  Integrasi pendanaan (Pemda + badan
dan daerah 3TP  Transportasi penyeberangan usaha, dukungan Pemerintah)
Transportasi Multimoda  Target: 20 kota (metropolitan, besar,
Jaringan Bandara Terpadu dan sedang)
Wilayah 3TP  Pengembangan bandara hub
 Transportasi perintis multimoda  Rute penerbangan hub and spoke
Jasa Modern
 Integrasi dengan Kawasan
 Terminal di kawasan perbatasan dan Pariwisata
 Sarana dan prasarana transportasi Pembangunan Jalan Tol pada
di daerah 3TP Jalur Logistik
 Koridor dengan trafik tinggi, terpadu
kawasan ekonomi
Keselamatan Transportasi  Skema pembiayaan blended finance Pertanian-Perkebunan-
 Implementasi Rencana Umum
Pengembangan KA Regional/ Kelautan Perikanan
Nasional Keselamatan (RUNK) LLAJ
Pusat, Provinsi, Kab/Kota
Antar Kota
 KA Cepat, KA Logistik,
 Keselamatan Transportasi Kereta Api,  KA Penumpang Antar Kota
Laut dan Udara serta SAR

PENGARUSUTAMAAN

Pengembangan SDM Transportasi Penerapan Transportasi Hijau Pemanfaatan Teknologi dan


Digitalisasi 30
Resume Struktur Kertas Kerja IE 7
AP PP KP Indikator KP

AP PP 7.1:
KP 7.1.1 Penciptaan pusat-pusat pertumbuhan baru INFRASTRUKTUR JALAN
 Kondisi mantap jalan nasional/provinsi/kabupaten kota (%)​
Transformasi Pengembangan KP 7.1.2 Peningkatan keterkaitan rantai pasok antarpusat pertumbuhan  Waktu tempuh pada jalan lintas utama pulau (jam/100 km)​
Ekonomi Pusat Pertumbuhan KP 7.1.3 Penguatan kuantitas dan kualitas infrastruktur konektivitas darat, laut, TRANSPORTASI LAUT
Terintegrasi dan udara  Persentase peningkatan rute pelayaran bersubsidi (perintis dan PSO) (%)
Sasaran AP:  Persentase peningkatan rute pelayaran komersil (%)
 Persentase peningkatan kapasitas pelabuhan pendukung kawasan strategis (%)
PP 7.2:
TRANSPORTASI UDARA
IE 7 Optimalisasi KP 7.2.1 Penguatan Integrasi Konektivitas dengan Intra dan Antar Kawasan
Pertumbuhan Ekonomi
 Persentase peningkatan rute penerbangan bersubsidi (%)
Integrasi Backbone Integrasi  Persentase peningkatan rute penerbangan komersil (%)
 Persentase peningkatan kapasitas bandara pendukung kawasan strategis (%)
Ekonomi Ekonomi
Domestik dan TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
 Kondisi jalur KA sesuai standar TQI kategori 1 dan 2 (%)
Konektivitas KP 7.3.1 Penguatan Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan dalam Upaya Penguatan Logistik Nasional  Persentase peningkatan kapasitas jaringan perkeretaapian (%,GAPEKA)
Global PP 7.3: 

Persentase penurunan waktu tempuh KA pada koridor utama (%)
Persentase peningkatan angkutan KA barang (%)
KP 7.3.2 Harmonisasi Regulasi Logistik KP 7.3.3 Integrasi dan Digitalisasi Proses Bisnis
Perkuatan Sistem Nasional Logistik  Persentase peningkatan angkutan KA penumpang (%)
Logistik Nasional  Persentase peningkatan rute perkeretaapian bersubsidi (perintis dan PSO) (%)
Indikator AP: KP 7.3.4 Fasilitasi Logistik dan Pengembangan
Teknologi Logistik
KP 7.3.5 Peningkatan kualitas SDM di bidang
Logistik
TRANSPORTASI PENYEBERANGAN, SUNGAI & DANAU
Biaya Logistik  Persentase peningkatan produktivitas penumpang penyeberangan, sungai dan danau (%)
 Persentase peningkatan rute perintis penyeberangan bersubsidi (%)
(% PDB) PP 7.4: KP 7.4.1 Peningkatan Investasi untuk mengembangkan industri prioritas, transformasi digital,
modernisasi dan digitalisasi pertanian, ekonomi biru dan bioekonomi, industri kreatif, dan pariwisata
 Persentase peningkatan rute perintis penyeberangan komersil (%)
Peningkatan Investasi  Persentase peningkatan rute perintis penyeberangan yang menjadi rute komersil (%)

untuk Integrasi TRANSPORTASI DARAT & PERKOTAAN


KP 7.4.2 Peningkatan Investasi berorientasi ekspor
Ekonomi Domestik dan dan meningkatkan partisipasi dalam rantai produksi
KP 7.4.3 Peningkatan Investasi dalam  Kapasitas sistem angkutan umum massal perkotaan dibangun (penumpang/hari, kumulatif 5 tahun)
infrastruktur konektivitas dan logistik 
Konektivitas Global global Persentase kenaikan jumlah penumpang angkutan umum massal perkotaan (%)
 Persentase peningkatan rute angkutan jalan bersubsidi (%)
 Persentase peningkatan kapasitas terminal tipe A dan antar negara (%)
KP 7.5.1 Peningkatan Keterkaitan Ekonomi dan KP 7.5.4 Peningkatan Ekspor Pertanian,
Rantai Nilai Antar Daerah dan dengan Global Perikanan, dan Industri Berbasis SDA KEAMANAN & KESELAMATAN TRANSPORTASI
PP 7.5:  Rasio kejadian kecelakaan pelayaran laut per 10.000 pelayaran
Peningkatan KP 7.5.2 Peningkatan Ekspor Produk KP 7.5.5 Peningkatan Ekspor Jasa dan Produk  Rasio kejadian kecelakaan penerbangan per 1 juta penerbangan
Berteknologi Menengah Tinggi Kreatif  Rasio kejadian kecelakaan KA per 1 juta km perjalanan KA
Perdagangan Antar  Penurunan rasio fatalitas kecelakaan jalan per 10.000 kendaraan (%)​
Wilayah dan Ekspor KP 7.5.3 Peningkatan Ekspor Produk
KP 7.5.6 Peningkatan Ekspor Produk UMKM dan
 Persentase kendaraan angkutan umum laik beroperasi (%)
Berteknologi Rendah/Penyerap Tenaga  Persentase perlintasan sebidang KA yang ditangani (%)
serta Peningkatan Kerja Tinggi
Integrasi UMKM dalam Rantai Nilai Global
 Persentase peningkatan panjang jalan nasional/daerah berbintang 3 (%)
Partisipasi dalam  Persentase tingkat keberhasilan operasi pencarian dan pertolongan (%)
Rantai Nilai Global KP 7.5.7 Peningkatan Rantai Nilai Produk
Elektronik dan Otomotif termasuk Electric
KP 7.5.8 Peningkatan Utilisasi FTA/CEPA untuk
Mendorong Partisipasi dalam Rantai Nilai Global
Vehicle (EV)
PP 7.1: Pengembangan Pusat Pertumbuhan Terintegrasi
KP Pro-P
Pembangunan Bandara Baru
Pengembangan Bandara Feeder Mendukung Kawasan Strategis dan 3TP
Penyediaan Layanan Angkutan Udara Bersubsidi
Pengembangan Bandara Perairan
Peningkatan Airstrip di Papua
Pembangunan dan Pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal Perkotaan
Peningkatan sarana layanan transportasi darat
Peningkatan prasarana layanan transportasi darat
Penyediaan Layanan Angkutan Jalan Bersubsidi
KP 7.1.3 Pengembangan sistem jalan yang berkeselamatan
Penguatan kuantitas dan kualitas
Peningkatan keselamatan prasarana jalan
infrastruktur konektivitas darat, laut,
dan udara Peningkatan keselamatan sarana transportasi jalan
Peningkatan keselamatan pengguna jalan
Peningkatan tanggap darurat korban kecelakaan LLAJ
Peningkatan Keselamatan pada Perlintasan Sebidang KA
Peningkatan Keselamatan Transportasi Laut
Penyediaan Fasilitas Keselamatan dan Keamanan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan
Peningkatan Keselamatan Transportasi Udara
Peningkatan SDM Pencarian dan Pertolongan (SAR) pada Kecelakaan Transportasi
Penyediaan Peralatan Pencarian dan Pertolongan (SAR)
Penyediaan Sarana Pencarian dan Pertolongan (SAR)
Keamanan dan Keselamatan Transportasi

Pro-P Indikator Pro-P Baseline Target 2029 PIC / Pengampu Indikator


Peningkatan Keselamatan pada Jumlah perlintasan sebidang KA resmi yang ditangani
Kemenhub/KemenPUPR/KAI
Perlintasan Sebidang KA dan dijaga (lokasi)

Jumlah SBNP yang disediakan Kemenhub


Peningkatan Keselamatan
Jumlah kapal navigasi dan patroli yang disediakan Kemenhub
Transportasi Laut
Jumlah alur pelayaran yang ditetapkan Kemenhub

Peningkatan Keselamatan
Angkutan Sungai, Danau, dan Jumlah lokasi penyediaan rambu keselamatan ASDP Kemenhub/ASDP
Penyeberangan

Peningkatan Keselamatan Jumlah peralatan standar keamanan dan keselamatan


Kemenhub
Transportasi Udara penerbangan (unit)

Peningkatan SDM Pencarian dan


Pertolongan (SAR) pada Jumlah SDM SAR yang tersertifikasi (orang) BASARNAS
Kecelakaan Transportasi

Penyediaan Peralatan Pencarian


Jumlah peralatan SAR yang disediakan (unit) BASARNAS
dan Pertolongan (SAR)

Penyediaan Sarana Pencarian


Jumlah sarana SAR yang disediakan (unit) BASARNAS
dan Pertolongan (SAR)
Pengelolaan Risiko Bencana

Pro-P Indikator Pro-P Baseline Target 2029 PIC / Pengampu Indikator


Pembentukan sistem komando
Jumlah sistem komando yang terbentuk dan
terpadu untuk mobilisasi BNPB, BASARNAS, TNI, POLRI
beroperasi secara terpadu
relawan di daerah
Penyediaan kebutuhan dasar
untuk masyarakat terdampak Jumlah tim SAR yang tersertifikasi BASARNAS
bencana
BNPB, Bappenas, Kemensos,
Kemenkes, Kemendagri,
Peningkatan jumlah tim SAR Persentase kepuasan layanan kebutuhan dasar bagi BASARNAS, TNI/Polri, KPPPA,
yang tersertifikasi masyarakat terdampak bencana KemenPUPR, Kominfo,
Kemendikbud, Kementan,
Kemenko PMK
Jumlah SDM potensi pencarian dan pertolongan yang
Pembinaan Potensi SAR BASARNAS
kompeten
BNPB, Bappenas, Kemensos,
Kemenkes, Kemendagri,
BASARNAS, TNI/Polri, KPPPA,
Pemulihan pelayanan publik di Indeks pemulihan pascabencana/Ina PDRI (Indonesia-
KemenPUPR, Kominfo,
daerah terdampak bencana Post Disaster Recovery Index)
Kemendikbud, Kementan,
Kemenag, Kemenko PMK,
KemenKUKM
Rencana Strategis Basarnas 2025-2029
Landasan Hukum

Peraturan Presiden RI Nomor 83 Tahun


Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pencarian
2016 tentang Badan Nasional
dan Pertolongan Nasional Tahun 2019-2038
Pencarian dan Pertolongan

Visi:
Basarnas menyelenggarakan fungsi: Terwujudnya penyelenggaraan pencarian dan
pertolongan yang efektif, terintegrasi, dan andal Penyusunan peta rencana
Perumusan dan penetapan norma, yang berstandar internasional strategi terbagi dalam 4
standar, prosedur, kriteria, serta tahapan:
persyaratan dan prosedur perizinan Misi:
dan/atau rekomendasi 1. Mengembangkan sistem yang memenuhi • Tahapan pembangunan
penyelenggaraan Operasi Pencarian standar internasional
dan Pertolongan, pembinaan tenaga 2. Memfasilitasi dan mengembangkan sistem
(2019-2023)
dan potensi, sarana prasarana, dan komunikasi, sarana, dan prasarana yang • Tahapan penguatan
sistem komunikasi terintegrasi (2024-2028)
3. Mengembangkan dan mengoptimalkan • Tahapan pengembangan
sinergitas pemangku kepentingan melalui kerja (2029-2033)
sama nasional dan internasional, pelibatan
potensi Pencarian dan Pertolongan, dan peran
• Tahapan pemantapan
serta masyarakat (2034-2038)
4. Mengembangkan SDM, kelembagaan, regulasi
dan sistem pendanaan.
36
8 Aspek Spesifik Kebijakan dan Strategi dalam Renduk Pencarian dan
Pertolongan Nasional Tahun 2019-2038 (1/2)
Aspek Kebijakan dan Strategi
Operasi Pencarian a. Peningkatan kemampuan cepat tanggap/waktu respons (response time):
dan Pertolongan • Meningkatkan kapabilitas kemampuan dengan melibatkan seluruh kerja sama dan potensi yang ada
• Meningkatkan kemampuan kesiapsiagaan
• Meningkatkan kemampuan penerimaan berita adanya marabahaya, kemampuan penentuan lokasi kecelakaan,
kemampuan mobilitas, serta kemampuan pemberian pertolongan medis pada korban
• Mengadakan latihan gabungan
• Mengadakan evaluasi dan reviu
b. Pemenuhan standar yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara internasional:
• Mematuhi dan mengikuti perkembangan aturan yang ditetapkan oleh INSARAG, ICAO, IMO, dan IAMSAR Manual.
Sistem komunikasi, a. Peningkatan kualitas koordinasi antar pemangku kepentingan:
sarana, dan • Memperkuat dan memantapkan forum koordinasi
• Memperkuat dan memantapkan pertukaran informasi komunikasi dalam tahapan uncertainty phase (incerfa), alert phase
prasarana (alerfa), distress phase (detresfa)
• Meningkatkan kolaborasi pengembangan teknologi terkini secara nasional dan internasional
b. Peningkatan sarana dan prasarana sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional yang selaras dengan
teknologi terbaru:
• Meningkatkan kolaborasi pemanfaatan sumber daya sarana dan prasarana darat, laut, dan udara yang dimiliki
• Meningkatkan dan memperkuat sarana dan prasarana sesuai standar internasional
Kerja sama Penguatan hubungan kerja sama nasional dan internasional:
• Penguatan kerja sama dengan instansi/organisasi yang memiliki potensi
• Penguatan diplomasi maritim
• Penguatan soft diplomacy negara
• Pemanfaatan potensi perjanjian dan kerja sama

37
8 Aspek Spesifik Kebijakan dan Strategi dalam Renduk Pencarian dan
Pertolongan Nasional Tahun 2019-2038 (2/2)
Aspek Kebijakan dan Strategi

Potensi Pencarian Peningkatan fungsi pembinaan yang meliputi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan potensi:
dan Pertolongan • Peningkatan keterlibatan organisasi formal dan nonformal

Peran serta Peningkatan kesadaran dan keterlibatan masyarakat


masyarakat
Sumber daya Penguatan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, kualifikasi, dan berdaya saing tinggi:
manusia • Penguatan kompetensi SDM melalui Pendidikan dan/atau pelatihan, serta sertifikasi kompetensi
• Penguatan kompetensi petugas melalui sertifikasi profesi
Organisasi dan a. Pembangunan organisasi yang professional, berkualitas, dan berdaya saing:
peraturan • Pembangunan unit Pencarian dan Pertolongan
• Pembangunan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
perundang-
b. Penguatan peraturan perundang-undangan:
undangan • Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
• Ratifikasi
c. Peningkatan kesadaran atas hukum:
• Peningkatan kesadaran hukum untuk para pemangku kepentingan
• Pembangunan kesadaran hukum untuk masyarakat
Pendanaan Pengembangan kerangka pembiayaan untuk yang bersumber dari APBN, APBD, dan sumber lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

38
Benchmark Long Term Plan Search and Rescue

United Kingdom Search and Rescue


Japan Coast Guard
National Search and Rescue Program (UK)
(Japan)
(Canada)
• Receive details of persons, vessels
• Guarding territorial waters and the
• Support provinces and and aircraft in distress or potential
EEZ (Exclusive Economic Zone)
municipalities in obtaining the distress or requiring assistance or
• Maintaining maritime order
equipment and specialized training monitoring
• Saving lives
needed to sustain HUSAR capacity • Investigate and evaluate
• Protecting the marine environment
• Support investments in areas that information
• Preparing for disasters
will lead to timely and effective • Task appropriate SAR units
• Exploring the ocean
HUSAR response capabilities • Maintain SAR units capable of
• Securing the safety of maritime
• Support facilitating interoperability search, rescue and recovery and
traffic
among the Task Forces the delivery of those rescued to a
• Connecting the seas
place of safety

39
Logic Model dalam Pencapaian Sasaran Pembangunan Nasional

Hubungan Kerangka Logis Kementerian/Lembaga Definisi Sasaran Indikator Kinerja


dalam rangka Pencapaian Sasaran Pembangunan Nasional
Sasaran nasional yang hendak dicapai
dalam rangka mencapai sasaran Indikator Pembangunan Nasional
Program Prioritas Presiden (IPN)

Kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh


K/L yang mencerminkan pengaruh yang Indikator Kinerja Sasaran Strategis
ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) (IKSS)
dari satu atau beberapa program

Hasil (outcome) dari pelaksanaan


Indikator Kinerja Program (IKP)
program unit organisasi Eselon I sesuai
atau Indikator Outcome (RSPP)
tugas dan fungsinya

Hasil yang akan dicapai dari suatu


Kegiatan dalam rangka pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Sasaran Program yang mencerminkan atau Indikator KRO
berfungsinya keluaran (output)
Barang atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan yang dilaksanakan untuk RO
mendukung pencapaian sasaran dan
tujuan program dan kebijakan

Sumberdaya baik yang berupa personil


(SDM), barang modal termasuk peralatan
dan teknologi, dana, atau kombinasinya
sebagai masukan (input) untuk Detail Belanja
menghasilkan keluaran (output) dalam
bentuk barang/jasa
Sumber: Permen PPN/Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan
Renstra K/L 2020-2024 (dan perubahannya melalui Permen PPN/Bappenas No 6 Tahun 2020)

40
Struktur Indikator Pembangunan Nasional
LEVEL SASARAN INDIKATOR SIFAT INDIKATOR

Sasaran Indikator Pembangunan


Presiden Impact
Pembangunan Nasional (IPN)
Nasional

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran • Impact (Adopsi Langsung)


Menteri • Final Outcome (Komponen Pembentuk)
K/L Strategis (IKSS)

Sasaran Program Indikator Kinerja Program (IKP) Final/Intermediate/Immediate


Dirjen Eselon I (Indikator Outcome Program) Outcome

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) • Final/Intermediate/Immediate


Sasaran Kegiatan Outcome (Adopsi Langsung)
Direktur (Indikator KRO)
Eselon II • Output (Komponen Pembentuk)

Subdit/ Sasaran Final/Intermediate/Immediate


Sub Kegiatan Indikator RO
Subcore Outcome (Adopsi Langsung)
(per jenis output)
Output (Komponen Pembentuk)

UPT Sasaran Indikator RO Outcome (Adopsi Langsung)


(Balai) Sub Kegiatan (per wilayah) Output (Komponen Pembentuk)
Per Wilayah
41
Strategi dalam Rencana Induk Basarnas 2015-2035

Sasaran Strategis Basarnas


1. Mewujudkan sistem pengendalian operasi yang efektif dan berstandar internasional
2. Mewujudkan sistem pelaksanaan dan penyelenggaraan yang efisien dan berstandar
internasional
3. Mewujudkan sistem informasi dan komunikasi integral dalam penyelenggaraan operasi yang
efektif, efisien, dan andal
4. Memenuhi mutu sarana dan prasarana yang optimal berdasarkan standar internasional
5. Mewujudkan kerjasama antarlembaga dalam skala nasional dan internasional yang aktif,
terbuka, dan setara
6. Membina hubungan baik dengan masyarakat guna menunjang kesuksesan penyelenggaraan
operasi
7. Mewujudkan sumber daya manusia dan sistem lembaga yang profesional, kompeten, disiplin,
bertanggung jawab, dan berintegritas
8. Mewujudkan regulasi dan pendanaan yang tepat, terencana, dan memadai dalam
penyelenggaraan operasi

42
Sasaran dan Indikator Kinerja Basarnas dalam Teknokratik Renstra
2025-2029
INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS SATU
SASARAN STRATEGIS (SS) (IKSS) AN

SS1 Meningkatnya keberhasilan IKSS.1 Indeks Keberhasilan


penyelenggaraan operasi Penyelenggaraan Pencarian dan Indeks
pencarian dan pertolongan Pertolongan • Termasuk ke dalam indikator KP yang
IKSS.2 Indeks Kepuasan Pemangku diusulkan dalam RPJMN 2025-2029
Kepentingan Indeks
• Dalam RPJMN 2020-2024, indikator yang
SS2 Meningkatnya efektivitas operasi IKSS.3 Indeks Layanan Pencarian dan
pencarian dan pertolongan Pertolongan Indeks digunakan: Waktu tanggap pencarian dan
SS3 Meningkatnya kesiapsiagaan IKSS.4 Indeks Kesiapsiagaan
Indeks
pertolongan (response time) → sudah
SS4 Meningkatnya pemberdayaan IKSS.5 Jumlah Potensi SAR
tercapai
Orang
potensi dan masyarakat IKSS.6 Indeks Tingkat Kesadaran • Indikator ProP Basarnas yang diusulkan:
Masyarakat (Public Awareness) Indeks Jumlah SDM, jumlah peralatan, dan jumlah
akan Pencarian dan Pertolongan
SS5 Meningkatnya Tata Kelola IKSS.7 Indeks Reformasi Birokrasi
sarana pencarian dan pertolongan
Organisasi Indeks • Pertimbangan indeks sebagai indikator.
SS6 Meningkatnya keandalan sarana
prasarana dan sistem komunikasi
IKSS.8 Tingkat kesiapan sarana
prasarana dan sistem komunikasi % Beberapa indeks dalam suatu indikator,
SS7 Meningkatnya penggunaan IKSS.9 Indeks Kematangan SPBE digabung untuk membentuk indeks
Indeks
Teknologi Informasi gabungan. Bagaimana perhitungannya?
SS8 Meningkatnya profesionalisme IKSS.10 Indeks Sistem Merit
SDM Indeks
IKSS.11 Jumlah jam pelatihan per Jam/
pegawai per tahun Tahun
SS9 Meningkatnya ketersediaan SDM IKSS.12 Rasio SDM pencarian dan
yang melaksanakan operasi pertolongan per jumlah rasio
pencarian dan pertolongan penduduk
43
Sandingan Indikator Basarnas dalam RPJMN 2025-2029 dengan IKU
Basarnas
SASARAN STRATEGIS (SS)
INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS SATU Usulan dalam RPJMN 2025-2029
(IKSS) AN
KP Indikator KP
SS1 Meningkatnya keberhasilan IKSS.1 Indeks Keberhasilan
penyelenggaraan operasi Penyelenggaraan Pencarian dan Indeks Penguatan kuantitas dan Persentase tingkat
pencarian dan pertolongan Pertolongan
kualitas infrastruktur keberhasilan operasi
IKSS.2 Indeks Kepuasan Pemangku
Indeks
konektivitas darat, laut, dan pencarian dan pertolongan
Kepentingan
udara (%)
SS2 Meningkatnya efektivitas operasi IKSS.3 Indeks Layanan Pencarian dan
pencarian dan pertolongan Pertolongan Indeks
SS3 Meningkatnya kesiapsiagaan IKSS.4 Indeks Kesiapsiagaan ProP Indikator ProP
Indeks
SS4 Meningkatnya pemberdayaan IKSS.5 Jumlah Potensi SAR Orang
potensi dan masyarakat IKSS.6 Indeks Tingkat Kesadaran Peningkatan SDM Pencarian dan
Jumlah SDM SAR yang
Masyarakat (Public Awareness) Pertolongan (SAR) pada
Indeks tersertifikasi (orang)
akan Pencarian dan Pertolongan Kecelakaan Transportasi
SS5 Meningkatnya Tata Kelola IKSS.7 Indeks Reformasi Birokrasi
Organisasi Indeks
SS6 Meningkatnya keandalan sarana IKSS.8 Tingkat kesiapan sarana Penyediaan Peralatan Pencarian Jumlah peralatan SAR yang
prasarana dan sistem komunikasi prasarana dan sistem komunikasi %
dan Pertolongan (SAR) disediakan (unit)
SS7 Meningkatnya penggunaan IKSS.9 Indeks Kematangan SPBE
Teknologi Informasi Indeks
SS8 Meningkatnya profesionalisme IKSS.10 Indeks Sistem Merit
SDM Indeks
Penyediaan Sarana Pencarian dan Jumlah sarana SAR yang
IKSS.11 Jumlah jam pelatihan per Jam/ Pertolongan (SAR) disediakan (unit)
pegawai per tahun Tahun
SS9 Meningkatnya ketersediaan SDM IKSS.12 Rasio SDM pencarian dan
yang melaksanakan operasi pertolongan per jumlah rasio
pencarian dan pertolongan penduduk
44
Diskusi dan Tindak Lanjut

 Masukan mengenai indikator yang mendukung arahan Indonesia Emas 7: Transformasi


Ekonomi secara nasional → apakah indikator yang diusulkan dalam RPJMN 2025-2029 cukup
mendukung.
 Indikator dengan perhitungan yang lebih detail dapat dimasukkan ke dalam Renstra 2025-
2029.
 Baseline indikator yang telah ditentukan dan disepakati, serta target per tahunnya dalam
jangka 5 tahun ke depan.
 Penyusunan RPJMN 2025-2029 akan bersamaan dengan penyusunan RKP 2025 dan Renstra
Basarnass 2025-2029, sehingga diperlukan penajaman ataupun pendalaman sasaran dan
kegiatan prioritas tahun 2025 sebagai tahun pertama pelaksanaan RPJMN 2025-2029, agar
selaras dengan kebijakan jangka menengah.

45
TERIMA KASIH
PERAN JASA KONSULTASI DALAM
PEMBANGUNAN NASIONAL
SUHARSO MONOARFA
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL

DISAMPAIKAN DALAM MUSYAWARAH NASIONAL INKINDO KE XII


JAKARTA, 6 DESEMBER 2022

46
Lampiran
Renstra K/L 2025-2029
Timeline Penyusunan RPJMN dan Renstra 2025-2029

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Struktur Data Krisna-renstra K/L 2025-2029
VISI
• Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode Perencanaan.

MISI • Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan Visi.

TUJUAN • Tujuan merupakan penjabaran visi K/L yang dilengkapi dengan rencana sasaran
nasional yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran program prioritas.

• Sasaran Strategis merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh
INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS Kementerian/Lembaga yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh


adanya hasil satu atau beberapa program.


INDIKATOR • Program mencerminkan penjabaran kebijakan K/L di bidang tertentu berdasarkan
PROGRAM SASARAN PROGRAM
KINERJA PROGRAM tugas dan fungsi sesuai visi dan misi Presiden, yang dilaksanakan dalam bentuk

✅ ✅
upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan untuk mencapai hasil yang terukur.

INDIKATOR Kegiatan mencerminkan aktivitas yang dilaksanakan oleh unit kerja K/L untuk
KEGIATAN SASARAN KEGIATAN •
KINERJA KEGIATAN menunjang Program yang ditentukan.


KRO • KRO (Klasifikasi Rincian Output) adalah kumpulan rincian output yang disusun
dengan mengelompokkan output sejenis/serumpun berdasarkan


sektor/bidang/jenis tertentu.

RO INDIKATOR RO
• Rincian Output adalah output riil yang sangat spesifik yang dihasilkan oleh unit
kerja K/L yang berfokus pada isu dan/atau lokasi tertentu.

✅Leveling data yang dilakukan penelaahan: Approved / Rejected Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan
Tahapan Penyusunan Renstra K/L 2025 - 2029

PENYESUAIAN
RANCANGAN TEKNOKRATIK RANCANGAN RENSTRA
RANCANGAN RENSTRA

• disusun oleh K/L


• disusun oleh K/L, • berpedoman pada RPJMN
• mempertimbangkan hasil evaluasi
• dimulai dengan rancangan awal • dilakukan melalui forum
renstra periode sebelumnya
Renstra yang disusun berdasarkan penyesuaian
• mempertimbangkan aspirasi
konsep rancangan awal RPJMN • Bappenas dapat
masyarakat
• dimutakhirkan menjadi rancangan melibatkan
• berkoordinasi dengan
Renstra dengan berpedoman pada Kemenkeu, Kemenpanrb
Bappenas
rancangan awal RPJMN dan/atau instansi terkait lainnya
terkait rencana sektoral dan
• ditelaah oleh Bappenas • dimutakhirkan berdasarkan hasil
kewilayahan
• disesuaikan dengan hasil forum penyesuaian
• dimutakhirkan dengan
penelaahan oleh Bappenas • dilanjutkan dengan proses
mengacu
penetapan Renstra
pada rancangan teknokratik
RPJMN
Penelaahan dilakukan untuk memastikan kesesuaian muatan renstra dengan tusi K/L serta
keselarasannya dengan sasaran pembangunan dan prioritas presiden pada RPJMN

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Timeline Tahapan Rancangan Teknokratik
Renstra K/L 2025-2029

T-1
T-2 (Satu Tahun Sebelum Pelaksanaan)
RPJMN 2025-2029

teknokratik RPJMN

NOV DES JAN APR


FEB MAR
RENSTRA 2025-2029

Ranc teknokratik renstra k/l Penyesuaian teknokratik renstra k/l

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Isu Khusus Tahapan Rancangan Teknokratik
Renstra K/L 2025-2029

Kajian Keterkaitan dengan Mandat dan


Isu Strategis RPJPN 2025 - 2045
Penugasan
• Isu Sektor Dalam Negeri • Kesinambungan dengan • Undang-undang Dasar
• Isu Eksternal Visi Indonesia Emas 2045 • Peraturan Presiden tentang K/L
(Regional, Global) • Mempertimbangkan • Peraturan Perundang-
• Peran K/L terhadap Isu Rancangan Akhir RPJPN undangan lainnya

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Timeline Tahapan Rancangan Awal
Renstra K/L 2025-2029

T-1
(Satu Tahun Sebelum Pelaksanaan)
RPJMN 2025-2029

1 PUTARAN

APR
MEI JUN JUL AGUS SEP
OKT rancangan awal RENSTRA
RENSTRA 2025-2029

rancangan
awal
RENSTRA
2 PUTARAN

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Mekanisme Penyusunan Rancangan Awal
Renstra K/L 2025-2029

KONSEP
RANWAL RPJMN

Penyusunan Dokumen Input Data Digital Pemanfataan


Ranwal Renstra K/L K/L
Ranwal Renstra K/L data digital
K/L

Biroren K/L menyusun Rancangan Bappenas memanfaatkan


Bappenas menyampaikan
Awal Renstra K/L dengan terlebih KRISNA-RENSTRA K/L muatan data digital Rancangan
Konsep Rancangan Awal
dahulu: Awal Renstra K/L sebagai salah
RPJMN 2025-2029
• memutakhirkan dokumen satu bahan penyusunan
Biroren K/L input data rancangan awal RPJMN
rancangan teknokratik Renstra digital rancangan
K/L berdasarkan Konsep Awal awal Renstra K/L
Rancangan RPJMN 2025 - 2029 pada KRISNA
RENSTRAKL

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Timeline Tahapan Rancangan Renstra K/L 2025-2029

*masih dalam proses penyempurnaan kebijakan, dapat


berubah
T-1
(Satu Tahun Sebelum Pelaksanaan)
RPJMN 2025-2029

• RANCANGAN RPJMN
PELANTIKAN RANWAL
PRESIDEN
• MUSRENBANG
RPJMN
• RANCANGAN AKHIR RPJMN

OKT OKT NOV NOV NOV NOV


W3 W4 W1 W2 W3 DES
W4 W2 –
RENSTRA 2025-2029

rancangan RENSTRA W4

Penelaahan

Penyesuaian hasil
Penelaahan
Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan
Disusun Pada Rancangan Renstra K/L 2025-2029

1 DOKUMEN 2 DATA DIGITAL

1. Lampiran Peraturan 1. Dituangkan dalam KRISNA


Menteri / Lembaga 2. Ringkasan muatan Renstra
2. Narasi Lengkap atas berdasarkan struktur data
Penjabaran Visi, Misi, perencanaan
Tujuan, Strategi, dan 3. Bagian tidak terpisahkan
Kebijakan K/L dari Dokumen Renstra

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Mekanisme Penyusunan Rancangan Renstra K/L 2025-2029
beserta Penelaahannya
Menyampaikan perbaikan
tertulis Ranc Renstra K/L
K/L kepada dit. Mitra kerja
Berita Acara online dalam Melakukan perbaikan
K/L K/L KRISNA RENSTRA K/L Ranc Renstra K/L
K/L

RANCANGAN
RENSTRA K/L
Penelaahan melalui • Biroren K/L dan Direktorat Menyampaikan perbaikan
Pertemuan Dua Pihak mitra kerja input Berita Acara data dan informasi Ranc
pada KRISNA RENSTRAKL K/L Renstra K/L
• K/L menyusun • Dit. Mitra Kerja • Berita acara memuat hal
Rancangan renstra mengoordinasikan Submit
yang disepakati dan tidak
K/L berdasarkan pertemuan dua pihak disepakati
Rancangan Awal
RPJMN • Dit. Mitra Kerja • Berita acara disepakati dan
• KL menyampaikan mengundang Biroren ditandangani oleh Eselon
Rancangan Renstra dan dapat melibatkan II direktorat mitra kerja KRISNA-RENSTRA K/L
kepada Bappenas unit kerja teknis K/L dan Biroren K/L
• Dit. Mitra Kerja
memastikan
kelengkapan Approved
dokumen sebelum
pertemuan dua pihak Dit. Mitra Kerja K/L
memberikan persetujuan
atas perbaikan Rancangan
Renstra K/L

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Substansi Penelaahan Rancangan Renstra K/L 2025 – 2029

Visi-Misi K/L mendukung Kebijakan K/L, Program, Kegiatan Program, Kegiatan sesuai Sasaran Strategis, Sasaran Program,
Visi-Misi Presiden konsisten dengan kebijakan Ranwal pembagian kewenangan & Sasaran Kegiatan mendukung
RPJMN Pusat - Daerah sasaran di Ranwal RPJMN

Sasaran Program dan sasaran kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Staretegis, indikasi Output Prioritas K/L muatan ranc. Renstra
K/L sesuai kebijakan pengembangan Indikator Kinerja Program, Indikator beserta indikatornya mendukung sesuai dengan Tusi K/L
wil. (dl kaitan daerah) Kinerja Kegiatan mendukung indikator pencapaian Prioritas
pencapaian pembangunan Pembangunan di Ranwal RPJMN

keterkaitan antara sumber daya yang tertuang layak kesesuaian kerangka regulasi, kesesuaian kerangka regulasi,
1. Tujuan dg Sasaran Strategis K/L menurut kerangka ekonomi makro kerangka kelembagaan, dan kerangka kelembagaan, dan
2. Program dg Sasaran Program; yang tertuang dalam ranwal kerangka pendanaan dengan tusi kerangka pendanaan terhadap arah
3. Kegiatan dg Sasaran Kegiatan; dan RPJMN di ranwal RPJMN kebijakan, strategi pendanaan
4. Sasaran Strategis dg Sasaran nasional dan KEM di Ranwal RPJMN
Program dan Sasaran Kegiatan.

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Timeline Penyesuaian Rancangan Renstra K/L 2025-2029

T ( 2025)
RPJMN 2025-2029

PERPRES
RPJMN

DES
JAN FEB MAR APR MEI
JUN
RENSTRA 2025-2029

Forum Penyesuaian rancangan renstra


penetapan renstra

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Mekanisme Penyesuaian Rancangan Renstra K/L 2025-2029
beserta Penelaahannya
Menyampaikan perbaikan
K/L tertulis Rancangan
K/L
Melakuka Renstra K/L
penyesuaian
n Berita Acara online Melakukan kepada Bappenas
PENETAPAN perbaikan Ranc
Ranc. Renstra K/L dalam KRISNA
PERPRES K/L
Renstra K/L
K/L terhadap RENSTRA K/L
RPJMN Menyampaikan perbaikan
Perpres Forum Penyesuaian
• Biroren K/L dan Direktorat K/L data dan informasi
RPJMN
Dapat melibatkan mitra kerja input Berita Rancangan Renstra K/L
Acara ke dalam KRISNA
Submit
RENSTRA KL
• Berita acara memuat hal
yang disepakati dan tidak
• Dit. Mitra Kerja disepakati KRISNA-RENSTRA K/L
mengoordinasikan forum
• Berita acara disepakati
penyesuaian
dan ditandangani oleh
• Dit. Mitra Kerja K/L Eselon II direktorat mitra
mengundang biroren K/L dan kerja dan Biroren K/L Approved
dapat mengundang
Kemenkeu, KemenPAN-RB,
dan BPKP
Dit. Mitra Kerja K/L
• Biroren K/L dapat melibatkan Deputi Mitra Kerja K/L di
memberikan
Bappenas menyampaikan
unit kerja teknis lainnya persetujuan atas
surat persetujuan hasil
• Dit. Mitra Kerja memastikan perbaikan Rancangan
penelaahan Ranc Renstra
kelengkapan dokumen Renstra K/L
K/L sebagai syarat
sebelum forum penyesuaian penetapan

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Substansi Penyesuaian Rancangan Renstra K/L 2025 – 2029

Visi-Misi K/L mendukung Kebijakan K/L, Program, Program, Kegiatan sesuai Sasaran Strategis, Sasaran Program,
Visi-Misi Presiden Kegiatan konsisten dengan pembagian kewenangan & Sasaran Kegiatan mendukung
kebijakan Perpres RPJMN Pusat - Daerah sasaran di Perpres RPJMN

Sasaran Program dan sasaran kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Staretegis, indikasi Output Prioritas K/L beserta
K/L sesuai kebijakan pengembangan Indikator Kinerja Program, Indikator indikatornya mendukung pencapaian muatan Ranc. Renstra
wil. (dl kaitan daerah) Kinerja Kegiatan mendukung indikator Prioritas Pembangunan di Perpres RPJMN sesuai dengan Tusi K/L
pencapaian pembangunan

keterkaitan antara sumber daya yang tertuang kesesuaian kerangka regulasi, kesesuaian kerangka regulasi, kerangka
1. Tujuan dg Sasaran Strategis K/L layak menurut kerangka kerangka kelembagaan, dan kelembagaan, dan kerangka pendanaan
2. Program dg Sasaran Program; ekonomi makro yang tertuang kerangka pendanaan dengan terhadap arah kebijakan, strategi pendanaan
3. Kegiatan dg Sasaran Kegiatan; dan dalam Perpres RPJMN tusi di Perpres RPJMN nasional dan KEM di Perpres RPJMN
4. Sasaran Strategis dg Sasaran
Program dan Sasaran Kegiatan
Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan
Timeline Penelaahan Renstra K/L 2025-2029

T-1 (Satu Tahun Sebelum Pelaksanaan) T (Tahun Pelaksanaan)


2024 2025
RPJMN 2025-2029

Perpres
Rancangan • Ranc RPJMN

RPJMN
Awal RPJMN Ranc Akhir RPJMN

OKT NOV DES APR MEI


JAN FEB MAR JUN
RENSTRA 2025-2029

Ranca ngan
Renstr a K/L
Forum Penyesuaian

Pertemuan
Dua Pihak
Penetapan
Perbaikan Renstra K/L
Rancangan
Renstra K/L

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan 6


2
Pihak dalam Penelaahan Renstra K/L 2025-2029
Pertemuan Dua Pihak
• Direktorat mitra kerja Kementerian/Lembaga di Bappenas
• Biro perencanaan Kementerian/Lembaga

Forum Penyesuaian
• Direktorat mitra kerja Kementerian/Lembaga di Bappenas
• Biro perencanaan Kementerian/Lembaga

Dapat melibatkan:

Kementerian keuangan Kemenpan RB BPKP

memberikan pertimbangan terkait memberikan pertimbangan terhadap aspek memberikan pertimbangan terkait
keselarasan indikasi pendanaan pada kelayakan usulan terkait keselarasan, konsistensi dan • konsistensi penuangan Output yang
Renstra K/L dengan kerangka anggaran keterkaitan antara: mendukung pencapaian Prioritas
jangka menengah • Tujuan dengan Sasaran Strategis K/L; Pembangunan pada Renstra K/L, telah
• Program dengan Sasaran Program; sesuai dengan Proyek Prioritas pada
• Kegiatan dengan Sasaran Kegiatan; dan Perpres RPJMN;
• Sasaran Strategis dengan Sasaran Program dan • konsistensi penuangan Output lainnya
Sasaran Kegiatan; dengan tugas dan fungsi K/L;

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Timeline Penetapan Renstra K/L 2025-2029

T
PENYAMPAIAN RENSTRA K/L
(Tahun Pelaksanaan)

PERPRES
2025-2029

RPJMN
RPJMN

Secara luring melalui Surat


Menteri/Pimpinan Lembaga

jan feb mar apr mei jun

5 HARI KERJA Secara daring melalui Sistem Informasi


FORUM PENYESUAIAN PENETAPAN PENYAMPAIAN KRISNA-RENSTRAKL
RANCANGAN RENSTRA RENSTRA K/L RENSTRA K/L
K/L

Penetapan Rancangan Renstra K/L menjadi Renstra K/L dilaksanakan paling lambat 5 (lima) bulan setelah RPJMN ditetapkan

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Mekanisme Penetapan Renstra K/L

Penyampaian rancangan
Penyampaian surat Penyusunan rancangan Penetapan rancangan permen/perlem/perban
Deputi mitra kerja K/L di permen/perlem/perban renstra K/L K/L
K/L K/L mengenai renstra K/L
Bappenas mengenai renstra K/L

• Peraturan Menteri/ • Penetapan Renstra K/L Disampaikan kepada:


Kementerian Perencanaan
menyampaikan surat deputi mitra Lembaga/Badan mengenai dilakukan dengan
kerja K/L di Kementerian Renstra K/L terdiri atas Peraturan Menteri/
Perencanaan atas nama Menteri Batang Tubuh dan Lampiran Lembaga/Badan
terkait persetujuan atas hasil • Biro perencanaan dan biro mengenai Renstra K/L
penelaahan rancangan Renstra K/L hukum K/L 2025-2029
mengoordinasikan • Biro perencanaan dan
penyusunan dan penetapan biro hukum K/L serta
Peraturan direktorat mitra kerja K/L
Menteri/Lembaga/ Badan di Kementerian
tentang Renstra K/L 2025- Perencanaan
2029 dengan melibatkan memastikan agar
direktorat mitra kerja K/L di Peraturan
Kementerian Perencanaan Menteri/Lembaga/
Badan tentang Renstra
K/L 2025-2029
ditetapkan paling lambat
5 (lima) bulan setelah
RPJMN ditetapkan

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Penyampaian Renstra K/L yang Telah Ditetapkan

Kementerian Perencanaan

Kementerian Dalam Negeri


Renstra K/L yang telah
ditetapkan
disampaikan kepada Kementerian Keuangan

Kementerian PANRB

Disampaikan secara luring melalui surat Disampaikan secara daring dengan


Menteri/Pimpinan Lembaga atau (upload) Peraturan Menteri/Peraturan
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Lembaga/Peraturan Badan tentang Renstra
Utama/Sekretaris Kementerian/Lembaga K/L 2025-2029 dalam Sistem Informasi
atas nama Menteri/Pimpinan Lembaga KRISNA-RENSTRAKL

Disampaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Peraturan Menteri/Peraturan


Lembaga/Peraturan Badan diundangkan dalam Berita Negara

Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan


Tugas dan Fungsi Direktorat Transportasi

Tugas Fungsi

1. Koordinasi dan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bidang tema,


Melaksanakan koordinasi sasaran, arah kebijakan prioritas pembangunan nasional, kerangka regulasi, kerangka
dan perumusan kebijakan, kelembagaan, kerangka pendanaan, kerangka pelayanan umum dan investasi, dan kerja sama
internasional perencanaan pembangunan nasional di bidang transportasi;
sinkronisasi pelaksanaan 2. Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi pelaksanaan kebijakan perencanaan dan pengalokasian
kebijakan, pemantauan, anggaran pembangunan nasional di bidang transportasi darat dan perkeretaapian, jalan, laut,
evaluasi dan pengendalian, dan udara;
serta penyusunan prakarsa 3. Penyusunan prakarsa strategis pembangunan lintas sektor melalui pengembangan model
inovatif pembangunan sebagai dasar penerapan dan pelembagaan dalam rencana dan
strategis pembangunan anggaran Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah di bidang transportasi darat dan
lintas sektor perencanaan perkeretaapian, jalan, laut, dan udara;
pembangunan nasional di 4. Koordinasi percepatan pelaksanaan program rencana pembangunan nasional di bidang
transportasi darat dan perkeretaapian, jalan, laut, dan udara;
bidang transportasi 5. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang
transportasi darat dan perkeretaapian, jalan, laut, dan udara;
6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan
pembangunan nasional di bidang transportasi; dan
7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat Transportasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas
RI Nomor 3 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian PPN/Bappenas

Anda mungkin juga menyukai