Anda di halaman 1dari 18

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KHASIAT OBAT

Asirotul Ma’rifah, SST., Bd., M.Kes


PENGANTAR
 Efek farmakologis dari obat yang tertulis secara
teoretis adalah efek yang terjadi bila obat diberikan
kepada orang laki-laki dewasa (18-65 tahun)
dengan berat badan rata-rata 70 Kg.
 Bila obat diberikan kepada kelompok pasien, ras,
etnik, jenis kelamin dan usiadan berat badan yang
berbeda kemungkinan dapat terjadi perbedaan efek
obat
 Perbedaan dapat terjadi karena :
- Faktor obat
- Faktor pasien
Faktor obat terdiri dari
 Dosis
 Rute pemberian
 Interaksi dengan makanan
 Interaksi dengan obat lain
DOSIS
 Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada
pasien pada satu waktu
 Regimen dosis meliputi frekuensi pemberian,
ukuran, jumlah.
 Dosis adalah penentu utama dari kerja obat serta
efeknya, baik efek terapi maupun efek samping.
 Jika dosis terlalu kecil, atau frekuensi terlalu lama,
maka efek farmakologik yang didinginkan tidak akan
tercapai
 Tapi bila dosis terlalu besar, atau frekuensi
pemberian terlalu sering, dapat terjadi efek toksik.
 Dosis yang dapat menyebabkan efek racun/toksik
disebut dosis toksik, dosis yang dapat
menyebabkan kematian disebut dosis letal
RUTE PEMBERIAN
 Rute pemberian dapat mempengaruhi kerja
obat dan responnya, umumnya karena
ppengaruh terhadap absorbsi dan distribusi.
 Rute pemberian intravena akan memberikan
efek yang cepat karena obat langsung masuk
kedlam pembuluh darah
 Rute intramuskular akan menyebabkan efek
obat sedikit lebih lambat, karena
membutuhkan waktu untuk penyerapan.
 Obat yang diberikan per oral akan
memberikan efek yang lebih lambat lagi, bila
dibandingkan dengan obat parenteral.
Interaksi Obat-Makanan
 Makanan dapat mengubah penyerapan(absorbsi)
dari obat oral.
 Pada kebanyakan kasus, makanan dapat
memperlambat absorbsi obat karena perubahan
sekresi GI dan motilitasnya.
 Makanan juga mengurangi absorbsi obat karena
terbentuknya senyawa kompleks obat-makanan
 Tapi ada juga beberapa makanan tertentu dapat
meningkatkan penyerapan obat tertentu, contohnya:
makanan berlemak dapat meningkatkan
penyerapan griseofulvin
 Makanan yang mengandung vitamin K dapat
mengurangi kerja dari obat antikoagulan
Interaksi Obat dengan Obat
 Interaksi obat adalah perubahan efek suatu
obat akibat dari pemberian bersama dengan
obat-obatan lain.
 Interaksi dapat menyebabkan meningkatnya
atau menurunnya efek obat
 Jenis interaksi yang terjadi adalah:

- Interaksi farmakokinetik
- Interaksi Farmakodinamik
- Inkompatibilitas
Faktor pasien terdiri dari
 Usia
 Faktor gen dan etnik
 Berat badan
 Jenis kelamin
 Kondisi patologis
Usia
 Pengaruh usia terhadap efek dari obat akan
nyata terlihat pada neonatus, bayi , dan lanjut
usia.
 Pada bayi baru lahir, proses distribusi,
metabolisme atau eliminasi obat belum
sempurna, karena sistem organnya masih
berkembang.
 Sebaliknya orang usia lanjut sudah
mengalami kemunduran dalam proses
absorbsi, distribusi dan metabolisme obat
Berat Badan
 Berat badan umumnya berpengaruh kepada
dosis obat.
 Umunya pasien dengan berat badan lebih
besar membutuhkan dosis obat lebih besar
pula.
Faktor Gen
 Faktor genetik dapat mempengaruhi kerja
obat melalui beberapa cara salahsatunya
dengan perbedaan bentuk protein plasma
yang dapat mengubah farmakokinetika obat
 Perbedaan gen juga bisa menyebabkan
perbedaan dalam enzim yang
memetabolisme obat sehingga ada kelompok
yang mudah mengalami keracunan obat
tertentu, sementara itu kelompok yang lain
tidak.
Etnik
 Sebagai contoh, kelompok etnik afro-amerika
agak kurang responsif terhadap
antihipertensi dibandingkat dengan orang
kulit putih
Jenis Kelamin
 Perbedaan respon antara pria dan wanita
terhadap terapi obat masih terus diteliti
Kondisi Patologis
 Adanya penyakit yang diderita pasien dapat
pula menyebabkan perubahan efek obat.
 Penyakit yang perlu menjadi pethatian
khusus diantaranya:
-penyakit saluran cerna
-penyakit kardiovaskuler
-penyakit hati
-penyakit ginjal
Pengaruh Penyakit Sal. Cerna
 Penyakit saluran cerna dapat mengurangi
kecepatan dan jumlah obat yang diabsorbsi
pada pemberian oral karena perlambatan
pengosongan lambung.
 Percepatan waktu transit pada saluran cerna
misalnya pada penyakit diare dapat
menyebabkan kegagalan absorbsi obat.
Penyakit Kardiovaskular
 Penyakit ini dapat mengurangi distribusi obat
dan aliran darah ke hati dan ginjal untuk
dieliminasi
 Hal diatas akan menyebabkan penumpukan
(akumulasi) obat didalam darah sehingga
dapat menimbulkan efek berlebihan atau
efek toksik.
Peyakit hati
 Penyakit ini akan mengurangi metabolisme
obat dan sistesis protein plasma sehingga
akan menyebabkan efek toksik dari obat
 Perubahan respon baru akan terjadi bila
kerusakan hati sudah parah. Bila terjadi
gangguan hati ringan, metabolisme obat
umumnya tidak terpengaruh
Penyakt Ginjal
 Penyakt ini kana mengurangi ekskresi obat aktif
maupun metabolitnya melalui ginjal sehingga dapat
menyebabkan penumpukan obat di dalm darah
yang akhirnya menyebabkan efek toksik.
 Disamping itu orang dengan penyakit ginjal akan
kekurangan protein plasma sehingga meningkatkan
kadar obat bebas dalam darah, hal ini akan
meningkatkan sensitifitas jaringan terhadap
beberapa obat, tapi ada juga yang mengurangi atau
menghilangkan efektifitas obat.

Anda mungkin juga menyukai