Anda di halaman 1dari 26

MACAM-MACAM GAS

DALAM TAMBANG
1. Gas-gas yang tidak berbentuk (berpartikel)
a. gas-gas umum (CH4, CO, CO2, H2S)
b. Gas-gas hasil penguapan (kondisi normal
berupa padatan atau cairan)
2. Kotoran-kotoran dalam bentuk cairan
a. Kabut/embun →titik-titik cairan yang sangat
kecil
b. Kabut → titik-titik cairan hasil penguapan
3. Kotoran-kotoran dalam bentuk padatan
a. Debu (dalam keadaan normal berupa padatan,
mineral atau benda organik)
b. Gas-gas (penguapan dari material padatan)
c. Asap/smoke (material-material karbon yang tidak
terbakar)
d. Organisme (virus, bakteri, serbuk, spora)
A. Gas-gas pengotor
Udara → kombinasi atau campuran berupa gas
yang berasal dari proses-proses yang terjadi
dalam tambang, batuan/bahan galiannya.
Sumber gas pengotor dalam tambang:
- Peledakan untuk pemberaian
- Mesin-mesin yang digunakan
Gas methane (CH4) merupakan gas pengotor
yang selalu ada dalam lapisan batubara.
Sifat gas pengotor :
• Gas beracun → gas yang bereaksi dengan
darah dan dapat menyebabkan kematian.
• Gas berbahaya →dapat menyebabkan bahaya
bagi kehidupan manusia maupun hal-hal lain
misal menyebabkan peledakan.
1. Karbondioksida (CO2)
• Tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mendukung nyala api, bukan merupakan gas
beracun dan dalam konsentrasi tinggi
mempunyai rasa asam.
• Lebih berat dari udara, selalu ada di bagian
bawah jalan udara
• Dalam udara normal, kandungan CO2 adalah
0.03%
CO2 dihasilkan dari proses pembakaran, oksidasi
zat-zat organik, proses respirasi manusia atau
hewan.
Perbandingan CO2 akan bertambah secara alamiah akibat
dari :
a. Penambahan manusia
b. Oksidasi batubara atau bijih
c. Pembusukan penyangga/timber
d. Pembakaran dari nyala lampu
e. Peledakan
Banyak mengandung CO2 disebut “Black damp”

Kandungan CO2 Laju pernafasan


%
3 Dua kali lipat dari keadaan normal
5 Meningkat tiga kali lipat
10 Manusia hanya mampu bertahan
beberapa menit
2. Methane (CH4)
• Tidak beracun
• Tidak berwarna
• Tidak berbau
• Tidak mempunyai rasa
Sering merupakan sumber ledakan suatu
tambang.
Gas ini sering ada pada batubara, potash,
limestone.
Sedikit methane ada pada, tembaga, besi,
gypsum, marmer, emas & perak.
Camuran methane dengan udara →Firedamp
Saat proses pembatubaraan gas methane
terbentuk bersamaan dengan gas
karbondioksida. Gas ini tetap ada dalam
lapisan batubara selama selama tidak ada
perubahan tekanan padanya.
Gas methane yang masih terperankap
dalam lapisan batubara dapat dilakukan
penyedotan disebut Seam methane
drainage
Kurva eksplosibility gas methane (Hartman, 1982)
3. Karbon Monoksida (CO)
• Tidak berwarna
• Tidak berbau
• Tidak berasa
• Dapat terbakar
• Sangat beracun
Dihasilkan saat terjadi kebakaran tambang dan
banyak menyebabkan tingkat kematian yang
tinggi karena afinitas yang tinggi pada
haemoglobin, sehingga sedikit CO akan
bersenyawa dengan butir haemoglobin (COHb)
dan meracuni tubuh lewat darah
Gas CO dihasilkan dari pembakaran,
operasi motor bakar, peledakan, oksidasi
lapisan batubara
Bj CO = 0.9672 → selalu mengapung di udara
Pengaruh gas CO :
1. Kematian
2. Membahayakan kehidupan , pingsan
3. Pusing dan mendenging
4. Mulai ada efek
5. Tidak ada efek yang jelas
4. Hidrogen Sulfida (H2S)
• Tidak berwarna
• Gas beracun
• Dapat meledak
• Disebut stink damp/gas busuk
• Bj sedikit lebih berat dari udara
Saat kandungan H2S= 0.01% → selama waktu 15
menit, maka kepekaan manusia akan bau sudah
hilang.
Asal gas :
a. Hasil dekomposisi sulfur dari peledakan
b. Hasil peledakan (BP, dinamit) pada bijih sulfida
c. Ada pada tambang gypsum
H2S racun yang ekstrim,cara menetralisir dengan
disiram air
Udara yang mengandung 4.3 – 4.5 % H 2S akan
menyala dan akan meledak.
Pengaruh fisiologi Hidrogen Sulfida

Konsentrasi Gejala
0.025 ppm Ambang batas berbau
0.005 - 0,01 % Gejala ringan, iritasi mata & pernafasan
meluas setelah 1 jam
0.01% Kepekaan terhadap bau hilang setelah
15 menit
0.02 - 0.07 % Iritasi mata bertambah, pusing, mual,
sakit hidung, tenggorokan dan dada
0.07 - 0.1 % Tidak sadarkan diri, pernafasan berhenti
dan mati
0.10% Mati dalam beberapa menit
5. Sulfur Dioksida (SO2)
• Tidak berwarna
• Tidak dapat dibakar
• Gas beracun, terjadi bila senyawa belerang terbakar
• Gas SO2 lebih berat dari udara

Konsentrasi
Pengaruh
ppm
0.3 - 1 Dapat diketahui dari rasa, asam
3-5 Dapat diketahui dari bau, belerang
20 Iritasi terhadap mata, hidung, tenggorokan
50 iritasi yang lebih nyataterhadap mata, tenggorokan
dan paru-paru, serta dimungkinkan bernafas untuk
beberapa menit
400 - 500 Segera berbahaya terhadap kehidupan
6. Nitrogen Oksida (NOx)
Merupakan gas inert, tetapi pada keadaan tertentu
dapat teroksidasi dan dapat menjadi gas
beracun.
Muncul akibat aktifitas peledakan dan gas buang
dari motor bakar
NO2 gas yang sering ada dalam tambang bawah
tanah dan beracun.
NO akan bersenyawa dengan air dalam udara
membentuk asam nitrit yang dapat merusak
paru-paru bila terhirup oleh manusia.
Pengaruh fisiologis dari Nitrogen Oksida

Konsentrasi
Pengaruh
ppm
5 Masih dalam batas TLV - TWA
60 Jumlah terkecil yang segera menyebabkan iritasi
pada tenggorokan
100 Jumlah terkecil yang menyebabkan batuk
100 - 150 Berbahaya sekalipun untuk terdedah pendek
200 - 700 Segera fatal
7. Hidrogen (H2)
• Tidak berwarna
• Tidak berbau
• Tdak mempunyai rasa
• Tidak beracunPaling ringan diantara semua gas
yang ada
Sumber hidrogen bawah tanah berasal dari proses
pengisian aki, aksi air atau uap pada material
panas dan aksi asam pada logam.
Hidrogen mudah meledak dengan rentang ledak
4–7 % di udara.
Methan memerlukan paling tidak 12% oksigen
untuk menyala, sedang hidrogen dapat meledak
pada kandungan O2 yang rendah (5%)
NILAI AMBANG BATAS UNTUK PERNAFASAN
(THRESHOLD LIMIT VALUE) – TLV
TLV merupakan petunjuk adanya kandungan
racun yang membahayakan.
Penggunaan TLV mencangkup 3 nilai :
a. Threshold limit Value - T ime weight average
(TLV –TWA)→ konsentrasi rata-rata yang
diperbolehkan dalam waktu terekspos
yanglama.8jam/hari, 40jam/minggu untuk semua
pekerja yang bekerja dari hari ke hari tanpa
timbulkan kerugian
b. Threshold limit Value – Short term Exposure
Limit(TLV –STEL)→Konsentrasi maksimum yang
diperbolehkan untuk waktu terekspos singkat
yaitu15 menit tanpa menderita:
-Iritasi
-Perubahan jaringan yang tidak dapat
kembali atau kronis
- narkose untuk tingkat yang cenderung
menambah kecelakaan, melemahkan
penyelamatan untuk dirinya sendiri atau
mengurangi eff kerja

C. Threshold limit Value - Ceilling(TLV – C)→


konsentrasi yang tidak boleh dilampaui walaupun
hanya sebentar.
Titik Komposisi
→menunjukkan keadaan campuran gas pada
suatu ketika yang akan memberikan sifat :
• Campuran gas yang dapat meledak
• Campuran gas yang dapat meledak, bila
berhubungan dengan udara luar/aliran udara.
• Campuran gas yang tidak dapat meledak
• Campuran gas yang tidak mungkin terjadi
Tahap-tahap penentuan titik komposisi
1. Pengambilan contoh
2. Lakikan analisis terhadap kandungan-
kandungan gas yang terdapat pada contoh
(orsat aparatus): gas yang dianalisis CO 2,
CO, O2, CH4, N2 dan H2.
3. Menentukan harga % “Effective Inert”
% effective inert = % excessive N2 + 1.5%
CO2
% Excessive N2 = % N2 contoh - % N2
normal
% N2 normal = 3.8 x % O2 contoh
nitrogendalamudaranormal 79
  3.8
oksigendalamudaranormal 21
4. Menentukan harga % Effective Combustable
% EC = % CH4 + 1.25 %H2 + 0.4 %CO
batas terendah CH4 yang bisa meledak 5
  1.25
batas terendah H2 yang bisa meledak 4

batas terendah CH4 yang bisa meledak 5


  0 .4
batas terendah CO yang bisa meledak 12

5. Menentukan R (Luas daerah)


%CH 4
R
%CH 4  % H 2  %CO

Anda mungkin juga menyukai