Anda di halaman 1dari 28

PENCEGAHAN

INFEKSI

HJ SUMIATI MALIK S.ST M.KES


PERINSIP PENCEGAHAN INFEKSI
Antiseptik
Antiseptik adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau
jaringan tubuh lainnya.
Aseptik
Aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalam mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan
menyebabkan infeksi. Tujuannya adalah mengurangi atau
menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda
hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat digunakan
dengan aman.
LANJUTAN...
Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan
medis, sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan
cairan tubuh. Cara memastikannya adalah segera melakukan
dekontaminasi terhadap benda - benda tersebut setelah
terpapar/terkontaminasi darah atau cairan tubuh
Desinfeksi
Tindakan yang tindakan menghilangkan sebagian besar mikroorganisme
penyebab penyakit dari benda mati.
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Suatu proses yang menghilangkan mikroorganisme kecuali beberapa
endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus, atau
penggunaan desinfektan kimia.
LANJUTAN...

Mencuci dan membilas


Suatu proses yang secara fisik menghilangkan semua debu,
kotoran, darah, dan bagian tubuh lain yang tampak pada
objek mati dan membuang sejumlah besar mikro organisme
untuk mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit
atau menangani benda tersebut (proses ini terdiri dari
pencucian dengan sabun atau deterjen dan air, pembilasan
dengan air bersih dan pengeringan secara seksama).
Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur, parasit), termasuk endospora bakteri pada benda-
benda mati atau instrument
LANJUTAN...

Prinsip-prinsip pencegahan infeksi


Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus
dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi
bersifat asimptomatik (tanpa gejala).
Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang
akan dan telah bersentuhan dengan kulit tak utuh, selaput mukosa,
atau darah harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai
digunakan harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar.
Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya
telah diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tetapi dapat
dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-
tindakan pencegahan infeksi yang benar dan konsisten.
LANJUTAN...
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi
Pencucian tangan.
Penggunaan sarung tangan.
Penggunaan cairan antiseptic untuk membersihkan luka pada kulit.
Pemrosesan alat bekas pakai (dekontaminasi, cuci dan bilas,
desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi).
Pembuangan sampah.
PENGENDALIAN INFEKSI
Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005).
Dalam Kamus Keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah
invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh,
khususnya yang menimbulkan cedera seluler setempat akibat
metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intraseluler atau reaksi
antigen-antibodi. Munculnya infeksi dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan dalam rantai infeksi. Adanya patogen
tidak berarti bahwa infeksi akan terjadi.
LANJUTAN...

Menurut Perry Potter, 2005 proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antar
berbagai faktor yang mempengaruhi, Proses tersebut melibatkan beberapa unsur
diantaranya:

Reservoir
Merupakan habitat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme dapat berupa manusia, binatang,
tumbuhan, maupun tanah.
Jalan Masuk
Merupakan jalan masuknya mikroorganisme ketempat penampungan dari berbagai kuman, seperti
saluran pencernaan, pernapasan, pencernaan, kulit dan lain-lain.
Inang (host)
Merupakan tempat berkembangnya suatu mikroorganisme yang dapat didukung oleh ketahanan kuman.
Jalan Keluar
Merupakan tempat keluarnya mikroorganisme dari reservoir, seperti sistem pernapasan, sistem
pencernaan, alat kelamin dan lain-lain.
Jalur Penyebaran
Merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman mikroorganisme ke berbagai tempat, seperti
air, makanan, udara dan lain-lain.
LANJUTAN...
Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan
dapat melalui berbagai cara di antaranya :
Kontak Tubuh
Kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung maupun tidak
langsung. Penyebaran secara langsung melalui sentuhan dengan kulit, sedangkan secara tidak
langsung dapat melalui benda yang terkontaminasi kuman.
Makanan dan Minuman
Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi, seperti pada penyakit tifus abdominalis penyakit infeksi cacing, dan
lain-lain.
Serangga
Contoh proses penyebaran kuman melalui serangga adalah penyebaran penyakit malaria oleh
plasmodium pada nyamuk aedes dan beberapa penyakit saluran pencernaan yang dapat
ditularkan melalui lalat.
Udara
Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran penyakit sistem
pernapasan (penyebaran kuman tuberkolosis) atau sejenisnya.
LANJUTAN...
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses infeksi adalah:
Sumber Penyakit
Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan dengan cepat atau lambat.
Kuman Penyebab
Kuman penyebab dapat menentukan jumah mikroorganisme, kemampuan mikroorganisme masuk
kedalam tubuh dan virulensinya.
Cara Membebaskan Sumber Dari Kuman
Cara membebaskan kuman dapat menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat,
seperti tingkat keasaman (pH), suhu, penyinaran (cahaya) dan lain-lain.
Cara Penularan
Cara penularan seperti kontak langsung melalui makanan atau udara dapat menyebabkan penyebaran
kuman kedalam tubuh.
Cara Masuknya Kuman
Proses penyebaran kuman berbeda tergantung dari sifatnya. Kuman dapat masuk melalui saluran
pernapasan, saluran pencernaan, kulit dan lain-lain.
Daya Tahan Tubuh
Daya tahan tubh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau mempercepat proses
penyembuhan. Demikian pula sebaliknya, daya tahan tubuh yang buruk dapat memperburuk proses
infeksi.
LANJUTAN...

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi dirumah sakit


atau dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses
penyebaran di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien,
petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber lainnya.

Penyebab Infeksi Nosokomial akan menjadi kuman yang berada


di lingkungan Rumah Sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa
oleh pasien sendiri, yaitu kuman Endogen. Dari batasan ini
dapat disimpulkaan bahwa kejadian Infeksi Nosokomial adalah
Infeksi yang secara potensial dapat dicegah atau sebaliknya
dapat juga merupakan infeksi yang tidak dapat dicegah.
LANJUTAN...
Terjadinya infeksi nosokomial adalah karena beberapa factor-faktor :

1.Agen penyakit
Macam-macam agen penyakit dapat berupa kuman, virus, jamur, parasit atau rickettsia. Dan
macam-macam agen penyakit ini ditentukan pula oleh patogenitasnya, virulensinya, daya
invasifnya dan dosis infeksinya.
2. Reservoir/sumber
Semua kuman ada reseviornya/sumbernya seperti virus, reseviornya adalah manusia, kuman
positif gram manusia, tetapi kuman negatif dapat manusia dapat juga alam seperti Pseudomonas.
Apabila reseviornya manusia, maka dapat berasal dari traktus respiratorius, traktus digestivus,
traktus urogenitalis, kulit (variola) atau darah (hepatitis B).Kuman itu akan ada diudara pada debu
seperti Salmonella, pada droplet seperti Mycrobacterium atau pada kulit yang lepas
LANJUTAN...
3. Lingkungan
Keadaan udara sangat mempengaruhi seperti kelembapan udara, suhu dan pergerakan
udara atau tekanan udara.
4. Penularan
Penularan adalah perjalanan kuman patogen dari sumber ke hospes. Ada 4 jalan yang dapat
ditempuh:
Kontak langsung (perawat)
Alat (endoskop)
Udara
Vektor (lalat)
5. Hospes
Tergantung port d'entree (tempat masuknya penyakit)
a. Melalui kulit seperti Leptospira atau Staphylococcus.
b. Melalui traktus digestivus seperti Eschericha coli, Shigella, Salmonela.
c. Melalui traktus respiratoris bagian atas partikel =5µ. Apakah melalui traktus
respiratorius bagian bawah partikel =5µ.
d. Melalui traktus urinarius seperti Klebsiel la pneumoniae.
LANJUTAN...
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau pengahncuran semua bentuk
kehidupan mikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Strelisisasi juga dapat dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat
pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merembus, menggunakan
panas tinggi, atau bahan kimia. Sterilisasai adalah tahap awal yang penting
dari proses pengujian mikrobiologi. Ada 5 metode umum sterilisasi yaitu :

· Sterilisasi uap (panas lembap)


· Sterilisasi panas kering
· Sterilisasi dengan penyaringan
· Sterilisasi gas
· Sterilisasi dengan radiasi
LANJUTAN...
A. Sterilisasi Uap
Sterilisasi uap dilakukan dengan autoklaf menggunakan uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Bila ada kelembapan (uap
air) bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila tidak ada kelembapan.
Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial
dari organisme
B. Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan menggunakan oven pensteril karena panas kering kurang efektif untuk
membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu
yang lebih panjang. Sterilisasi panas kering biasanya ditetapkan pada temperature 160-170 0C dengan waktu 1-2 jam.
C. Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas atu mudah menguap
(volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang
berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.
D. Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan
cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat. Sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal
akan dibunuh. Sterilisasi gas biasanya digunakan untuk bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi
atau cahaya.
E. Sterilisasi dengan radiasi
Radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk mensterilkan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan
segar. Untuk jaringan yang dikeringkan secara liofilisasi, sterilisasi radiasi dilakukan pada temperatur kamar (proses dingin) dan
tidak mengubah struktur jaringan, tidak meninggalkan residu dan sangat efektif untuk membunuh mikroba dan virus sampai
batas tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40 o Celsius. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada
jaringan biologi.
LANJUTAN...

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sterilisasi, di antaranya:


Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih dan masih
berfungsi.
Peralatan yang akan disterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah, tanggal
pelaksanaan steril.
Penataan alat harus berprinsip semua bagian dapat steril.
Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
Memindahkan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.
Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya,
bila terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.
PEMROSESAN ALAT
BEKAS PAKAI
1. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam mengenai peralatan
perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang
terkontaminasi
2. Pencucian dan pembilasan
Pencucian adalah sebuah cara yang efektif untuk menghilangkan
sebagaian besar mikroorganisme pada peralatan dan instrumen
yang kotor atau sudah di gunakan
LANJUTAN...
a. Perlengkapan/bahn-bahan untuk mencuci peralatan
1. Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah
tangga dari lateks
2. Sikat halus (boleh menggunakan sikat gigi)
3. Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml : untuk membilas bagian
dalam kateter,termasuk kateter penghisap lendir)
4. Wadah plastik atau baja anti karat (stainless steel)
5. Air bersih
6. Sabun dan deterjen
LANJUTAN...
b. Tahap-tahap pencucian dan pembilasan
1. Gunakan sarung tangan yang tebal pada kedua tangan
2. Ambil peralatan bekas pakai yang suadah didekontaminasi (hati-hati
bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit)
3. Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet,
jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari
logam
4. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati
5. Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain
6. Jika peralatan akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalnya
dalam larutan klorin 0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang
bersih dan biarkan kering sebelum memulai proses DTT.
7. Peralatan yang akan didesinfeksi tingkat tinggi dengan cara di kukus
atau direbus atau disterilisasi didalam autoklaf atau open panas
kering,tidak usah dikeringkan sebelum proses DTT atau sterilisasi
dimulai
8. Selagi masih memakai sarung tangan ,cuci sarung tangan dengan air
dan sabun kemudian dibilas secara saksama dengan menggunakan air
LANJUTAN...
3. Desinfeksi tingakat tinggi dan sterilisasi
Meskipun strilisasi adalah cara yang paling efektif untuk
membunuh mikroorganisme ,sterilisasi tidak selalu
memungkinkan dan tidak selalu praktiks.
PENANGANAN SAMPAH
1. Tujuan
a. Melindungi petugas
b. Melindungi pencegahan infeksi
c. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat infeksi pada
masyarakat sekitar
d. Membuang bahan-bahan berbahaya(toksik dan radio aktif) dengan
aman
2. Cara pembuangan sampah terkontaminasi
e. Menuangkan cairan atau sampah basah ke sistem pembuangan
kotoran tertutup
f. Insinerasi (pembakaran) unruk menghancurkan bahan-bahan
sekaligus mikro organismenya
g. Menguburkan sampah terkontaminasi untuk ditangani lebih lanjut
LANJUTAN...
3.Penanganan sampah terkontaminasi yang tepat
a. Pakailah wadah plastik atauh sepuh logam dengan tutup yang rapat
b. Gunkan wadah tahan untuk pembuangan benda-benda tajam
c. Tempatkan wadah sampai dekat dengan lokasi terjadinya sampah dan mudah dicapai oleh
pemakai
d. Peralatan yang dipakai untuk mengumpulkan dan mengangkat sampah tidak boleh
dipakai untuk keperluan lain (sebaiknya peralatan diberi tanda “samapah terkontaminasi”
e. Cuci semua wadah sampah dengan larutan dekontaminasi dan bilas teratur dengan air
f. Gunakan wadah terpisah untuk sampah yang akan dibakar dengan yang tidak akan
dibakar sebelum dibuang
g. Gunakan perlengkapan perlindungan diri ketika menangani sampah
h. Cuci tangan atau gunakan penggosok tangan antisepti berbahan dasar alkohol tanpa Air
setelah melepaskan sarung tangan sehabis menangani sampah
LANJUTAN...
Macam-macam sampah Terkontaminasi dan cara penangannya
a. Sampah kering
• Macam-macam sampah kering;
jarum,kapas,kasa,pembalut,vial,pisau,skalpel dan semprit.sampah kering
terbagi menjadi sampah padat dan sampah benda tajam
• penangannya di bakar dalam insinerator,sisa pembakaran seperti abu atau
benda-benda tajam yang tidak hangus dalam pembakaran ditanam dalam
lubang tertutup.
b. Sampah Basah
• Macam-macam sampah basah ; darah,duh tubuh,jaringan plasenta,bagian
janin,set tranfusi dan lain-lain. Sampah basah terbagi menjadi sampah cair
dan sampah padat.
• Penangannya dibuang dalam lubang dan tertutup
LANJUTAN...
Langkah-langkah pembuangan sampah benda tajam
a. Jangan menyarungkan kembali penutup atau
melepaskan jarum semprit.
b. Dekontaminasi dengan larutan klorin 0,5% hisap dan
semprotkan sebanyak 3x (jika semprit akan diproses
kembali,penuhi semprit dengan larutan klorin 0,5%
dan redam selama 10 menit)
c. Masukkan benda tajam ke dalam wadah yang tahan
tusukan
d. Jika wadah sudah terisi ¾ bagian ,pindahkan dari
area tindakan untuk dibuang.
LANJUTAN...
Langkah membuang wadah benda tajam
a. Pakailah sarung tangan rumah tangga yang tebal
b. Kontainer yang telah terisi ¾ bagian ditutup atau
disumbat/ plester dengan rapat,pastikan tidak ada
bagian benda tajam yang menonjol ke luar wadah.
c. Buang wadah dengan cara dibakar, engkapsulasi,
atau dikubur
d. Lepaskan sarung tangan, cuci setiap hari atau setiap
kali terlihat kotor
e. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih
LANJUTAN...
Langkah-langkah membuang sampah cair
a. Pakai PPD
b. Tuangkan sampah cair ke wastafel atau ke dalam
toilet dengan hati-hati dan siram dengan air
c. Jika sistem pembuangan kotoran tidak
tersedia,buang sampah cair dalam lubang tertutup
d. Wadah bekas sampah cair di dekontaminasi lalu
dicuci
e. Lepaskan sarung tangan rumah tangga,cuci setiap
hari atau jika terlihat kotor
f. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih
LANJUTAN...
Langkah-langkah membuang sampah padat
a. Pakai sarung tangan rumah tangga
b. Buang sampah padat dalam wadah bersepuh logam
atau plastik dengan penutup ketak
c. Kumpulkan wadah sampah secara reguler dan
pindahkan yang bisa dibakar ke dalam insinerator
atau area pembakaran
d. Lepaskan sarung tangan rumah tangga , cuci setiap
hari atau jika terlihat kotor
e. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih
TERIMAH
KASIH

Anda mungkin juga menyukai