Dwita Permatasari 102008214 Selvi Leasa 102009035 Olivia Ekaputri 102009077 Rismeiniar Yuniar Pattisina 102009117 Jessica Gabrielle Idnani 102009164 Sophie Aileen 102009207 Pin Wijaya 102009245 Umar Syahmi bin Mohd Rashid 102009277 Siti Norhatikah Mohamad 102009308 Farah Farhanah binti Mansor 102009341
SKENARIO
Tn T, 60 tahun datang diantar keluarganya dengan keluhan sesak nafas memberat sejak 6 jam yang lalu. Keluarga mengatakan pasien mulai merasa sesak sejak 2 hari yang lalu. Muntah 4x, 1 hari yang lalu. Pasien saat ini tampak bingung. Riwayat kencing manis dan darah tinggi diketahui sejak 25 tahun yang lalu, tidak teratur minum obat. Kaki pasien juga dirasa bengkak sejak 3 hari yang lalu. PF:TB: 170 cm, BB: 60 kg, keadaan umum: TD: 150/90 mmHg, N: 90x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 37,2C, thorak: cor: BJI-II murni regular, pulmo: ronki basah kasar pada kedua lapang paru, abdomen: bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), ekstremitas: edema+/+. Lab: Hb: 8 g/dL, L: 7900 /L, T: 334.000 /L, Ht: 26%, kreatinin serum: 4.6, Ureum serum: 150, GDS: 250 mg/dL.
RUMUSAN MASALAH
Tn T, 60 tahun sesak nafas 2 hari yang lalu memberat 6 jam yang lalu dan pasien tampak bingung.
Pasien ,muntah 4x sehari yang lalu dengan kaki pasien bengkak sejak 3 hari yang lalu disertai riwayat kencing manis dan darah tinggi.
ANALISIS MASALAH
ANAMNESIS
Identitas pasien keluhan utama keluhan tambahan riwayat penyakit terdahulu riwayat penyakit keluarga
ANAMNESIS
Sejak kapan mengalami sesak napas? Apakah ada edema? Sejak kapan edema tersebut
dirasakan?
Bagaimana keadaan urin pasien? Apakah pasien mengalami mual-muntah? Bagaimana nafsu makan pasien? Apakah pasien merasakan gatal-gatal pada
kulitnya?
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis Hematologi Kimia darah Test faal ginjal Imaging Test Biopsy
URINALISIS
Parameter Warna urin Berat jenis pH Nilai Normal kekuningan jernih 1.003 s/d 1.030 g/mL 5.0-6.0 (urin pagi) 4.5-8.0 (urin sewaktu) Glukosa urin Protein Keton Bilirubin Nitrit Eritrosit Leukosit Kristal Bakteri/jamur negatif kurang 150 mg/hari negatif negatif, maksimal 0.34 mol/L negatif (kurang dari 0.1 mg/dL) 0-3 sel per lapang pandang besar 2-4 sel per lapang pandang jumlah kecil negatif (kecuali midstream urin)
135-145 mEq/l 3,5 5,3 1,7-2,6 4,5 5,5 1,5 2,5 Puasa : 70 100 mg/dl PP : 100-140 mg/dl
Albumin
LFG (ml/mnt/1,73m2) =
C= klirens U= konsentrasi zat marker dalam urin V= volume urin P= konsentrasi zat marker dalam plasma
berkurang
(10mm.)
aliran
ginjal/vaskularisasi lemah
WORKING DIAGNOSIS
Gagal Ginjal Kronik Derajat 5
Suatu kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, ditandai kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis ditegakkan jika nilai LFG < 60ml/menit/1,73m2
WORKING DIAGNOSIS
Klasifikasi derajat penyakit dibuat atas dasar LFG yang dihitung dengan rumus kockcroft-Gaul : LFG (ml/mnt/1,73m2) = (140-umur) x berat badan *) 72 x kreatinin plasma (mg/dl)
Klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai LFG: stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai LFG yang lebih rendah
Derajat 1 2 3 4 5
Penjelasan Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau Kerusakan ginjal dengan LFG ringan
Kerusakan ginjal dengan LFG sedang Kerusakan ginjal dengan LFG berat Gagal ginjal
WORKING DIAGNOSIS
Diabetes Melitus
Kelainan diabetes yang sering menimbulkan CKD adalah nefropati diabetik pada awalnya ditandai proteinuria yang akhirnya menjadi nefropati diabetik dalam jangka waktu lama
WORKING DIAGNOSIS
Pada penyakit diabetes terjadi gangguan pengolahan glukosa dalam darah oleh tubuh, yang lama-kelamaan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan akhirnya dapat menjadi CKD Diagnosis nefropati diabetik mula dikenali bila adanya albuminuria pada pasien DM baik tipe 1 maupun tipe 2
WORKING DIAGNOSIS
Hipertensi
Hipertensi adalah suatu penyakit bila tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg. Hipertensi dibagi menjadi hipertensi esensial / primer /idiopatik dan hipertensi sekunder /renal
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Gagal Ginjal Akut
Penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam (kenaikan kadar kreatinin serum 0.3 mg/dL (26.4 mol/l), presentasi kenaikan kreatinin serum 50% (1.5x kenaikan dari nilai dasar), /pengurangan produksi urin (oliguria yang tercatat 0.5 ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6 jam)
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Kriteria RIFLE
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Glomerulonephritis
a)
primer ginjal
b)
sekunder
(diabetes mellitus, lupus eritematosus sistemik (LES), myeloma multipel, atau amiloidosis)
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Klasifikasi Glomerulonefritis GN sindrom kelainan urin simtomatik Sindrom nefritik Gejala-gejala yang ditemukan Proteinuria subnefrotik dan atau hematuri mikroskopik tanpa edema, hipertensi dan gangguan fungsi ginjal Hematuri dan proteinuria, gangguan fungsi ginjal, retensi air dan garam serta hipertensi
Glomerulonefritis progresif cepat Penurunan fungsi ginjal yang terjadi dalam beberapa hari atau minggu, gambaran nefritik dan pada biopsi ginjal menunjukkan gambaran spesifik Sindrom nefrotik Proteinuria massif (3,5g/1,73 m2/hari), edema anasarka, hipoalbuminemia, dan hiperlipidemia Proteinuria persisten dengan atau tanpa hematuria disertai penurunan fungsi ginjal progresif lambat
Glomerulonefritis kronik
MANIFESTASI KLINIS
Gangguang sistem gastrointestinal : * anoreksia, nausea, vomitus * faktor uremik * cegukan * gastritis erosif, ulkus peptic & kolitis uremik
Kulit :
MANIFESTASI KLINIS
sistem saraf & otot : * pegal di tungkai bawah * rasa semutan tu : telapak kaki * enselepoti metabolik
Sistem kardiovaskular: * hipertensi * nyeri dada & sesak nafas * gangg. Irama jantung *edema
ETIOLOGI
Diabetes mellitus Hipertensi Glomerulonefritis Kista, herediter, congenital Interstitial nefritis Neoplasma/ tumor Lain-lain 36,2% 24,5% 19,9% 6,7% 4,7% 0,9% 7,1%
PATOFISIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia 6,2% penduduk CKD derajat 1-5, kasus gagal ginjal di Indonesia setiap tahunnya terbilang tinggi. 70 dari 100 cuci darah
> ditemukan pada pasien yang lebih tua (75 tahun 10x lebih tinggi yaitu 400 per miliar populasi dari pasien yang berumur 40 tahun) 50% pasien yang rata-rata berusia 65 tahun terapi menggantikan ginjal > Pria (1,3 :1), daerah dengan latar belakang sosial yang rendah, kelompok-kelompok etnis tertentu.
MEDIKA MENTOSA
Pengobatan Penyakit Ginjal Kronik:
Mengatasi Hiperfosfatemia: pemberian pengikat fosfat seperti aluminium hidroksida Pembatasan Cairan dan Elektrolit Terapi Pengganti ginjal
MEDIKA MENTOSA
Pengobatan Diabetes Mellitus:
Penderita DM tipe 1: pengobatan terapi insulin Penderita DM tipe 2, terapi dasar adalah kendali kadar gula darah, TD, dan lemak darah
MEDIKA MENTOSA
Pengobatan hipertensi pada gagal ginjal kronik:
pemberian diuretik atau ACEI/ARB atau Calcium Channel Blocker (CCB) atau Beta Blocker dimungkinkan untuk pengobatan hipertensi dan memperlambat perjalanan penyakit ginjal Bila terjadi hiperkalemia atau penurunan fungsi ginjal lebih dari 30%, pemberian obat ini harus dihentikan
PENCEGAHAN
Upaya pencegahan terhadap CKD+DM+hipertensi: pengendalian hipertensi dan gula darah: batasi konsumsi gula, lemak, garam yang berlebihan penghentian merokok+ alkohol pengendalian berat badan: menjaga keseimbangan makanan, peningkatan aktivitas fisik
PROGNOSIS
Dubia
KESIMPULAN
SASARAN BELAJAR
Anamnesis Pemeriksaan fisik dan penunjang Diagnosis (working diagnosis dan differential) Manifestasi klinik Etiopatogenesis Epidemiologi Penatalaksanaan Preventif Komplikasi Prognosis