Anda di halaman 1dari 18

FILARIASIS

Nama : St. Ulfa Fauzia Putriani Eka. Irawan -2010730162Tutor : Dr. Fachri , Sp.P

FILARIASIS
Penyakit ini dapat disebabkan oleh satu atau dua jenis cacing filaria yaitu Wucheria bancrofti dan Brugia malayi. Cacing filarial termasuk family filaridae yang bentuknya lansing dan ditemukan di dalam system peredaran darah limfe, otot, jaringan atau rongga serosa pada vertebrata. (IPD, FKUI)

Epidemiologi
Di Indonesia tersebar luas hampir di seluruh propinsi. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang.

Etiologi
Mikrofilaria

Brugia timori

brugia Malayi

Wucheria bancrofti

Vektor Indonesia hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes, dan Armigeres sebagai vector

spesies

penyebaran

vektor

Tempat hidup cacing dewasa Saluran limfe Saluran limfe Saluran limfe

Tempat hidup mikrofila ria darah

Manifestasi klinis utama

Wucheria Bancrofti Brugia malayi

Negara Tropis

Nyamuk

Limfangitis Elefantiasis Hidrokel Limfangitis Elefantiasis Limfangitis Elefantiasis

AsiaSelatan,T nyamuk imur, dan Tenggara nyamuk

darah

Brugia timori Di beberapa pulau di Indonesia

darah

Loa-loa

Afrika Tengah dan Barat


Afrika,Yaman , Amerika Tengah dan Selatan

Chrysops spp.
Simulium spp.

Jaringan ikat
kulit

darah

Calabar Sweeling

Onchorcerca valvulus

kulit

Dermatitis, nodula,lesi mata

Siklus hidup

Perjalanan Penyakit
Masa prepaten
masuknya larva infektif sampai terjadinya mikrofilaremia memerlukan waktu kira-kira 37 bulan Masa inkubasi masuknya larva infektif hingga munculnya gejala klinis yang biasanya berkisar antara 8-16 bulan

Gejala klinik akut limfadenitis limfangitis yang disertai panas dan malaise.

Gejala klinik menahun 10-15 tahun setelah serangan akut . limfadenitis menyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu aktivitas

Klasifikasi Filariasis
Akut
Filariasis bancrofti (W. bancrofti) pembuluh limfe alat kelamin laki-laki sering terkena disusul funikulitis, epididimitis dan orchitis. Limfadenitis inguinal atau aksila, sering bersama dengan limfangitis retrograd yang umumnya sembuh sendiri dalam 3-15 hari. Serangan biasanya terjadi beberapa kali dalam setahun. Filariasis brugia (B. Malayi , B. Timori ) Plimfadenitis paling sering mengenai kelenjar inguinal, sering terjadi setelah bekerja keras. Pembuluh limfe menjadi keras dan nyeri, dan sering terjadi limfedema pada pergelangan kaki dan kaki. Penderita tidak mampu bekerja selama beberapa hari. Serangan dapat terjadi 12 kali dalam satu tahun sampai beberapa kali perbulan.

Kronis
Filariasis bancrofti Di dalam cairan hidrokel ditemukan mikrofilaria. Limfedema dan elefantiasis terjadi di seluruh tungkai atas, tungkai bawah, skrotum, vulva atau buah dada, dengan ukuran pembesaran di tungkai dapat 3 kali dari ukuran asalnya. Chyluria dapat terjadi tanpa keluhan, tetapi pada beberapa penderita menyebabkan penurunan berat badan dan kelelahan. Filariasis brugia Elefantiasis terjadi di tungkai bawah di bawah lutut dan lengan bawah. Ukuran pembesaran ektremitas umumnya tidak melebihi 2 kali ukuran asalnya.

Filariasis bancrofti
Edema

pitting pada tungkai yang dapat kembali normal (reversibel)bila tungkai diangkat

Pitting/

non pitting edema yang tidak dapat kembali normal (irreversibel) bila tungkai diangkat

Tingkat 1 Tingkat 3

Tingkat 2 Tingkat 4
Edema non pitting dengan jaringan fibrosis dan verukosa pada kulit (elephantiasis

Edema non pitting, tidak dapat kembali normal (irreversibel) bila tungkai diangkat, kulit menjadi tebal.

Filariasis Bancrofti

Filariasis brugia

DIAGNOSIS
ANAMNESIS Riwayat tinggal/pernah tinggal di daerah endemis,

Pemeriksaan fisik

Deman berulang 3-5 hari - Pembesaran kelenjar getah bening (limfadenitis) di lipat paha, ketiak tampakkemerahan, panas -Abses filaria terjadi akibat seringnya pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan dapat mengeluarkan darah serta nanah lalu membentuk sikatrik - Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan alat kelamin perempuan dan laki- laki yang tampak kemerahan dan terasa panas. Limfedema : Infeksi Wuchereria mengenai kaki dan lengan, skrotum, penis,vulva vagina dan payudara, Infeksi Brugia dapat mengenai kaki dan lengan dibawah lutut / siku Hidrokel : Pelebaran kantung buah zakar yang berisi cairan limfe, dapat sebagai indikator endemisitas filariasis bancrofti

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan parasitologi Ditemukan mikrofilaria pada darah tepi Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan d(USG) pada skrotum dan kelenjar limfe inguinal penderita akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial dance sign). Pemeriksaan limfosintigrafi adanya abnormalitas sistem limfatik, sekalipun pada penderita yang mikrofilaremia asimtomatik. Pemeriksaan serologi Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi, amikrofilaremia dengan gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi dan/atau antigen dengan cara immunodiagnosis diharapkan dapat menunjang diagnosis. Pemeriksaan PCR Mendeteksi DNA W.bancrofti

Farmakologi

- Dietilkarbamasin sitrat (DEC) bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal untuk filariasis bancrofti(12 hari sebanyak 6 mg/kg ) dan brugia(5 mg/kg berat badan selama 10 hari)

Suportif

-pengikatan di daerah pembendungan untuk mengurangi edema -peninggian tungkai -perawatan kaki, pencucian dengan sabun dan air -ekstremitas digerakkan secara teratur untuk melancarkan aliran, -dekompresi bedah

Gizi

Terapi nutrisi dengan diet rendah lemak , tinggi protein

Komplikasi
chyluria dilatasi pembuluh limfe pada saluran eksretori , urinari dan dapat pecah dapat menyebabkan urin berwarna putih susu ireversibel non pitting edema dengan fibrosis penebalan , melipat , hyperkertosis , pigmentasi dan ulserasi testicular hidrokel : kumpulan cairan berbatas tegas dalam tunika vaginalis testis/spanjang funiculus spermaticus Orchitis : radang testis Cacat fisik, cacat seksual Dijuahi masyarakat sosial

Prognosis

Pada kasus kasus dini dan sedang, prognosis baik terutama bila pasien pindah

dari daerah endemik. Pengawasan daerah endemik tersebut dapat dilakukan dengan pemberian obat, serta pemberantasan vektornya. Pada kasus kasus lanjut terutama dengan edema tungkai, prognosis lebih buruk.

Pencegahan primer
Health promotion :
Pencegahan masal dengan DEC, albendazol , ivermictin
Penyuluhan tentang filariasis

Pencegahan sekunder
Early diagnosis : Pengobatan DEC, ivermictin, albendazol

Pencegahan tersier
Rehabilitation :
Bedah Aspirasi cairan hidrokel

Specific promotion :
Menggunakan kawat nyamuk/kelambu Menggunakan repellent (obat nyamuk oles) mengeringkan saluran air

Disability limitation : Perawatan dengan di cuci sabun, kaki digerakkan, peninggian kaki, menaikan tungkai yg terkena

DAFTAR PUSTAKA

Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi V. . Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Partono, Felix dan Agnes Kurniawan. 2006. Wuchereria bancrofti. Srisasi Gandahusada, Herry D. Ilahude, dan Wita pribadi. Parasitologi Kedokteran edisi ke 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Kurniawan Liliana. Filariasis aspek klinis, diagnosis, pengobatan dan pemberantasannya. Jakarta: Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes. http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/Frames/AF/Filariasis/bo dy_Filariasis_w_bancrofti.htm. http://www.ilmuku.com/file.php/1/Simulasi/mp_306/materi2 .html

Anda mungkin juga menyukai