Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Subdit Pengendalian Arbovirosis, Dit.Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pendahuluan
DBD termasuk salah satu emerging diseases yang
sampai saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. DBD berpotensi menimbulkan KLB terutama pada musim penghujan. Sejak ditemukan pertama kali tahun 1968 jumlah kasus dan penyebaran area/daerah cenderung meningkat, meskipun angka kematian (CFR) dapat ditekan.
Pendahuluan
Peningkatan kasus DBD antara lain disebabkan oleh : 1. Pertambahan penduduk. 2. Perkembangan wilayah dari sebuah desa menjadi kota. 3. Perpindahan penduduk. 4. Penataan kota dan struktur bangunan yang kurang
Vektor penular nyamuk Aedes aegypti mampu bertelur dalam jumlah yang banyak, sehingga Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan pemberdayaan masyarakat menjadi strategi utama.
DBD disebabkan oleh virus Dengue yang terdiri dari 4 serotype dan semuanya ada di Indonesia, meskipun paling banyak adalah serotype 3 dan 2.
Pendahuluan
Vektor penular nyamuk Aedes 1 ekor nyamuk
dewasa dapat bertelur 50 100 butir 1 minggu kemudian sudah berkembang menjadi nyamuk baru
Alasan PSN & Pemberdayaan Masyarakat menjadi strategi utama Bukan Dengan Penyemprotan
60
IR dan CFR
1974
1992
1968
1970
1972
1976
1978
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
Tahun
IR/100.000
CFR(%)
2010
dan Ae.albopictus
Virus Dengue
Genus Arbovirus ; Family: Flaviviridae Diameter : 40-50 nm Berdasarkan amplop glikoprotein ada 4 serotypes
Dengue 1, Dengue 2, Dengue 3 dan Dengue 4 Setiap serotipe dapat menyebabkan penyakit berat/fatal Virus dapat diinaktifkan dengan pemanasan dan desinfektan yang mengandung detergen atau pelarut
DD vs DBD
Tidak mungkin dibedakan pada awal
Perembesan plasma pada DBD DD dapat disertai perdarahan
Temp
Fase demam
Fase syok
Fase Pemulihan
Hari sakit
Pertolongan
Minum untuk cegah dehidrasi dan menjaga sirkulasi darah Demam diberi parasetamol. Jika trombosit <100.000/ml, hematokrit >20% atau ada tandatanda syok rumah sakit
Syok
gelisah, nafas cepat,nadi teraba lembut atau tidak teraba, bibir biru, tangan kaki dingin, tidak ada kencing
biasanya terjadi saat suhu turun pd hari 3-7
FEVER
-7 0 7 15 20 Days
IgG ELISA IgM ELISA Virus Neutralisation Assay HI Virus Neutralisation Assay
Previous IgG
Intrinsic Viraemia FEVER -7 0 7 15 20 Days IgA
IgM
Kemungkinan tidak diproduksi sampai 20 hari setelah infeksi. Kemungkinan diproduksi pada level rendah atau periode yang pendek dari infeksi pertama. Meningkat secara cepat 1-2 hari setelah gejala. Mencapai level yang lebih tinggi dari infeksi pertama atau infeksi yang telah lewat . Bertahan pada level tertinggi selama 30-40 hari, kemudian turun pada level sesuai pada infeksi pertama atau infeksi telah lewat.
IgG
Pengobatan
Tirah baring selama demam
Antipiretik (parasetamol)
Analgesik bila perlu Cairan & elektrolit oral ( jus buah, sirup, susu,
Telur
Telur
REPELAN
3 M PLUS
Aedes albopictus
dapat mencapai 2-3 bulan. Aedes aegypti betina mengisap darah berkalikali menularkan ke banyak orang Aktifitas tinggi pd pagi & sore hari Setiap kali mengisap darah, sambil mengeluarkan air liur yg berfungsi untuk mencegah pembekuan darah.
Hanya Aedes aegypti betina menghisap darah untuk pematangan telur. Proses pematangan telur 3-4 hr. Sekali bertelur : 100-200 butir/ekor Jarak terbang 100 meter
manusia Senang meletakkan telur di air yang jernih dan tidak berhubungan langsung dengan tanah.
Senang bersembunyi/hinggap ditempat yang lembab, gelap,kumuh (gantungan baju kotor, dll.) Sangat sensitif dan gesit Senang dengan bau keringat dan darah manusia
Aedes jantan
Antena lebat
Ditandai dengan tubuh yang ramping dan antena yang
sangat lebat. Nalurinya membuahi betina sesaat setelah lepas dari kepompong. Membuahi hanya 1 kali saja seumur hidupnya Tidak menghisap darah, sari tumbuhan/buah. Berumur pendek (1 minggu) Penelitian ditemukan yang mengandung virus dengue (Trans ovarial).
3M
Larvasiding Ikanisasi
plus
Pencahayaan Ventilasi
Kasa
PELAKSANAAN JENIS INSEKTISIDA ROTASI INSEKTISIDA DOSIS CAMPURAN EFIKASI LUAS WILAYAH BAHAYA KERACUNAN
KALIBRASI ALAT PERSIAPAN FOGGING CARA FOGGING URUTAN TEMPAT ARAH ANGIN KEAMANAN ORANG CARA ULV CEGAH RESISTENSI
60
IR dan CFR
1974
1992
1968
1970
1972
1976
1978
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
Tahun
IR/100.000
CFR(%)
2010
BALI DKI JKT KALTIM D.I YOGYA KEP. RIAU SULUT SULTENG JATIM N. ACEH. D SUMUT KALTENG JATENG JABAR
50.00
DKI JKT N. ACEH. D BANTEN SULSEL JATIM JABAR KALTIM SUMUT PAPUA BRT SULTENG BALI KEP. RIAU D.I YOGYA JATENG KALTENG SULUT N.T.B
GORONTAL O
SULTRA
SUMBAR
CFR
GORONTAL O
N. ACEH. D
BANTEN
SULTRA
BENGKULU
SULTENG
D.I YOGYA
KEP. RIAU
LAMPUNG
KALTENG
SUMBAR
SULSEL
JAMBI
SUMSEL
JATIM
KALTIM
KALSEL
JABAR
RIAU
N.T.T.
KALBAR
JATENG
SUMUT
BABEL
SULUT
MALUKU
MALUKU UTR
PAPUA
BALI
N.T.B
18.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00
16.67
3.46 2.96 2.91 2.72 2.44 2.27 2.13 1.91 1.71 1.63 1.38 1.32 1.26 1.03 0.98 0.93 0.92 0.90 0.81 0.75 0.68 0.67 0.57 0.56 0.50 0.43 0.29 0.28 0.17 0.00 0.00
BENGKULU
0.00
20000
2010
15000
2011
10000
5000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Kasus 22796 22490 19554 16274 13364 11643 10929 9615 7986 8149 7705 5581 7502 5722 5365 3820 3187 2486 1005 54
IR
60.00
50.00 40.00 30.00 20.00 10.00
56.16 54.86
GRAFIK ANGKA KESAKITAN (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE PER PROPINSI DI INDONESIA TAHUN 2011 (s/d 02 Agustus)
33.92 28.33 22.07 21.72 19.14 17.71 17.01 16.04 15.88 13.42 12.90 9.59 9.41 9.30 7.44 7.14 6.86 6.12 5.48 5.32 4.89
KEP. RIAU
SUMSEL
SULTENG
LAMPUNG
JATENG
D.I YOGYA
JAMBI
SULBAR
SUMBAR
BENGKULU
MALUKU UTR
N. ACEH. D
BABEL
SULTRA
KALTENG
GORONTALO
BENGKULU
D.I YOGYA
MALUKU UTR
N. ACEH. D
KEP. RIAU
RIAU
SULSEL
MALUKU
SULTENG
JATENG
LAMPUNG
SUMSEL
KALBAR
JAMBI
BANTEN
DKI JKT
SULUT
N.T.T.
SUMUT
KALTIM
JABAR
BALI
SULBAR
JATIM
KALSEL
N.T.B
PAPUA
9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
CFR
8.33
GRAFIK ANGKA KEMATIAN (CFR) DEMAM BERDARAH DENGUE PER PROPINSI DI INDONESIA TAHUN 2011 (s/d 02 Agustus)
GORONTALO RIAU SULUT BENGKULU LAMPUNG N.T.T. JAMBI JATIM SUMUT SULTENG
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5.80
Target CFR 1 %
4.11 3.51 3.51 2.45 2.04 1.27 1.21 1.08 0.91 0.80 0.80 0.66 0.63 0.51 0.32 0.30 0.30 0.26
BANTEN
SULSEL
DKI JKT
N.T.T.
KALTIM
SUMUT
JABAR
SULUT
BALI
N.T.B
JATIM
0.00
SEPTEMBE NOPEMBE DESEMBE OKTOBER R R R M P M P M P M P M 1 4 3 9 2 9 4 1 0 1 1 0 6 3 0 2 1 4 1 0 0 0 3 0 3 0 1 0 0 0 188 1 239 639 7 568 330 3 318 603 10 248 143 0 178 450 14 420 285 58 115 122 142 289 747 146 26 346 142 129 36 178 18 2 288 21 134 14 82 23 6 0 1 5 1 2 1 2
TOTAL P 2.568 5.987 2.202 2.955 1.036 1.879 2.015 320 681 1.494 1.736 6.653 M 15 78 14 61 5
CFR
IR
13JABAR
4 1.385 5 0 11 0 0 0 1 0 1 2 0 3 0 2 2 2 0
5 1.001 4 111 0 2 2 1 1 0 0 0 5 0 1
13.836
4.474 982 5.372 729 517 400 1.416 364 23 2.045 88 1.520 214 2.996 451 304 11 164 -
57 0,41 31,56
44 3 62 10 9 7 13 5 2 31 0 11 0 7 3 8 0,98 0,31 1,15 1,37 1,74 1,75 0,92 1,37 8,70 1,52 0,00
813 14JATENG 235 15D.I YOGYA 1.039 16JATIM 20 17KALBAR 11 18KALTENG 7 19KALSEL 142 20KALTIM 62 21SULUT 7 22GORONTALO 123 23SULTENG 3 24SULBAR 25SULSEL 26SULTRA 27B A L I 28N.T.B 29N.T.T. 30MALUKU MALUKU 31UTR PAPUA 32BARAT 33PAPUA JUMLAH 186 20 649 139 70 0
13,57 28,48 14,18 17,16 24,17 10,53 39,88 16,06 2,51 78,40 8,12
0 40 0 128 0 21 0 39 0 11
0,76
58
8.492
3
-
42
-
0
-
17
-
0
-
5
-
0
-
14
-
0
-
10
-
0
-
10
-
0
-
2
-
0
-
2
-
0
-
2
-
0
-
0
-
0
-
2
-
0
-
3 1,83 15,89
52 6.596 57
6.471 46 4.835 52 4.815 37 4.478 35 4.401 37 4.363 41 3.904 38 4.835 59 5.702 68 6.540 73 65.432
Feb.
P 87 54 37 100 47 16 4 3 24 17 28 M 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mar
P 50 69 32 110 40 17 20 3 21 11 24 M 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Apr
P 34 64 17 96 36 19 8 0 17 7 25 M 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Mei
P 53 56 15 129 35 24 4 1 20 9 19 M 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jun
P 42 56 19 68 32 10 2 4 15 3 26 M 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jul
P 85 46 23 149 10 10 3 3 15 19 28 M 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Agust
P 74 53 26 107 17 6 1 0 1 15 14 M 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sep
P M
Okt
P
Nop
M P M 71 0 16 1 13 0 37 0 2 0 7 0 4 1 2 0 4 0 10 0 16 0
Des
P 123 93 16 46 9 1 11 9 5 15 M 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 P
Total
M 824 639 273 1.078 316 142 86 25 173 138 239 6 3 0 2 0 0 3 0 1 1 1
IR
pddk 16,96 26,80 12,35 33,30 12,91 8,32 5,51 2,37 8,22 11,62 21,46
CFR
57 0 21 0 25 0 114 0 11 0 8 0 0 0 1 0 12 0 11 0 5 0
43 0 41 0 18 0 22 1 16 0 12 0 9 0 0 0 5 0 7 0 7 0
0,73 0,47 0,00 0,19 0,00 0,00 3,49 0,00 0,58 0,72 0,42
12Kab. Indramayu
13Kab. Subang 14Kab. Purwakarta 15Kab. Karawang 16Kab. Bekasi 17Kab Bandung Barat 18Kota Bogor 19Kota Sukabumi 20Kota Bandung 21Kota Cirebon 22Kota Bekasi 23Kota Depok 24Kota Cimahi 25Kota Tasikmalaya 26Kota Banjar
22
45 6 54 76 94 82 41 631 23 197 123 70 50 8
0
2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
5
28 3 31 64 55 60 32 402 13 113 112 48 31 4
0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
8
25 0 24 63 57 46 46 416 12 116 88 45 40 2
0
1 0 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 0
4
15 10 9 47 70 34 22 247 11 59 117 50 41 3
0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
22
25 10 23 51 48 42 37 295 22 74 95 53 54 2
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
7
39 6 22 52 52 49 36 318 15 104 81 35 40 1
0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 2 1 0
12
12 11 22 43 46 72 33 345 5 58 79 49 49 0
1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
14
7 9 13 39 53 36 35 321 7 42 71 19 41 2
0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
6 0
11 1 8 0 13 0 24 0 49 0 31 0 48 0 2 0 31 1 78 0 33 0 16 0 3 0
15 1
29 0 6 0 12 2 23 0 70 0 40 0 61 0 3 0 22 1 50 0 24 0 17 0 4 0
20 0
21 1 4 0 15 0 15 0 51 0 55 0 67 0 0 0 22 0 60 1 16 1 17 0 5 0
24
19 18 6
1
0 0 0
159
276 91 244 497 645
3
7 0 2 0 0 1 0 9 1 10 1 3 3 0
9,38
18,50 10,48 11,26 18,55 41,94 62,83 173,60 159,96 38,43 36,59 58,57 83,47 66,14 24,11
1,89
2,54 0,00 0,82 0,00 0,00 0,16 0,00 0,23 0,86 1,15 0,10 0,65 0,70 0,00
61 70 298 3 32 83 18 32 9
0 0 2 0 1 0 0 0 0
JUMLAH
2.016
7 1.418
4 1.385
5 1.062
5 1.218
2 1.134
7 1.227
5 1.023
13.836
57
31,56
0,41
33 prov, 385 kab/kota Prov ke 33 : Maluku (KLB pd Februari 2010) Total kasus 151.168 ks (IR rata-rata nasional 63,63 per 100.000 penduduk) Total kematian 1.317 or (CFR = 0,87%) 5 provinsi dgn IR ( per 100.000 pdd) terbesar : 1. Bali : 337,04 2. DKI Jakarta : 227,44 3. Kaltim : 167,31 4. DIY : 144,92 5. Kepri : 105,94
2007 2006
25000
2008 2009
2010
20000
2005
15000
10000
5000
0
J FMAM J J A S OND J FMAM J J A S OND J FMAM J J A S OND J FMAM J J A S OND J FMAM J J A S OND J FMAM J J A S ON
BULAN
300
250
200
150
100
50
4.00
2.17
2.00
MALUKU
KALSEL
MALUKU
GORONTALO
SULTRA
KALTENG
JATENG
SUMBAR
SULSEL
BENGKULU
D.I YOGYA
KALBAR
SULTENG
JAMBI
LAMPUNG
KEP. RIAU
DKI JKT
KALTIM
RIAU
SUMUT
JATIM
BABEL
JABAR
SULUT
BALI
N.T.T.
0.00
1.23 1.13 1.01 1.00 0.95 0.95 0.91 0.90 0.85 0.85 0.68 0.67 0.66 0.58 0.45 0.35 0.30 0.29 0.28 0.23 0.00 0.00
N.T.B
PAPUA BRT
N. ACEH. D
SUMSEL
BANTEN
SULBAR
PAPUA
ABJ
80 70 60 50 40 30 20 10 0 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
IR
CFR= MATI/KASUS
RATE DIPENGARUHI:
MAKIN BANYAK KASUS
KASUS SURVEILANS MAKIN BANYAK STRAIN MAKIN SERING DBD TERCATAT MENURUT RS ATAU DOMISILI? MENCARI PENGOBATAN DEMOGRAFI, IKLIM
MAKIN RENDAH CFR MAKIN KOMPLEKS STRAIN MENINGKAT KEPARAHAN MAKIN BAIK PELAYANAN DAN PERAWATAN MAKIN KURANG KEMATIAN BEBAN R S CEPAT LAMBAT KE RS
BANDINGKAN ANGKA
ABSOLUT KEMATIAN
1000
47,26 %
52,74 %
100
10
1 1 th 1 - 4 th 5 - 9 th 10 - 14 th 15 th
Kasus Meninggal
Laki-laki
Perempuan
ICH
IR
ICH
IR
Grafik Pola ICH dan IR DBD di Prov. Kalimantan Timur, Th 2005 - 2009
ICH
IR
TUJUAN UMUM
1. Menya Angka Kesakitan DBD
Masyarakat yang Terpajan Faktor Risiko DBD 3. Mekan Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan dan Penanggulangan DBD 4. Terlaksananya Penanganan Penderita DBD Sesuai Standar 5. Menya Angka Kematian DBD
3M plus - COMBI
Analisis Kasus Mingguan dan Tindakan Analisis Rata-rata Jumlah Kasus per Bulan Selama 3 atau 5 Tahun Terakhir
BBG 3M SMP
S U R V E I L A N S
Jumantik
PJB
PUSKESMAS
Penemuan kasus dan Melakukan Penyelidikan epidemiologi (PE) di sekitar rumah penderita dalam radius 100 m
Penanggulangan seperlunya, meliputi: -Fogging focus*) (penyemprotan) -LARVASIDASI -3M Plus -Penyuluhan
*Kriteria Fogging focus: 1. Bila ditemukan kasus DBD lain dan/atau 2. Ditemukan 3 Penderita panas tanpa sebab yang jelas, dan ditemukan jentik nyamuk DBD 5% dari seluruh rumah yang diperiksa
KASUS DBD
Puskesmas
FF : 24 jam
KELUARGA
RUMAH SAKIT
24 jam- < 7 Hr
Occurence of event
Reporting of event
Action taken
bidan klinik
Action ?
Muncul klinis MRS data survei LITBANG proporsi terbanyak 2-5 hari sejak klinis muncul KDRS rata-rata 12 hari PE rata-rata 5 hari
Penyelidikan Epidemiologi (PE) -Pencarian penderita atau tersangka DBD lainnya -Pemeriksaan jentik
Di lokasi tempat tinggal penderita dan rumah/ bangunan lainnya dengan radius 100 m (kurang lebih 20 rumah/ bangunan secara acak)
Ditemukan 1 atau lebih penderita DBD lainnya dan/atau 3 orang tersangka DBD, dan ditemukan jentik (5%)
Positif
1. PSN DBD 2. Larvasidasi radius 200 m 3. Penyuluhan 4. Fogging fokus radius 200 m (2 siklus interval 1 minggu)
Negatif
PENGASAPAN :
1. 2. ADA KASUS TAMBHAN DBD ADA 3 ATAU LEBIH PENDERITA PANAS TANPA SEBAB YANG JELAS
3.
100 M
100 M
= KASUS
= KASUS TAMBAHAN = KASUS PANAS TANPA SEBAB
KLB DBD
(Buku Pedoman Pencegahan & Pemberantasan DBD tahun 2005)
wilayah sebanyak dua kali/ lebih dalam kurun waktu satu minggu/bulan dibandingkan pada minggu/bulan sebelumnya. atau Terjadinya peningkatan kasus DBD di suatu wilayah sebanyak dua kali/ lebih dalam kurun waktu satu bulan dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
SASARAN
Masyarakat luas
TOMA
PENYULUHAN
Kader/PKK
Keluarga
INTI
Kepala Desa
-Kep. Sekolah -Guru Petugas sanitasi/sektor PENGELOLA GEDUNG
UKS
WORKSHOP
Murid
Tempat umum/T.Ibadah
Pelaksanaan PSN
Pengembangan Program
1. Peningkatan mutu penemuan kasus Rapid Tes
deteksi dini infeksi Dengue mulai 2010 (total 50.000 tes - IgG&IgM distribusi ke 33 prov.)
- NS1 - IgA th 2011 2. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan metode komunikasi masyarakat yang sesuai. 3. Mengaktifkan kembali POKJANAL tingkat pusat dan daerah.
Pengembangan Program
4. Advokasi kepada Bupati/Walikota di daerah sangat endemis, agar meningkatkan komitmen terhadap pengendalian DBD Meningkatkan pendanaan untuk kegiatan Jumantik. 5. Meningkatkan kerjasama dengan Diknas dalam pengembangan jumantik anak sekolah /UKS. 6. Menurunkan angka kematian dengan pemeriksaan haematokrit berkala di unit perawatan anak/dewasa perlu penyediaan Ht centrifuge
Subahagio
Gejala DBD
Klinis
9 2 gejala 10
Laboratorium
Fase syok
Fase sembuh
klinis +lab
Telur
dapat mencapai 2-3 bulan. Aedes aegypti betina mengisap darah berkalikali menularkan ke banyak orang Aktifitas tinggi pd pagi & sore hari Setiap kali mengisap darah, sambil mengeluarkan air liur yg berfungsi untuk mencegah pembekuan darah.
Hanya Aedes aegypti betina menghisap darah untuk pematangan telur. Proses pematangan telur 3-4 hr. Sekali bertelur : 100-200 butir/ekor Jarak terbang 100 meter
manusia Senang meletakkan telur di air yang jernih dan tidak berhubungan langsung dengan tanah.
Senang bersembunyi/hinggap ditempat yang lembab, gelap,kumuh (gantungan baju kotor, dll.) Sangat sensitif dan gesit Senang dengan bau keringat dan darah manusia
Aedes jantan
Antena lebat
Ditandai dengan tubuh yang ramping dan antena yang
sangat lebat. Nalurinya membuahi betina sesaat setelah lepas dari kepompong. Membuahi hanya 1 kali saja seumur hidupnya Tidak menghisap darah, sari tumbuhan/buah. Berumur pendek (1 minggu) Penelitian ditemukan yang mengandung virus dengue (Trans ovarial).
Jentik nyamuk : trims mam .... Mamaku telah merawat aku dg baik .... Gemuk nih !!!
Awas !!!!
Merawat bunga
pot dg jentik
8-10 %
pot dg jentik
8-10 %
10-20 %
Ban bekas, kaleng bekas, kaca bekas, plastik bekas yang berserak di halaman tanpa kontrol
sekolah dg
jentik 20-30
Pelaksanaan PSN
tengkiu
Hatur Nuhun
Terimakasih
DEFINISI KASUS
Suspek Infeksi dengue ditegakkan bila terdapat 2 kriteria yaitu demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas berlangsung selama 2-7 hari dan adanya manifestasi perdarahan: sekurangkurangnya uji tourniquet (Rumple Leede) positif Probable Demam Dengue demam disertai 2 atau lebih gejala penyerta seperti sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata, pegal, nyeri sendi (athralgia ), rash, dan manifestasi perdarahan, leucopenia ( lekosit < 5000 /mm3 ), jumlah trombosit < 150.000/mm3 dan peningkatan hematokrit 5 10 % atau pemeriksaan serologis Ig M positif.
Demam Berdarah Dengue (DBD demam 2 7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, Jumlah trombosit < 100.000 /mm3, adanya tanda tanda kebocoran plasma (peningkatan hematokrit 20 % dari nilai normal, dan atau efusi pleura, dan atau ascites, dan atau hypoproteinemia/ albuminemia) dan atau hasil pemeriksaan serologis pada penderita tersangka DBD menunjukkan hasil positif atau terjadi peninggian (positif) IgG saja atau IgM dan IgG pada pemeriksaan dengue rapid test (diagnosis laboratoris). Sindrom Syok Dengue (SSD) ialah kasus DBD yang masuk dalam derajat III dan IV dimana terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah, menyempitnya tekanan nadi ( 20 mmHg) atau hipotensi yang ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta pasien menjadi gelisah sampai terjadi syok berat (tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darah).
Kasus adalah penderita DD, DBD atau SSD. Kewaspadaan dini DBD ialah suatu kewaspadaan terhadap peningkatan kasus dan atau faktor resiko DBD, seperti: adanya peningkatan populasi nyamuk, penurunan ABJ <95%, adanya perubahan cuaca, dan peningkatan tempat-tempat perindukan.
Laporan kewaspadaan dini DBD adalah laporan adanya peningkatan kasus dan peningkatan faktor resiko DBD. Laporan kewaspadaan dini dimaksudkan untuk kegiatan proaktif surveilans.
Kecamatan Endemis kecamatan yang dalam 3 tahun terakhir, setiap tahun ada penderita DBD Kecamatan Sporadis kecamatan yang dalam 3 tahun terakhir terdapat penderita DBD tetapi tidak setiap tahun. Kecamatan Potensial kecamatan yang dalam 3 tahun terakhir tidak pernah ada penderita DBD, tetapi penduduknya padat, mempunyai hubungan transportasi yang ramai dengan wilayah yang lain dan presentase rumah yang ditemukan jentik lebih atau sama dengan 5%.
Kecamatan Bebas kecamatan yang tidak pernah ada penderita DBD selama 3 tahun terakhir dan presentase rumah yang ditemukan jentik kurang dari 5%.
Positif antigen virus Dengue pada pemeriksaan otopsi jaringan, serum atau cairan serebrospinal (LCS=Liquor Cerebro Spinal) dengan metode imm Positif pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) Diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD) Penegakan Diagnosis Untuk menegakkan diagnosis DBD diperlukan sekurang-kurangnya: Kriteria klinis 1 dan 2 Dua Kriteria laboratorium Klinis Demam tinggi mendadak berlangsung selama 2-7 hari. Terdapat manifestasi/ tanda-tanda perdarahan ditandai dengan: a)Uji Bendung (Tourniquet Test) positif b)Petekie, ekimosis, purpura c)Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi d)Hematemesis dan/ atau melena Pembesaran hati ( di jelaskan cara pemeriksaan pembesaran hati ) Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi ( 20 mmHg), hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tamp Laboratorium Trombositopenia (100.000/mm atau kurang) Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, yang ditandai adanya: Hemokonsentrasi/ Peningkatan hematokrit > 20% atau adanya efusi pleura, asites atau hipoproteinemia (hipoalbuminemia). Derajat Beratnya Penyakit DBD Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat: Derajat I : Demam dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji Tourniquet positiv. Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan antara lain perdarahan kulit (petekie), perdarahan gusi, epistaksis atau perdarahan la Derajat III : Derajat I atau II disertai kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hip Derajat IV : Seperti derajat III disertai Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. Catatan DBD Derajat III & IV adalah Sindrom Syok Dengue Adanya kebocoran plasma (plasma leakage) yang ditandai dengan hemokonsentrasi membedakan DBD dari DD. Pembagian derajat penyakit