Anda di halaman 1dari 101

Subdit Pengendalian Arbovirosis, Dit.

Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

KEBIJAKAN PENGENDALIAN DBD

Subdit Pengendalian Arbovirosis, Dit.Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Pendahuluan
DBD termasuk salah satu emerging diseases yang

sampai saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. DBD berpotensi menimbulkan KLB terutama pada musim penghujan. Sejak ditemukan pertama kali tahun 1968 jumlah kasus dan penyebaran area/daerah cenderung meningkat, meskipun angka kematian (CFR) dapat ditekan.

Pendahuluan
Peningkatan kasus DBD antara lain disebabkan oleh : 1. Pertambahan penduduk. 2. Perkembangan wilayah dari sebuah desa menjadi kota. 3. Perpindahan penduduk. 4. Penataan kota dan struktur bangunan yang kurang

memperhatikan unsur kesehatan

Vektor penular nyamuk Aedes aegypti mampu bertelur dalam jumlah yang banyak, sehingga Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan pemberdayaan masyarakat menjadi strategi utama.

DBD disebabkan oleh virus Dengue yang terdiri dari 4 serotype dan semuanya ada di Indonesia, meskipun paling banyak adalah serotype 3 dan 2.

Pendahuluan
Vektor penular nyamuk Aedes 1 ekor nyamuk

dewasa dapat bertelur 50 100 butir 1 minggu kemudian sudah berkembang menjadi nyamuk baru

Alasan PSN & Pemberdayaan Masyarakat menjadi strategi utama Bukan Dengan Penyemprotan

Insiden Rate (IR) dan CFR DBD di Indonesia , 1968 - 2011


80

IR 2010: 65,57/ 100.000 pddk

60

IR dan CFR

CFR 1968: 41,38%


40

IR 2011: 12,27 /100.000 pddk

IR 1968: 0,05 per 100.000 pddk


20

CFR 2010: 0,87%

CFR 2011: 0.76 %

1974

1992

1968

1970

1972

1976

1978

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

Tahun

IR/100.000

CFR(%)

2010

Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit menular yang ditandai dengan panas

(demam) disertai perdarahan


Penyebab : Virus Dengue (D1, D2,D3, D4) Masa inkubasi : berkisar 4 7 hari

Penularan : melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

dan Ae.albopictus

Virus Dengue
Genus Arbovirus ; Family: Flaviviridae Diameter : 40-50 nm Berdasarkan amplop glikoprotein ada 4 serotypes

Dengue 1, Dengue 2, Dengue 3 dan Dengue 4 Setiap serotipe dapat menyebabkan penyakit berat/fatal Virus dapat diinaktifkan dengan pemanasan dan desinfektan yang mengandung detergen atau pelarut

Virus matang dalam tubuh nyamuk1 mg

Demam mulai 1 minggu sejak digigit

Nyamuk ini genit dan hidup panjang 2-8 minggu

Patogenesis Infeksi Virus Dengue


Virus Dengue ( Den-1,Den-2, Den-3, Den-4) Kerusakan sel pejamu Terbentuk kompleks imun Aktivasi sistim komplemen Dikeluarkan zat anafilaktoksin Peningkatan permeabilitas kapiler Perembesan plasma dari intra ke ekstravaskuler Agregasi Trombosit Jumlah & fungsi Trombosit menurun Kerusakan sel endotel pembuluh darah Merangsang / mengaktivasi faktor pembekuan darah Proses Imunologik Sel target: monosit, makrofag, sel Kufner

Syok hipovolemik Perdarahan Asidosis Kematian

DD vs DBD
Tidak mungkin dibedakan pada awal
Perembesan plasma pada DBD DD dapat disertai perdarahan

Prognosis DD lebih baik drpd DBD

Time of fever defervescence Demam Berdarah Dengue


Klinis memburuk, lemah, gelisah, tangan kaki dingin, nafas cepat, diuresis berkurang, tidak ada nafsu makan

Temp

Time of fever defervescence (Saat suhu turun)

Fase demam

Fase syok

Fase Pemulihan

Hari sakit

Pertolongan
Minum untuk cegah dehidrasi dan menjaga sirkulasi darah Demam diberi parasetamol. Jika trombosit <100.000/ml, hematokrit >20% atau ada tandatanda syok rumah sakit

Syok

gelisah, nafas cepat,nadi teraba lembut atau tidak teraba, bibir biru, tangan kaki dingin, tidak ada kencing
biasanya terjadi saat suhu turun pd hari 3-7

Primary Dengue Incubation periods Disease period Recovery

IgM (90 days) Intrinsic Viraemia IgA (45 days) IgG

FEVER
-7 0 7 15 20 Days

Isolation of virus PCR detection of RNA Detection of NS1 antigen

IgG ELISA IgM ELISA Virus Neutralisation Assay HI Virus Neutralisation Assay

Secondary Dengue Incubation periods Disease period Recovery

Previous IgG
Intrinsic Viraemia FEVER -7 0 7 15 20 Days IgA

IgM

IgA ELISA IgG Capture

Respon Immun Pada Dengue Primer


Kekebalan seumur hidup hanya untuk serotype yang menginfeksi IgM Diproduksi pada hari ke-5 setelah gejala timbul. Meningkat selama 1-3 minggu dan bertahan selama 30-60 hari. IgG Timbul pada hari ke-14 setelah gejala dan bertahan seumur hidup.

Respon Immun Pada Dengue Sekunder


IgM

Kemungkinan tidak diproduksi sampai 20 hari setelah infeksi. Kemungkinan diproduksi pada level rendah atau periode yang pendek dari infeksi pertama. Meningkat secara cepat 1-2 hari setelah gejala. Mencapai level yang lebih tinggi dari infeksi pertama atau infeksi yang telah lewat . Bertahan pada level tertinggi selama 30-40 hari, kemudian turun pada level sesuai pada infeksi pertama atau infeksi telah lewat.

IgG

Pengobatan
Tirah baring selama demam

Antipiretik (parasetamol)
Analgesik bila perlu Cairan & elektrolit oral ( jus buah, sirup, susu,

oralit dll) Monitor suhu, trombosit, hematokrit

Penggantian cairan : Kristaloid (RL, NaCL dll) Koloid (dekstran,HES)

SIKLUS HIDUP NYAMUK Aedes aegypti

Umur Nyamuk Aedes dewasa betina + 14 hari

Telur

Larva (5-7 hari)

Aedes betina Didalam rumah Menghisap darah

Pupa (1-2 hari)


Aedes jantan Antena lebat Diluar rumah Mati setelah membuahi

MEMBASMI NYAMUK Aedes aegypti

Telur
REPELAN

Larva (5-7 hari)

3 M PLUS

Pupa (1-2 hari)


LARVASIDA

CIRI NYAMUK DEMAM BERDARAH


Tubuh hitam dengan belang putih
Punggung nyamuk terdapat gambaran Aedes aegypti

Aedes albopictus

Aedes aegypti/ Nyamuk demam berdarah


Umur Aedes aegypti betina + 14 hr,

dapat mencapai 2-3 bulan. Aedes aegypti betina mengisap darah berkalikali menularkan ke banyak orang Aktifitas tinggi pd pagi & sore hari Setiap kali mengisap darah, sambil mengeluarkan air liur yg berfungsi untuk mencegah pembekuan darah.

Aedes aegypti betina


Si PENULAR VIRUS
Demam Berdarah Dengue

Hanya Aedes aegypti betina menghisap darah untuk pematangan telur. Proses pematangan telur 3-4 hr. Sekali bertelur : 100-200 butir/ekor Jarak terbang 100 meter

Nyamuk Aedes Dewasa Betina


Senang menghisap darah

manusia Senang meletakkan telur di air yang jernih dan tidak berhubungan langsung dengan tanah.
Senang bersembunyi/hinggap ditempat yang lembab, gelap,kumuh (gantungan baju kotor, dll.) Sangat sensitif dan gesit Senang dengan bau keringat dan darah manusia

Aedes jantan
Antena lebat
Ditandai dengan tubuh yang ramping dan antena yang

sangat lebat. Nalurinya membuahi betina sesaat setelah lepas dari kepompong. Membuahi hanya 1 kali saja seumur hidupnya Tidak menghisap darah, sari tumbuhan/buah. Berumur pendek (1 minggu) Penelitian ditemukan yang mengandung virus dengue (Trans ovarial).

3M

Larvasiding Ikanisasi

Obat Nyamuk Semprot Obat Nyamuk Gosok

plus
Pencahayaan Ventilasi

Kasa

FAKTOR KEBERHASILAN FOGGING ATAU ULV


WAKTU

PELAKSANAAN JENIS INSEKTISIDA ROTASI INSEKTISIDA DOSIS CAMPURAN EFIKASI LUAS WILAYAH BAHAYA KERACUNAN

KALIBRASI ALAT PERSIAPAN FOGGING CARA FOGGING URUTAN TEMPAT ARAH ANGIN KEAMANAN ORANG CARA ULV CEGAH RESISTENSI

Insiden Rate (IR) dan CFR DBD di Indonesia , 1968 - 2011


80

IR 2010: 65,57/ 100.000 pddk

60

IR dan CFR

CFR 1968: 41,38%


40

IR 2011: 12,27 /100.000 pddk

IR 1968: 0,05 per 100.000 pddk


20

CFR 2010: 0,87%

CFR 2011: 0.76 %

1974

1992

1968

1970

1972

1976

1978

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

Tahun

IR/100.000

CFR(%)

2010

Situasi DBD th 2010


Distribusi

33 prov, 400 kab/kota terjangkit

Total kasus 155.777 ks (IR rata-rata nasional 65,57 per 100.000

penduduk) Total kematian 1.358 meninggal (CFR = 0,87%)


5 provinsi dgn IR ( per 100.000 pddk) tertinggi :

1. Bali 2. DKI Jakarta 3. Kaltim 4. DIY 5. Kepri

: 337,05 : 227,44 : 167,31 : 144,92 : 88,37

Angka Kesakitan (IR) DBD Per Provinsi Thn 2010


IR

400.00 350.00 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00


227.44 167.31 144.92 88.37 87.70 81.80 337.04

Target Nasional IR 55 / 100.000 pddk

BALI DKI JKT KALTIM D.I YOGYA KEP. RIAU SULUT SULTENG JATIM N. ACEH. D SUMUT KALTENG JATENG JABAR

68.92 67.25 63.71 62.82 60.46

57.04 52.83 52.19 51.02 49.02

50.00
DKI JKT N. ACEH. D BANTEN SULSEL JATIM JABAR KALTIM SUMUT PAPUA BRT SULTENG BALI KEP. RIAU D.I YOGYA JATENG KALTENG SULUT N.T.B

46.14 45.28 38.13 35.36

33.61 30.60 29.86 25.59


N.T.T. KALSEL MALUKU UTR LAMPUNG

18.52 16.61 16.07 15.05 13.86


SUMSEL RIAU KALBAR BABEL PAPUA

5.99 3.55 0.42


JAMBI SULBAR DKI JKT PAPUA BRT MALUKU SULBAR

GORONTAL O

SULTRA

SUMBAR

Angka Kematian (CFR) DBD Per Provinsi Thn 2010


MALUKU BABEL MALUKU UTR PAPUA KALSEL KALBAR RIAU BANTEN BENGKULU SULUT GORONTALO LAMPUNG SULTENG SULTRA JATENG N.T.T.

CFR

GORONTAL O

N. ACEH. D

BANTEN

SULTRA

BENGKULU

SULTENG

D.I YOGYA

KEP. RIAU

LAMPUNG

KALTENG

SUMBAR

SULSEL

JAMBI

SUMSEL

JATIM

KALTIM

KALSEL

JABAR

RIAU

N.T.T.

KALBAR

JATENG

SUMUT

BABEL

SULUT

MALUKU

MALUKU UTR

PAPUA

BALI

N.T.B

18.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00

16.67

Target Nasional CFR 1 %


4.39

3.46 2.96 2.91 2.72 2.44 2.27 2.13 1.91 1.71 1.63 1.38 1.32 1.26 1.03 0.98 0.93 0.92 0.90 0.81 0.75 0.68 0.67 0.57 0.56 0.50 0.43 0.29 0.28 0.17 0.00 0.00

BENGKULU

0.00

Situasi DBD th 2011


(data sementara s/d 9 September 2011)
Distribusi

30 prov, 291 kab/kota terjangkit

Total kasus 29.144 ks (IR rata-rata nasional 12,27 per 100.000

penduduk) Total kematian 222 meninggal (CFR = 0,76%)


5 provinsi dgn IR ( per 100.000 pddk) tertinggi :

1. Bali 2. DKI Jakarta 3. NAD 4. Sulteng 5. Kaltim

: 56,16 : 54,86 : 33,92 : 28,33 : 22,07

Kasus DBD Per Bulan Di Indonesia Tahun 2010 - 2011


KASUS DBD PER BULAN DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2011 (Data s/d 9 September 2011)
25000

20000

2010
15000

2011

10000

5000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Kasus 22796 22490 19554 16274 13364 11643 10929 9615 7986 8149 7705 5581 7502 5722 5365 3820 3187 2486 1005 54

IR
60.00
50.00 40.00 30.00 20.00 10.00

56.16 54.86

GRAFIK ANGKA KESAKITAN (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE PER PROPINSI DI INDONESIA TAHUN 2011 (s/d 02 Agustus)

33.92 28.33 22.07 21.72 19.14 17.71 17.01 16.04 15.88 13.42 12.90 9.59 9.41 9.30 7.44 7.14 6.86 6.12 5.48 5.32 4.89

Target IR 55 / 100.000 penduduk

BALI DKI JKT N. ACEH. D SULTENG KALTIM


2.89 KALBAR 2.54 RIAU 2.17 KALTENG 1.63 BABEL 1.31 GORONTALO 1.03 KALSEL 0.91 MALUKU SULTRA PAPUA BART SUMBAR PAPUA PAPUA BART

KEP. RIAU

SUMSEL

SULTENG

LAMPUNG

JATENG

D.I YOGYA

JAMBI

SULBAR

SUMBAR

BENGKULU

MALUKU UTR

N. ACEH. D

BABEL

SULTRA

KALTENG

GORONTALO

BENGKULU

D.I YOGYA

MALUKU UTR

N. ACEH. D

KEP. RIAU

RIAU

SULSEL

MALUKU

SULTENG

JATENG

LAMPUNG

SUMSEL

KALBAR

JAMBI

BANTEN

DKI JKT

SULUT

N.T.T.

SUMUT

KALTIM

JABAR

BALI

SULBAR

JATIM

KALSEL

N.T.B

PAPUA

9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00

CFR
8.33

GRAFIK ANGKA KEMATIAN (CFR) DEMAM BERDARAH DENGUE PER PROPINSI DI INDONESIA TAHUN 2011 (s/d 02 Agustus)
GORONTALO RIAU SULUT BENGKULU LAMPUNG N.T.T. JAMBI JATIM SUMUT SULTENG
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

5.80

Target CFR 1 %
4.11 3.51 3.51 2.45 2.04 1.27 1.21 1.08 0.91 0.80 0.80 0.66 0.63 0.51 0.32 0.30 0.30 0.26

BANTEN

SULSEL

DKI JKT

N.T.T.

KALTIM

SUMUT

JABAR

SULUT

BALI

N.T.B

JATIM

0.00

KASUS DBD NASIONAL, TH. 2011


NO PROPINSI JAN. P 1N. ACEH. D 2SUMUT 3SUMBAR 4R I A U 5KEP. RIAU 6J A M B I 7SUMSEL 8BABEL 9BENGKULU 10LAMPUNG 11BANTEN 12DKI JKT 373 603 101 78 74 38 99 1 44 134 254 1.093 2.016 M 2 9 0 2 1 1 1 0 3 2 4 0 P 328 530 96 81 60 30 77 7 38 126 211 801 FEB M 2 9 0 4 0 0 0 0 0 2 7 0 MAR P 295 579 100 124 50 21 94 12 39 91 181 820 M 1 3 0 3 0 1 0 0 2 3 3 0 APR P M P 183 399 141 134 44 28 119 3 54 70 125 482 MEI M 1 7 0 4 0 2 1 0 0 0 3 0 JUNI P 145 389 157 150 55 35 144 14 62 69 161 565 M 2 6 3 0 1 1 0 0 1 0 2 0 JULI P 140 440 152 162 61 127 124 5 59 80 96 595 M 1 6 0 2 0 1 3 1 2 0 5 1 AGUSTUS P 141 415 177 287 82 258 174 8 83 48 118 534 181 0 478 9 73 0 84 10 41 0 19 111 5 52 109 141 550 0 1 0 1 4 6 0 1 9 1 7 0 4 4 0 0 3 0 0 2 2 0 4 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 153 417 239 305 82 209 147 11 34 65 82 354 852 192 12 190 116 47 0 65 5 0 192 1 82 9 40 1 0 0 2 4 3 8 0 5 0 0 0 1 0 1 4 1 0 3 2 0 0 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 202 530 318 699 166 244 150 36 50 73 91 339 753 177 22 221 157 66 5 125 13 1 166 32 99 16 80 1 1 0

SEPTEMBE NOPEMBE DESEMBE OKTOBER R R R M P M P M P M P M 1 4 3 9 2 9 4 1 0 1 1 0 6 3 0 2 1 4 1 0 0 0 3 0 3 0 1 0 0 0 188 1 239 639 7 568 330 3 318 603 10 248 143 0 178 450 14 420 285 58 115 122 142 289 747 146 26 346 142 129 36 178 18 2 288 21 134 14 82 23 6 0 1 5 1 2 1 2

TOTAL P 2.568 5.987 2.202 2.955 1.036 1.879 2.015 320 681 1.494 1.736 6.653 M 15 78 14 61 5

CFR

IR

0,58 1,30 0,64 2,06 0,48

57,73 46,12 46,52 54,49 72,83

40 2,13 59,32 32 6 10 24 32 3 1,59 1,88 1,47 1,61 1,84 0,05

5 491 13 4 1 1 0 1 160 51 507 134 231 0 0 7 1 0 5 3

27,06 25,53 40,39 21,95 17,37 69,27

13JABAR

7 1.418 1 1 9 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 2 0 632 175 682 12 15 8 133 54 4 84 1 180 34 589 70 78 0

4 1.385 5 0 11 0 0 0 1 0 1 2 0 3 0 2 2 2 0

5 1.062 466 107 534 8 13 5 112 19 0 129 0 135 22 299 37 38 0

5 1.218 7 0 4 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 415 84 490 18 20 12 115 47 5 90 1 165 9 283 40 7 0

2 1.134 2 0 6 0 0 2 1 2 0 1 0 0 0 3 0 0 0 375 50 329 37 15 2 92 27 1 111 0 111 7 188 41 2 0

7 1.227 4 1 4 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 251 30 307 27 13 5 74 34 1 128 0 118 13 105 13 4 0

5 1.023 2 0 2 0 0 1 1 0 0 1 0 3 0 0 0 0 0 233 28 189 58 20 4 76 20 0 222 1 81 8 65 8 0 0

5 1.001 4 111 0 2 2 1 1 0 0 0 5 0 1

13.836
4.474 982 5.372 729 517 400 1.416 364 23 2.045 88 1.520 214 2.996 451 304 11 164 -

57 0,41 31,56
44 3 62 10 9 7 13 5 2 31 0 11 0 7 3 8 0,98 0,31 1,15 1,37 1,74 1,75 0,92 1,37 8,70 1,52 0,00

813 14JATENG 235 15D.I YOGYA 1.039 16JATIM 20 17KALBAR 11 18KALTENG 7 19KALSEL 142 20KALTIM 62 21SULUT 7 22GORONTALO 123 23SULTENG 3 24SULBAR 25SULSEL 26SULTRA 27B A L I 28N.T.B 29N.T.T. 30MALUKU MALUKU 31UTR PAPUA 32BARAT 33PAPUA JUMLAH 186 20 649 139 70 0

663 10 183 1 593 10 20 0 9 0 9 0 171 1 32 0 2 0 202 1 0 0 153 22 488 57 59 0 0 0 1 0 1 0

30 0 452 5 114 4 159 4 307 1 133 3 33 1 0 0 310 12 28 0 76 0 0 0 0 2 0

13,57 28,48 14,18 17,16 24,17 10,53 39,88 16,06 2,51 78,40 8,12

0 40 0 128 0 21 0 39 0 11

0,72 0,00 0,23 0,67 2,63 22,0 0 0

19,92 10,22 86,33 11,11 6,38

0,76

58
8.492

3
-

42
-

0
-

17
-

0
-

5
-

0
-

14
-

0
-

10
-

0
-

10
-

0
-

2
-

0
-

2
-

0
-

2
-

0
-

0
-

0
-

2
-

0
-

3 1,83 15,89

- 0,00 0,00 - 0,00 0,00

52 6.596 57

6.471 46 4.835 52 4.815 37 4.478 35 4.401 37 4.363 41 3.904 38 4.835 59 5.702 68 6.540 73 65.432

595 0,91 27,54

KASUS DBD JABAR TH 2011


No. Kabupaten/ Kodya Jan.
P 1Kab. Bogor 2Kab. Sukabumi 3Kab. Cianjur 4Kab. Bandung 5Kab. Garut 6Kab. Tasikmalaya 7Kab. Ciamis 8Kab. Kuningan 9Kab. Cirebon 10Kab. Majalengka 11Kab. Sumedang 105 70 32 100 61 12 20 8 30 24 32 M 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0

Feb.
P 87 54 37 100 47 16 4 3 24 17 28 M 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mar
P 50 69 32 110 40 17 20 3 21 11 24 M 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Apr
P 34 64 17 96 36 19 8 0 17 7 25 M 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1

Mei
P 53 56 15 129 35 24 4 1 20 9 19 M 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jun
P 42 56 19 68 32 10 2 4 15 3 26 M 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jul
P 85 46 23 149 10 10 3 3 15 19 28 M 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

Agust
P 74 53 26 107 17 6 1 0 1 15 14 M 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sep
P M

Okt
P

Nop
M P M 71 0 16 1 13 0 37 0 2 0 7 0 4 1 2 0 4 0 10 0 16 0

Des
P 123 93 16 46 9 1 11 9 5 15 M 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 P

Total
M 824 639 273 1.078 316 142 86 25 173 138 239 6 3 0 2 0 0 3 0 1 1 1

IR
pddk 16,96 26,80 12,35 33,30 12,91 8,32 5,51 2,37 8,22 11,62 21,46

CFR

57 0 21 0 25 0 114 0 11 0 8 0 0 0 1 0 12 0 11 0 5 0

43 0 41 0 18 0 22 1 16 0 12 0 9 0 0 0 5 0 7 0 7 0

0,73 0,47 0,00 0,19 0,00 0,00 3,49 0,00 0,58 0,72 0,42

12Kab. Indramayu
13Kab. Subang 14Kab. Purwakarta 15Kab. Karawang 16Kab. Bekasi 17Kab Bandung Barat 18Kota Bogor 19Kota Sukabumi 20Kota Bandung 21Kota Cirebon 22Kota Bekasi 23Kota Depok 24Kota Cimahi 25Kota Tasikmalaya 26Kota Banjar

22
45 6 54 76 94 82 41 631 23 197 123 70 50 8

0
2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0

5
28 3 31 64 55 60 32 402 13 113 112 48 31 4

0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0

8
25 0 24 63 57 46 46 416 12 116 88 45 40 2

0
1 0 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 0

4
15 10 9 47 70 34 22 247 11 59 117 50 41 3

0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

22
25 10 23 51 48 42 37 295 22 74 95 53 54 2

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

7
39 6 22 52 52 49 36 318 15 104 81 35 40 1

0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 2 1 0

12
12 11 22 43 46 72 33 345 5 58 79 49 49 0

1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

14
7 9 13 39 53 36 35 321 7 42 71 19 41 2

0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

6 0
11 1 8 0 13 0 24 0 49 0 31 0 48 0 2 0 31 1 78 0 33 0 16 0 3 0

15 1
29 0 6 0 12 2 23 0 70 0 40 0 61 0 3 0 22 1 50 0 24 0 17 0 4 0

20 0
21 1 4 0 15 0 15 0 51 0 55 0 67 0 0 0 22 0 60 1 16 1 17 0 5 0

24
19 18 6

1
0 0 0

159
276 91 244 497 645

3
7 0 2 0 0 1 0 9 1 10 1 3 3 0

9,38
18,50 10,48 11,26 18,55 41,94 62,83 173,60 159,96 38,43 36,59 58,57 83,47 66,14 24,11

1,89
2,54 0,00 0,82 0,00 0,00 0,16 0,00 0,23 0,86 1,15 0,10 0,65 0,70 0,00

61 70 298 3 32 83 18 32 9

0 0 2 0 1 0 0 0 0

608 528 3.901 116 870 1.037 460 428 43

234 2 197 1 197 0

JUMLAH

2.016

7 1.418

4 1.385

5 1.062

5 1.218

2 1.134

7 1.227

5 1.023

852 4 753 6 747 5 1.001

13.836

57

31,56

0,41

Situasi DBD th 2010


Distribusi

(s/d Februari 2011)

33 prov, 385 kab/kota Prov ke 33 : Maluku (KLB pd Februari 2010) Total kasus 151.168 ks (IR rata-rata nasional 63,63 per 100.000 penduduk) Total kematian 1.317 or (CFR = 0,87%) 5 provinsi dgn IR ( per 100.000 pdd) terbesar : 1. Bali : 337,04 2. DKI Jakarta : 227,44 3. Kaltim : 167,31 4. DIY : 144,92 5. Kepri : 105,94

Situasi DBD th 2010 (s/d Februari 2011)


5 Kota/Kab dgn IR terbesar :
1. 2. 3. 4. 5.

Denpasar Badung Palu Probolinggo Semarang

: 762,08 : 755,07 : 406,06 : 372,72 : 363,24

Kasus DBD per Bulan Th.2005 - 2010


30000

2007 2006
25000

2008 2009

2010

20000

2005
15000

10000

5000

0
J FMAM J J A S OND J FMAM J J A S OND J FMAM J J A S OND J FMAM J J A S OND J FMAM J J A S OND J FMAM J J A S ON

BULAN

GRAFIK IR KASUS DBD PER PROVINSI TH.2010


350

300

250

200

150

Target nasional 55 per 100.000 pddk

100

50

Grafik Angka Kematian (CFR) DBD th 2010


18.00
16.67

16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00


4.39

CFR diatas 1 % = 45,5%

4.00

3.21 2.96 2.86 2.71 2.53

2.17

2.00
MALUKU

1.90 1.77 1.68

KALSEL

MALUKU

GORONTALO

SULTRA

KALTENG

JATENG

SUMBAR

SULSEL

BENGKULU

D.I YOGYA

KALBAR

SULTENG

JAMBI

LAMPUNG

KEP. RIAU

DKI JKT

KALTIM

RIAU

SUMUT

JATIM

BABEL

JABAR

SULUT

BALI

N.T.T.

0.00

1.23 1.13 1.01 1.00 0.95 0.95 0.91 0.90 0.85 0.85 0.68 0.67 0.66 0.58 0.45 0.35 0.30 0.29 0.28 0.23 0.00 0.00

N.T.B

PAPUA BRT

N. ACEH. D

SUMSEL

BANTEN

SULBAR

PAPUA

Grafik IR dan ABJ Th.1994-2010


90

ABJ
80 70 60 50 40 30 20 10 0 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

IR

INSIDENS RATE (IR) CASE FATALITY RATE (CFR)


IR = KASUS/PENDUDUK KASUS DIPENGARUHI
LAPORAN DIAGNOSIS DBD INDIKASI RAWAT DBD INDIKASI GRATIS DBD INDIKASI RUJUKAN KLB INDIKASI GRATIS TIDAK PAHAM DD BUKAN

CFR= MATI/KASUS
RATE DIPENGARUHI:
MAKIN BANYAK KASUS

KASUS SURVEILANS MAKIN BANYAK STRAIN MAKIN SERING DBD TERCATAT MENURUT RS ATAU DOMISILI? MENCARI PENGOBATAN DEMOGRAFI, IKLIM

MAKIN RENDAH CFR MAKIN KOMPLEKS STRAIN MENINGKAT KEPARAHAN MAKIN BAIK PELAYANAN DAN PERAWATAN MAKIN KURANG KEMATIAN BEBAN R S CEPAT LAMBAT KE RS

BANDINGKAN ANGKA

ABSOLUT KEMATIAN

SITUASI DBD BY UMUR & SEX, TH 2010


10000

1000

47,26 %

52,74 %

100

10

1 1 th 1 - 4 th 5 - 9 th 10 - 14 th 15 th

Kasus Meninggal

Laki-laki

Perempuan

Grafik Pola ICH dan IR DBD di DKI Jakarta, th 2005 - 2009

ICH

IR

Sumber : P2Pl, Pusdasure & BMKG

Grafik Pola ICH dan IR DBD di Prov. NTT, th 2005 - 2009

ICH

IR

Sumber : P2PL, Pusdasure & BMKG

Grafik Pola ICH dan IR DBD di Prov. Kalimantan Timur, Th 2005 - 2009

ICH

IR

Sumber : P2PL, Pusdasure & BMKG

TUJUAN UMUM
1. Menya Angka Kesakitan DBD

2. Mekan Jumlah Kelompok

Masyarakat yang Terpajan Faktor Risiko DBD 3. Mekan Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan dan Penanggulangan DBD 4. Terlaksananya Penanganan Penderita DBD Sesuai Standar 5. Menya Angka Kematian DBD

KEGIATAN POKOK PROGRAM PENGENDALIAN DBD


1. Surveilans Epidemiologi 2. Penemuan dan Tatalaksana Kasus 3. Pengendalian Vektor 4. Peningkatan peran serta Masyarakat 5. SKD (Sistim Kewaspadaan Dini) dan Penaggulangan KLB (Kejadian Luar Biasa) 6. Penyuluhan 7. Kemitraan/Jejaring Kerja 8. Capacity building 9. Penelitian dan Survei 10.Monitoring dan Evaluasi

Operasional Pengendalian DBD


P E N Y U L U H A N K E S E H A T A N Diagnosis Dini (RDT) dan Pengobatan Segera, Penanggulangan fokus (PE & Penanggulangan Seperlunya)

3M plus - COMBI
Analisis Kasus Mingguan dan Tindakan Analisis Rata-rata Jumlah Kasus per Bulan Selama 3 atau 5 Tahun Terakhir

BBG 3M SMP

S U R V E I L A N S

SKD dan Penanggulangan KLB

Jumantik

PJB

HUBUNGAN R.S DAN PUSKESMAS


RUMAH SAKIT
Melakukan penegakan diagnosis & tatalaksana DBD sesuai standar
Melaporkan kasus DBD ke Dinkes Kab/Kota & Puskesmas dalam waktu <24 jam

PUSKESMAS
Penemuan kasus dan Melakukan Penyelidikan epidemiologi (PE) di sekitar rumah penderita dalam radius 100 m

Penanggulangan seperlunya, meliputi: -Fogging focus*) (penyemprotan) -LARVASIDASI -3M Plus -Penyuluhan

*Kriteria Fogging focus: 1. Bila ditemukan kasus DBD lain dan/atau 2. Ditemukan 3 Penderita panas tanpa sebab yang jelas, dan ditemukan jentik nyamuk DBD 5% dari seluruh rumah yang diperiksa

ALUR RESPONS-TIME KASUS DBD (PE & FF)


Dokter Praktek 24 jam
PE : 24 jam

24 jam DINKES KAB/KOT DINKES PROPINSI

KASUS DBD

Puskesmas

FF : 24 jam
KELUARGA

RUMAH SAKIT

24 jam- < 7 Hr

Komponen penting dalam surveilans DBD


hari? hari?
Recognition of event (diagnosis)
Puskesmas Dinas Kesehatan Dokter praktek Rumah sakit laboratorium Puskesmas Masyarakat

Occurence of event

Reporting of event

Action taken

bidan klinik

KDRS di RS vs P.E di Puskesmas


Mungkin sudah terjadi penularan

Sudah Sangat Terlambat

Action ?
Muncul klinis MRS data survei LITBANG proporsi terbanyak 2-5 hari sejak klinis muncul KDRS rata-rata 12 hari PE rata-rata 5 hari

BAGAN PENANGGULANGAN FOKUS


DD, tersangka DBD

Penyelidikan Epidemiologi (PE) -Pencarian penderita atau tersangka DBD lainnya -Pemeriksaan jentik
Di lokasi tempat tinggal penderita dan rumah/ bangunan lainnya dengan radius 100 m (kurang lebih 20 rumah/ bangunan secara acak)

Ditemukan 1 atau lebih penderita DBD lainnya dan/atau 3 orang tersangka DBD, dan ditemukan jentik (5%)

Positif
1. PSN DBD 2. Larvasidasi radius 200 m 3. Penyuluhan 4. Fogging fokus radius 200 m (2 siklus interval 1 minggu)

Negatif

1. PSN DBD 2. Larvasidasi radius 200 m 3. Penyuluhan

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENGASAPAN :


PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

PENGASAPAN :
1. 2. ADA KASUS TAMBHAN DBD ADA 3 ATAU LEBIH PENDERITA PANAS TANPA SEBAB YANG JELAS

3.
100 M

BANYAK DITEMUKAN JENTIK

100 M

= KASUS
= KASUS TAMBAHAN = KASUS PANAS TANPA SEBAB

PENGASAPAN DILAKUKAN 2 SIKLUS, INTERVAL 1 MINGGU PENGASAPAN DISERTAI PSN 3 M PLUS

MONITORING OF DHF VECTOR RESISTANCE 2004-2009

KLB DBD
(Buku Pedoman Pencegahan & Pemberantasan DBD tahun 2005)

Kriteria: Terjadinya peningkatan kasus DBD di suatu

wilayah sebanyak dua kali/ lebih dalam kurun waktu satu minggu/bulan dibandingkan pada minggu/bulan sebelumnya. atau Terjadinya peningkatan kasus DBD di suatu wilayah sebanyak dua kali/ lebih dalam kurun waktu satu bulan dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.

PELAKSANA PSN DI BERBAGAI TATANAN


PELAKSANA/INSTANSI DAN KEGIATANNYA
-Instansi kesehatan -Sektor penerangan -Swasta
MEDIA MASSA

SASARAN

Masyarakat luas

TOMA
PENYULUHAN

Kader/PKK

Keluarga

INTI

Kepala Desa
-Kep. Sekolah -Guru Petugas sanitasi/sektor PENGELOLA GEDUNG

UKS
WORKSHOP

Murid

Tempat umum/T.Ibadah

PEMANTAUAN JENTIK OLEH KADER

KUNJUNGAN RUMAH OLEH JUMANTIK

Pelaksanaan PSN

Pengembangan Program
1. Peningkatan mutu penemuan kasus Rapid Tes
deteksi dini infeksi Dengue mulai 2010 (total 50.000 tes - IgG&IgM distribusi ke 33 prov.)

- NS1 - IgA th 2011 2. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan metode komunikasi masyarakat yang sesuai. 3. Mengaktifkan kembali POKJANAL tingkat pusat dan daerah.

Pengembangan Program
4. Advokasi kepada Bupati/Walikota di daerah sangat endemis, agar meningkatkan komitmen terhadap pengendalian DBD Meningkatkan pendanaan untuk kegiatan Jumantik. 5. Meningkatkan kerjasama dengan Diknas dalam pengembangan jumantik anak sekolah /UKS. 6. Menurunkan angka kematian dengan pemeriksaan haematokrit berkala di unit perawatan anak/dewasa perlu penyediaan Ht centrifuge

INDIKATOR NASIONAL 2011


1. RPJMN 2010-2014 : - Angka Kesakitan DBD (Target 54/100.000 pendd)
2. Renstra Kememkes - Angka Kesakitan DBD (Target 54/100.000 pendd) - Persentase Angka Bebas Jentik (Target 65%) 3. PERMENKES NO 741 TH 2008 TENTANG SPM BID.KESEHATAN DI KAB/KOTA : - % Kejadian DBD Ditangani Sesuai Standar (Target 100%)

Disampaikan pada Pelrtinas IV SBH Tahun 2011 Bongoluhawa, 25 Sep- 2 Okt

Subahagio

Gejala DBD
Klinis

50 45 40 35 30 Demam 2 7% 25 hari 20 Perdarahan : uji RL (+)/spontan 15 10 Pembesaran hati 5 Syok 0 1 2 3 4 5


Fase demam

250 200 150 X 1000 100 LPB 50 Ht Trombosit 0

9 2 gejala 10

Laboratorium

Fase syok

Fase sembuh

Trombositopenia (<100.000 /ul) Hemokonsentrasi (.>20%)


Atau Tanda kebocoran plasma (efusi pleura,ascites, hipoproteinemia) Penurunan hematokrit setelah resusitasi.

klinis +lab

SIKLUS HIDUP NYAMUK Aedes aegypti

Umur Nyamuk Aedes


dewasa betina + 14 hari

Pupa (1-2 hari)

Larva (5-7 hari)

Telur

CIRI NYAMUK DEMAM BERDARAH


Tubuh hitam dengan belang putih
Punggung nyamuk terdapat gambaran Lyra Aedes aegypti

garis putih Aedes albopictus

Aedes aegypti/ Nyamuk demam berdarah


Umur Aedes aegypti betina + 14 hr,

dapat mencapai 2-3 bulan. Aedes aegypti betina mengisap darah berkalikali menularkan ke banyak orang Aktifitas tinggi pd pagi & sore hari Setiap kali mengisap darah, sambil mengeluarkan air liur yg berfungsi untuk mencegah pembekuan darah.

Aedes aegypti betina


Si PENULAR VIRUS
Demam Berdarah Dengue

Hanya Aedes aegypti betina menghisap darah untuk pematangan telur. Proses pematangan telur 3-4 hr. Sekali bertelur : 100-200 butir/ekor Jarak terbang 100 meter

Nyamuk Aedes Dewasa Betina


Senang menghisap darah

manusia Senang meletakkan telur di air yang jernih dan tidak berhubungan langsung dengan tanah.
Senang bersembunyi/hinggap ditempat yang lembab, gelap,kumuh (gantungan baju kotor, dll.) Sangat sensitif dan gesit Senang dengan bau keringat dan darah manusia

Aedes jantan
Antena lebat
Ditandai dengan tubuh yang ramping dan antena yang

sangat lebat. Nalurinya membuahi betina sesaat setelah lepas dari kepompong. Membuahi hanya 1 kali saja seumur hidupnya Tidak menghisap darah, sari tumbuhan/buah. Berumur pendek (1 minggu) Penelitian ditemukan yang mengandung virus dengue (Trans ovarial).

Virus matang dalam tubuh nyamuk1 mg

Demam mulai 1 minggu sejak digigit

Nyamuk ini genit dan hidup panjang 2-8 minggu

Jentik nyamuk : disini aku paling demen !!!

bak mandi dg jentik 6-8%

Jentik nyamuk : he .. he .... gue ngumpet nih !!!

Jentik nyamuk : trims mam .... Mamaku telah merawat aku dg baik .... Gemuk nih !!!

Awas !!!!
Merawat bunga

Bisa jadi, merawat jentik demam berdarah

pot dg jentik

8-10 %

pot dg jentik

8-10 %

Barang bekas berjentik

10-20 %
Ban bekas, kaleng bekas, kaca bekas, plastik bekas yang berserak di halaman tanpa kontrol

sekolah dg

jentik 20-30

PEMANTAUAN JENTIK OLEH KADER

PEMANTAUAN JENTIK OLEH JUMANTIK

KUNJUNGAN RUMAH OLEH JUMANTIK

Pelaksanaan PSN

tengkiu

Hatur Nuhun

Terimakasih

DEFINISI KASUS
Suspek Infeksi dengue ditegakkan bila terdapat 2 kriteria yaitu demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas berlangsung selama 2-7 hari dan adanya manifestasi perdarahan: sekurangkurangnya uji tourniquet (Rumple Leede) positif Probable Demam Dengue demam disertai 2 atau lebih gejala penyerta seperti sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata, pegal, nyeri sendi (athralgia ), rash, dan manifestasi perdarahan, leucopenia ( lekosit < 5000 /mm3 ), jumlah trombosit < 150.000/mm3 dan peningkatan hematokrit 5 10 % atau pemeriksaan serologis Ig M positif.

Demam Berdarah Dengue (DBD demam 2 7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, Jumlah trombosit < 100.000 /mm3, adanya tanda tanda kebocoran plasma (peningkatan hematokrit 20 % dari nilai normal, dan atau efusi pleura, dan atau ascites, dan atau hypoproteinemia/ albuminemia) dan atau hasil pemeriksaan serologis pada penderita tersangka DBD menunjukkan hasil positif atau terjadi peninggian (positif) IgG saja atau IgM dan IgG pada pemeriksaan dengue rapid test (diagnosis laboratoris). Sindrom Syok Dengue (SSD) ialah kasus DBD yang masuk dalam derajat III dan IV dimana terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah, menyempitnya tekanan nadi ( 20 mmHg) atau hipotensi yang ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta pasien menjadi gelisah sampai terjadi syok berat (tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darah).

Kasus adalah penderita DD, DBD atau SSD. Kewaspadaan dini DBD ialah suatu kewaspadaan terhadap peningkatan kasus dan atau faktor resiko DBD, seperti: adanya peningkatan populasi nyamuk, penurunan ABJ <95%, adanya perubahan cuaca, dan peningkatan tempat-tempat perindukan.

Laporan kewaspadaan dini DBD adalah laporan adanya peningkatan kasus dan peningkatan faktor resiko DBD. Laporan kewaspadaan dini dimaksudkan untuk kegiatan proaktif surveilans.

Kecamatan Endemis kecamatan yang dalam 3 tahun terakhir, setiap tahun ada penderita DBD Kecamatan Sporadis kecamatan yang dalam 3 tahun terakhir terdapat penderita DBD tetapi tidak setiap tahun. Kecamatan Potensial kecamatan yang dalam 3 tahun terakhir tidak pernah ada penderita DBD, tetapi penduduknya padat, mempunyai hubungan transportasi yang ramai dengan wilayah yang lain dan presentase rumah yang ditemukan jentik lebih atau sama dengan 5%.

Kecamatan Bebas kecamatan yang tidak pernah ada penderita DBD selama 3 tahun terakhir dan presentase rumah yang ditemukan jentik kurang dari 5%.

Positif antigen virus Dengue pada pemeriksaan otopsi jaringan, serum atau cairan serebrospinal (LCS=Liquor Cerebro Spinal) dengan metode imm Positif pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) Diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD) Penegakan Diagnosis Untuk menegakkan diagnosis DBD diperlukan sekurang-kurangnya: Kriteria klinis 1 dan 2 Dua Kriteria laboratorium Klinis Demam tinggi mendadak berlangsung selama 2-7 hari. Terdapat manifestasi/ tanda-tanda perdarahan ditandai dengan: a)Uji Bendung (Tourniquet Test) positif b)Petekie, ekimosis, purpura c)Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi d)Hematemesis dan/ atau melena Pembesaran hati ( di jelaskan cara pemeriksaan pembesaran hati ) Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi ( 20 mmHg), hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tamp Laboratorium Trombositopenia (100.000/mm atau kurang) Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, yang ditandai adanya: Hemokonsentrasi/ Peningkatan hematokrit > 20% atau adanya efusi pleura, asites atau hipoproteinemia (hipoalbuminemia). Derajat Beratnya Penyakit DBD Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat: Derajat I : Demam dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji Tourniquet positiv. Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan antara lain perdarahan kulit (petekie), perdarahan gusi, epistaksis atau perdarahan la Derajat III : Derajat I atau II disertai kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hip Derajat IV : Seperti derajat III disertai Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. Catatan DBD Derajat III & IV adalah Sindrom Syok Dengue Adanya kebocoran plasma (plasma leakage) yang ditandai dengan hemokonsentrasi membedakan DBD dari DD. Pembagian derajat penyakit

Anda mungkin juga menyukai