Anda di halaman 1dari 87

SIRIN NAMIRAH 030. 07.

245 FK UNIVERSITAS TRISAKTI

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD BUDI ASIH

KEJANG DEMAM

I. IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien No. Rekam Medik Jenis kelamin Umur Suku bangsa Agama Tempat / tanggal lahir Alamat Timur

: An. B : 79xxxx : Laki - laki : 2 tahun 1 bulan 6 hari : Jawa : Islam : Jakarta, 15 Mei 2010 : Jln. Dewi Sartika, Gg. Budi No.115 RT/RW 04/05, Tanjung Sanyang, Cawang Jakarta

IDENTITAS
Ayah

Nama Agama Alamat No.115


Pekerjaan Penghasilan Suku Bangsa

: Tn. A : Islam : Jln. Dewi Sartika, Gg. Budi RT/RW 04/05, Tanjung Sanyang, Cawang Jakarta Timur : Pegawai BUMN : Rp 7.000.000, 00
: Jawa Ibu Nama Agama Alamat No.115 Pekerjaan Penghasilan Suku Bangsa : Ny. S : Islam : Jln. Dewi Sartika, Gg. Budi RT/RW 04/05, Tanjung Sanyang, Cawang Jakarta Timur : Pegawai BUMN : : Jawa

Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung

II. ANAMNESA
Dilakukan secara Alloanamnesis dengan Ny. S (Ibu kandung pasien) Lokasi : Bangsal lantai VI Timur, kamar 610 Tanggal / waktu : 19 Juni 2012, pkl 22.00 WIB Tanggal Masuk : 19 Juni 2012

KELUHAN UTAMA
Kejang sejak 3 jam SMRS

KELUHAN TAMBAHAN
Demam, batuk, pilek, BAB cair

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG KEJANG


3 jam SMRS Kejang 1x, tidak berulang Lama kejang 1 menit Kejang di seluruh tubuh, kedua tangan dan kaki kaku, kemudian kejang kelojotan, berlangsung kurang lebih 1 menit, mendelik ke atas, lidah tidak tergigit, tidak berbusa Sebelum kejang pasien dalam keadaan sadar, saat kejang pasien tidak sadar, setelah kejang pasien lemas, mengantuk, kemudian tidur 1 jam Keluhan kejang untuk pertama kalinya

DEMAM

Sejak 8 jam SMRS Mendadak tinggi, dan tidak turun dengan pemberian obat penurun panas Mengiggau (-), nyeri di daerah perut (-), mual (-), muntah (-), perut kembung (-), nyeri sendi (-) Keluhan mimisan, gusi berdarah disangkal

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


MENCRET
BAB agak cair 4 hari SMRS Warna coklat, ampas lebih banyak dari air, darah (-), lendir (-), nyeri saat BAB (-) Frekuensi BAB 2-3x/hari, setiap kali BAB kurang dari seperempat gelas aqua dan pampers tidak penuh dengan feses Pasien masih mau minum air dan susu, pasien masih menangis kuat

RIWAYAT

BAK tidak ada keluhan, 5-6 x/hari, warna kuning jernih, nyeri (-), darah () 1 minggu SMRS pasien mengeluh batuk, pilek. Batuk kering, dahak (-), sesak napas dan nyeri dada disangkal kemudian Ibu pasien memberikan obat batuk Hufagrip , keluhan batuk membaik dalam 2 hari. Keluhan pilek, masih dirasakan sampai sekarang Riwayat trauma di daerah kepala sebelumnya (-) Riwayat infeksi telinga atau keluhan seperti nyeri telinga, keluar cairan dari telinga (-)

PERJALANAN PENYAKIT

1 minggu SMRS, ISPA (batuk membaik dalam 2 hari, pilek +)

4 hari SMRS, BAB mulai mencret, pilek +

1 hari SMRS frekuensi BAB mencret berkurang, pilek +

3 jam SMRS timbul kejang

8 jam SMRS, demam tinggi (tidak turun dengan obat penurun panas), pilek

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


PENYAKIT
ALERGI

UMUR
1 TAHUN 2 BULAN

PENYAKIT
DIFTERIA

UMUR
-

PENYAKIT
JANTUNG

UMUR
-

CACINGA N
DEMAM BERDARA H

DIARE
KEJANG

1 TAHUN 6 BULAN
-

GINJAL
DARAH

DEMAM TYPHOID
OTITIS

KECELAKA AN
MORBILI

RADANG PARU
TBC

PAROTITI S

OPERASI

LAINNYA

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


KESAN
Pasien baru pertama kali mengalami kejang. Sebelumnya apabila demam tinggi, tidak pernah disertai dengan kejang. Pasien memiliki riwayat alergi terhadap Antibiotik Amoxicillin. Saat usia 1 tahun 6 bulan pasien pernah mencret-mencret tetapi tidak sampai dirawat di RS, hanya berobat ke dokter anak saja. Tidak ada riwayat trauma atau kecelakaan maupun operasi.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Ibu kandung tidak pernah memiliki riwayat kejang sebelumnya. Riwayat Penyakit Epilepsi dalam keluarga disangkal. Ayah pasien memiliki riwayat alergi, jika pagi hari atau terpapar dingin, debu sering bersin-bersin dan hidung berair. Riwayat atopi dalam keluarga (+).

RIWAYAT PERSALINAN DAN KEHAMILAN

KEHAMILAN

Morbiditas Kehamilan Perawatan Antenatal Tempat Kelahiran Penolong Persalinan

(-) Periksa ke dokter atau bidan rutin 1x / bulan Rumah Sakit Bidan, Dokter Spontan per Vaginam dengan Vaccum atas indikasi post SC Cukup Bulan (36 minggu)
Berat lahir: 3300 gram Panjang badan: 50 cm Lingkar kepala: ibu lupa

PERSALINAN

Cara Persalinan

Masa Gestasi

Keadaan Bayi

Langsung menangis Kulit kemerahan Kejang (-)

Selama hamil Ibu pasien juga tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selama kehamilan, hanya vitamin yang diberikan bidan atau dokter. Ibu pasien juga menyangkal konsumsi rokok dan alcohol selama kehamilan. Imunisasi TT 2x selama kehamilan.
Riwayat kehamilan dan persalinan baik

KESAN

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan gigi : Umur 9 bulan (Normal: 5-9 bulan)

Psikomotor Tengkurap : Umur 4 bulan (Normal: 3-4 bulan) Duduk : Umur 9 bulan (Normal: 6-9 bulan) Berdiri : Umur 10 bulan (Normal: 9-12 bulan) Berjalan : Umur 12 bulan (Normal: 13 bulan) Bicara : Umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan) Baca dan Tulis : Pasien mulai mencoret-coret sejak usia 15 bln Gangguan perkembangan mental/emosi : Tidak ada Kesan : Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik.

RIWAYAT MAKANAN
KESAN : Asupan gizi pasien baik, makanan bervariasi. Pasien baru mulai belajar minum susu formula, karena pasien baru akan disapih

UMUR (Bulan)

ASI / PASI

Buah / Biskuit

Bubur Susu

Nasi Tim

0-2 2-4 4-6 6-8 8 - 10 10 - 12

ASI ASI ASI ASI ASI ASI

Umur di atas 1 tahun Jenis Makanan Nasi / Pengganti Sayur Frekuensi dan Jumlah 3 x sehari, 4-5 sendok makan/kali 3 x sehari, 1 mangkuk/kali Takaran/hari sesuai AKG 1-1,5 piring mangkuk

Daging
Telur Ikan Tahu Tempe

4 x seminggu, 1 potong/kali
3 x seminggu, 1 butir/kali 2 x sehari, 1 potong/kali 3 x sehari, 1 potong/kali 3 x sehari, 1 potong/kali Lauk Nabati 1-2 potong Lauk Hewani 1-2 potong

Susu (Merk dan Takaran)


Lain lain

Susu Dancow Batita, 6 x sehari

1 botol susu 250 ml

RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN BCG DPT/PT POLIO CAMPAK DASAR (UMUR) 0 Bulan 2 Bulan 0 Bulan 4 Bulan 2 Bulan 6 Bulan 6 Bulan 9 Bulan ULANGAN

HEPATIT IS B

0 Bulan

1 Bulan

6 Bulan

KESAN : Riwayat Imunisasi Dasar lengkap

RIWAYAT KELUARGA (CORAK REPRODUKSI)


Riwayat Pernikahan Nama Perkawinan Ke Usia saat Menikah Pendidikan Terakhir Agama Suku Bangsa Keadaan Kesehatan Kosanguitas Ayah Tn. A 1 27 Tahun S1 Ekonomi Islam Jawa Baik Tidak Ada Ibu Ny. S 1 26 Tahun S1 Akutansi Islam Jawa Baik Tidak Ada

No

Tanggal Lahir Jenis (Umur) Kelami n 10 Januari 2007 Laki-laki

Hidup

Lahir Mati -

Abortu s -

Mati (Seba b) -

Keterang an Kakak pasien (sehat) Pasien

1.

2.

15 Mei 2010

Laki-laki

Perumahan dan Sanitasi Pasien tinggal bersama ayah dan ibunya, sebuah rumah tinggal milik sendiri dengan 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur, beratap genteng, berlantai keramik, berdinding tembok, terletak di perumahan, jarak antar rumah tidak terlalu padat. Keadaan rumah bersih, pencahayaan cukup, ventilasi cukup. Sumber air bersih dari air PAM. Air limbah rumah tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah setiap harinya diangkut oleh petugas kebersihan. Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik.

PEMERIKSAAN FISIK

III. PEMERIKSAAN FISIK


Dilakukan pada tanggal : 19 Juni 2012, pukul 22.00 WIB

Keadaan Umum

Tampak sakit sedang Compos mentis

Kesadaran

III. PEMERIKSAAN FISIK


Data Antropometri Berat Badan : 11 kg Lingkat dada : 49 cm Tinggi Badan : 85 cm Lingkar lengan atas: 3,4 cm Lingkar Kepala : 48 cm (2 SD)

Status Gizi

BB/U = (11 kg/12,8 kg) x 100 % = 85,93 % Gizi baik (80-120 %) TB/U = (85 cm/88,8 cm) x 100 % = 95,72 % Tinggi Normal (90-110%) BB/TB = (11 kg/12,2 kg) x 100 % = 90,16 % Gizi baik ( 90%) Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien baik

III. PEMERIKSAAN FISIK


TD: (-)

P: 48 x/min, teratur

TANDA VITAL

N: 148 x/min, teratur, , isi cukup, equal

S: 39,3 o c

III. PEMERIKSAAN FISIK

Kulit Putih, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban baik, tidak ada efloresensi yang bermakna

Kepala dan Leher Kepala tidak Mata : Normochepali (LK=48 cm), rambut warna hitam, distribusi merata, mudah dicabut : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/: Bentuk normal, septum deviasi (-), mukosa hiperemis (+), cuping hidung -/: Normotia, membran timpani sulit dinilai, serumen sulit : Bibir merah muda, agak kering, sianosis (-) : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-), oral hygine baik : Caries (-) : Letak di tengah

Hidung sekret +/+, napas Telinga dinilai Mulut Lidah Gigi geligi Uvula

Tonsil

:T1/T1, tidak hiperemis

III. PEMERIKSAAN FISIK


Leher Thorax Paru

: KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar,

Inspeksi :Bentuk dada normal, simetris, efloresensi primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal (-), gerak pernapasan simetris, irama teratur, tipe thorako-abdominal, retraksi (-) Palpasi Perkusi Auskultasi Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

:Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris :Sonor di semua lapang paru : Suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/:Ictus cordis tidak tampak : Ictus cordis teraba di 1cm medial garis midklavikularis kiri, thrill (-) : Redup :SI SII reguler, murmur (-), gallop (-) :Bentuk datar :Supel :Timpani di semua kuadran abdomen, shifting dullness (-)

Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi

II. PEMERIKSAAN FISIK

Ekstremitas : Akral hangat, spastisitas (-), sianosis (-), parese (-), paralisis (-)
Pada regio fossa cubiti dan fossa poplitea terdapat plak kemerahan, bentuk tidak teratur, berbatas tidak tegas, basah, dan terdapat skuama halus di atasnya Genitalia : OUE (+), tidak hiperemis, fimosis (-), parafimosis(), testis +/+ turun lengkap Anus : hiperemis (-), diaper rash (-)

REFLEKS
Refleks Fisiologis Biceps Triceps

KANAN
+ +

KIRI
+ +

Patella
Achilles Refleks Patologis Schaeffer

+
+ -

+
+ -

Chaddock
Babinski Rangsang Meningeal - Kaku Kuduk

- Brudzinsky I
-Brudzinsky II -Kerniq - Laseq

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 19 Juni 2012

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai Normal

Hematologi Hematologi Rutin 2 Leukosit 17, 1 ribu/L 5,5 - 15,5

Hemoglobin
Hematokrit Trombosit Kimia Klinik (Metabolisme Karbohidrat) GDS

11, 6
35 318 114

g/dL
% ribu/L mg/dL

10,8 - 12,8
35 - 43 217 - 497 33 - 111

V. RINGKASAN
Pasien seorang anak laki-laki berusia 2 tahun 1 bulan 6 hari datang dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan kejang sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Ini merupakan kejang pertama kalinya, lama kejang sekitar 1 menit, tidak berulang dalam 24 jam. Kejang terjadi pada seluruh tubuh dimana kedua tangan dan kaki kaku, kemudian kelojotan, mata mendelik ke atas, tidak keluar busa dari mulut pasien dan lidah tidak tergigit. Saat kejang pasien tidak sadar, setelah kejang pasien lemas, mengantuk kemudian tertidur. Menurut ibu pasien kira-kira 5 jam sebelum kejang, pasien mengalami demam tinggi. 4 hari sebelumnya BAB pasien mulai cair, 23x/hari, setiap BAB kurang dari gelas aqua, ampas lebih banyak dari cairan. 1 minggu sebelumnya pasien menderita batuk (+), pilek (+) Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu: 39,3C, N = 148x/menit, P = 48x/menit, mata: pupil isokor, refleks cahaya +/+. Hidung: mukosa hiperemis (+), sekret +/+. Pada regio fossa cubiti dan fossa poplitea terdapat plak kemerahan, bentuk tidak teratur, berbatas tidak tegas, basah, dan terdapat skuama halus di atasnya, refleks patologis (-) dan tanda rangsang meningeal (-). Hasil laboratorium darah, leukosit: 17.100/ul, feses, konsistensi cair, lendir (+), leukositosis (+).

VI. DIAGNOSIS BANDING


1.

Kejang Demam Sederhana

Kejang Demam Kompleks

Epilepsi yang dibangkitkan Demam

VI. DIAGNOSIS BANDING


2.

ISPA
3.

Dermatitis Atipik

VII. DIAGNOSIS KERJA


Kejang Demam Sederhana

ISPA

Dermatitis Atipik

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN

Urin Lengkap Darah Lengkap

Feses Elektrol Rutin it Darah

EEG

VIII. TERAPI
NON FARMAKOLOGIS

EDUKASI Pasien dirawat di RS agar mudah di follow-up untuk memantau apabila terjadi kejang berulang

FARMAKOLOGIS

1. IVFD KAEN 1B 3 cc/kgBB/jam 2. Antipiretik: PCT 120mg, CTM 1mg 3 x 1 3. Antikonvulsan : Luminal 2 x 25 mg 4. Antibiotik : Inj. Ampisilin 4 x 250 mg

IX. PROGNOSIS
Ad Sanationan : dubia ad bonam

Ad Functionam : dubia ad bonam

Ad Vitam : ad Bonam

FOLLOW UP
Rabu, 20 Juni 2010 Perawatan hari ke-1

SUBJEKTIF

OBEKTIF

ANALISIS

PERENCANAAN

- Kejang (-) - Demam menurun, mengigau (+) -Batuk (-) -Pilek (+), sekret encer, bening - Nyeri perut (+), mual (-), muntah (-) -BAB cair, 1x, bau busuk, lendir (+), darah (-) -BAK tidak ada keluhan, 2-3x, warna jernih, nyeri (-), darah (-)

KU / Kes: TSS / CM N: 148 x/mnt P: 36x/mnt S : 37,2C BB : 11 kg Kepala : normocephali Mata : CA-/-, SI-/-, RCL +/+, RCTL + /+, pupil isokor, Hidung: NCH (-), mukosa hiperemis (-), sekret +/+, bening Mulut : dbn Leher: KGB TTM Thorax: BJ I dan II reg, G (-), M(-) SN vesikuler, Wh-/-, Rh-/Abdomen: buncit, supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) dan nyeri (-), timpani di seluruh kuadran abdomen, BU (+) 3x/m

Kejang IVFD KAEN 1B Demam 3cc/kgBB/jam Sederhana (15 jam/kolf)


ISPA Dermatitis Atipik Inj. Ampisilin 4x250mg PCT 120mg, CTM 1mg dalam sediaan vulveres 3x1 Phenobarbital 2 x 25mg Dermatop cream untuk kulit Pada regio fossa cubiti dan fossa poplitea terdapat plak kemerahan, bentuk tidak teratur, berbatas tidak tegas, basah, dan terdapat skuama

Tanggal 20 Juni 2012

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai Normal

Hematologi Hematologi Rutin 2


Leukosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit 12, 8 10, 8 33 342 ribu/L g/dL % ribu/L 5,5 - 15,5 10,8 - 12,8 35 - 43 217 - 497

Jenis Pemeriksaan Tinja Faeces Rutin Makroskopik Warna Konsistensi Lendir Darah Mikroskopik Leukosit Eritrosit Amoeba coli Amoeba Histolica Telur cacing Pencernaan Lemak Amilum Serat Ragi

Hasil

Satuan

Nilai Normal

Tanggal : 20 Juni 2012

Coklat Cair Positif negatif Negatif Negatif

Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif

Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif

FOLLOW UP
Kamis, 21 Juni 2012 Perawatan hari ke-2

SUBJEKTIF

OBEKTIF

ANALISIS

PERENCANAAN

- Kejang (-) - Demam menurun, mengigau (+) -Batuk (-) -Pilek (+), secret berkurang - Nyeri perut (+), mual (-), muntah (-) -BAB (-) -BAK tidak ada keluhan, 2-3x, warna jernih, nyeri (-), darah (-)

KU / Kes: TSR / CM N: 100 x/mnt P: 32x/mnt S : 35,5C BB : 11 kg Kepala : normocephali Mata : CA-/-, SI-/-, RCL + /+, RCTL + /+, pupil isokor, Hidung: NCH (-), secret -/Mulut : mukosa kemerahan Leher: KGB TTM Thorax: BJ I dan II reg, G (-), M(-) SN vesikuler, Wh-/-, Rh-/Abdomen: buncit, supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) dan nyeri (-), timpani di seluruh kuadran abdomen, BU (+) 4x/m Ekstremitas: akral hangat +, oedem-, sianosis-

Kejang IVFD KAEN 1B Demam 3cc/kgBB/jam Sederhana (15 jam/kolf)


ISPA Dermatitis Atipik Syr. Eritromycin 3x1 cth PCT 120mg, CTM 1mg dalam sediaan vulveres 3x1 Phenobarbital 2 x 25mg Dermatop cream Pada regio untuk kulit fossa cubiti dan fossa poplitea terdapat plak kemerahan, bentuk tidak teratur, berbatas tidak tegas, basah, dan terdapat skuama halus di atasnya

FOLLOW UP
Jumat , 22 Juni 2012 Perawatan hari ke-3

SUBJEKTIF

OBEKTIF

ANALISIS

PERENCANAAN

- Kejang (-) - Bebas demam 2 hari -BAB dan BAK tidak ada keluhan - Gatal di lipatan tangan dan kaki (+)

KU / Kes: TSR / CM N: 100 x/mnt P: 32x/mnt S : 36C BB : 11 kg Kepala : normocephali Mata : CA-/-, SI-/-, RCL + /+, RCTL + /+, pupil isokor, Hidung: NCH (-), sekret -/Mulut : mukosa kemerahan Leher: KGB TTM Thorax: BJ I dan II reg, G (-), M(-) SN vesikuler, Wh-/-, Rh-/Abdomen: buncit, supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) dan nyeri (-), timpani di seluruh kuadran abdomen, BU (+) 4x/m Ekstremitas: akral hangat +, oedem-, sianosis-

Kejang IVFD KAEN 1B Demam 3cc/kgBB/jam Sederhana (15 jam/kolf) di AF


ISPA Dermatitis Atipik Syr. Eritromycin 3x1 cth PCT 120mg, CTM 1mg dalam sediaan vulveres 3x1 Phenobarbital 2 x 25mg Dermatop cream Pada regio untuk kulit fossa cubiti dan fossa poplitea terdapat plak kemerahan, bentuk tidak teratur, berbatas tidak tegas, basah, dan terdapat skuama halus di atasnya

TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG DEMAM

I. DEFINISI
KEJANG

Suatu gangguan fungsi otak yang involunter yang dimanifestasikan sebagai penurunan atau kehilangan kesadaran, aktivitas motorik yang abnormal, perilaku yang abnormal, gangguan sensorik, atau kelainan otonom. 1,2

1. Widodo D P, dkk. Penanganan Demam pada Anak secara Profesional. Depertemen Kesehatan Anak FKUI. Jakarta.2005.Hal 58-65. 2. Lumbantobing, S. M. Kejang Demam (Febrile Convulsion). Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2007.

I. DEFINISI

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat demam (suhu rectal di atas 38 0C) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat (SSP) atau gangguan elektrolit akut, terjadi pada anak di atas umur 1 bulan dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya. 1 Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38 0C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. * Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures (1980), kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan sampai 5 tahun,berhubungan dengan demam tetapi tadak terbukti adanya infeksi intracranial atau penyebab tertentu.

*Konsensus Kejang Demam 2006

II. EPIDEMIOLOGI

2-5 % usia antara 5 bulan sampai 6 tahun 1 dari 25 anak pernah menderita kejang disertai demam, 1-3 di antaranyamenderita kejang berulang Kejang demam adalah tergantung umur dan jarang sebelum umur 9 bulan dan sesudah umur 5 tahun Puncak umur mulainya adalah sekitar 14-18 bulan dan insiden mendekati 3-4 % anak kecil

III. ETIOLOGI
Tiga faktor utama yang berperan Demam Usia Gen

DEMAM

DEMAM

1. Demam itu sendiri 2. Efek produk toksin daripada mikroorganisme (kuman dan virus) terhadap otak 3. Respon alergik atau keadaan imun yang abnormal oleh infeksi 4. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit. 5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan yang tidak diketahui atau encefalopati toksik sepintas 6. Gabungan semua faktor diatas Faktor yang mungkin berperan ddalam KD

USIA

GEN

Gen berperanan penting pada KD Anamnesa KD pada keluarga ( 7,5%) Risiko meningkat 2-3x apabila saudara sekandung mengalami KD Risiko meningkat 5 % bila salah seoran orang tua pasien menderita KD

IV. FAKTOR RISIKO


FAKTOR RISIKO BANGKITAN KEJANG DEMAM :
1. Demam 2. Usia 3. Riwayat Keluarga 4. Riwayat pre-natal (usia saat ibu hamil, riwayat preeklamsi pada ibu, hamil primi/multipara, pemakaian bahan toksik) 5. Riwayat Perinatal (asfiksia, BBLR, usia kehamilan, persalinan, partus lama, cara lahir) 6. Riwayat post-natal (kejang akibat toksis, trauma kepala)

IV. FAKTOR RISIKO


Faktor risiko yang dapat menyebabkan kejang demam pertama:
1. 2. 3. 4. 5. 6. Riwayat keluarga dengan kejang demam Pemulangan neonatus >28 hari Anak dengan pengawasan Perkembangan yang terlambat Kadar natrium rendah Temperatur yang tinggi

IV. FAKTOR RISIKO


Faktor risiko kejang demam yang berulang:
1.

Usia muda pada saat terjadi kejang demam yang pertama (<12 bulan) Demam yang suhunya relatif rendah saat kejang demam pertama (<38C) Riwayat penyakit keluarga dengan kejang demam

2.

3. 4.

Durasi yang pendek antara onset demam dan terjadinya kejang


Riwayat keluarga epilepsi [1]

5.

V. KLASIFIKASI
I. Klasifikasi KD menurut Prichard dan Mc Greal2 Prichard dan Mc Greal membagi kejang demam atas 2 golongan, yaitu: Kejang demam sederhana Kejang demam tidak khas II. Klasifikasi KD menurut Livingston2 Livingston membagi dalam: KD sederhana Epilepsy yang dicetuskan oleh demam

III. Klasifikasi KD menurut Fukuyama2 Fukuyama juga membagi KD menjadi 2 golongan, yaitu: KD sederhana KD kompleks

Sub Bagian Saraf Anak Bagian IKA FKUI RSCM Jakarta, menggunakan kriteria Livingston yang telah dimodifikasi sebagai pedoman untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana, yaitu :

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Umur anak ketika kejang antara 6 bulan 6 tahun Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit Kejang bersifat umum Kejang timbul 16 jam pertama setelah timbulnya demam Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal Pemeriksaan EEG yang dibuat setidaknya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan Frekuensi bangkitan kejang dalam satu tahun tidak melebihi 4 kali

7.

KD SIMPLEKS vs KD KOMPLEKS
NO. 1. KLINIS Durasi KD SEDERHANA < 15 menit KD KOMPLEKS 15 menit

2.
3. 4. 5. 6. 7.

Tipe Kejang
Berulang dalam satu episode Defisit Neurologis Riwayat keluarga kejang demam Riwayat keluarga kejang tanpa demam Abnormalitas Neurologis sebelumnya

Umum
1x

Fokal
> 1x

VI. PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya kejang : Gangguan pembentukan ATP akibat kegagalan pompa Na-K, misal pada keadaan iskemia, hipoksemia, dan hipoglikemia Kejang pengurangan ATP, hipoksemia Perubahan permiabelitas membran sel saraf (hipokalsemia, hipomagnesia) Perubahan relatif neurotransmitter

VI. PATOFISIOLOGI
Demam dapat menimbulkan kejang, melalui mekanisme : Demam menurunkan nilai ambang kejang Timbul dehidrasi gangguan elektrolit gangguan permiabilitas membran sel Peningkatan metabolisme basal Demam menimgkatkan CBF

VI. PATOFISIOLOGI

Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh adanya: Perubahan konsentrasi ion diruang ekstraseluler. Rangsangan yang datangnya mendadak, misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. Perubahan dari patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan.

VII. MANIFESTASI KLINIK


Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak terkait dengan kenaikan suhu yang cepat dan biasanya terjadi jika suhu tubuh (rektal) mencapai 38 0C atau lebih. Manifestasi klinik yang sering dijumpai adalah:

Didahului oleh kenaikan suhu yang cepat, biasanya terjadi bila suhu diatas 390C Kehilangan kesadaran Kejang menyeluruh Serangan berupa kejang klonik atau tonik- klonik bilateral Mata mendelik ke atas

Anak dapat menahan napasnya tanpa sadar Dapat mengeluarkan suara seperti teriakan melengking atau menangis Mungkin mengompol Selanjutnya diikuti gerakan ritmis berulang seluruh tubuh yang involunter yang tidak dapat dihentikan

VII. MANIFESTASI KLINIK

Setelah kejang pasien mengalami periode mengantuk singkat Setelah beberapa detik atau menit anak akan bangun dan sadar kembali tanpa adanya defisit neurologis Kejang dapat diikuti hemiparesis sementara (hemiparesis Tood) yang berlangsung beberapa jam atau beberapa hari

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Laboratorium

Lumbal Pungsi

EEG

Pencitraan : CT-Scan, MRI

1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah.

2. Lumbal Pungsi

Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien dengan kejang demam yang pertama Pungsi lumbal harus dilakukan pada bayi berumur kurang dari 12 bulan, dianjurkan pada pasien berumur 12-18 bulan, dan dipertimbangkan pada anak berumur diatas 18 bulan.

3. EEG

Tidak diindikasikan untuk anak-anak dengan kejang demam sederhana EEG Normal Indikasi : - KD Kompleks ( Kejang Atipik ) - Kejang pada anak yang beresiko menjadi epilepsi

4. Pencitraan

CT Scan, MRI Tidak rutin dan hanya atas indikasi seperti kelainan KRITERIA neurologik fokal yang menetap (hemiparesis), paresis nervus VI dan papil edema

IX. DIAGNOSIS

Anamnesa Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

DIAGNOSIS

X. PENATALAKSANAAN
1.

Pengobatan pada fase akut (saat kejang)


3.

2.

Mencari dan mengobati penyebab

Pengobata n Profilaksis

4.

EDUKASI

1. Pengobatan pada Fase Akut

2. Mencari dan Mengobati Penyebab

Pemeriksaan Penunjang Penyebab biasanya infeksi traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut Pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat

3. PENGOBATAN PROFILAKSIS
-Profilaksis Intermitten - Profilaksis Jangka Panjang

Profilaksis Intermitten

Profilaksis Intermitten

Profilaksis Jangka Panjang

Profilaksis Jangka Panjang Fenobarbital (3-5mg/kgBB/hari.dibagi dalam 2-3 dosis) dan asam valproat (15-40 mg/kgBB/hari dan dibagi dalam 2 dosis per hari), obat ini diberikan terus menerus selama satu tahun setelah kejang terakhir kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan

PROFILAKSIS JANGKA PANJANG


Diberikan Kejang demam lebih dari 15 menit Defisit neurologis (sebelum/sesudah demam) Riwayat Epilepsi dalam keluarga Dipertimbangkan KD pertama < 12 bulan Kejang berulang dalam waktu 24 jam KD berulang (> 4x dalam 1 tahun)

4. EDUKASI

Mengurangi kecemasan orang tua :

Meyakinkan bahwa umumnya kejang demam mempunyai prognosis yana baik

Memberitahukan cara penanganan kejang

Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali Pemberian obat untuk mencegah rekurensi efektif, tetapi tetap harus diingat adanya efek samping obat

Beberapa hal yang harus dikerjakan apabila kembali kejang :


Tetap tenang dan tidak panik

Kendorkan pakaian terutama di sekitar leher


Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lender di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut

Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang

Tetap bersama pasien selama kejang

Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan bila kejang tidak berhenti Bawa ke dokter atau RS untuk memperoleh penatalaksanaan lebih lanjut

XI. KOMPLIKASI
Kerusakan Sel Otak Penurunan IQ

Epilepsi

Defisit Neurologis

XII. PROGNOSIS
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan tidak perlu menyebabkan kematian. Dari penelitian yang ada, frekuensi terulangnya kejang berkisar antara 25%-50% yang umumnya terjadi pada 6 bulan pertama.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Widodo DP, dkk. Penanganan Demam pada Anak secara Profesional. Depertemen Kesehatan Anak FKUI. Jakarta.2005.hal 58-65.

2.
3.

Lumbantobing SM. Kejang Demam (Febrile Convulsion). Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007.
Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15, Volume 3. Jakarta. EGC, 2000. hal 2053-60. Pediatrica, Buku Saku Anak, edisi 1, Tosca Enterprise. UGM Jogjakarta, 2005 Committee on Quality Improvement and Subcommitte on Febrile Seizure. Practice Parameter: Longterm Treatment of the Child with Simple Febrile Seizure. Pediatrics. 1999; 103: 1307-1309. Sylvia AP. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi ke-6 Vol.2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003. Saraf Otot. Diunduh dari http://derajad-google.blogspot.com/2008/11/saraf-otot-nerve-muscle.html. diakses tanggal 21 Juni 2012 Pusponegoro HD, dkk. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2006. hal 1-14. Sofyan Ismael, Prof. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2006. Febrile Seizures Fact Sheets: National Institutes of Neurology and Stroke. Diunduh dari http://ninds.nih.gov/disorders/febrile_seizures/detail_febrile_seizures.htm. diakses tanggal 21 Juni 2012 Seizures: Causes, Symptoms, Diagnosis and Treatment. Diunduh dari

4. 5.

6.

7.

8.

9.

10. 11.

12.

Anda mungkin juga menyukai